TENTANG ANNELIDA
Penyusun :
Nim : 20051103016
2021
A. Ciri-Ciri Annelida
Annelida disebut juga sebagai cacing bersegmen, dengan bentuk tubuh yang tersusun atas
segmen-segmen menyerupai gelang atau cincin. Segmen terdapat di bagian luar dan dalam
tubuhnya, dan diantara satu segmen dengan segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.
Annelida merupakan hewan triploblastik selomata, yaitu memiliki rongga tubuh sejati yang
tersusun dari 3 lapisan jaringan, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Pada masing-masing
segmen tubuh terdapat organ ekskretoris berupa metanephridia bersilia yang disebut nefrostom
Secara umum organisme yang temasuk dalam filum ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
B. Peredaran Darah
Annelida memiliki sistem saraf berupa ganglion. Sistem peredaran darah tertutup. Pembuluh
darahnnya memanjang sepanjang tubuhnya serta bercabang-cabang di setiap segmen. Darah
mengandung hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus
berfungsi memompa darah ke seluruh tubuhTerdapat tiga pembuluh utama, satu terletak di dorsal
(punggung) dan dua di ventral (bagian perut) Pembuluh dorsal berperan sebagai jantung utama
yang memompa darah melalui gerak peristaltik. Pada bagian anterior (depan) tubuh cacing
terdapat lima pasang pembuluh melengkung yang mengitari saluran pencernaan sehingga
menghubungkan pembuluh dorsal dengan pembuluh ventralKelima pasang pembuluh ini
berperan sebagai jantung tambahan yang membantu memompa darah menuju ke ventral tubuh
cacing. Disebut juga jantung aorta.
C. Peranan Annelida
D. Reproduksi Annelida
Reproduksi Annelida terjadi secara seksual atau aseksual. Reproduksi secara aseksual dengan
cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya).namun sebagian besar Annelida bereproduksi
secara seksual. Meskipun annelida bersifat hermafrodit, tetapi individu tetap melakukan
perkawinan silang dengan cara saling mempertukarkan spermanya untuk membuahi sel telur
pasangan.
Annelida memiliki system perkembangbiakan secara seksual. Satu annelida memiliki 2 kelamin
yaitu jantan dan betina (hermafrodit), tetapi reproduksi secara aseksual tetap membutuhkan dua
individu yang akan mengatur dirinya sedemikian rupa sehiggga dapat menukarkan sperma. Lalu,
hasil dari sperma tersebut akan dilepas dari kepala cacing, tinggal dan berkembang dalam tanah.
Sebagian annelida berreproduksi sacara aseksual dengan fragmentasi diikuti dengan regenerasi.
Contoh siklus reproduksi Annelida
E. Klasifikasi Annelida
1. Polychaeta
Polychaeta berarti banyak seta atau rambut karena cacing polychaeta memiliki rambut atau bulu
di tiap segmen tubuhnya. Polychaeta terdiri dari cacing-cacing yang memiliki bentuk seperti
cacing tabung dan cacing pasir. Pada masing-masing segmen tubuhnya terdapat parapodia yang
berpasangan dan berfungsi sebagai alat lokomosi atau bergerak. Tiap parapodia memiliki
beberapa seta yang terbuat dari polisakarida kitin. Selain itu, parapodia mengandung pembuluh
darah yang berfungsi sebagai insang.
Polychaeta memiliki kepala yang telah berkembang dengan baik dan dilengkapi dengan mata,
antena dan palps sensor (sensor untuk memanipulasi makanan sebelum dimakan). Polychaeta
tidak memiliki organ seks permanen dan gonad hanya terlihat seperti benjolan pada setiap musim
berkembang biak. Gamet-gamet yang ada dilindungi di selom dan dikeluarkan dari tubuh melalui
nefridia atau merupakan hasil dari hancurnya dinding tubuh. Pembuahan biasanya terjadi secara
eksternal dan perkembangan berlangsung melalui larva trokofor. Contoh Polychaeta antara lain
cacing pohon natal, cacing kipas, dan cacing api.
Contoh Jenis PolyChaeta:
2. Oligochaeta
Oligochaeta artinya sedikit rambut, karena jumlah seta yang ada ditubuhnya tidak sebanyak
polychaeta. Oligochaeta meliputi cacing tanah dan berbagai spesies yang hidup di air tawar.
Oligochaeta juga berbeda dari polychaeta karena oligochaeta sudah memiliki organ seks
permanen dan umumnya olighochaeta hermafrodit.
Cacing dari kelas oligochaeta ternyata juga banyak dimanfaatkan sebagai campuran bahan
kosmetik dan obat demam. Bahkan di beberapa negara sudah dimanfaatkan sebagai bahan
makanan karena protein yang ada pada cacing tersebut mengandung asam amino esensial yang
kualitasnya melebihi ikan dan daging.
3. Hirudinea
Lintah sebenarnya tidak mirip dengan anggota annelida lainnya. Lintah memiliki jumlah segmen
yang tetap (biasanya 34). Tubuh rata pada bagian dorsoventral, tidak memiliki seta, tidak
memiliki parapodia, serta memiliki alat penghisap di bagian anterior (depan) dan posterior
(belakang). Pada beberapa bagian spesies, selom tidak dibagi oleh septa, dan selom telah diisi
oleh jaringan penghubung dan otot.
Lintah tergolong hermafrodit, dan perkembangbiakannya sama seperti oligochaeta. Lintah,
umumnya ditemukan di habitat air tawar, tetapi sebagian kecil ditemukan di laut dan darat.
Apabila di darat biasanya dalam kondisi tempat yang hangat dan lembab. Lintah termasuk
karnivora karena memakan avertebrata kecil lainnya, tetapi beberapa jenis lintah merupakan
parasit penyedot darah hewan lain, termasuk manusia. Panjang lintah berkisar antara 1-3 cm.
Heaemodipso zeylanice (Pacet), hidup di darat, tempel lembab, dan menempel pada daun
Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa).
Dinobdelia Ferox (lintah yang terdapat di India)