INVESTIGASI LAPANGAN
2.1 Sondir
Sondir merupakan investigasi minimum dalam penentuan kondisi geoteknik
dalam area proyek. Sondir ini juga telah diatur dalam SNI 2827:2008 mengenai
Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir.
2.1.1 Tujuan
Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, serta mendapatkan nilai
-nilai daya dukung dari lapisan tanah sehubungan dengan kedalamannya mengenai
nilai sebagai berikut:
a. Daya dukung tanah (qc)
b. Jumlah hambatan lekat (qf)
c. Resiko gesekan (FR)
3
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Investigasi Lapangan
lempung. Dari tes ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan
penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan
dalam gaya per satuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser
tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan
perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan pada
manometer komponen utama sondir adalah konus yang dimasukan kedalam tanah
dengan cara ditekan. Tekanan pada ujung konus pada saat konus bergerak kebawah
karena ditekan, dibaca pada saat manometer setiap kedalaman 20 cm. Sondir juga
mempunyai kelemahan dan kelebihan yang terdapat di dalamnya.
a. Kelebihan Sondir
Pelaksanaan mudah, murah dan cepat karena berat alat relative ringan
dan biaya operasi murah karena cepat dalam satu hari dapat dilakukan dua
sondir masingmasing 30 m, tidak membutuhkan kecermatan dan ketelitian
tinggi, tidak membutuhkan test laboratorium untuk penunjang. Begitu test
lapangan selesai, langsung grafik sondir dapat digambar.
Test ini dapat secara tepat dan ekonomis digunakan untuk menentukan
keseragaman kondisi tanah du suatu lokasi serta dapat menetapkan batas
lapisanlapisan tanah yang berbeda disamping tentunya untuk mengukur
kekuatannya.
Dengan membandingkan grafik hasil sondir dari bebarapa lokasi dapat
diketahui apakah kondisi tanah tersebut seragam seluas areal penyelidikan.
Bila kondisi tanah seragam, maka grafik sondir, dalam hal ini hubungan qc
versus kedalaman, akan menunjukan bentuk kurva yang kurang lebuh sama.
b. Kelemahan Sondir
Mekanisme sondir dapat dikatakan statis, dan karenanya amat berbeda
dengan mekanisme pemancangan (dinamik). Ada jenis tanah tertentu yang
memberikan tahanan penetrasi yang besar selama penyondiran, namun tahan
ini akan rusak/hilang pada proses pemancangan. Tanah jenis ini umumnya
termasuk lanau atau pasir halus dengan sementasi lemah. Proses
pemancangan akan merusak ikatan sementasi ini, sedangkan penetrasi
sondir secara statis tak dapat menembusnya atau memberikan nilai q c yang
sangat tinggi.
Skala ujung sondir terhadap tinag pondasi rencana cukup besar. Dalam
penenuan daya dukung tiang hal ini dipertimbangkan, namun yang harus
diperhatikan ialah bila penetrasi sondir terhenti oleh suatu stratum yang
keras (qc > 250 kg/cm2 ). Dari sondir saja tidak dapt diketahui tebalnya
lapisan keras ini. Pemakaian qc secara langsung dari hasil sondir ini akan
berakibat fatal bila ternyata lapisan ini hanyalah lapisan yang sangat tipis
atau sondir membentur batu yang agak keras sehingga sering terjadi kesalah
pahaman dalam menginterpretasikan lapisan tanah keras. Pemakian sondir
pada daerah ynag belum dikenal karakteristik tanah dasarnya, sebaiknya
disertai dengan pengeboran untuk mendaptkan contoh tanahnya.
2.1.3 Peralatan
Berikut ini merupakan macam – mcam peralatan yang digunakan dalam
pengujian.
1) Mesin sondir manual kapasitas 2,5 ton.
2) Manometer 2 buah.
3) Satu set (min : 20) buah batang stang sondir lengkap dengan stang
dalam yang panjangnya masing – masing 1,0 meter.
4) Konus ganda (biconus).
5) Satu set angker (min : 4) buah, beserta kunci angker.
6) Besi kanal 4 buah (dua pendek dan dua panjang). Dimana kanal dengan
ujung pendek nantinya adalah penghubungan pada angker.
7) Kunci T dan tongkat besi untuk memutar angker.
Kunci T
2.2.1 Tujuan
Untuk memperoleh parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di
lapangan dengan SPT Parameter tersebut diperoleh dari jumlah pukulan terhadap
penetrasi konus yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi lapisan tanah
2.2.3 Peralatan
Berikut ini adalah peralatan yang akan digunakan dalam pengujian ini
diantaranya adalah:
2.3.1 Tujuan
Tujuan pengujian kali adalah untuk menentukan tahanan geser tanah kondisi
undrained.
yang ada. Durasi putaran yang diijinkan oleh ASTM D2573 adalah sebesar 0.1˚/s
atau setara dengan 6˚/menit.
2.3.3 Peralatan
Berikut ini adalah peralatan yang akan digunakan dalam pengujian
diantaranya adalah :
1) Alat Vane.
2) Stang Puntir (torsi).
2.4.1 Tujuan
Adapun tujuan dalam percobaan berikut ini ialah untuk menghitung nilai
kepadatan (berat isi kering) tanah di lapangan.
kadar air optimum ini biasanya dibuat grafik hubungan antara kadar air dan berat
isi kering.
Tanah sebagai dasar untuk suatu kontruksi haru mempunyai kepadatan yang
mencukupi agar sanggu untuk menerima bebean-bebean yang bekerja diatasnya.
Untuk itu perlu diketahui kepadatan dari tanah tersebut sehingga akan didapat suatu
kesimpulan apakah tanah tersebut memenuhi kepadatan yang diinginkan. Pengujian
dilapangan untuk menetukan kerapatan tanah setempat dapat bersifat destruksif ata
tidak destruktif. Kerapatan tanah dapat ditentukan dengan memukul sebuah silinder
kedalam tanah untuk mendapatkan contoh tanah yang volumenya diketahui. Yang
biasa dilakukan adalah dengan menggali sebuah lubang, cara ini disebut dengan “
pemindahan tanah “. Cara dengan pemindahan tanah adalah sebagai berikut :
a. Menggalai lubang pada permukaan tanah
b. Meneukan kadar airnya
c. Mengukur volume tanah yang digali
d. Menghitung berat volume basah
e. Membandingkan berat volume kering (labor) dengan berat volume
kering maximum yang diperoleh dilapangan.
f. kerucut Menghitung kepadatan tanah relative. Kepadatan relatif.
Kepadatan tanah dilapangan dapat dilaksanakan dengan tepat.
Selain dengan cara pemindahan tanah, kepadatan tanah dilapangan dapat
dikontrol dengan cara langsung yaitu dengan menggunakan isotop radioaktif yang
disebut dengan meoda nuklir. Dengan cara ini pengujian kepadatan dilapangan
dapat dilaksanakan degan tepat.
Secara garis besar teknik yang biasa dilakukan untuk menetukan kepadatan
tanah di lapangan ada 5, yaitu :
a. Metoda Kerucut Pasir (Sand cone )
Pasir kering yang telah diketahui berat volumenya dikeluarkan lewat
kerucut pengukur kedalam lubang. Volume lubang dapat ditentukan dari
berat pasir di dalam lubang dan berat volume keringnya.
b. Metoda Balon Karet
Volume ditentukan secara langsung dari pengembangan balaon yang
mengisi lubangnya. Metode ini bisa digunakan untuk semua jenis tanah.