Anda di halaman 1dari 3

Mari Ber-Khayal !

Mari kita berkhayal, anggap saja anda sedang mengalami masa sulit. Ceritanya, anda terdampar
ribuan kilometer di negeri antah berantah, jauh dari rumah dan negara anda, tanpa memiliki uang
dan kepemilikan apapun.

Mungkin, banyak diantara kita akan berputus asa dan mengutuki nasib jika terjebak dalam situasi
tersebut atau situasi sulit lainnya.

Akan tetapi, bagi Zeno dari Cyprus, situasi semacam itu menjadi dasar (fondasi) dari karya hidup dan
warisannya.

Zeno, dahulu merupakan pedagang yang kaya raya, namun dia kehilangan semuanya ketika kapal
beserta barang dagangannya karam di perairan Athena, pada masa waktu sekitar 300 SM.

Dia terdampar di Athena, dan menganggur. Menganggur di Athena, dia menghabiskan waktunya
untuk membaca buku. Dia menjadi tertarik ketika membaca tentang Socrates, kemudian mencari
dan belajar dengan para filsuf terkenal di Athena.

Zeno belajar dan terus belajar hingga pada suatu waktu, dia mulai mengajar murid-muridnya sendiri.
Dia menciptakan suatu aliran filsafat yang dikenal sebagai ‘ Stoicism ‘ yaitu suatu aliran filsafat yang
mengajarkan ajaran kebajikan, toleransi dan penguasaan diri. Ajarannya, telah menginspirasi para
pemikir dan pemimpin dari generasi ke generasi.

Istilah ‘ Stoicism ‘ berasal dari kata ‘ Stoa Poikile ‘ yaitu barisan-barisan tiang publik yang terhias
(beranda berhias) tempat Zeno dan murid-muridnya berkumpul untuk berdiskusi.
Dewasa ini, kita sering menggunakan kata “ Stoic ” dalam bahasa sehari-hari yang artinya seseorang
yang tetap tenang meskipun mengalami tekanan dan menghindari emosi yang berlebihan.

Meskipun definisi tersebut mencakup aspek penting dari ‘ Stoicism ‘, namun ajaran filsafat aslinya
tidak hanya meliputi ajaran tentang sikap saja.

Kaum “ Stoic ” (orang/kelompok yang mempelajari ‘ Stoicism ‘) meyakini bahwa segala sesuatu yang
terjadi di sekitar kita berjalan mengikuti jaring sebab-akibat, menghasilkan struktur rasional untuk
alam semesta ini yang mereka namai “ Logos ”.

Meskipun kita tidak selalu bisa mengontrol hal-hal yang terjadi pada kita, tapi kita masih bisa
mengatur cara pandang kita dan cara kita untuk menghadapinya. Alih-alih membayangkan sebuah
masyarakat yang ideal, kaum Stoic selalu berusaha untuk menghadapi dunia apa adanya sembari
melakukan perbaikan diri menurut empat kebajikan pokok.

Keempat kebajikan pokok tersebut adalah :

1. Kebijakan Praktis,
yaitu kemampuan untuk menangani situasi yang kompleks dengan mengandalkan logika,
pengetahuan dan ketenangan
2. Penguasaan Diri,
yakni melatih pengekangan diri dan moderasi dalam semua aspek kehidupan
3. Keadilan,
memperlakukan orang lain secara adil dengan wajar, bahkan jika mereka telah berbuat salah
4. Keberanian,
bukan hanya dalam keadaan luar biasa saja, melainkan juga dalam menghadapi tantangan
hidup sehari-hari dengan kejelasan dan integritas.

Annaeus Seneca, salah satu tokoh Stoic Romawi, pernah menulis

“ Terkadang, hidup itu sendiri adalah tindakan keberanian. ”

Meskipun ‘ Stoicism ‘ berfokus pada perbaikan diri/pribadi, tetapi ‘ Stoicism ‘ bukan merupakan
ajaran filsafat yang egosentris.

Pada zaman ketika hukum Romawi menganggap budak sebagai properti,

Senea menyerukan agar mereka (para budak) diperlakukan secara manusiawi dan menegaskan
bahwa kita semua sama-sama manusia pada dasarnya.

‘ Stoicism ‘ juga tidak mendorong sifat pasif. Prinsipnya adalah hanya orang yang telah
mengembangkan kebajikan dan pengusasaan dirinya yang mampu mengubah orang lain secara
positif.
Salah satu penulis dan penganut ajaran filsafat ‘ Stoicism ‘ juga merupakan salah satu kaisar Roma
terhebat. Sepanjang kekuasaannya yang berlangsung selama 19 tahun, filsafat ‘ Stoicsim ‘
menambahkan Marcus Aurelius memimpin Kekaisaran Romawi dalam perang besar, sembari
bergumul dengan kehilangan banyak anaknya.

Berabad-abad kemudian, jurnal (tulisan) Marcus Aurelius, (berhasil) membimbing dan menghibur
Nelson Mandela selama 27 tahun ketika ia dipenjarakan, pada waktu ia berjuang untuk kesetaraan
ras di Afrika Selatan.

Setelah dibebaskan dan akhirnya menang, maka Mandela menekankan perdamaian dan rekonsiliasi.
Ia percaya bahwa ketidakadilan pada masa lalu tidak dapat diubah, tetapi rakyatnya mampu
berkonfrontasi dengan ketidakadilan pada masa kini dan berusaha untuk membangun masa depan
yang lebih baik dan adil.

‘ Stoicism ‘ pernah menjadi sekolah filsafat yang aktif selama beberapa abad di Yunani dan Roma.

Sebagai lembaga formal ia lenyap, tetapi pengaruhnya nyata dan terasa hingga hari ini.

Saya akan menutup tulisan ini dengan kutipan dari salah satu tokoh ‘ Stoicism ‘ yang sangat
berpengaruh yaitu Epiktetos yang menulis,

“ bahwa penderitaan berasal bukan dari kejadian yang terjadi dalam hidup kita, melainkan dari
anggapan kita akan hal tersebut. ”

Cimahi, Minggu, 24 Januari 2021

Rizal Ul Fikri CJI

Anda mungkin juga menyukai