Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DALAM PERANCANGAN

DENGAN MEMPERHATIKAN IKLIM

Pada iklim tropis dibedakan dengan dua daerah yakni iklim panas dan kering serta iklim
panas dan lembab. Kering berarti jarang terjadi hujan , sedangkan lembab berarti sering
terjadi hujan. Maka dibutuhkan pengetahuan untuk membuat desain perencanaan
bangunan sebagai bentuk respon dari perbedaan iklim kering dan lembab.
Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
 Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara
antara 20- 23°C, dan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai
30°C.
 Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1–5°C, sedangkan
ampitudo hariannya lebih besar.
 Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
 Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.

SITE DAN ORIENTASI


Melihat dari kondisi site dan orientasinya, pada iklim panas dan kering sebaiknya
menghindari kantong-kantong radiasi matahari dan silau dari langit ataupun pengaruh
pantulan dari sekitarnya. Kedua, dalam pemilihan bahan dan peralatan pada dinding
dan atap cenderung memilih bahan yang memantulkan radiasi matahari. Ketiga,
mengupayakan menanam rerumputan atau pepohonan di sekitar bangunan karena
komponen ini mampu menekan pengaruh radiasi matahari dan suhu udara. Keempat,
menghindari pengaruh radiasi matahari dari arah timur dan barat pada pagi atau sore
hari. Kelima, menghindari dari area-area di lembah yang sempit karena dapat menjadi
pengumpul radiasi matahari yang dapat meningkatkan suhu udara. Keenam, dengan
menambahkan elemen air pada sekitar bangunan cenderung dapat meyaring debu dan
pasir yang terbawa oleh angin yang masuk kedalam bangunan. Ketujuh, memilih lokasi
untuk pemukiman sebaiknya yang dekat dengan aliran air, karena akan mempengaruhi
kenyamanan lingkungan yang lembab dan sejuk.
Melihat dari kondisi site dan orientasinya, pada iklim panas dan lembab sebaiknya pada
daerah yang berketinggian, menghadapkan bangunan kearah datangnya angin agar
mendapatkan pergerakan udara secara optimal, pada arah kemiringan utara/ selatan
lebih menguntungkan dibanding timur/barat karena mendapatkan pengaruh radiasi
matahari lebih rendah. Kedua, jarak antar rumah dibuat lebar memungkinkan
pergerakan udara dengan lancar. Ketiga, menanam tanaman yang tinggi-tingi dengan
kerapatan yang kecil, bertujuan menurunkan suhu karena memberikan daerah bayang-
bayang dan mengaktifkan udara. Keempat, menghindari genangan air hujan di sekitar
bangunan, sehingga harus dibuat saluran irigasi yang baik agar air hujan segera masuk
kedalam tanah.

DENAH BANGUNAN
Untuk proses perancangan denah bangunan, hal yang perlu diperhatikan pada daerah
beriklim panas dan kering adalah dalam penataan denah atau masa bangunan saling
berpengaruh dengan faktor iklim mikro. Kedua, bangunan cenderung menerima radiasi
panas, karena itu dibutuhkan cara-cara untuk mendinginkan bangunan seperti
menjauhkan ruang kegiatan manusia dari sisi barat. Ketiga, sebaiknya bentuk-bentuk
bangunan yang kompak sepanjang aksis timur-barat karena penataan ruang-ruang
dalam dapat untuk lebih mendinginkan udara interior terhadap suhu/radiasi panas di
luar bangunan.

Sedangkan pada iklim panas dan lembab, perancangan denah bangunan sebaiknya
memperhatikan adanya ruang transisi/ruang antara yang menghubungkan antara ruang
luar dan dalam. Kedua, mengingat kelembapan udara yang tinggi, dibutuhkan ventilasi
udara yang maksimal yang dapat dicapai melalui rumah bertingkat, bangunan
panggung, bangunan bertingkat yang susunan masanya bebas dan tidak padat. Ketiga,
radiasi matahari yang kuat dari arah timur dan barat, menuntut bentuk bangunan yang
langsing/pipih dan panjang. Keempat, perkerasan diluar bangunan dihindari/dikurangi,
sedangkan untuk ruang-ruang terbuka diluar bangunan sebaiknya dapat ternaungi
dengan baik dan tertutup oleh kawat kasa untuk menghindari serangga. Kelima, pada
bagian yang berdekatan dengan struktur bangunan harus dijauhkan dari kelembapan
karena akan merusak kekuatan bangunan. Terakhir, ruang-ruang arsip, penyimpanan
alat dan bahan, serta gudang makanan maupu tekstil dijauhkan dari uap, serangga,
dan kelembapan.

ATAP BANGUNAN
Pada bangunan beriklim panas dan kering sebaiknya memperhatikan
insulasi/penyekatan pada atap bangunan dari pengaruh matahari, malalui bahan isolasi
atap yang tebal, pendingin dengan penguapan diluar bangunan atau dengan tirai
radiasi dengan ventilasi pada bagian yang berbatasan dengan atap, misalnya atap
ganda, atap tahan lembab atau atap tunggal berwarna putih yang mengurangi
pengaruh panas. Kedua penyimpanan panas karena lapisan atap yang tebal merugikan
karena pendinginan pada malam hari tidak cukup untuk menjadikan suhu udara yang
nyaman di dalam bangunan.

Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan atap bangunan yang
beriklim panas dan lembab adalah pengaruh suhu udara dan radiasi matahari sangat
kuat, sehingga diharapkan adanya atap ganda berventilasi dan puncak atap terlindungi
dari matahari. Atap tersebut harus kedap air, terisolasi, dan harus memantulkan
radiasi/cahaya matahari. Tritisan yang lebar sangat dibutuhkan untuk melindungi
pengaruh hujan.

DINDING BANGUNAN
Fungsi utama dinding pada iklim panas dan kering yang perlu diperhatikan adalah
 Pertama, untuk mengatur perbedaan suhu udara yang tinggi, menahan kelembapan
di dalam bangunan dan mengatur tarikan debu ke dalam bangunan, menghalangi
radiasi matahari atau pemantulan radiasi dari permukaan tanah yang panas
disekitar bangunan. Sedangkan pada iklim panas dan lembab fungsi dinding agak
sedikit berkurang dibanding pada daerah panas-kering, karena cenderung untuk
pembatas privat dan melindungi dari serangga ketimbang untuk penahan pengaruh
suhu dinding.
 Kedua, Suhu dan kelembapan yang tinggi dibutuhkan untuk menyesuaikan aliran
udara tidak terlindungi pada waktu-waktu hujan.
 Ketiga, Harus diperhatikan perlindungan terhadap pengaruh air/cairan pada bagian
struktur bangunan.
 Keempat, Bahan bangunan untuk dinding dan atap sebaiknya tidak menghisap air
dan tidak mudah ditumbuhi jamur dan lumut.
 Kelima, membuat tritisan yang lebar dapat menghindari dari pengaruh panas
matahari yang mengenai dinding.

PINTU DAN JENDELA


Perencanaan pembukaan bangunan seperti pintu dan jendela pada bangunan beriklim
panas dan kering sebaiknya memperhatikan :
 Pertma, bukaan harus dapat ditutup dengan rapat untuk melindungi pengaruh panas
yang tinggi.
 Kedua, sudut radiasi matahari yang rendah dapat memberikan radiasi kedalam
bangunan melalui jendela pada sisi timur atau barat bangunan.
 Ketiga, jendela yang terbuka ke arah barat dan timur dibuat sekecil-kecilnya.
Hindarkan bidang-bidang yang luas dan bertabir kaca. Jendela sebaiknya lebar
ketimbang tinggi. Tritisan dan pelindung terhadap pengaruh radiasi matahari kearah
timur dan barat sangat penting. Usahakan menghindari adanya jendela ke arah
barat.
 Keempat, perlengkapan pelindung terhadap radiasi matahari sebaiknya terpisah dari
struktur.

Perencanaan pembukaan bangunan seperti pintu dan jendela pada bangunan beriklim
panas dan lembab sebaiknya memiliki ventilasi, untuk memudahkan aliran udara dan
memberikan perlindungan terhadap pengaruh matahari dibutuhkan kerai, kisi-kisi,
jalusi,grill, ataupun tritis yang dilengkapi dengan perlengkapan untuk menghalangi
matahari. Kedua, penutup yang mudah dibuka/ditutup dibutuhkan apabila terjadi hujan
badai/lebat. Ketiga, jendela harus terlindungi dari radiasi langit dan silau dengan
memperhatikan ketinggian dan arah matahari.
Perencanaan ruang dalam (interior) pada bangunan beriklim panas dan kering
sebaiknya :
 Pertama; memiliki bidang-bidang yang terbuka/menerima cahaya matahari dapat
ditangkal dengan cat warna putih.
 Kedua,warna-warna gelap dapat digunakan pada bidang-bidang yang berfungsi
untuk meredam cahaya/pantulan. Ketiga, menggunakan warna-warni pendingin di
ruang dalam. Keempat, hubungan dengan ruang terbuka / teras dapat
mendinginkan ruang dalam.
 Ketiga, sebaiknya ruang-ruang dalam harus terlindung dari pengaruh matahari dan
berventilasi (aliran udara) baik.
 Keempat, menggunakan bahan lantai harus tahan terhadap air.
 Kelima, bidang-bidang luar/dalam bangunan dengan warna-awrna ringan/pastel
sangat baik untuk menghindari silau. Ketiga, bidang-bidang partisi/penutup yang
dapat dipindah-pindahkan sangat dibutuhkan.

Dari teori diatas maka dalam melakukan analisis bangunan tropis, faktor-faktor yang
perlu diperhatikan pada bangunan tersebut tekait dengan:
 Orientasi bangunan
 Vegetasi yang berada disekitar bangunan
 Cahaya matahari yang mengenai bangunan
 Arah Angin
 Suhu dan kelembaban udara
 Aktivitas di dalam bangunan dan sekitar bangunan
 Penghawaan dalam ruangan

Anda mungkin juga menyukai