Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH K3 DAN LINGKUNGAN TAMBANG

INSPEKSI-AUDIT K3 DAN KEADAAN DARURAT

Dosen Pengampu: Meiry Frid Dwi Yansi,ST.,MT

Disusun Oleh :
Kelompok 4 (Empat)
Aripson Damanik DBD 117 009
Melisa Irawan Pakpahan DBD 117 010
Bangkitman F. K. Naibaho DBD 117 015
Glory Winnerson Siahaan DBD 117 020
Joyananda G. Simarmata DBD 117 022
Ezra Asido Silaen DBD 117 023
Dedy Iswandy Manullang DBD 117 025
Danny Atkasniatu DBD 117 036

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERTAMBANGAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana
atas berkat, dan rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
k3 dan lingkungan tambang yang berjudul “Inspeksi-Audit K3 dan Keadaan
Darurat”. Makalah ini berisi uraian mengenai inspeksi K3, audit K3 dan Keadaan
darurat K3.

Kami menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami


dalam menyusun makalah ini, kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Palangka Raya, 20 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1

1.3 Tujuan ......................................................................................... 1


1.4 Manfaat ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Inspeksi ........................................................................................... 3
2.2 Audit................................................................................................ 5
2.3 Keadaan Darurat.............................................................................. 8
2.4 Organisasi dan Personil....................................................................7

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................... 10


4.2 Saran ............................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya


untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.Keselamatan
dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan
hal-hal yang negative bagi diri karyawan.
Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang
diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya
pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja
agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai
pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam
lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat
seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu
keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik
itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga
tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin.
Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan
didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka
produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu
masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain
di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan,
baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain:
keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas di makalah ini yaitu:
1. Apaitu inpeksi k3?
2. Apa itu audit k3?
3. Apa itu keadaan darurat k3?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Untuk mengetahui inpeksi k3.
2. Untuk mengetehaui audit k3.
3. Untuk mengetahui keadaan darurat k3.

1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang inspeksi-audit K3 dan
keadaan darurat bagi penyusun dan pembaca.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Inspeksi
Inspeksi merupakan metoda terbaik untuk menemukan permasalahan dan
mengevaluasi risikonya sebelum kecelkaan atau kerugian terjadi.

2.1.1 Tujuan
 Mengidentifikasi potensi permsalahan pada pekerja atau tempat
kerja yang tidak diantisipasi sewaktu merancang atau menganalisis
tugas
 Mengidentifikasi kekurangan pada peralatan (unsafe condition)
 Mengidentifikasi tindakan pekerja tidak aman (unsafe practices)
 Mengidentifikasi efek dari perubahan (modifikasi) pada proses
material atau peralatan (melihat apa yang tejadi)
 Mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pada koreksi (remedial
actions) yang telah dilakukan terhadap potensi permasalahan baru

Memberikan informasi kepada manajemen tentang :


 Kondisi peralatan (yang baik dan yang rusak)
 Tata letak peralatan dan housekeeping (pengaturan tata letak yang
salah, tumpukan material)
 Peralatan /tools (yang baik dan yang rusak)
 Kondisi lingkungan kerja (spills, leaks)
 Menunjukkan komitmen manajemen

3
2.1.2 Jenis
 Informal Inspection: Dilakukan secara regular oleh pekerja secara
invidual
 Formal atau Plannded Inspection: Dilakukan umumnya oleh Line
Supervisor bersama tim atau managers bersama tim
2.1.3 Fungsi Safety inspection
 Dapat mendeteksi keausan dan kerusakan peralatan sebelum risiko
kecelakaan yang lebih besar terjadi (things wear out)
 Dapat memberikan masukan (feedback) apakah peralatan yang
dibeli atau pekerja yang dilatih sudah memadai (people are not
perfect)
 Dapat mendeteksi perubahan/ modifikasi (conditions change) di
unit operasi apak telah memadai dan tidak menimbulkan masalah
baru
 Dapat meningkatkan keyakinan kepada manajemen tentang tugas
dan tanggung jawab mereka untuk menyiapkan tempat kerja yang
aman
2.1.4 Pengetahuan yang Dibutuhkan
 Pengenalan akan potensi bahaya (hazard recognition). Untuk dapat
mengidentifikasi potensi kerugian (loss potentials)
 Pekerja harus melaporkan kepada Pengawas (Supervisor)
mengenai tindakan & kondisi tak aman yang mereka temui
 Laporan lisan dari pekerja akan diteruskan dalam bentuk tulisan
(Blanko Laporan Kondisi) oleh Pengawasnya
2.1.5 General Inspections
 General Inspections adalah inspeksi ke seluruh area (a planned
walk-through of an entire area)
 Inspectors mengamati secara cermat (look outside normal eye
level), dan menganalisanya

4
 Digunakan Daftar Pemeriksaan (Checklist) sebagai penuntun
untuk dapat mengobservasi seluruh aspek
 Laporan tentang temuan hasil inspeksi dan rekomendasinya dibuat
untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya dan tindakan lanjut
terhadap rekomendasi hasil inspeksi
 Line supervisor biasanya berperan sebagai Inspectors untuk
melakukan General Inspections (mereka paling mengetahui
pekerjaan yang dilakukan dan pekerja di area pengawasannya
 Line supervisor juga harus memiliki pengetahuan mengenai
‘Safety an Health Standards’
 Middle and Upper Managers jugas harus ikut dalam ‘planned
inpections and safety and haelth tours’. Ini merupakan cara yang
tepat untuk mengetahui permasalahan dan menunjukkan perhatian
dan komitmen terhadap aspek keselamatan kesehatan kerja
(safety)
 Storage Tanks
2.1.6 Langkah Safety Inspections
 Mempersiapkan (Prepare)
 Menginspeksi (Inspect)
 Menulis Rekomendasi (Develop remedial actions)
 Menindak Lanjut Rekomendasi (Take follow up action)

2.2 Audit k3
Pengamatan kritis dan sistematis terhadap penerapan yang
menyangkut aspek Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
mencari Kelemahan Sistem dan langkah perbaikannya sebelum timbul
kecelakaan/kerugian.

Tujuan Audit untuk menentukan efektifitas program K3 perusahaan, dan


mengukur upaya pencegahan kerugian.

5
Perbedaan Audit dan Inspeksi
 Audit: Upaya mengatur efektivitas dari pelaksanaan suatu Sistem,
Difokuskan terhadap proses suatu Sistem, Penekanan terhadap Proses,
Metode Pelaksanaan : tinjauan ulang, verifikasi dan observasi, Jangka
Panjang
 Inspeksi: Upaya menemukan kesesuaian dari suatu Obyek,
Difokuskan terhadap suatu Obyek, Penekanan terhadap hasil akhir,
Metode Pelaksanaan : dengan pengujian secara teknis dan mendetil,
Jangka Pendek

2.2.1 Ruang Lingkup Audit


Audit K3 dilaksanakan pada semua kegiatan perusahaan
 Pelaksanaan audit K3 harus mencakup semua tujuan dan program
serta sistem manajemen K3 yang yang telah ditetapkan.
 Melibatkan semua unsur untuk melaksanakan perbaikan sebagai
perwujudan komitmen manajemen.
2.2.2 Jenis Audit
Internal dan Eksternal
1. Audit Internal
 Pemeriksaan oleh perusahaan sendiri tanpa menghilangkan
obyektifitas
 Pelaksanaan tidak terlalu formal
 Bertujuan untuk menilai/ melakukan evaluasi terhadap
program
 Memberi masukan kepada manajemen dalam rangka
mengembangkan system manajemen K3
 Mempersiapkan untuk pelaksanaan audit eksternal yang
akan dilaksanankan oleh konsultan pihak luar

6
CONTOH: Process Safety Management Audit (PSM Audit
Team), Environmental,
Health and Safety Management System Audit (SMLK3
Audit Team)
2. Audit Eksternal
 Audit yang dilakukan oleh badan independen atau konsultan
 Pemeriksaan dilakukan secara formal
 Tujuan audit untuk menilai secara obyektif terhadap sistem
manajemen K3
 Penilaian oleh badan independen akan memperoleh
pengakuan baik secara nasional maupun internasiona
CONTOH: Audit SMK3 Depnaker, Audit OHSAS 1800
2.2.3 Keuntungan Audit
 Memperkuat program dan standar organisasi
 Mengingatkan manajer pada setiap tingkatan untuk mendorong
perbaikan kinerja
 Laporan audit dapat mengupayakan perbaikan dan perhatian
terhadap kondisi substandard
 Mendapat informasi pada saat yang tepat sebelum kejadian yang
merugikan terjadi, sehingga dapat melakukan kontrol utk
perbaikan pada tingkat awal
 Identifikasi terhadap kelemahan program
 Memberi kesempatan pada kelompok atau individu untuk saling
mengenal dan saling memperkuat
 Memperkuat kemampuan manajemen
 Meningkatkan keterlibatan manajemen dalam pelaksanaan
program
 Fokus pada kinerja sebagai motivasi manajemen
 Memberi kesempatan pada upaya dan kontribusi setiap pekerja
dalam melaksanakan prinsip sistem manajemen K3

7
2.2.4 Langkah – langkah Pelaksanaan Audit
 Persiapan pre-audit
 Pertemuan pendahuluan
 Tour keliling tempat kerja
 Melaksanakan wawancara
 Verifikasi terhadap informasi yang didapat
 Pertemuan penutup
 Evaluasi dan Laporan audit
2.2.4 Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan audit k3
1. Prinsip Dasar Audit
 Audit harus berdasarkan fakta-fakta obyektif
 Kriteria keputusan harus berdasarkan kepada syarat-syarat
standar dan peraturan- perundangan yang ada
2. Pokok penting dan saran dalam penerapan audit
 Pisahkan antara audit dokumen dan audit lapangan
 Gunakan daftar periksa; Namun demikian audit tidak
terbatas pada daftar periksa, oleh sebab itu temuan di
lapangan dapat diangkat menjadi permasalahan
 Ujilah bukti yang didapat di lapangan dengan standar,
prosedur dan peraturan yang berlaku
 Kesesuaian dan ketidak sesuaian, serta tingkatannya perlu
dievaluasi
 Rincian temuan harus sesuai dengan pokok kriteria audit
2.3 Keadaan Darurat
Keadaan darurat atau dahulu dikenal sebagai staat van oorlog en beleg
(SOB) yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai state of emergency adalah
suatu pernyataan dari pemerintah yang bisa mengubah fungsi-fungsi
pemerintahan, memperingatkan warganya untuk mengubah aktivitas, atau

8
memerintahkan badan-badan negara untuk menggunakan rencana-rencana
penanggulangan keadaan darurat. Biasanya, keadaan ini muncul pada masa
bencana alam, kerusuhan sipil, atau setelah ada pernyataan perang.

2.3.1 Prosedur keadaan darurat :


Tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan
darurat, dengan maksud untuk mencegah atau mengurangi kerugian
lebih lanjut atau semakin besar.

2.3.2 Jenis jenis Prosedur Keadaan Darurat :


1) Prosedur intern (lokal)
Ini merupakan pedoman pelaksanaan untuk masing-masing bagian/
departemen, dengan pengertian keadaan darurat yang terjadi masih
dapat di atasi oleh bagian-bagian yang bersangkutan, tanpa melibatkan
kapal-kapal atau usaha pelabuhan setempat.

2) Prosedur umum (utama)


Merupakan pedoman perusahaan secara keseluruhan dan telah
menyangkut keadaan darurat yang cuku besar atau paling tidak dapat
membahayakan kapal-kapal lain atau dermaga/terminal.
Dari segi penanggulangannya diperlukan pengerahan tenaga yang
banyak atau melibatkan kapal-kapal / penguasa pelabuhan setempat.

2.3.3 Penanggulangan Keadaan Darurat


Penanggulangan keadaan darurat didasarkan pada suatu pola
terpadu yang mampu mengintegrasikan aktivitas atau upaya.
Penanggulangan keadaan darurat tersebut secara cepat, tepat dan
terkendali atas dukungan dari instansi terkait dan sumber daya manusia
serta fasilitas yang tersedia.

9
1. Dengan memahami pola penanggulangan keadaan darurat ini
dapat diperoleh manfaat :

 Mencegah (menghilangkan) kemungkinan kerusakan akibat


meluasnya kejadian darurat itu.
 Memperkecil kerusakan-kerusakan mated dan lingkungan.
 Dapat menguasahi keadaan (Under control).

2. Untuk menanggulangi keadaan darurat diperlukan beberapa


Iangkah mengantisipasi yang terdiri dari :

a) Pendataan
Dalam menghadapi setia keadaan darurat dikenal selalu diputuskan
tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi peristiwa tersebut
maka perlu dilakukan pendataan sejauh mana keadaan darurat
tersebut dapat membahayakan manusia (pelayar), kapal dan
lingkungannya serta bagaimana cara mengatasinya disesuaikan
dengan sarana dan prasarana yang tersedia.

Langkah-Langkah pendataan antara lain :

1. Tingkat kerusakan kapal


2. Gangguan keselamatan kapal (Stabilitas)
3. Keselamatan manusia
4. Kondisi muatan
5. Pengaruh kerusakan pada lingkungan
6. Kemungkinan membahayakan terhadap dermaga atau kapal lain.

b) Peralatan

Sarana dan prasarana yang akan digunakan disesuaikan dengan


keadaan darurat yang dialami dengan memperhatikan kemampuan

10
kapal dan manusia untuk melepaskan diri dari keadaan darurat
tersebut hingga kondisi normal kembali.

Petugas atau anak buah kapal yang terlibat dalam operasi


mengatasi keadaan darurat ini seharusnya mampu untuk bekerjasama
dengan pihak lain bila mana diperlukan (dermaga, kapal lain/team
SAR).

Secara keseluruhan peralatan yang dipergunakan dalam


keadaan darurat adalah :

 Breathing Apparatus – Alarm


 Fireman Out Fit – Tandu
 Alat Komunikasi
 dan lain-lain disesuaikan dengan keadaan daruratnya.

c) Mekanisme kerja

Setiap kapal harus mempunyai team-team yang bertugas dalam


perencanaan dan pengeterapan dalam mengatasi keadaan darurat.
Keadaan-keadaan darurat ini harus meliputi semua aspek dari
tindakan-tindakan yang harus diambil pada saat keadaan darurat
serta dibicarakan dengan penguasa pelabuhan, pemadam kebakaran,
alat negara dan instansi lain yang berkaitan dengan pengarahan
tenaga, penyiapan prosedur dan tanggung jawab, organisasi, sistem,
komunikasi, pusat pengawasan , inventaris dan detail lokasinya.

Tata cara dan tindakan yang akan diambil antara lain :

 Persiapan, yaitu langkah-langkah persiapan yang


diperlukan dalam menangani keadaan darurat tersebut berdasarkan
jenis dan kejadiannya.

11
 Prosedur praktis dari penanganan kejadian yang harus
diikuti dari beberapa kegiatan/bagian secara terpadu.

 Organisasi yang solid dengan garis-garis komunikasi dan


tanggung jawabnya.
 Pelaksanaan berdasarkan 1, 2, dan 3 secara efektif dan
terpadu.

 Prosedur di atas harus meliputi segala ma cam keadaan


darurat yang ditemui, baik menghadapi kebakaran, kandas,
pencemaran, dan lain-lain dan harus dipahami benar oleh pelaksana
yang secara teratur dilatih dan dapat dilaksanakan dengan baik.

Keseluruhan kegiatan tersebut di atas merupakan suatu mekanisme


kerja yang hendak dengan mudah dapat diikuti oleh setiap
manajemen yang ada dikapal, sehingga kegiatan mengatasi keadaan
darurat dapat berlangsung secara bertahap tanpa harus menggunakan
waktu yang lama, aman, lancar dan tingkat penggunaan biaya yang
memadai. untuk itu peran aktif anak buah kapal sangat tergantung
pada kemampuan individual untuk memahami mekanisme kerja
yang ada, serta dorongan rasa tanggung jawab yang didasari pada
prinsip kebersamaan dalam hidup bermasyarakat di kapal.

Mekanisme kerja yang diciptakan dalam situasi darurat tentu


sangat berbeda dengan situasi normal, mobilitas yang tinggi selalu
mewarnai aktifitas keadaan darurat dengan lingkup kerja yang
biasanya tidak dapat dibatasi oleh waktu karena tuntutan
keselamatan. Oleh sebab itu loyalitas untuk keselamatan bersama
selalu terjadi karena ikatan moral kerja dan dorongan demi
kebersamaan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Inspeksi merupakan metoda terbaik untuk menemukan permasalahan dan
mengevaluasi risikonya sebelum kecelkaan atau kerugian terjadi.
 Audit K3 adalah Pengamatan kritis dan sistematis terhadap penerapan yang
menyangkut aspek Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk
mencari Kelemahan Sistem dan langkah perbaikannya sebelum timbul
kecelakaan/kerugian.
 Keadaan Darurat adalah Keadaan yang lain dari keadaan normal yang mempunyai
kecenderungan atau potensi tingkat yang membahayakan baik bagi keselamatan
manusia, harta benda maupun lingkungan.
3.2 Saran
Penerapan inspeksi - audit K3 dan Keadaan darurat di Indonesia mestilah
semakin ditingkatkan seiring dengan adanya peraturan pemerintah tentang
keselamatan dan kesehatan kerja ( K3) agar tercipta pekerja yang aman, sehat,
efisien dan pruduktif.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://fdokumen.com/document/pertemuan-k3-5-inspeksi-sbo-audit-k3-keadaan-
darurat.html

http://www.maritimeworld.web.id/2011/08/prosedur-keadaan-darurat-materi-
darurat.html?m=1

http://pegiatk3.blogspot.com/2016/05/prosedur-tanggap-darurat.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai