Anda di halaman 1dari 3

Diam Lumpuh Permanen ! Bergerak Meraih Hidup !

Selamat petang rekan-rekan pembaca sekalian. Sa’at ini saya kira rekan-rekan sekalian sedang duduk
sembari membaca artikel ini. Duduk selama beberapa menit mungkin tidak akan menjadi masalah.

Akan tetapi, semakin lama rekan-rekan duduk dan berdiam diri, maka tubuh akan mulai gelisah.

Tubuh akan menunggu rekan-rekan sekalian untuk berdiri lagi dan membawanya berjalan-jalan. Yaa,
saya mengerti, hal tersebut mungkin terdengar konyol, tubuh kita menyukai duduk bukan ?

Sebenarnya, tidak juga. Tentu, duduk untuk waktu yang singkat dapat memulihkan tubuh dari stress
atau memulihkan tubuh setelah olah raga. Tetapi dewasa ini, gaya hidup yang dijalani manusia pada
umumnya membuat kita lebih banyak duduk daripada bergerak. Sayangnya, tubuh kita tidak
dirancang untuk duduk dalam jangka waktu panjang.

Faktanya, tubuh manusia dirancang untuk bergerak. Bukti dapat dilihat dari bagaimana tubuh kita
tersusun.

Di dalam diri kita, terdapat lebih dari 360 sendi dan kurang lebih 700 otot rangka yang memudahkan
kita untuk bergerak secara leluasa. Struktur fisik kita yang unik memberi kita kemampuan untuk
berdiri tegak melawan gaya gravitasi.

Selain itu, darah kita bergantung pada pergerakan tubuh agar dapat beredar dengan baik. Sel-sel
saraf kita diuntungkan sa’at kita banyak bergerak dan kulit kita yang elastis memang sudah
dirancang untuk bergerak.
Jadi, setiap inci dari tubuh kita selalu dalam kondisi siap dan menunggu kita untuk bergerak.

Apa yang akan terjadi jika kita tidak bergerak ?

Mari kita mulai dari tulang punggung.

Tulang punggung kita adalah suatu struktur panjang yang tersusun atas deretan tulang dan cakram
tulang rawan di sela-selanya. Sendi, otot dan ligamen yang melekat pada tulang menghubungkan
semuanya.

Posisi duduk yang umum adalah dengan punggung dan bahu yang membungkuk, suatu posisi yang
memberikan tekanan tidak merata pada tulang punggung. Seiring waktu, hal ini menyebabkan
cakram tulang punggung menjadi aus, alhasil ligamen dan sendi tertentu bekerja terlalu keras dan
memberikan tekanan pada otot-otot yang meregang untuk mengakomodasi posisi punggung yang
melengkung.

Posisi membungkuk ini juga memperkecil rongga dada sa’at duduk, memberikan hanya sedikit ruang
untuk paru-paru mengembang ketika bernapas. Hal tersebut dapat menjadi masalah, karena
membatasi jumlah oksigen yang mengisi paru-paru dan masuk ke dalam darah.

Di sekitar kerangka tubuh manusia, terdapat otot, saraf, arteri dan vena yang membentuk lapisan
jaringan lunak pada tubuh. Duduk dapat menindih, menekan dan memadatkan jaringan lunak
tersebut.

Pernahkan rekan rekan sekalian mengalami mati rasa dan bengkak di tungkai ketika duduk ?

Di bagian-bagian yang paling tertekan, saraf, arteri dan vena dapat menjadi tersumbat.

Hal ini membatasi sinyal saraf yang menyebabkan mati rasa dan mengurangi aliran darah di tungkai
yang menyebabkan bengkak.

Duduk dalam jangka waktu yang lama juga menontaktifkan sementara lipoprotein lipase, enzim
khusus di dinding kapiler darah yang memecah lemak dalam darah.

Artinya, ketika duduk, kita tidak membakar lemak sebanyak ketika kita bergerak.

Hal ini juga berdampak terhadap otak.

Pada umumnya, kita mungkin duduk untuk menggunakan otak kita. Ironisnya, duduk dalam waktu
yang lama justru sangat bertentangan dengan tujuan tersebut (menggunakan otak).
Duduk dapat mengurangi aliran darah, serta jumlah oksigen yang masuk ke dalam aliran darah
melalui paru-paru. Otak kita membutuhkan kedua hal tersebut untuk tetap waspada, sehingga
tingkat konsentrasi kemungkinan besar akan menurun ketika aktivitas otak melambat.

Celakanya, dampak buruk dari duduk tidak hanya terasa untuk jangka pendek. Penelitian terbaru
menemukan bahwa duduk dalam periode lama berhubungan dengan beberapa jenis kanker dan
penyakit jantung, serta berkontribusi terhadap penyakit diabetes, penyakit ginjal dan penyakit pada
liver (hati).

Bahkan, para peneliti telah mengemukakan bahwa di seluruh dunia, ketidak aktifan (duduk dan tidak
melakukan apa apa) menyebabkan sekitar 9 % dari kematian dini setiap tahun, itu lebih dari 5 juta
orang.

Jadi, kebiasaan yang nampak tidak berbahaya ini (duduk) sebenarnya mempunyai kekuatan untuk
mempengaruhi kesehatan kita. Kabar baiknya, terdapat solusi yang sederhana dan intuitif untuk
menangani ancaman ini. Bila anda tidak memiliki pilihan selain duduk, cobalah untuk mengubah
kebiasaan membungkuk sa’at duduk untuk tulang belakang yang lebih lurus. Dan ketika anda tidak
harus terikat ke tempat duduk, bergeraklah lebih banyak, mungkin dengan mengingatkan diri sendiri
untuk berdiri setiap setengah jam.

[ dunia maya/digital/virtual/internet telah memaksa dan kita terpaksa (wajib ?) hanya mengaktifkan
dua anggota tubuh kita saja yaitu jempol/ibu jari dan telunjuk jari tangan.

Kemana otot lain dan otak ? ]

Terakhir, penting untuk diingat, hargailah bahwa tubuh anda dirancang untuk bergerak, bukan untuk
duduk diam. Tulisan ini akan berakhir sebentar lagi, bagaimana jika rekan-rekan pembaca sekalian
berdiri sejenak dan meregangkan tubuh sekarang ?

Cimahi, Minggu, 3 Januari 2021

Rizal Ul Fikri CJI

Anda mungkin juga menyukai