Tugas Regulasi Pertambangan
Tugas Regulasi Pertambangan
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN DI INDONESIA
Hak Pengusahaan Bahan Secara mutlak berada pada Hak dan Kewajibannya di
Galian pemegang Konses tentukan secara rinci, yaitu
untuk kegiatan eksplorasi atau
eksploitasi
Pembnagian hasil dengan Berupa pungutan yg
Pemerintah mendapat
Pemerintah berhubungan dengan usaha maksimum 20 % dari
Pertambangan keuntungan bersih
Kewenangan Dapat membangun berbagai Dapat membangun berbagai
Fasilitas penunjang di wilayahfasilitas penunjang di wilayah
Konsesinya kerjanya, sesuai Kontrak.
c. Periode Kontrak Karya ( 1960 s/d Sekarang ) :
Sejak awal kemerdekaan, pemerintah dan bangsa Indonesia sudah berkeinginan untuk menguasai
sepenuhnya pengelolaan dan pengusahaan kekayaan alam yang terkandung di dalam perut Bumi Indonesia ini.
Termasuk bahan galian yang terdapat didalamnya, sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 33 ayat (3) UU
DASAR 1945. Pengusahaan kekayaan alam ini, waktu itu sebagian besar masih berada pada tangan para
pemegang konsesi pertambangan. Secara yuridis memang kedudukan para pemegang konsesi pertambangan ini,
sangat kuat. Bahkan sesuai Pasal 1 ayat (1) Kesepakatan KMB 1948, cengkeraman konsesi ini tetap dapat
berlangsung terus walaupun kita sudah merdeka. Karena masa berlakunya Konsesi ini dapat mencapai 75 tahun
dan Kontrak 5 A sampai 40 tahun.
Hal ini menurut pandangan yiridis beliau, sangat ber-tentangan dengan jiwa dan semangat UU DASAR 1945
khususnya Pasal 33 ayat (3). Maka pada tanggal 19 Juli 1951, beliau mengajukan usul kepada Pemerintah
melalui surat DPR RI No.Agd.1446/RM/DPRRI/1951. Oleh karena itu mosi tersebut, terkenal sebagai “Mosi
Teuku Mochammad Hasan”. Adapun beberapa pertimbangan yang mendorong beliau mengajukan usul atau
mosi tersebut, antara lain :
1) Bahwa sebagian besar ekonomi rakyat baik dalam usaha pertambangan, maupun diluar pertambangan masih
dikuasai oleh Belanda dan pihak asing lainnya. Antara lain perusahaan-perusahaan besar seperti KLM
(maskapai Penerbangan ), KPM (maskapai Pelayaran), BPM dan NKPM (maskapai Perminyakan) masih
dikuasai pihak Belanda. Sedangkan ekonomi menengah s/d sedang masih dikuasai oleh sekelompok
pedagang Cina;
2) Bahwa sebagian besar pengusahaan kekayaan bahan galian tambang, berdasarkan Indische Mijn Wet 1899,
masih dikuasai oleh para pemegang Konsesi Pertambangan;
3) Bahwa bila tambang-tambang tersebut diusahakan dengan sungguhsungguh, maka hasilnya tentu dapat
digunakan untuk menutupi sebagian besar dari APBN. Berarti hasil pertambangan dapat mengurangi dan
sekaligus meringankan beban rakyat, dalam kewajibannya untuk membayar pajak untuk membiayai Negara
tersebut. Dengan demikian hasil pertambangan itu telah dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dapat tercapai. Sebagai mana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (3) UU DASAR SEMENTARA 1950 (
Pasal 33 ( 3 ) UU DASAR 1945 ).