Anda di halaman 1dari 3

UAS Pendidikan Pancasila

Nama : Ivan Reynaldi Nugroho

No.Mhs : 141200076

Mata Kuliah/ Kelas : Pendidikan Pancasila/EMD

Dosen : Drs.Sudarman Tanjung, MM

Hari, tanggal : Jumat 23 Juli 2021

1. Dimensi Pancasila sebagai suatu sistem etika dalam Pancasila mengandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai ini membentuk
perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek kehidupan. Sila ketuhanan mengandung
dimensi moral berupa nilai spiritualistis yang mendekatkan diri manusia kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan
manusia lebih manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam
pergaulan antar sesame manusia. Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa
kebersamaan, cinta tanah air. Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap
menghargai orang lain, mau mendengar pendapat orang lain, dan tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain. Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib
orang lain, kesediaan membantu kesulitan orang lain.
2. Menurut saya keputusan KPK tentang pemberhentian 75 pegawai yang tidak lolos TWK
cukup tepat. Karena menurut saya untuk menjadi seorang pegawai sebuah lembaga anti
korupsi seharusnya menguasai secara dasar tentang wawasan kebangsaan negaranya. Hal
itu menurut saya penting karena jika seseorang memiliki wawasan kebangsaan yang baik
sudah pasti dia akan kebal dengan yang namanya korupsi, dikarenakan pengetahuan
tentang wawasan kebangsaan akan menimbulkan rasa cinta terhadap tanah air. Kita juga
tidak mengetahui apakah KPK 100% bersih dari tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dan apakah rekam kerja 75 pegawai itu bersih secara real atau ada yang ditutup-tutupi.
3. Contoh implementasi Pancasila sebagai pedoman pengembangan IPTEK yaitu sebagai
berikut :
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan,
mencipta, perimbangan antara rasional dengan irrasional, antara akal, rasa, dan
kehendak. Menggunakan dan mengembangkan IPTEK dengan juga menerapkan
nilai nilai positif keagamaan.
 Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas
bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK haruslah secara beradab dan
diutamakan untuk kepentingan kemanusiaan untuk kesejahteraan bersama.
 Sila Persatuan Indonesia, menyadarkan kepada bangsa Indonesia bahwa rasa
nasionalisme timbula dari sumbangan perkembangan IPTEK, dengan IPTEK
persatuan dan kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara dengan baik atas
dasar nasionalisme dan Bhinneka Tunggal Ika
 Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, perkembanggan IPTEK di Indonesia harus
dalndasi dengan semangat demokrasi yang tinggi. Dengan kata lain perkembangan
IPTEK di Indonesia harus bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup semua
masyarakatnya bukan hanya untuk kepentingan segelintir orang saja.
 Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemajuan IPTEK harus
dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu
keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia
dengan Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat
bangsa dan negara serta manusia dengan alam lingkungannya.
4. Contoh aktualisasi Pancasila pada generasi muda sebagai berikut.
i. Memiliki satu agama dan menjalankan ibadahnya dengan tekun sesuai aturan
keagamaannya. Serta tidak memaksa orang lain untuk mempercayai
kepercayaannya apalagi dengan cara-cara yang radikal.
ii. Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari banyaknya suku,
agama, ras. Serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan tidak
mengutamakan seseorang berdasarkan latar belakangnya atau ciri fisiknya.
iii. Menumbuhkan rasa cinta tanah air ditengah keberbedaan. Yaitu dengan
menyadarkan bahwa perbedaan bukan suatu halangan untuk menjadi bangsa yang
besar melainkan sebuah keuntungan yang besar denga cara melakukan aktivitas
atau program kerja dengan dasar keberagaman.
iv. Mengawasi dan memberikan saran terhadap jalannya penyelenggaraan kedaulatan
rakyat yang dilakukan pemerintah dan mengutamakan pengambilan keputusan
dengan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan suatu permasalahan, baik
kepentingan dua orang atau lebih.
v. Senantiasa berusaha membantu orang lain yang membutuhkan bantuan,
menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan pendapat kita, serta
berani memeperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
5. Intoleransi yang diberitakan secara kurang benar oleh media saat ini sebenarnya adalah
ancaman yang cukup serius. Akan tetapi dilihat dari kasus pembakaran Gereja Toraja
Mamasa Jemaat Batang Uru Timur ini merupakan refleksi dari rendahnya intoleransi di
Indonesia. Bukan masalah gerejanya yang dibakar akan tetapu mudahnya orang-orang
tergiring opini yang salah. Pada dasarnya adalah intoleransi yang terjadi di Indonesia akar
utama masalahnya ada di pola pikir masyarakatnya. Kurangnya edukasi inilah yang
mengakibatkan intoleransi. Kita bias berkaca pada jaman penjajahan Belanda. Pada saat
masyarakat kurang teredukasi, perang antar daerah pecah di mana-mana karena politik
devide et impera yang dilakukan Belanda. Akan tetapi pada saat masyarakt lebih teredukasi
di masa perjuangan nasional maka siasat Belanda tersebut sudah tidak efektif lagi.

Anda mungkin juga menyukai