Anda di halaman 1dari 15

ASKEP

DUKA CITA MAL ADAPTIVE

Nama :

Petronila Pereira

Departamento :

Enfermagem

Semester/Turma :

I/B

INSTÍTUTO CIÊNCIA DE SAÚDE

(I C S)

D I L Í

2020
ASKEP

DUKA CITA MAL ADAPTIVE

Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu
tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut.

Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan
atau traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan
bisa kembali atau tidak dapat kembali. Kehilangan merupakan suatu kondisi
dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang
dulunya pernah ada atau pernah dimiliki.

Kehilangan merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang


sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan (Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan
pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang
kehidupannya.

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang


dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur,
dan lain-lain. Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan.
A. Contoh Askep duka cita mal adaptive yang berhubungan dengan
kehilangan yang baru terjadi.
Kasus :
Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu
perusahaan sebagai tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu suami Ny.
M meninggal karena kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, Ny. M sering
melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum meninggal. Selain itu,
Ny. M juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah
sehingga susah tidur.

Definisi

Pemanjangan respon berduka yang normal melewati waktu resolusi yang


biasanya terjadi.

Pengkajian
 Identitas Klien
Nama : Ny. M Tanggal Pengkajian : 20 – 11 – 2021
Umur : 33 Tahun RM No. : 09.02.01.0570
 Alasan Masuk
Keluarga pasien mengatakan bahwa Ny. M mengalami stress setelah
seminggu yang lalu suami Ny. M meninggal.
 Keluhan Utama
Pasien mengalami merasa putus asa dan kesepian, tidak berminat dalam
berinteraksi dengan orang lain, mengingkari kehilangan, tidak berminat dalam
berinteraksi dengan orang lain.
 Faktor Predisposisi
 Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu : Tidak
 Pengobatan sebelumnya : tidak berhasil
 Trauma
Jenis trauma Usia Pelaku Korban Saksi

Kehilangan 30 tahun Anak Ny. M NY. M

Aniaya fisik
Penolakan

Kekerasan dalam
keluarga

Tindakan criminal

Lain – lain

 Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya


 Pasien belum pernah dibawa ke RSJ atau pengobatan lainnya
 Pasien perana kehilangan anaknya saat berumur 30 tahun,

 Pemeriksaan Fisik
 TD : 110/80 mmHg N : 90 x/mnt
S: 36 oC RR : 24 x/mnt
 Ukuran : BB : 46 Kg TB : 168 Cm
 Keluhan fisik : Ada
Jelaskan : Pasien mengeluhkan nyeri kepala, sakit pada perut.
 Masalah keperawawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN:

 Konsep diri :
 Citra tubuh : bagian tubuh yang disukai adalah perut karena bagian
perutnya perna ada bayi buah hatinya.
 Identitas diri : pasien adalah seorang ibu rumah tangga
 Peran : pasien merupakan ibu rumah tangga yang hanya mengharapkan
penghasilan suaminya.
 Ideal diri : Pasien ingin tetap bersama dengan anak dan suaminya dan
klien mengingkari tasa kehilangan suaminya.
 Harga diri : pasien merasa dirinya tidak berharga karena tidak ada lagi
anak dan suaminya.
 Masalah keperawatan : Penginkaran kehilangan
 Hubungan social :
 Orang yang berarti : orang yang terdekat dengan pasien adalah Ibunya
tetapi ibunya kini sakit sakitan karena sudah tua.
 Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : Klien sering
mengikuti kegiatan masyarakat, meskipun klien seorang ibu rumah
tangga.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Setelah osuami Ny.
M meninggal, Ny. M tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang
lain
 Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi sosial
 Spiritual
 Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam
 Kegiatan ibadah : pasien menjalankan ibadahnya dengan tekun
 Status Mental
 Penampilan
Pasien memakai baju seragam pasien dengan benar (Rapi), tetapi klien tidak
ada perubahan dalam pola makan (klien tidak nafsu makan).
Daftar Masalah Keperawatan
 Kehilangan disfunsional
 Pengginkaran kehilangan
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 Ganguan pola tidur

Daftar Diagnosa Keperawatan


 Berduka disfungsional
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 Pengingkaran kehilangan
 Kerusakan komunikasi social
 Anoreksia
 Devisit aktivitas
 Resiko menganiaya diri
 kerusakan komunikasi
 perubahan proses piker
 perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 gangguan pola tidur
 konflik pengambilan keputusan
 Defisit aktifitas
 koping individu tak efektif
 Kurang pengetahuan

Analisa data
TGL DATA MASALAH
20-11 DS : Pasien mengatakan kenapa orang yang Kehilangan
-2021 disayanginya selalu pergi meninggalkannya Disfungsional
DO : Pasien tanpak menangis
20-11 DS : Pasien mengatakan nafsu makannya Perubahan
-2020 menurun, makannya juga sedikit nutrisi kurang
DO : BB Pasien 46 Kg (Kurus), sisa makanan dari kebutuhan
pasien masih banyak, kondisi lemas Tubuh
20- 11 DS : Pasien mengatakan tidak semangat Pengingkaran
-2020 bahwa suaminya sekarang sedang bekerja kehilangan
DO : Pasien tanpak menunggu suaminya
pulang
20 – DS : Pasien mengatakan susah untuk memulai Gangguan pola
11- tidur tidur
2020 DO : Pasien gelisah dan tidur larut malam

PATHWAY

MK 2 : Isolasi MK 1:
sosial Kehilangan
Disfungsional &
Defisit Aktifitas Pengingkaran
kehilangan

Koping Individu tak efektif

MK 3 :
Kehilangan dan duka cita
Ansietas
Intervensi / implementasi Keperawatan
Perencanaan/Intervensi
No. Tgl No. Dx Tujuan Kriteri Hasil Tindakan keperawatan Rasional
/Implementasi
1. 20- 1. Kehilangan Setelah 1. Ny. M dapat 1. Membina hubungan saling 1. Hubungan saling percaya,
11- Disfungsional & dialakukan mengerti arti percaya antara Ny. M, dapat memudahkan dalam
202 Pengingkaran tindakan sakit dan keluarga, dengan sikap tindakan seterusnya.
0 kehilangan yang keperawatan kematian jujur, menerima, ikhlas,
berhubungan
selama 1 x 24 jam, 2. Ny. M dapat dan empati 2. Sebagai wujud perhatian
dengan
Ny. M dapat mengungkapkan 2. Menunjukan perhatian kita
hubungan social
menyelaesaikan perasaaanya pada Ny. M baik melalui
masa berkabung 3. Ny. M dapat kata-kata maupun dengan
dengan tuntas. mengurangi rasa sikap. 3. Untuk mengetahui
bersalah melalui 3. Menanyakan kepada Ny. pengalaman kehilangan
proses M   pengalamannya dan berduka klien
berkabung. tentang kematian. sebelumnya
4. Menjelaskan pada Ny. M 4. Untuk meyakinkan Ny.M
bahwa suaminya bahwa suaminya telah
meninggal bukan tidur. meninggal
5. Meminta kepada keluarga/
orang yang berarti agar
menemani Ny.M selama 5. Agar Ny.M tidak merasa
masa berduka bila perlu sendirian setelah
mengijinkan untuk tinggal kepergian suaminya
bersama mereka.
6. Mendorong Ny.M untuk
mengungkapkan
perasaannya dengan 6. Untuk mengetahui
menanyakan apa yang ungkapan perasaan dari
dipikirkan selama klien
suaminya masih hidup
sampai sekarang.
7. Menjelaskan pada Ny.M
bahwa suaminya 7. Agar Ny. M tidak merasa
meninggal bukan karena bersalah atas kematian
akibat dia. suaminya
8. Menejlaskan kepada Ny. 8. Agar Ny. M tidak terus
M bahwa orang yang menangis dan bersedih
sudah meninggal tidak
perlu ditangisi
2. 2.Pengingkara Setelah 1. Pasien dapat 1. Mendorong pasien untuk 1. Membantu klien untuk
n kehilangan dialakukan mengungkapka mengungkapkan mengungkapkan perasaan
yang tindakan n penginkaran pengingkarannya tanpa pengikaran terhadap
berhubungan keperawatan 2. Pasien dapat memaksa untuk menerima kehilangan
dengan koping selama 1 x 24 jam menerima kenyataan.
individu tak Pasien dapat kenyataan
efektiv. melalui fase 2. Mendengarkan dengan
pengingkarannya penuh minat dan perhatian 2. Sebagai bentuk / sikap
dengan wajar apa yang dikatakan oleh untuk meyakinkan klien
tanpa kesulitan pasien.
3. Menjelaskan kepada 3. Untuk meyakinkan klien
pasien, bahwa perasaan akan kematian itu pasti
tersebut wajar terjadi pada
orang yang mengalami
kehilangan. 4. Untuk menghindari
4. Membantu pasien untuk tindakan yang beresiko
memakai mekanisme lainnya.
koping yang lain seperti
menangis / berbicara.
5. Mengikutsertakan orang 5. Untuk meyakinkan klien
yang berarti bagi pasien mengenai hal yang
untuk menjelaskan apa sebenarnya terjadi
yang telah terjadi.
6. Meningkatkan kesadaran 6. Meningkatkan kesadaran
pasien secara bertahap klien akan kehilangan
tentang kenyataan
kehilangan yang harus
dihadapi. 7. Sebagai motivasi dan
7. Memberi dukungan atas dukungan klien untuk
usaha pasien untuk menerima kenyataan
menerima kenyataan.
8. Membantu klien untuk 8. Sebagai bentuk ungkapan
mencoba mengungkapkan perasaan klien
rasa marahnya.
9. Menjawab semua 9. Sebagai bentuk umpan
pertanyaan pasien dengan balik yang positif bagi
singkat dan jelas. klien
10.Memberi dukungan secara
nonverbal. 10.Sikap yang dapat
membangkitkan semangat
3 : Isolasi social Setelah dilakukan 1. Pasien merasa 1. Bantu klien untuk dapat 1. Dapat memudahkan
yang tindakan lebih percaya beradptasi dengan klien beraktivitas dengan
berhubungan keperawatan diri lingkungan barunya. lingkungan dan keadaan
dengan harga selama 3 x 24 jam, 2. Pasien dapat barunya
diri rendah.
pasien lebih berkomunikasi 2. Mengidenfikasi 2. Mengetahui kemampuan
merasa dihargai dengan kemampuan dan aspek dan aspek positif yang
dan mampu lingkungannya positif yang dimiliki dimiliki pasien
berinteraksi pasien
dengan 3. Agar pasien merasa
lingkungannya 3. Membantu pasien menilai lebih berguna
kemampuan pasien yang
masih dapat digunakan 4. Mengidentifikasi
4. Membantu pasien kemampuan yang dimiliki
memilih kegiatan yang pasien
akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
5. Melatih pasien sesuai 5. Agar pasien bisa
kemampuan yang dipilih meningkatkan
6. Memberikan pujian yang kemampuannya
wajar terhadap 6. Dengan diberi pujian
keberhasilan pasien pasien merasa dihargai
7. Menganjurkan pasien 7. Mengisi waktu luang
memasukkan dalam pasien
jadwal kegiatan harian
4.Ganguan Setelah dilakukan 1. Klien dapat 1. Tunjukkan respon 1. Untuk menyakinkan klien
pola tidur yang tindakan rileks menerima klien
berhubungan
keperawatan 2. Kecemasan 2. Berikan respon empati 2. Sebagai umpan yang
dengan Ansieta.
selama 3 x 24 jam, berkurang dengan berfokus pada positif bagi klien
pasien dapat perasaan bukan pada
mengurangi kenyataan yang terjadi.
3. Agar klien bisa merasa
ansietas akan 3. Bantu klien untuk
lega
kehilangan di mengekspresikan
masa depan perasaannya.
4. Bantu klien untuk
menurunkan tingkat
kecemasannya :
a. Sediakan waktu untuk
berdiskusi dan bina
hubungan yang sifatnya
supportif.
b. Beri waktu untuk klien
berespon.
c. Beri perawatan individu
sebagai manusia layaknya.
d. Diskusikan tentang
masalah yang dihadapi
klien tanpa memintanya
untuk menyimpulkannya.
e. Identifikasi pemikiran
yang negatif dan Bantu
untuk menurunkannya
melalui interupsi atau
substitusi.
f. Bantu klien untuk
meningkatkan pemikiran
yang positif.
g. Evaluasi ketepatan
persepsi klien, logika dan
kesimpulan yang dibuat
klien.
Evaluasi Keperawatan

No.
NO. Tgl Evaluasi TTD
DX
1. 20-11 1 S : Pasien mengatakan bahwa kematian sudah
– kehendak tuhan
2020 O:
 Pasien tampak lebih tenang
 Pasien tanpak tidak menangis
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa berkomunikasi
dengan keluarga dan masyarakat
O:
 Pasien terlihat berbicara dengan anggota
keluarga
A : masalah teratsi
P : Intervensi dihentikan
3. 3 S : Pasien sudah tidak cemas lagi
O:
 Pasien Nampak terlihat berbicara dengan
pasien atau perawat lain
A : maslah Teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai