Anda di halaman 1dari 17

BAB II

INVESTIGASI LAPANGAN

2.1 Sondir
Sondir merupakan investigasi minimum dalam penentuan kondisi geoteknik
dalam area proyek. Sondir ini juga telah diatur dalam SNI 2827:2008 mengenai
Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir.

2.1.1 Tujuan
Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, serta mendapatkan nilai
-nilai daya dukung dari lapisan tanah sehubungan dengan kedalamannya mengenai
nilai sebagai berikut:
a. Daya dukung tanah (qc)
b. Jumlah hambatan lekat (qf)
c. Resiko gesekan (FR)

2.1.2 Dasar Teori


Sondir (Cone Penetrometer Test) adalah penetrometer yang lazim
digunakan di indonesia dan merupakan test penetrasi yang statis. Sondir ini
dikembangkan di Belanda dan karenanya dinamai pula Sondir Belanda. Konsep
dari sondir adalah:
a. Sebuah konus baja dimasukkan kedalam tanah dengan kecepatan
konstan.
b. Gaya yang diperlukan untuk penetrasi ini diukur, dan dibagi dengan
luas penampang konus untuk memberikan tahanan konus qc.
c. qc ini merupakan indicator daya dukung atau kekuatan dari tanah.
Pada perkembangan berikutnya oleh Begemann, konus sondir dilengkapi
dengan sebuah selubung gesek diatasnya. Perlengkapan ini popular dengan
sebuatan bi-konus. Selubung gesek ini memungkinkan pengukuran hambatan
pelekat fs yang berupa gesekan setempat atau adhesi antara selubung tersebut
dengan tanah. Data fs ini sering dipakai untuk perhitungan daya dukung tiang gesek
(friction piles).
Tes sondir adalah salah satu survey lapangan yang berguna untuk
memperkirakan letak lapisan tanah keras. Tes ini baik dilakukan pada lapisan tanah

3
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

lempung. Dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan
penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan
dalam gaya per satuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser
tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan
perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan pada
manometer komponen utama sondir adalah konus yang dimasukan kedalam tanah
dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak kebawah
karena ditekan, dibaca pada saat manometer setiap kedalaman 20 cm. Sondir juga
mempunyai kelemahan dan kelebihan yang terdapat di dalamnya.
a. Kelebihan Sondir
Pelaksanaan mudah, murah dan cepat karena berat alat relative ringan
dan biaya operasi murah karena cepat dalam satu hari dapat dilakukan dua
sondir masingmasing 30 m, tidak membutuhkan kecermatan dan ketelitian
tinggi, tidak membutuhkan test laboratorium untuk penunjang. Begitu test
lapangan selesai, langsung grafik sondir dapat digambar.
Test ini dapat secara tepat dan ekonomis digunakan untuk menentukan
keseragaman kondisi tanah du suatu lokasi serta dapat menetapkan batas
lapisanlapisan tanah yang berbeda disamping tentunya untuk mengukur
kekuatannya.
Dengan membandingkan grafik hasil sondir dari bebarapa lokasi dapat
diketahui apakah kondisi tanah tersebut seragam seluas areal penyelidikan.
Bila kondisi tanah seragam, maka grafik sondir, dalam hal ini hubungan qc
versus kedalaman, akan menunjukan bentuk kurva yang kurang lebuh sama.

b. Kelemahan Sondir
Mekanisme sondir dapat dikatakan statis, dan karenanya amat berbeda
dengan mekanisme pemancangan (dinamik). Ada jenis tanah tertentu yang
memberikan tahanan penetrasi yang besar selama penyondiran, namun tahan
ini akan rusak/hilang pada proses pemancangan. Tanah jenis ini umumnya
termasuk lanau atau pasir halus dengan sementasi lemah. Proses
pemancangan akan merusak ikatan sementasi ini, sedangkan penetrasi
sondir secara statis tak dapat menembusnya atau memberikan nilai q c yang
sangat tinggi.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 4


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

Skala ujung sondir terhadap tinag pondasi rencana cukup besar. Dalam
penenuan daya dukung tiang hal ini dipertimbangkan, namun yang harus
diperhatikan ialah bila penetrasi sondir terhenti oleh suatu stratum yang
keras (qc > 250 kg/cm2 ). Dari sondir saja tidak dapt diketahui tebalnya
lapisan keras ini. Pemakaian qc secara langsung dari hasil sondir ini akan
berakibat fatal bila ternyata lapisan ini hanyalah lapisan yang sangat tipis
atau sondir membentur batu yang agak keras sehingga sering terjadi kesalah
pahaman dalam menginterpretasikan lapisan tanah keras. Pemakian sondir
pada daerah ynag belum dikenal karakteristik tanah dasarnya, sebaiknya
disertai dengan pengeboran untuk mendaptkan contoh tanahnya.

2.1.3 Peralatan
Berikut ini merupakan macam – mcam peralatan yang digunakan dalam
pengujian.
1) Mesin sondir manual kapasitas 2,5 ton.
2) Manometer 2 buah.
3) Satu set (min : 20) buah batang stang sondir lengkap dengan stang
dalam yang panjangnya masing – masing 1,0 meter.
4) Konus ganda (biconus).
5) Satu set angker (min : 4) buah, beserta kunci angker.
6) Besi kanal 4 buah (dua pendek dan dua panjang). Dimana kanal dengan
ujung pendek nantinya adalah penghubungan pada angker.
7) Kunci T dan tongkat besi untuk memutar angker.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 5


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

Mesin Sondir Manometer

Batang stang sondir Konus Ganda

Alat Angker Besi Kanal

Kunci T

Gambar 2.1 Peralatan

2.1.4 Prosedur Kerja


Berikut ini adalah cara kerja pengujian yang diantaranya adalah dimulai
dengan pemasangan alat sondir lalu periksa alat lalu periksa alat dan pembacaan
daya dukung.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 6


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

a. Pemasangan Alat Sondir


1) Bersihkan dan ratakan terlebih dahulu permukaan tanah yang
akan diselidiki.
2) Siapkan lubang pada titik yang akan diselidiki untuk penusukan
konus pertama kalinya.
3) Buat ukuran pemasangan angker dengan ukuran 60 x 80 cm
Dengan titik uji berada ditengah ukuran tersebut.
4) Pasang angker pada setiap ujung ukuran dengan bantuan kunci
T dan tongkat besi.
5) Letakkan 2 Batang balok kayu dengan arah sejajar dan usahakan
permukaan kayu datar.
6) Letakkan alat sondir di atas 2 Batang balok dengan arah
menyilang kayu.
7) Letakkan besi kanal pendek menyilang di atas besi kanal panjang
di sebelah kiri dan kanan sondir dengan ujung kanal masuk pada
jangkar.
8) Pasang kunci jangkar dan kontrol tiang sondir pada kedua belah
Sisinya supaya vertikal dengan waterpass
9) Pasang manometer. manometer kapasitas 0 - 60 kg/cm2 dan
kapasitas 0 - 250 kg/cm2.
b. Periksa Alat
1) Periksa biconus apakah tersendat bila ditarik, jika tersendat
gunakan oli untuk memperlancar. Kencangkan ujung biconus
agar tidak lepas saat tertanam di dalam tanah
2) Ukur bikonus yang akan membantu perhitungan.
3) Periksa se]tang Apakah stang dalam tidak tersendat jika
tersendat beri oli dan gerak - gerakan sampai licin.
c. Pembacaan Daya Dukung
1) Pasang stang yang terdapat di biconus di ujungnya pada
sondir. atur agar stang dalam bersentuhan pada kedudukan yang
tepat dengan penekanan hidroaulik.
2) Pasang kunci plunter tanpa derat pada ujung atas stang.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 7


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

3) Dorong atau tarik kunci pengatur pada kedudukan siap


tekan, sehingga penekan hidraulik hanya akan menekan stang
luar.
4) Sedalam 20 cm dengan alat sondir. sewaktu stang masuk
posisinya dibuat vertikal dengan dibantu waterpass.
5) Pada setiap interval 20 cm lakukan penekanan tentang dalam
dengan menarik kunci pengatur, sehingga penekan hidraulik
hanya menekan stang dalam saja.
6) Pada penekanan pertama ujung biconus akan bergerak ke bawah
sedalam kira-kira 4 cm kemudian baca manometer yang
menyatakan daya dukung. pada penekanan berikutnya dbiconus
dan mantelnya bergerak ke bawah kira-kira 4 cm nilai pada
manometer yang terbaca adalah nilai daya dukung lekatan.
7) Penekanan stang dilakukan secara kontinue dan diskontinue.
8) Kecepatan putar engkol untuk penurunan waktu pembacaan
sekitar 1 sampai 2 cm/detik. selama penekanan stang dalam tidak
boleh ikut turun karena akan mengganggu pembacaan data.
9) Jika nilai daya dukung ditambah lekatan telah menunjukkan
nilai > 60 kg/cm2 gunakan manometer yang kedua dengan
kapasitas 250 kg/cm2. Pemindahan manometer dilakukan dengan
menutup keran hidraulik yang menuju ke manometer.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 8


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

2.2 SPT (Standart Penetration Test)


Standard Penetration Test (SPT) adalah suatu metode uji yang dilaksanakan
bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui, baik perlawanan dinamik tanah
maupun pengambilan contoh tidak terganggu (Undisturbed Sampe, UDS) dengan
teknik penumbukan.

2.2.1 Tujuan
Untuk memperoleh parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di
lapangan dengan SPT Parameter tersebut diperoleh dari jumlah pukulan terhadap
penetrasi konus yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi lapisan tanah

2.2.2 Dasar Teori


SPT (Standard penetration test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering
digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan
bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah
maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri
atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai
pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1
ft) vertikal. dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor
sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760
mm, Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150
mm. Jumlah pukulan yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm
terakhir. Sewaktu melakukan pengeboran inti, jika kedalaman pengeboran telah
mencapai lapisan tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti dengan alat
yang disebut tabung belah standar (Standar Split barrel sampler). Setelah tabung ini
dipasang, bersama-sama dengan pipa bor, alat diturunkan sampai ujungnya
menumpu lapisan tanah dasar, dan kemudian dipukul dari atas.
Dapat digunakan untuk mendapatkan parameter tanah secara kualitatif
melalui korelasi empiris Keunggulan SPT Profil kekuatan tanah tidak
menerupakan Dalam sistem beban jatuh ini, digunakan palu dengan beban 140
lb (63,5 kg) yang dijatuhkan secara berulang dengan ketinggian 30 in (0,76 m).
Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 6 in
(150 mm) untuk masing-masing tahap.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 9


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

Standart Penetration Test (SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai


kerapatan relatif dari lapisan tanah yang diuji.Untuk melakukan pengujian SPT
dibutuhkan sebuah alat utama yang disebut Standard Split Barrel Sampler atau
tabung belah standar.Alat ini dimasukkan ke dalam Bore Hole setelah dibor terlebih
dahulu dengan alat bor.Alat ini diturunkan bersama-sama pipa bor dan diturunkan
hingga ujungnya menumpu ke tanah dasar.Setelah menumpu alat ini kemudian
dipukul (dengan alat pemukul yang beratnya 63,5 kg) dari atas.
Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk
memasukkan tahap kedua dan ketiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan
N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan /0,3 m atau pukulan per
foot(ft)). Uji SPT dilakukan pada setiap 2m pengeboran dan dihentikan pada saat
uji SPT N diatas 60 N berturut turut sebanyak 3 kali.
Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam
tanah, disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah
sedalam 300 mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan
berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m.
Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm
untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara
jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan ke-tiga dijumlahkan untuk
memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan dalam pukulan/0,3
m).
Teknik pemboran yang baik merupakan salah satu prasyarat untuk
mendapatkan hasil uji SPT yang baik. Teknik pemboran yang umum digunakan
adalah teknik bor bilas (wash boring), teknik bor inti (core drilling) dan bor ulir
(auger boring). Peralatan yang digunakan pada masing-masing teknik pemboran
harus mampu menghasilkan lubang bor yang bersih untuk memastikan bahwa uji
SPT dilakukan pada tanah yang relatif tidak terganggu Bila digunakan teknik bor
bilas maka mata bor yang digunakan harus mempunyai jalan air melalui samping
mata bor dan bukan melalui ujung mata bor.
Apa bila air yang dipompakan melalui batang pancang kedasar lubang
keluar dari ujung mata bor maka aliran air dari ujung mata bor tersebut dapat

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 10


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

mengakibatkan terjadinya pelunakan\ganguan pada dasar lubang bor, yang pada


gilirannya akan menghasikkan nilai N yang lebih rendah dari pada yang seharusnya.

2.2.3 Peralatan
Berikut ini adalah peralatan yang akan digunakan dalam pengujian ini
diantaranya adalah:

1) Batang /stang bor (drill road)


2) Tabung sampel belah (speed barrel) dengan diameter ± 50 mm dan
diameter dalam kurang lebih 38 mm serta panjang 46 mm : 76 cm
3) Penumbuk dengan berat 63,5 ± 1 kg
4) Sistem penumbuk (drive road guide assembly) terdiri atas
batang peluncur dan landasan penumbuk (drive ahead) tinggi jatuh
bebas 76 cm.
5) Kaki tiga (tripod) katrol dan tali tambang.

Batang/stang bor Tabung belah

Penumbuk, sistem penumbuk kaki tiga

Gambar 2.2 Perlatan Uji Coba SPT

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 11


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

2.2.4 Prosedur Kerja


Berikut ini adalah prosedur kerja yang akan dilakukan dalam pengujian ini
diantaranya adalah

1) Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada


interval sekitar 1,5 m s. d 2,00 m atau sesuai keperluan.
2) Tarik tali pengikat Palu sampai pada tanda yang telah dibuat
sebelumnya (kira-kira 75 cm).
3) Lepaskan tali sehingga Palu jatuh bebas menimpa penahan.
4) Ulangi 2 dan 3 berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm.
5) Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang
pertama.
6) Ulangi 2, 3, 4, dan 5 sampai pada penetrasi 15 cm yang kedua dan
ketiga
7) Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm.jumlah pukulan
yang dihitung adalah N2 + N 3 nilai N1 tidak diperhitungkan karena
masih kotor bekas pengeboran.
Penumbukan dihentikan bila telah terjadi, jumlah tumbukan telah
mencapai 50 kali pada salah satu dari 3 kedalaman penetrasi 150 milimeter yang
disyaratkan, total jumlah penumbukan sudah mencapai 100 kali, tidak terdapat
penurunan yang berarti untuk 10 penumbukan terakhir berturut-turut.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 12


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

2.3 Vane Shear


Vane Shear Test (VST) adalah alat in-situ yang digunakan untuk
menentukan nilai kuat geser tanah yang tidak terdrainase. Kapasitas VST dapat
mencapai kekuatan geser hingga 200 kPa dalam air tanah lunak. Dari penelitian
sebelumnya, pengujian VST pada tanah dengan konsistensi sedang terhadap tanah
liat lunak diperoleh nilai su ≤ 50 kPa.

2.3.1 Tujuan
Tujuan pengujian kali adalah untuk menentukan tahanan geser tanah kondisi
undrained.

2.3.2 Dasar Teori


Vane Shear Test (VST) adalah alat in-situ yang digunakan untuk
menentukan nilai kuat geser tanah yang tidak terdrainase. Kapasitas VST dapat
mencapai kekuatan geser hingga 200 kPa dalam air tanah lunak. Dari penelitian
sebelumnya, pengujian VST pada tanah dengan konsistensi sedang terhadap tanah
liat lunak diperoleh nilai su ≤ 50 kPa. VST juga dapat digunakan pada tanah lanau,
gembur dan material tanah lainnya yang tidak dapat diprediksi kekuatan gesernya.
Metode penggunaan VST ini tidak dapat diterapkan pada 10 pasir, kerikil,
dan jenis tanah lainnya yang memiliki permeabilitas tinggi. Dalam penelitian
sebelumnya ditemukan bahwa peralatan VST memang diperlukan untuk pengujian
pada tanah yang memiliki permeabilitas rendah untuk respon pengujian untuk
menggambarkan kekuatan geser yang tidak terlatih. Tes ini dilakukan pada tahun
1919 di Swedia dan kemudian dikembangkan oleh John Olsson (di Flodin dan
Broms, 1981). VST terdiri dari empat bilah persegi panjang dengan sudut 90˚,
baling-baling kemudian akan didorong ke tanah diikuti oleh pengukuran torsi yang
diperlukan dalam prosedur pengujian ketika baling-baling menggeser tanah. Torsi
yang diperoleh dapat mengukur berapa banyak resistensi tanah yang timbul karena
pergeseran yang diterima dari baling-baling. Beberapa keuntungan VST adalah :
a. Salah satu metode in-situ ekonomis dan cukup cepat dalam prosedur
pengujian lapangan.
b. Dapat mengukur kekuatan geser tanah dalam kapasitas besar hingga
200 kPa.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 13


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

c. VST dapat menentukan propertis properti tanah lunak yang sulit


dilakukan di laboratorium tanpa perlakuan halus.
d. Salah satu alat yang paling umum digunakan dalam menganalisis
kekuatan geser yang tidak terlatih.
Adapun kekurangan dari VST yaitu :
a. VST dapat terjadi kesalahan yang disebabkan oleh gaya gesekan
berlebih pada batang VST, kalibrasi torsi yang tidak sesuai, derajat
rotasi yang tidak memenuhi standar.
e. Hal ini sangat tergantung pada operator dalam memutar VST sehingga
keakuratan hasil sangat dipengaruhi oleh operator yang melakukan.
ASTM D2573 menyediakan beberapa sumber kesalahan utama yang terjadi
pada alat uji geser baling-baling. Rotary drill Salah satu tujuan pengeboran adalah
mengambil sampel yang tidak terganggu dan sampel yang terganggu sehingga kita
dapat mengidentifikasi jenis lapisan tanah pada setiap kedalaman, apakah tanahnya
pasir, lanau, atau dalam bentuk kombinasi dari jenis-jenis tanah.
Vane shear test terdiri atas measuring unit, protection pipe, rod, ball bearing,
protection shoe, vane (baling-baling). Adapun beberapa variasi baling-balingyang
diijinkan pada pengujian ini, yaitu tipe baling-baling menyudut (tappered vane) dan
tipe baling-baling persegi panjang (rectangular vane). Tipe baling-baling
menyudut, pada bagian sisi tepi baling-baling memiliki ukuran sudut 90˚. Tinggi
baling-baling lebih baik berukuran 2D di mana D adalah diameter dari balingbaling.
Baling-baling harus terhubung pada bagian measuring unit dengan
tambahan batang besi (rod), batang besi tersebut harus memiliki diameter tertentu
sehingga batas elastis batang besi tidak terlampaui kapasitasnya ketika baling-
baling menekan tanah. Torsi yang terletak pada measuring unit juga harus
terhubung pada batang besi dan baling-baling. Akurasi pembacaan torsi harus
sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan kekuatan geser tidak melebihi 1.2
kPa.
Untuk melakukan putaran atau torsi lebih baik dengan cara otomatis karena
dapat berpengaruh pada pengukuran kuat geser tak terdrainase, jika dilakukan
putaran atau torsi secara manual harus dilakukan dengan persyaratan yang ada.
Lamanya putaran atau torsi yang dilakukan harus dikontrol dengan persyaratan

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 14


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

yang ada. Durasi putaran yang diijinkan oleh ASTM D2573 adalah sebesar 0.1˚/s
atau setara dengan 6˚/menit.

2.3.3 Peralatan
Berikut ini adalah peralatan yang akan digunakan dalam pengujian
diantaranya adalah :
1) Alat Vane.
2) Stang Puntir (torsi).

Alat Vane Torsi

Gambar 3.1 Peralatan Uji Coba Vane Shear

2.3.4 Prosedur Kerja


Berikut adalah prosedur kerja yang dilakukan dalam pengujian diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Benamkan alat vane ke dalam lubang pada kedalaman tertentu. apabila


lubang lebih dalam dari panjang batang vane maka batang pipa vane
dapat disambung dengan batang pengeboran.
2. Pasang stang torsi pada ujung batang vane yang berada di permukaan
tanah.
3. Kemudian berikan gaya putaran torsi pada ujung batang tersebut
dengan memutar stang torsi secara konstan.
4. Amati simpangan jarum yang ditunjukkan oleh dial torsi pada stang
torsi.
5. Tentukan harga maksimum, yaitu pada saat simpangan jarum berbalik.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 15


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

2.4 Pemeriksaan Kepadatan Tanah Dengan Sand cone


Sand cone adalah alat yang digunakan untuk tes pengujian dalam hal ini
untuk menentukan kepadatan lapisan tanah di lapangan dengan menggunaka pasir
baik itu lapisan tanah atau perkerasan lapisan tanah yang dipadatkan.

2.4.1 Tujuan
Adapun tujuan dalam percobaan berikut ini ialah untuk menghitung nilai
kepadatan (berat isi kering) tanah di lapangan.

2.4.2 Dasar Teori


Sand Cone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan
menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan tanah yang mempunyai
sifat kering, bersih, keras, tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir
bebas. Pasir Ottawa yang digunakan adalah lolos saringan no.10 dan tertahan di
saringan no.200. Metode ini hanya terbatas untuk lapisan atas tanah yaitu antara 10
– 15 cm. Sand cone adalah untuk pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan pada
lapisan tanah atau lapisan perkerasan yang telah dipadatkan. Pengujian yang
diuraikan hanya berlaku terbatas pada ukuran butiran tanah dan batuan tidak lebih
dari 5 cm diameternya.Yang dimaksud dengan kepadatan lapangan adalah berat
kering per satuan isi.
Pemadatan dapat dikatakan sebagai proses pengeluaran udara dari pori-pori
tanah dengan salah satu cara mekanis. Cara mekanis yang digunakan di lapangan
biasanya dengan menggilas, sedangkan dilaboratorim dengan cara menumbuk atau
memukul. Daya pemadatan ini tergantung pada kadar air, meskipun digunakan
energi yang sama, nilai kepadatan yang akan diperoleh akan berbeda-beda. Pada
kadar air yang cukup rendah tanah sukar dipadatkan, sedangkan pada kadar air
yanag cukup tinggi nilai kepadatannya akan menurun, sampai suatu kadar air tinggi
sekali sehingga air tidak dapat dikeluarkan dengan pemadatan.
Pada pemadatan dengan kadar air yanag berbeda-beda akan didapat nilai
kepadatan yang berbeda pula. Sehingga kadar air tertentu akan didapat keadaan
yang paling padat (angka pori yang paling rendah). Kadar air dimana tanah
mencapai keadaan yang paling padat disebut kadat air optimum. Untuk menentukan

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 16


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

kadar air optimum ini biasanya dibuat grafik hubungan antara kadar air dan berat
isi kering.
Tanah sebagai dasar untuk suatu kontruksi haru mempunyai kepadatan yang
mencukupi agar sanggu untuk menerima bebean-bebean yang bekerja diatasnya.
Untuk itu perlu diketahui kepadatan dari tanah tersebut sehingga akan didapat suatu
kesimpulan apakah tanah tersebut memenuhi kepadatan yang diinginkan. Pengujian
dilapangan untuk menetukan kerapatan tanah setempat dapat bersifat destruksif ata
tidak destruktif. Kerapatan tanah dapat ditentukan dengan memukul sebuah silinder
kedalam tanah untuk mendapatkan contoh tanah yang volumenya diketahui. Yang
biasa dilakukan adalah dengan menggali sebuah lubang, cara ini disebut dengan “
pemindahan tanah “. Cara dengan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :
a. Menggalai lubang pada permukaan tanah
b. Meneukan kadar airnya
c. Mengukur volume tanah yang digali
d. Menghitung berat volume basah
e. Membandingkan berat volume kering (labor) dengan berat volume
kering maximum yang diperoleh dilapangan.
f. kerucut Menghitung kepadatan tanah relative. Kepadatan relatif.
Kepadatan tanah dilapangan dapat dilaksanakan dengan tepat.
Selain dengan cara pemindahan tanah, kepadatan tanah dilapangan dapat
dikontrol dengan cara langsung yaitu dengan menggunakan isotop radioaktif yang
disebut dengan meoda nuklir. Dengan cara ini pengujian kepadatan dilapangan
dapat dilaksanakan degan tepat.
Secara garis besar teknik yang biasa dilakukan untuk menetukan kepadatan
tanah di lapangan ada 5, yaitu :
a. Metoda Kerucut Pasir (Sand cone )
Pasir kering yang telah diketahui berat volumenya dikeluarkan lewat
kerucut pengukur kedalam lubang. Volume lubang dapat ditentukan dari
berat pasir di dalam lubang dan berat volume keringnya.
b. Metoda Balon Karet
Volume ditentukan secara langsung dari pengembangan balaon yang
mengisi lubangnya. Metode ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 17


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

c. Metoda Silinder (Drive Cilinder)


Metoda ini khusus digunakan untuk tanah kohesif
d. Metoda Nuklir (Nuclear Method)
Metoda ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.
Metoda Lilin (Walter Entac Method)
2.4.3 Peralatan
Berikut dibawah ini merupakan peralatan yang akan di gunakan dalam
pengujian ini diantaranta adalah :
1) Botol transparan.
2) Corong kalibrasi pasir diameter 16,51 cm.
3) Plat untuk corong pasir.
4) Peralatan lain seperti sendok kuas dan sendok dempul.
5) Timbangan dengan kapasitas 20.000 gram.
6) Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
7) Pasir bersih dan kering dan lolos saringan No.20 dan No. 40.

Botol Transparan Plat, Corong Pasir

Timbangan Sendok Dempul

Gambar 2.4 Peralatan Uji Coba Sand cone Test

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 18


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan

2.4.4 Prosedur Kerja


Dibawah ini merupakan prosedur keja sand cone diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Mencari Volume Corong.
1) Timbang alat /sand cone (botol + corong + pasir) (W6).
2) Balikkan alat /sand cone di tempat yang datar.
3) Buka keran sand cone sehingga pasir turun.
4) Jika pasir sudah berhenti turun kran ditutup.
5) Timbang kembali botol + corong + sisa pasir (W7).
6) Volume corong dapat diperoleh dalam rumus( W6 - W7) / γpasir.
b. Menentukan Berat Isi Tanah( percobaan lapangan).
1) Timbang berat botol + pasir + corong (W8).
2) bersihkan daerah di mana akan dilakukan percobaan sand cone.
3) Letakkan pelat sand cone diatas tanah gali lubang di tanah
sekitar 5 cm sesuai dengan diameter lubang pelat dan
dipadatkan.
4) Tanah dari lubang dimasukkan ke dalam wadah yang telah
diketahui beratnya lalu ditimbang kemudian masukkan sedikit
sampel dari tanah tersebut ke dalam kontainer lalu ditimbang
untuk dicari kadar airnya.
5) Letakkan botol yang berisi pasir dengan corong ke bawah
dan di atas tadi.
6) Buka keran corong biarkan pasir mengalir memenuhi lubang
pada tanah dan corong. setelah pasir berhenti mengalir tutup
kran lalu angkat botol secara perlahan.
7) Timbang berat botol corong, dan sisa pasir dalam botol.

Ronaldo Chuknorris Purba – M1C119043 19

Anda mungkin juga menyukai