Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KE-02

EKONOMI MINERAL
MTT-6217

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Disusun oleh:
Ghafan J P Mahulette – 073001800019

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS TRISAKTI
2021
PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan
keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan
suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang dilaksanakan. Pertumbuhan
ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam
kegiatan ekonomi masyarakat.
Menurut Boediono (2013) pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Dengan kata lain, perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih besar dari pada
pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya. Dalam pengertian ekonomi makro,
pertumbuhan ekonomi adalah penambahan Produk Domestik Bruto (PDB), yang berarti
peningkatan Pendapatan Nasional/PN (Tambunan, 2012).
Keberhasilan suatu negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya diukur
melalui tingkat pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai. Pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dan stabil dari tahun ke tahun berarti kesejahteraan ekonomi meningkat, sedangkan
pertumbuhan ekonomi dengan nilai negatif berarti tingkat kesejahteraan disuatu negara
juga menurun. Tinggi rendah laju pertumbuhan ekonomi di suatu negara menunjukkan
tingkat perubahan kesejahteraaan ekonomi masyarakatnya (Boediono, 2013).
Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks perekonomian suatu negara
karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau pencapaian perekonomian
bangsa tersebut. Bagi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pembangunan
ekonomi merupakan instrumen utama untuk mencapai cita-cita nasional. Ada indikator
yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan salah satunya pertumbuhan
ekonomi diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Berikut adalah data Produk Domestik
Bruto(PDB) pada tahun 1980-2021

TABEL I PRODUK DEMOSTIK BRUTO (PDB) TAHUN 1980-2021 TRIWULAN II

No. Tahun PDB TRIWULAN II (%)


1 1980 9,88 %
2 1981 7,9 %
3 1982 2,2 %
4 1983 4,1 %
5 1984 6,9 %
6 1985 2,4 %
7 1986 5,8 %
8 1987 4,9 %
9 1988 5,7 %
10 1989 7,4 %
11 1990 2,5 %
12 1991 8,7 %
13 1992 5,4 %
14 1993 7,2 %
15 1994 10,7 %
16 1995 7,4 %
17 1996 6,8 %
18 1997 5,2 %
19 1998 -13,5 %
20 1999 1,5 %
21 2000 2,9 %
22 2001 5,7 %
23 2002 4,0 %
24 2003 4,9 %
25 2004 4,5 %
26 2005 6,1 %
27 2006 5,2 %
28 2007 6,7 %
29 2008 6,3 %
30 2009 4,2 %
31 2010 6,5 %
32 2011 6,1 %
33 2012 6,1%
34 2013 5,6 %
35 2014 5,1 %
36 2015 4,8 %
37 2016 5,1 %
38 2017 5,0 %
39 2018 5,27 %
40 2019 5,05 %
41 2020 -5,2 %
42 2021 7,07%
PRODUK DEMOSTIK BRUTO (PDB) TAHUN 1980-1898
TRIWULAN II

10.00%
9.00%
8.00%
7.00%
6.00%
PDB (%)

5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
1980 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989
Tahun

Gambar I Produk Demostik Bruto (PDB)


Tahun 1980-1989 Triwulan II

PRODUK DEMOSTIK BRUTO (PDB) 1990-1999 TRIWULAN


II

15.00%

10.00%

5.00%
PDB (%)

0.00%
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999
-5.00%

-10.00%

-15.00%
Tahun

Gambar II Produk Demostik Bruto (PDB)


Tahun 1990-1999 Triwulan II
PRODUK DEMOSTIK BRUTO (PDB) 2000-2009 TRIWULAN
II

7.00%
6.00%
5.00%
4.00%
PDB (%)

3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun

Gambar III Produk Demostik Bruto (PDB)


Tahun 2000-2009 Triwulan II

PRODUK DEMOSTIK BRUTO (PDB) 2010-2021 TRIWULAN


II

8.00%

6.00%

4.00%
PDB (%)

2.00%

0.00%
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
-2.00%

-4.00%

-6.00%
Tahun

Gambar IV Produk Demostik Bruto (PDB)


Tahun 2010-2021 Triwulan II
KESIMPULAN
 Analisis untuk sektor pertambangan minerba, BPS mencatat bahwa sektor yang
mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor pertambangan yaitu sebesar
162,89% secara tahunan atau 27,23% secara bulanan. Sedangkan menurut PDB,
sektor pertambangan di Indonesia pada tahun 2010 merupakan angka terendah
yaitu 17125 Milyar-Rupiah, tetapi pada tahun 2015 adalah angka tertinggi yang PDB
dapat dalam sektor pertambangan yaitu 205685 Milyar-Rupiah, dan di 2021 PDB
dalam sektor pertambangan menyentuh angka 203356 Milyar-Rupiah.
 Pertumbuhan ekonomi (riil) Indonesia tidak ada dari segi pertumbuhan negatif
karena dari tahun 2020 Triwulan II ke tahun 2021 itu justru positif walaupun keadaan
Covid-19, justru 2021 memecahkan sejarah rekor terbesar selama 16 tahun.
Kenaikan ini sekaligus mencatatkan rekor pertumbuhan Triwulan tertinggi sejak
Krisis Subprime Mortgage, bahkan lebih tinggi dari negara peers. Pertumbuhan
tersebut dicapai pada saat Kasus Aktif Covid-19 rata-rata selama Triwulan II 2021
yang tercatat mencapai sekitar 113.218 kasus.
“Hal ini menunjukkan pemulihan ekonomi terus berlanjut dan tingginya angka
kepercayaan masyarakat maupun investor terhadap Penanganan Covid-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang dilakukan Pemerintah. Pertumbuhan
ekonomi yang terjadi tersebut ditopang oleh kuatnya pertumbuhan baik dari sisi
demands maupun supply.” Kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian,
Airlangga Hartarto.

 Pertumbuhan ekonomi (riil) Indonesia dalam segi pertumbuhan positif, untuk


pertama kali sejak merebaknya pandemic Covid-19 pada awal tahun 2020. Perbaikan
ekonomi ditopang oleh kinerja positif seluruh komponen permintaan dan lapangan
usaha (LU). Dalam sisi permintaan dibagi dalam beberapa bidang:
1. Ekspor ada kenaikan permintaan negara mitra dagang utama yang menghasilkan
peningkatan sebesar 31,78% (y-of-y).
2. Impor ada peningkatan ekspor dan permintaan domestic yg menghasilkan
peningkatan sebesar 31,22% (y-of-y).
3. Investasi ada perbaikan investasi dalam nonbangunan yg menghasilkan
peningkatan sebesar 7,54% (y-of-y).
4. Konsumsi rumah tangga ada perbaikan mobilitas yg terjadi di masyarakat, yg
berlanjut stimulus termasuk relaksasi program PPnBM dan kebijakan
makroprudensial, serta pola musiman Hari Besar Keagamaan Nasional yang
menghasilkan peningkatan sebesar 5,93% (y-of-y).
Untuk mendorong perbaikan ekonomi di Indonesia Pemerintah dan instansi
terkait, termasuk koordinasi kebijakan moneter-fiskal, kebijakan peningkatan
ekspor, serta inklusi ekonomi, dan keungan yang tengah berada dalam masa
pandemic ini diharapkan melakukan kerjasama untuk meningkatkan
perekonomian Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai