Di Susun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
2020-2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Misi utama seorang pemimpin yaitu melakukan perubahan. melakukan perubahan tidak
mudah. Hal ini terjadi karena masyarakat memiliki keinginan yang berlawanan arah. Pada satu sisi,
mereka menginginkan perubahan tetapi pada waktu bersamaan mereka juga ingin mempetahankan
tradisinya. Persoalan di seputar psikologis, sosiologis, budaya, dan bahkan politis mengakibatkan
seorang pemimpin mengalami kesulitan dalam melakukan perubahan.
Kesediaan berkorban bagi seorang pemimpin akan dilihat sebagai kesungguhannya dalam
berusaha meraih visi yang diinginkan. Kebanyakan orang akan mengikuti pemimpin yang teguh
pendirian, mementingkan orang banyak, dan sanggup menanggung resiko yang diakibatkan dari
keputusan yang diambilnya. Namun pada kenyataannya, pemimpin yang mampu menunjukkan kinerja
seperti itu ternyata tidak banyak jumlahnya. Banyak pemimpin yang keberhasilannya bukan diukur
dari seberapa jauh membuat perubahan, melainkan diukur dari seberapa banyak kesejahteraan yang
diperoleh dari posisinya sebagai pemimpin.
Alasan penulis mengangkat judul Realitas Kepemimpinan di negara muslim karena banyak
terjadi pemimpin di era modern ini belum memahami betul bagaimana realitas kepemimpinan dalam
islam yang telah diajarkan oleh Baginda Rasul Muhammad SAW untuk menjadi pemimpin (Amirul
Mukminin).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana realitas kepemimpinan korupsi di negara muslim ?
2. Bagaimana realitas kepemimpinan diktaktor di negara muslim ?
3. Bagaimana realitas kepemimpinan fasisme di negara muslim ?
4. Bagaimana realitas kepemimpinan lemah dihadapan negara-negara barat di negara muslim ?
5. Bagaimana realitas kepemimpinan visi dan misi tidak jelas di negara muslim ?
C. Tujuan
1. Mengetahui realitas kepemimpinan korupsi di negara muslim
2. Mengetahui realitas kepemimpinan diktaktor di negara muslim
3. Mengetahui realitas kepemimpinan fasisme di negara muslim
4. Mengetahui realitas kepemimpinan lemah dihadapan negara-negara barat di negara muslim
5. Mengetahui realitas kepemimpinan visi dan misi tidak jelas di negara muslim
D. Manfaat
1. Bagi Calon Pemimpin Agar dapat meneladani dan menerapkan jiwa kepemimpinan yang ada
pada diri Rasulullah SAW.
2. Bagi Siswa Agar dapat meneladani dan belajar untuk menjadi pemimpin yang ada pada diri
Rasulullah SAW.
3. Bagi Pengajar (Guru) Agar dapat memberikan sifat kepemimpinan terhadap murid untuk
menjadi pemimpin yang ada pada diri Rasulullah SAW.
4. Bagi Masyarakat Agar dapat meneladani dan memilih pemimpin yang memiliki sifat
kepemimpinan yang ada pada diri Rasulullah SAW.
BAB II
PEMBAHASAN
ونَ ثُ َّمHHاج النُّبُ َّو ِة فَتَ ُكونُ َما شَا َء هَّللا ُ أَ ْن تَ ُكِ َتَ ُكونُ النُّبُ َّوةُ فِي ُك ْم َما شَا َء هَّللا ُ أَ ْن تَ ُكونَ ثُ َّم يَرْ فَ ُعهَا إِ َذا شَا َء أَ ْن يَرْ فَ َعهَا ثُ َّم تَ ُكونُ ِخاَل فَةٌ َعلَى ِم ْنه
ًا َجب ِْريَّةHHونُ ُم ْل ًكHHا ثُ َّم تَ ُكHHَا َء أَ ْن يَرْ فَ َعهHا إِ َذا َشHHَونَ ثُ َّم يَرْ فَ ُعهHHضا فَيَ ُكونُ َما شَا َء هَّللا ُ أَ ْن يَ ُك
ًّ ثُ َّم تَ ُكونُ ُم ْل ًكا عَاH إِ َذا شَا َء هَّللا ُ أَ ْن يَرْ فَ َعهَاHيَرْ فَ ُعهَا
ِ َفَتَ ُكونُ َما شَا َء هَّللا ُ أَ ْن تَ ُكونَ ثُ َّم يَرْ فَ ُعهَا ِإ َذا شَا َء أَ ْن يَرْ فَ َعهَا ثُ َّم تَ ُكونُ ِخاَل فَةً َعلَى ِم ْنه
َاج النُّبُ َّو ِة ثُ َّم َسكَت
“Ada masa Kenabian (Nubuwwah) di tengah-tengah kalian yang tetap ada atas kehendak Allah.
Lalu Allah mengangkat masa itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada masa
Khilafah yang menempuh jejak Kenabian yang tetap ada atas kehendak Allah. Lalu Allah
mengangkat masa itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada masa kekuasaan
yang menggigit yang tetap ada atas kehendak Allah. Lalu Allah mengangkat masa itu jika Dia
berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada masa kekuasaan diktator (mulk[an] jabariyah)
yang tetap ada atas kehendak Allah. Lalu Allah mengangkat masa itu jika Dia berkehendak
mengangkatnya. Selanjutnya akan ada kembali masa Khilafah yang menempuh jejak Kenabian.”
Setelah itu Nabi Saw. diam (HR Ahmad).
Menurut Syaikh Hisyam al-Badrani, pemimpin diktator (al-mulk al-jabriy) adalah pemimpin yang
menegakkan hukum-hukum kufur di negeri-negeri kaum Muslim. Ini jelas sekali didasarkan
pada dalalah (pengertian) nas-nas syariah mengenai definisi al-mulk al-jabriy.. (Hisyam al-
Badrani, An-Nizham as-Siyasi ba’da Hadm al-Khilafah, hlm. 38)
Lalu apa ciri-cirinya? Menurut banyak nas Hadis Nabi Saw., di antara ciri-ciri pemimpin diktator ini
adalah sebagai berikut :
Pertama, tidak mempunyai kapabilitas untuk memimpin masyarakat banyak. Pemimpin seperti
ini oleh Nabi Saw. disebut dengan ruwaybidhah. Pemimpin ruwaybidhah sangat berbahaya dan sangat
merusak bagi umat Islam maupun umat manusia pada umumnya. Pemimpin seperti ini dapat
menjungkirbalikkan segala nilai dan tatanan. Orang jujur dikatakan pembohong. Pembohong
dikatakan jujur. Pengkhianat dipercaya. Orang terpercaya malah dianggap pengkhianat. Rasul saw
bersabda:
ُ Hا األَ ِمينُ َويَ ْن ِطHHَونُ فِيهHHائِنُ َويَ ُخHHا ْال َخHHَؤتَ َمنُ فِيهHْ َّ Hا ِذبُ َويُ َكHHا ْال َكHHَق فِيه ٌ ات خَ َّداع
ٌ اس َسن ََو ْ
اHHَق فِيه ْ ق َويُ ا ِدHالصَّ اHHَذبُ فِيهH ُ ص َّد
َ َُات ي ِ ََّسيَأتِي َعلَى الن
ال َّر ُج ُل التَّافِهُ فِي أَ ْم ِر ْال َعا َّم ِة: قَا َل.ُضة َ ِضةُ ق
َ ِ َو َما ال َّر َو ْيب:يل َ ِالرُّ َو ْيب.
”Akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh tipudaya. Pada tahun-tahun itu pendusta
dibenarkan, orang jujur didustakan; pengkhianat dipercaya, orang terpercaya dianggap pengkhianat.
Pada masa itu yang banyak berbicara adalah ruwaybidhah.” Ada yang bertanya, ”Apa itu
ruwaybidhah?” Rasul bersabda, ”Yaitu orang dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak.”
(HR Ibnu Majah)
Kedua, tidak mengikuti petunjuk dan Sunnah Rasulullah Saw. Pada faktanya, saat ini yang
diikuti oleh pemimpin diktator bukanlah ajaran Islam (Sunnah Rasulullah Saw), melainkan sistem
demokrasi-sekuler yang merupakan ajaran dan “sunnah” kaum kafir penjajah (Yahudi dan Nasrani)
dari Barat. Kepemimpinan seperti ini disebut oleh Nabi Saw. dengan istilah imarat as-sufaha’
(kepemimpinan orang-orang bodoh). Orang yang mengikuti kepemimpinan orang-orang bodoh ini
kelak tidak akan diakui Nabi Saw. sebagai umatnya dan tidak akan menjumpai Nabi Saw. di telaganya
pada Hari Kiamat kelak. Rasul saw bersabda kepada Kaab bin ‘Ujrah:
َ أُ َم َرا ُء يَ ُكونُونَ بَ ْع ِدي اَل يَ ْقتَ ُدونَ بِهَ ْديِي َواَل يَ ْستَنُّونَ بِ ُسنَّتِي فَ َم ْن:ال
ص َّدقَهُ ْم بِ َك ِذبِ ِه ْم َ َارةُ ال ُّسفَهَا ِء؟ ق َ أَعَا َذكَ هَّللا ُ ِم ْن إِ َم
َ َ ق.ار ِة ال ُّسفَهَا ِء
َ َو َما إِ َم:ال
كَ ِمنِّيHHِ ِذبِ ِه ْم َولَ ْم ي ُِع ْنهُ ْم َعلَى ظُ ْل ِم ِه ْم فَأُولَئH ص ِّد ْقهُ ْم بِ َك
َ ُضي َو َم ْن لَ ْم ي ُ َوأَعَانَهُ ْم َعلَى ظُ ْل ِم ِه ْم فَأُولَئِكَ لَ ْيسُوا ِمنِّي َولَس
َّ َْت ِم ْنهُ ْم َواَل يَ ِردُوا َعل
ِ ْي َحو
ض َّ ََوأَنَا ِم ْنهُ ْم َو َسيَ ِردُوا َعل
ِ ْي َحو
“Kaab bin ‘Ujrah, semoga Allah melindungi kamu dari imarat as-sufaha’ (kepemimpinan orang-
orang bodoh).” Kaab bin ‘Ujrah bertanya, ”Apa itu imarat as-sufaha’, wahai Rasulullah saw.?”
Beliau menjawab, ”Yaitu para pemimpin yang akan datang setelah aku. Mereka itu tidak mengikuti
petunjukku dan tidak menjalankan Sunnahku. Siapa saja yang membenarkan perkataan mereka dan
membantu kezaliman mereka, maka dia tidak termasuk golonganku dan aku pun bukan termasuk
golongannya; dia juga tidak akan mendatangi aku di telagaku (pada Hari Kiamat kelak). Namun,
siapa saja yang tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu kezaliman mereka,
maka dia termasuk golonganku dan aku pun termasuk golongannya; dia juga akan mendatangi aku di
telagaku (pada Hari Kiamat kelak).” (HR Ahma
Ketiga, bertindak kejam dan biadab. Dia tidak segan memenjarakan, menyiksa bahkan
membunuh rakyatnya sendiri jika tidak mau tunduk kepada dirinya. Pemimpin seperti ini, dalam
sebagian atsar dari para Sahabat, disebut dengan imarat ash-shibyan alias kepemimpinan anak-anak,
yakni kepemimpinan orang-orang yang belum sempurna akalnya sebagaimana halnya anak-anak. Abu
Hurairah ra berkata:
”Celakalah orang Arab karena suatu kejahatan yang telah dekat, yaitu imarat ash-shibyan
(kepemimpinan anak-anak); yakni kepemimpinan yang jika rakyat menaati mereka, mereka akan
memasukkan rakyatnya ke dalam neraka. Namun, jika rakyat tidak mentaati mereka, mereka akan
membunuh rakyatnya sendiri.” (HR Ibnu Abi Syaibah)
Sedangkan benih yang berikutnya adalah frustasi akan demokrasi, titik kefrustasiannya pada
demokrasi adalah pada korupnya sistem ini di masa setelah perang dunia I. Sebab di masa itu, sistem
demokrasi gagal memenuhi keperluan kehidupan rakyat pada saat itu. Dan dua benih terakhir adalah
ketakutan akan Komunisme dan naiknya Benito Mussolini di Italia, ketakutan akan Komunisme
disebabkan keberhasilan revolusi November di Soviet menimbulkan ketakutan akan kebangkitan para
buruh dan tidak menghargai para tentara yang sudah berperang. Di sinilah fasisme mendapatkan
momen untuk bangkit dan di saat inilah Benito Mussolini menawarkan konsepnya yang awalnya
bernama fasci.
Melihat dari benih-benih timbulnya fasisme ini, hampir semunya sudah mulia terlihat di
Indonesia. Oleh sebab itu, apakah kita patut curiga akan lahirnya ideologi fasisme di Indonesia? Untuk
menjawab pertanyaan ini kita bisa jawab dengan melihat keadaan yang meliputi Indonesia saat ini dan
membandingnya dengan ciri-ciri dari ideologi fasisme.
Seorang peneliti dari Jerman bernama Timo Duile pernah menuliskan, ada beberapa ciri-ciri khas
yang ada di semua gerakan fasis yakni: Pertama, gerakan fasis berdasar pada prinsip kepemimpinan
yang punya otoritas absolut, yang kemudian menuntut untuk patuh dan bisa digerakan juga
dimanfaatkan untuk kepentingan sang pemegang otoritas tersebut.
Kedua, dan oleh karena itu, militerisme merupakan elemen yang sangat penting dalam ideologi
dan politik fasis. Militer dan pemimpin yang otoriter kemudian diperlukan untuk menghancurkan
musuh yang sebenarnya cuma imajiner, namun musuh ini diimajinasikan adalah musuh negara dan
mengancam kepentingan negara.
Gerakan fasis dipersatukan dengan tujuan yang sama, yakni: penghancuran musuh. Itu ciri khas
gerakan fasis ketiga. Musuh tersebut dikonstruksi dalam sebuah kerangka konspirasi atau ideologi.
Musuh yang selalu mengancam kehidupan mereka bahkan ini ditanamkan dalam kepala setiap rakyat
demi menjaga identitas kebangsaan mereka.
Setelah mengetahui benih-benih dan ciri fasisme yang disebutkan di atas yang kemudian kita lihat,
apakah keadaan di Indonesia ini sudah mendukung lahirnya Fasisme, dan apakah aksi-aksi teror dan
kekerasan kepada mereka yang berbeda selama ini terjadi di Indonesia adalah bagian dari aksi
Fasisme?Sebelum menjawab itu ada baiknya kita melihat kembali Indonesia yang saat ini kita tinggali,
Indonesia yang dihuni lebih dari 250 juta manusia yang mana hampir 85% dari jumlah tersebut adalah
beragama Islam. Sebagai negara yang mewajibkan mencantumkan agama dalam kolom kartu
identitasnya, maka sebenarnya bisa dikatakan bahwa seluruh rakyat Indonesia adalah orang yang
beragama.
Kapankah agama bisa menjadi alat fasisme? Agama bisa menjadi dasar fasisme, karena dewasa ini
agama dijadikan topik publik yang diekspresikan secara berlebihan di ruang publik. Sehingga, agama
menjadi identitas umum dan bukan soal individu lagi. Ketika menjadi identitas umum, agama mencari
lawan atau musuh, yang akan menjadi sasaran untuk dihapuskan.Kemudian saat agama sudah
dijadikan persoalan identitas yang eksklusif, maka akan kehilangan nilai-nilai spiritualitasnya. Yang
menjadi penting kemudian, bukan lagi perdebatan tentang perbuatan baik apa yang telah kita lakukan,
tapi mendengar khotbah pemimpin sekaligus menelan bulat-bulat khotbahnya tanpa berpikir secara
kritis.Jikalau sudah begini, maka agama hanya menjadi perbandingan antar manusia, bukan lagi
ekspresi hubungan individu dengan Tuhan, karena di saat individu menjadi ‘hilang‘ dalam ideologi
identitas. Melalui identitas agama yang sempit inilah, agama bisa diperalat ideologi fasis supaya
musuh diwujudkan.
Inilah yang terjadi di Indonesia, di saat benih-benih fasisme seperti kemiskinan yang akut, tingkat
frustasi kepada demokrasi yang sangat tinggi, eksklusifisme agama yang sangat tinggi sudah benar-
benar nyata di hadapan mata kita. Maka fasisme sebenarnya sudah ada dihadapan kita, apalagi ini
adalah fasisme berkedok agama yang selalu mengandaikan ancaman yang begitu nyata dan selalu
ingin menghilangkan musuh “agama”nya walau cuma imajiner. Jadi apakah Fasisme Agama adalah
bualan atau realitas? Jawabannya jelas, ini adalah realitas.Apakah kita hanya bisa berkata, apa yang
bisa kita lakukan? Untuk menjawabnya ini adalah tugas kita bersama untuk berembug bersama.
Karena luka yang disebabkan dari fasisme berkedok agama ini sangatlah sulit untuk disembuhkan
karena rasa saling curiga akan selalu menghantui kita semua.
Dalam dunia kerja seseorang dituntut untuk memiliki visi dan misi dalam menjalankan tugasnya
masing-masing agar berjalan sesuai dengan prosedur, tetapi visi dan misi yang dimiliki dalam dunia
kerja tidak boleh menyimpang dalam artian tidak boleh memiliki visi dan misi yang kurang baik atau
buruk.Seorang pemimpin dalam memimpin organisasi atau perusahaan harus memiliki visi dan misi
yang jelas dan baik, karena dengan itu mereka bisa memimpin perusahaan dengan baik dan berjalan
sesuai prosedurnya. Dengan pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas mereka bisa membuat
dan merencanakan kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh organisasi atau perusahaan.
Sebaliknya pemimpin yang memiliki visi dan misi yang tidak jelas dan lebih mementingkan
kepentingan pribadinya daripada organisasi atau perusahaan dapat merugikan perusahaan dan
organisasi. Di era yang sedang berkembang ini ada beberapa pemimpin yang tidak memiliki visi dan
misi yang jelas dan lebih mementingkan kepentingan pribadinya. Seorang pemimpin dalam sebuah
organisasi atau perusahaan harus bisa menentukan arah yang jelas bagi bawahannya supaya dapat
mengoptimalkan kinerja organiasasi dan perusahaan tersebut sehingga berhasil mencapai tujuan
bersama. Inilah yang dinamakan visi. Kriteria visi yang baik dalam memimpin sebagai berikut:
Pentingnya memiliki visi dan misi dalam kehidupan serta dalam kepemimpinan sangat penting
untuk mementukan arah selanjutnya yang akan dituju. Itulah sebabnya visi dan misi mempunyai posisi
yang sangat penting dalam kajian kepemimpinan. Visi dan misi merupakan gambaran umum atau
cetak biru masa depan organisasi yang akan dipimpim oleh seorang pemimpin.
KESIMPULAN
Korupsi menjadi salah satu isu besar di negara-negara Muslim atau yang mayoritas
penduduknya Muslim. Meski Nabi Muhammad atau Islam melarang melakukan itu, namun
nyatanya di negara-negara Islam praktik korupsi masih banyak terjadi. Korupsi yang terjadi di
negara-negara Muslim terjadi dalam banyak praktik. Mulai dari penyuapan, pencucian uang,
mencuri uang rakyat, hingga meraih keuntungan lewat nepotisme, mencuri uang rakyat. Praktik-
praktik semacam itu kerapkali dilakukan para pejabat negara, partai politik, tokoh masyarakat,
pengusaha, dan bahkan juga masyarakat.
Lalu pemimpin diktraktor memiliki citi antara lain , Pertama, tidak mempunyai kapabilitas
untuk memimpin masyarakat banyak. Pemimpin seperti ini oleh Nabi Saw. disebut
dengan ruwaybidhah. Pemimpin ruwaybidhah sangat berbahaya dan sangat merusak bagi umat
Islam maupun umat manusia pada umumnya. Pemimpin seperti ini dapat menjungkirbalikkan
segala nilai dan tatanan. Orang jujur dikatakan pembohong. Kedua, tidak mengikuti petunjuk dan
Sunnah Rasulullah Saw. Ketiga, bertindak kejam dan biadab.
Selain itu, fasisme jika kita tinjau dari sejarahnya dimulai sejak Perang Dunia I, yang tumbuh dari
beberapa benih. Pertama adalah nasionalisme, di mana saat mereka memegang kekuasaan dengan
semangat perkawanan dan patriotisme selama masa perang dan dibumbui dengan emosi balas dendam
atas rezim terdahulu. Benih yang kedua adalah kegagalan ekonomi, di saat ekonomi melemah dan
kemiskinan sudah menjadi pemandangan yang lazim, maka yang ada chaoslah yang akan muncul.
Disinilah fasisme menawarkan solusi yang indah berupa keteraturan.
Dan dalam dunia Islam di Timur Tengah, timbulnya aliran-aliran tasawuf berkorelasi positif
dengan berkembangnya pemerintahan otoriter. Dalam keadaan yang lemah secara ekonomis, politis
maupun mental, rakyat tidak bisa mendukung pemerintahan. Itulah sebabnya pemerintahan Islam
akhirnya lemah di dalam dan hancur oleh invansi dan akhirnya jatuh ke tangan penjajah. Runtuhnya
perekonomian kaum Muslim adalah akibat penjajahan bangsa-bangsa Eropa. Mereka jatuh ke tangan
penjajah karena pemerintahannya lemah. Dan pemerintahan lemah karena tidak didukung oleh rakyat
yang lemah akibat pemerintahan yang otoriter dan represif.
Kemudian apabila Sebaliknya pemimpin yang memiliki visi dan misi yang tidak jelas dan lebih
mementingkan kepentingan pribadinya daripada organisasi atau perusahaan dapat merugikan
perusahaan dan organisasi. Di era yang sedang berkembang ini ada beberapa pemimpin yang tidak
memiliki visi dan misi yang jelas dan lebih mementingkan kepentingan pribadinya. Seorang pemimpin
dalam sebuah organisasi atau perusahaan harus bisa menentukan arah yang jelas bagi bawahannya
supaya dapat mengoptimalkan kinerja organiasasi dan perusahaan tersebut sehingga berhasil mencapai
tujuan bersama. Inilah yang dinamakan visi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.nu.or.id/post/read/114344/fakta-korupsi-di-sejumlah-negara-muslim
Abdullah, Taufik, Agama, Etos Kerja dan Pengembangan Ekonomi, (Jakarta: LP3ES, 1982). Al-
Faruqi, Ismail, Al-Tawhid
An-na'im. abdullahi ahmed. 2001. dekonstruksi syari'ah: wacana kebebasan sipil, hak asasi manusia
dan hubungan internasional dalam Islam