1. Pengertian
Luka bakar adalah luka yang dapat timbul akibat kulit terpajan ke
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak mata dengan
suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga oleh
sebab kontak dengan suhu renadah (frost bite). [kapita selekta jilid 2]
Luka oleh karena kontak dengan agen bersuhu tinggi, seperti api,
air panas, listrik, bahan kimia radiasi, suhu sangat rendah ( Mansyoor,
dkk, 2000).
oleh kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
2. Etiologi
a. Air panas
b. Api
g. Sinar matahari
4. Patofisiologi
darah sehingga air, natrium, klorida dan protein tubuh akan keluar dari
dalam sel dan menyebabkan terjadinya edema yang dapat berlanjut pada
keadaan hipovolemia dan hemokonsentrasi. Kehilangan cairan tubuh pada
klien luka bakar dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
edema menyeluruh.
urine.
bakar yang berat, konsumsi oksigen oleh jaringan tubuh klien akan
yang paling sering menyebabkan cedera inhalasi karena gas ini merupakan
produk sampingan pembakaran bahan-bahan organik. Efek
karboksihemoglobin.
Respon umum yang biasa terjadi pada klien luka bakar >20%
menyetel kembali suhu inti tubuh, klien luka bakar akan mengalami
hipertermi selama sebagian besar periode pasca luka bakar kendati tidak
terdapat infeksi.
5. Klasifikasi
IIa
IIb
III
b) Dijumpai bullae.
lebih dalam.
permukaan tubuh yang terkena (Total Body Surface Area atau TBSA)
Nine dari Wallace dan derajat kedalaman luka bakar. Disamping faktor
dipakai adalah cara Rule of Nine dari Wallace, adalah sebagai berikut
(untuk dewasa)
a) Derajat II-III > 20% pada klien berusia di bawah 10 tahun atau
b) Luka bakar dengan luas 10-20% pada anak usia < 10 tahun atau
dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III < 10%.
c) Luka bakar dengan derajat III < 10% pada anak maupun
b) Luka bakar dengan luas < 10% pada anak dan usia lanjut.
c) Luka bakar dengan luas < 2% pada segala usia; tidak mengenai
a. Zona koagulasi
b. Zona statis
inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera,
c. Zona hiperemi
Daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa
yaitu:
a. Fase darurat/resusitasi
resusitasi cairan. Pada fase ini problema yang ada berkisar pada
sirkulasi.
terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari
bouttonierre deformity).
8. Komplikasi
10. Prognosis
Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada
dalam dn luasnya permukaan luka bakar dan penenganan syok hingga
penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah terbakar, usia, dan keadaan
kesehatan penderita juga turut menentukan kecepetaan kesembuhan. Luka
bakar pada daerah perinium, ketiak, leher, dan tangan sulit dalam
perawatannya, karena mudah mengalami kontraktur.
ini adalah kondisi dimana klien harus dirawat di rumah sakit (Christantie
Luka bakar derajat II > 15% pada dewasa dan > 10% pada anak.
perineum.
Luka bakar derajat III > 2% pada dewasa dan setiap derajat III
pada anak.
5. Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia, siram korban dengan
korban.
kedalamannya).
6. Pasang infus (IV line). Jika luka bakar > 20% derajat II/III
antibiotik dll.
4. Amati GCS.
10. Pengisapan lendir (suction) minimal setiap 2 jam dan jika perlu.
12. Perawatan mata dengan memberi salep atau tetes setiap 2 jam.
karena proses penyembuhan luka yang lama terlebih pada klien dengan
rehabilitasi.
chlorhexidine 0,05%, gaas lembab (moist) dengan NaCl 0,9% dan gaas
zalf mata, sedangkan luka bakar grade II dalam dan grade III
menggunakan SSD.
Asuhan keperawatan pada klien luka bakar disesuaikan dengan fase luka
bakar.
a. Pengkajian
Data subjektif:
- Pasien mengeluh sesak nafas
- Pasien mengeluh nyeri pada daerah sekitar luka
- Pasien mengeluh jantung berdebar-debar.
- Pasien mengeluh sering menggigil.
- Pasien mengeluh haus.
- Pasien mengeluh kesemutan.
- Pasien mengeluh nafsu makan menurun
- Pasien mengeluh cemas
- Pasien mengeluh badan lemas
Data objektif:
- Pasien tampak meringis
- ↑ ( TD,N,RR)
- Penurunan suhu tubuh
- Terdapat bullae
- Lesi
- Kulit bersisik atau kering
- Kulit memerah
- Kulit melepuh
- Adanya oedema.
- Nafas mengi.
- Pasien tampak mual dan muntah.
- Pasien tampak cemas
- Kaku pada persendian
- BB menurun
- Pasien banyak bertanya tentang penyakitnya
Pemeriksaan fisik
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Abdomen
Urogenital
Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru
pada muskuloskleletal, kekuatan otot menurun karen nyeri
Pemeriksaan neurologi
Pucat.
Sianosis
Ikterus
Warna kulit gelap karena produksi melanin terlalu cepat dan besar
Tek hidrostatik
↓ curah jantung Edema vaskuler kelebihan
umum tekanan osmotik
Syok koloid
Paru Ginjal GI T
Lambung Usus
Insufisiensi ATN
pulmonal
PK : Perdarahan PK : Ileus
PK : Insufisiensi GI paralitik
ginjal
AR DS
Translokasi
Kerusakan kuman
pertukaran gas
PK : Sepsis
1. Perawatan Luka Bakar Selama Fase Darurat/Resusitasi
b. Diagnosa keperawatan
inhalasi asap dan obstruksi saluran napas atas d.d klien mengelus
3) Bersihan jalan napas tidak efektif yang b.d edema dan efek dari
ronchi.
dan kehilangan cairan akibat evaporasi dari daerah luka bakar d.d
menurun
6) Nyeri yang b.d cedera jaringan serta saraf dan dampak emosional
dari luka bakar d.d klien mengeluh nyeri pada area luka, klien
monoksida, inhalasi asap dan obstruksi saluran napas atas d.d klien mengelus
permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan akibat evaporasi dari daerah luka
luka yang terbuka d.d klien tampak menggigil, penurunan suhu tubuh menurun
Setelah diberikan 1. Beri lingkungan yang 1. Mengurangi kehilangan
tindakan hangat. panas lewat evaporasi.
keperawatan selama 2. Bekerja dengan cepat 2. Pajanan minimal
3x24 jam kalau lukanya terpajan mengurangi kehilangan
diharapkan suhu udara dingin. panas lewat luka.
tubuh kembali 3. Kaji suhu inti tubuh 3. Deteksi dini terjadinya
normal dgn kriteria dengan sering. hipotermia.
hasil :
Tujuan Rencana Intervensi Rasional
- S: 36 – 37
o
C.
- Tidak ada
menggigil /
gemetar.
Diagnosa keperawatan: Nyeri yang b.d cedera jaringan serta saraf dan dampak
emosional dari luka bakar d.d klien mengeluh nyeri pada area luka, klien
b. Diagnosa keperawatan
luka dan penanganan luka bakar d.dklien mengeluh nyeri pada area
terbuka d.d lesi pada kulit, kemerahan, bengkak pada luka bakar.
muntah.
persendian.
9. PK : insufisiensi ginjal
10. PK : Perdarahan GI
12. PK : Sepsis
ii. Perencanaan
kesembuhan luka dan penanganan luka bakar d.dklien mengeluh nyeri pada
luka bakar terbuka d.d lesi pada kulit, kemerahan, bengkak pada luka bakar.
Setelah diberikan - Bersihkan luka, 1. Mengurangi potensi
tindakan tubuh dan kolonisasi bakteri.
keperawatan selama rambut tiap
3x24 jam hari. 2. mempercepat
diharapkan - Rawat luka. kesembuhan luka.
Integritas kulit - Cegah 3. Mempercepat
tampak membaik penekanan, perlekatan graft dan
dgn kriteria hasil: infeksi dan kesembuhan.
- Kulit mobilisasi pada 4. Mendukung
tampak utuh, autograft. pembentukan granulasi.
bebas infeksi, - Beri dukungan 5. Mengevaluasi
trauma. nutrisi yang keefektifan sirkulasi dan
- Reepitelisas memadai. mengidentifikasi terjadinya
i luka baik. - Evaluasi warna komplikasi.
- Reepitelisas sisi graft dan
i donor baik. donor,
Tujuan Rencana Intervensi Rasional
- Kulit perhatikan
terlumasi dan adanya/tak
licin. adanya
penyembuhan.
d.d klien mengeluh nafsu makan menurun, penurunan BB, mual muntah.
Setelah diberikan - Pantau BB dan 1. Menentukan apakah
tindakan jumlah asupan kebutuhan makan telah
keperawatan selama kalori tiap hari. terpenuhi.
3x24 jam - Laporkan 2. Tanda yang
diharapkan distensi menunjukkan intoleransi
pemenuhan nutrisi abdomen, terhadap jalur atau tipe
kembali adekuat volume residu pemberian nutrisi.
dgn kriteria hasil: yang besar atau 3. mencegah distensi
- Peningkatan diare kepada gaster/ketidaknyamanan dan
BB tiap hari. dokter. meningkatkan pemasukan.
- Tidak - Beri makan 4. mulut/palatum bersih
memperlihatkan porsi kecil tapi meningkatkan rasa dan
tanda-tanda sering membantu nafsu makan yg
defisiensi - Tingkatkan baik.
protein, vitamin kebersihan 5. Membantu kesembuhan
dan mineral. mulut (oral luka dan peningkatan
- Memenuhi care) kebutuhan metabolisme.
seluruh - Kolaborasi : Memenuhi kebutuhan
kebutuhan nutrisi Beri diet TKTP nutrisi.
lewat asupan Beri suplemen vitamin Menjamin terpenuhinya
oral. dan mineral. nutrisi.
Tujuan Rencana Intervensi Rasional
- Kadar Beri nutrisi enteral dan Indikator keb. Nutrisi dan
protein serum parenteral. keadekuatan diet/terapi
normal. Awasi pemeriksaan
laboratorium, albumin
serum,
kreatinin,transferin.
edema luka bakar, rasa nyeri dan kontraktur persendian d.d kaku pada
persendian.
Setelah diberikan 1. Atur posisi 1. Mengurangi risiko
tindakan klien. kontraktur.
keperawatan selama 2. Meminimalkan atropi
3x24 jam 2. Lakukan latihan otot.
diharapkan rentang gerak.
Pencapaian 3. Bantu klien 3. Peningkatan pemakaian
mobilitas fisik yang untuk ambulasi dini. otot-otot.
optimal dgn kriteria 4. Latih 4. Mempertahankan posisi
hasil: Fisioterapi. sendi yang benar.
- Turut
berpartisipasi
dalam aktivitas
sehari-hari. 5. Mempercepat
- Mempertaha 5. Dorong kemandirian.
nkan posisi perawatan mandiri
fungsi dibuktikan sesuai kemampuan
oleh tak adanya klien.
kontraktur
- Menunjukka
Tujuan Rencana Intervensi Rasional
n tehnik/perilaku
yg mampu
melakukan
aktivitas
Diagnosa keperawatan: Ansietas berhubungan dengan perasaan takut serta
b. Diagnosa keperawatan
penampakan fisik dan konsep diri d.d adanya lesi pada kulit,
pulang dari rumah sakit dan kebutuhan tindak lanjut d.d klien
ii. Perencanaan
nyeri ketika melakukan latihan, mobilitas sendi yang terbatas, pelisutan otot dan
ketahanan tubuh (endurance) yang terbatas d.d klien mengeluh badan lemas,
- Memperliha
tkan peningkatan
toleransi dan
ketahanan fisik
yang bertahap
dalam
pelaksanaan
aktivitas fisik.
- Dapat
berkonsentrasi
ketika bercakap-
cakap.
- Memiliki
energi untuk
mempertahankan
aktivitas sehari-
hari yang
diinginkan.
Diagnosa keperawatan: Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
perubahan pada penampakan fisik dan konsep diri d.d adanya lesi pada kulit,
tampak ada bekas luka bakar
Tujuan Rencana Intervensi Rasional
Setelah diberikan 1. Sediakan waktu 1. Membantu klien
tindakan untuk mendengarkan menangani perasaanya.
keperawatan selama dan memberikan
3x24 jam dukungan yang
diharapkan klien realistik.
Beradaptasi dengan 2. Nilai reaksi 2. Menggali adanya
citra tubuh yang psikososial klien kecemasan dan memahami
berubah dgn secara konstan. ketakutan klien.
kriteria hasil : 3. Secara aktif 3. Klien dapat menerima
- Mengutarak promosikan citra atau menghadapi persepsi
an deskripsi yang tubuh yang sehat dan orang lain tentang
tepat tentang konsep diri pada kecacatan.
berbagai klien-klien luka
perubahan pada bakar yang berhasil
citra tubuh pasca diselamatkan.
luka bakar.
- Menerima 4. Kenali keunikan
penampakan klien. 4. Membantu klien untuk
fisiknya. menghargai diri sendiri.
- Menggunak
an protesa jika
dikehendaki.
- Bersosialisa
si dengan orang
lain.
- Mencari dan
mencapai
pengembalian
kepada peranan.
Tujuan Rencana Intervensi Rasional
Diagnosa keperawatan: Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah
sesudah klien pulang dari rumah sakit dan kebutuhan tindak lanjut d.d klien
1. Fase Darurat/Resusitasi
2. Fase Akut
6. Ansietas berkurang
http://askeplukabakar.html.co.id