Berikut adalah gambar anak-anak yang menderita gangguan kekurangan
protein kronis yang biasa disebut marasmus dan kwashiorkor.
Berikan Analisa Anda mengapa dengan kondisi kekurangan protein secara
kronis bisa memberikan manifestasi klinis tersebut
KEP (Kurang Energi Protein) merupakan salah satu penyakit
gangguan gizi. Kurang Energi Protein (KEP), ialah keadaan kurangnya gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi, serta seringkali diikuti penyakit infeksi.
Kwashiorkor adalah keadaan yang diakibatkan oleh
kekurangan makanan sumber protein. Tipe ini banyak dijumpai pada anak usia 1 sampai 3 tahun. Gejala utama kwashiorkor adalah pertumbuhan terhalang dan badan bengkak, tangan, kaki, serta Wajah tambak sembab dan ototnya kendur. Wajah tampak bengong dan pandangan kosong, tidak aktif dan sering menangis. Rambut menjadi berwarna lebih terang atau coklat tembaga. Perut buncit, serta kaki kurus dan bengkok. Marasmus adalah gejala kelaparan yang hebat karena makanan yang dikonsumsi tidak menyediakan energi yang cukup untuk mempertahankan hidupnya sehingga badan menjadi sangat kecil dan tinggal kulit pembalut tulang. Marasmus biasanya terjadi pada bayi berusia setahun pertama.
Banyak manifestasi dari KEP merupakan respon penyesuaian pada
kurangnya asupan energi dan protein. Untuk menghadapai asupan yang kurang, maka dilakukanya pengurangan energi aktifitas, namun meskipun ini respon penyesuaian, deposit lemak dimoilisasi untuk memenuhi kebutuhan energi yang sedang berlangsung meksikupun rendah. Setelah deposit lemak habis, katabolisme proteinharus menyediakan substrat yang berkelanjutan untuk menjaga metabolisme basal.