Anda di halaman 1dari 17

Laporan Lengkap

Percobaan IV

Sistem Perairan

Nama : Helena Angelia


Stambuk : A 221 18 076
Kelas :D
Kelompok :V
Asisten : Moh. Dhuhri Surya Wirawan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap
Praktikum Pengetahuan Lingkungan dengan baik.
Ucapan terima kepada Bapak/Ibu Dosen serta Asisten lapangan yang telah
membimbing dan menuntun kami selama proses praktikum. Dengan adanya
pembuatan laporan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan lengkap praktikum
pengetahuan lingkungan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu segala kritikan dan saran yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Palu, April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB III METODOLOGI 5
3.1 Waktu dan Tempat 5
3.2 Alat dan Bahan 5
3.3 Prosedur Kerja 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7
4.1 Hasil Pengamatan 7
4.2 Pembahasan 9
BAB V PENUTUP 12
5.1 Kesimpulan 12
5.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan adalah informasi yang telah diketahui atau disadari seseorang


dengan pemahaman atau potensi untuk menyelidiki, menemukan, atau menindaki apa
yang ada dibenak seseorang. Lingkungan juga merupakan segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung. Jadi, pengetahuan lingkungan adalah informasi yang telah
diketahui seseorang dengan suatu pemahaman mengenai segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan.
Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 13 April 2019 pada pukul
14.00 WITA – 15.20 WITA di Dusun Lino, Desa Tolongano, Kecamatan Banawa
Selatan. Praktikum ini dilaksanakan di luar ruangan, tepatnya di tiga sistem perairan
yaitu sistem perairan sungai, tambak dan laut.
Pada modul ini membahas tentang sistem perairan. Adapun pengertian dari
sistem perairan adalah suatu komponen atau daerah yang digenangi oleh air. Yang
termasuk perairan umum, yaitu sungai, danau, waduk, kali dan sebagainya. Dalam
ekosistem perairan tawar dikelompokkan menjadi 2, yaitu perairan mengalir atau
biasa dikenal dengan perairan lotik dan perairan menggenang atau biasa dikenal
dengan perairan lentik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbandingan sifat fisik pada sistem perairan?


2. Bagaimana perbandingan sifat kimia pada sistem perairan?
3. Bagaimana perbandingan sifat biologi pada sistem perairan?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari sistem perairan ini adalah sebagai berikut.


1. Untuk mengetahui perbandingan sifat fisik pada perairan.
2. Untuk mengetahui perbandingan sifat kimia pada perairan.
3. Untuk mengetahui perbandingan sifat biologi pada perairan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perairan umum adalah bagian dari permukaan bumi yang secara permanen
atau berkala digenangi oleh air, baik air tawar, payau maupun laut. Perairan umum
tersebut diantaranya sungai, danau, waduk, kali dan sebagainya. Ekosistem perairan
tawar secara umum dibagi menjadi dua yaitu perairan mengalir (lotik water) dan
perairan menggenang (lentik water). Perairan lentik adalah perairan yang tenang di
mana tidak ada arus atau kecepatan air, meskipun ada itu hanya dalam skala kecil dan
tidak diperhitungkan (Wetzel, 1975 dalam Arisagy, 2005). Perairan menggenang
(lentik water) tersebut meliputi waduk, danau, kolam, telaga, situ rawa dan dan lain
(Barus, 2001 dalam Arisagy, 2005).
Kualitas air dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu oligotrofik, mesotrofik,
dan yang terakhir eutrofik. Perairan yang termasuk oligotrofik yaitu perairan dimana
kondisi warna airnya jernih dan tidak dijumpai melimpahnya tanaman air seperti alga.
Kondisi ini tidak mendukung populasi ikan yang relative besar. Perairan yang
termasuk eutrofik yaitu suatu perairan dimana terdapatnya tanaman air yang relatif
besar, memiliki nutrient tinggi dan mendukung hewan air yang hidup di dalamnya.
Perairan mesotrofik yaitu perairan yang berada diantara tipe eutrofik dan oligotrofik,
dengan kondisi nutrient sedang dan tumbuhan/hewan air yang tumbuhnya pun sedang

(Faridah Z, Aeni, 2015).


Sungai merupakan ekosistem air tawar yang mengalir, yang mempunyai ciri
khas yaitu adanya arus yang merupakan faktor yang mengendalikan dan merupakan
faktor pembatas di sungai (Odum 1993 dalam Suryanti, Rudiyanti, Sumartini, 2013).
Ekosistem sungai merupakan kumpulan dari komponen abiotik (fisika dan kimia) dan
biotik (organisme hidup) yang berhubungan satu sama lain dan saling berinteraksi

3
membentuk suatu struktur fungsional (Fachrul, 2007 dalam Suryanti, Rudiyanti,
Sumartini, 2013).
Fitoplankton adalah organisme yang hidup melayang-layang di dalam air,
relatif tidak memiliki daya gerak, sehingga eksistensinya sangat dipengaruhi oleh
gerakan air seperti arus, dan lain-lain (Odum, 1993 dalam Suryanti, Rudiyanti,
Sumartini, 2013). Fitoplankton merupakan organisme yang memegang peranan
penting dalam perairan. Beberapa fitoplankton ada yang hidup di perairan bersih dan
ada juga beberapa kelompok yang dapat hidup di perairan yang tercemar. Maka dari
itu keberadaan fitoplankton dapat dijadikan sebagai indikator kondisi kualitas
perairan (Suryanti, 2013).
Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat
untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Kegiatan
budidaya tambak yang terus menerus menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan,
yang ditandai dengan menurunnya kualitas air (Suparjo, 2008).
Laut merupakan bagian terbesar dari luas kepulauan Indonesia sebesar 90%.
Selain sebagai alat pemersatu yang menghubungkan berbagaipulau di Indonesia, laut
juga merupakan sumber perikanan yang berpotensial tinggi. Dalam penangkapan ikan
terdapat penggunaan berbagai pengetahuan dasar (basic sciences) serta pengetahuan
terapan (applied scienes) seperti: fisika, biologi, ekologi, oceanografi, meteorlogi dan
klimatologi, elektronika, mesin dan lain-lain (Ayodhyoa, 1981 dalam Loupatty,
2012).

4
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanakan praktikum sebagai berikut.


Hari / Tanggal : Sabtu / 13 April 2019
Waktu : Pukul 14.00 – 15.20
Tempat : Dusun Lino, Desa Tolongano, Kecamatan Banawa Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini sebagai berikut.
- Salinometer
- Ph indikator
- Alat tulis
- Lembar kerja

5
3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini, yaitu :


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengamati kondisi fisik dan kimia air sungai, tambak, dan laut yang ada disekitar
lokasi pengamatan.
3. Mengamati pula kondisi biologisnya berupa tumbuhan air dan keberadaan
hewannya.
4. Mengukur kadar garam (salinitas) dengan menggunakan salinometer, dan
keasamaan air dengan menggunakan Ph indikator.
5. Memasukkan data pada table pengamatan yang tersedia.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

No. Kondisi Fisik, Kimia, dan Biologi Keadaan Perairan


Perairan Sungai Tambak Laut

1. Warna :
- Bening

- Coklat
√ √
- Hitam

- Kuning
2. Rasa :
- Tawar

- Payau

- Asin

- Asam

- Manis
3. Bau :
- Berbau
√ √
- Tidak Berbau

4. Kekeruhan :
- Bening

- Agak Keruh

- Keruh

7
- Keruh Berlumpur √ √


5. Erosi Daerah Pinggiran :
- Erosi Permukaan

- Erosi Alur

- Erosi Parit

6. Kondisi Biologi :
1. Tumbuhan Air

- Terapung

- Akar Terbenang
√ √ √
- Akar Mencuat

- Seluruhnya Terbenang

2. Plankton
√ √ √
3. Benthos √
√ √
4. Nekton
7. Kegunaan Air :

- Air Minum

- MCK

- Pertanian √

- Industri

- Peternakan √ √

8
- Pembuangan
8. 1. Kadar Garam (Salinitas) 0‰ 2,5 ‰ 30 ‰

2. Kadar Keasaman 7 (normal) 7 (normal) 6 (asam)

4.2 Pembahasan

Daerah perairan adalah bagian dari permukaan bumi yang secara permanen
atau berkala digenangi oleh air, baik air tawar, payau maupun laut. Ekosistem
perairan terbagi menjadi dua, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Pembagian ini berdasarkan perbedaan fisik dan kimiawi yang memengaruhi
komunitas perairan tersebut. Bioma air tawar umumnya memiliki konsentrasi garam
kurang dari 1%, sedangkan bioma laut umumnya memiliki konsentrasi garam 3%.
Pada praktikum ini alat yang digunakan adalah salinometer, dan ph indikator.
Adapun kegunaan salinometer, yaitu untuk mengukur kadar garam atau tingkat
keasinan yang terkandung pada air. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilkakukan
kadar garam yang terkandung pada air sungai, air tambak dan air laut berbeda.
Dimana pada air sungai kadar garamnya diperoleh 0 ‰ , air tambak diperoleh 2,5 ‰,
dan air laut diperoleh 30 ‰. Kegunaan dari ph indikator atau ph meter adalah untuk
mengukur tingkat keasaman yang terkandung di dalam air. Pada pengamatan ini
tingkat keasaman yang terkandung pada air sungai dan air tambak adalah 7 yang
artinya ph dalam keadaan normal, sedangkan air laut diperoleh 6 yang artinya ph
dalam keadaan asam.
 Sungai adalah perairan umum yang airnya mengalir terus menerus pada arah
tertentu, berasal dari air tanah, air permukaan yang diakhiri bermuara ke laut. Sungai
sebagai perairan umum yang berlokasi di darat dan merupakan suatu ekosistem
terbuka yang berhubungan erat dengan sistem-sistem terestrial dan lentik . 
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan keadaan fisik dari air sungai, yaitu
airnya berwarna bening namun agak keruh, rasanya tawar, dan tidak berbau, serta
erosi daerah pinggirannya merupakan erosi alur. Keadaan biologis air sungai, yaitu

9
terdapat tumbuhan air yang memiliki akar terbenang disekitar daerah tersebut, daerah
ini pula ditemukan adanya plankton, dan nekton. Kegunaan air sungai di sana adalah
sebagai lahan pertanian.
Tambak adalah suatu perairan yang sengaja dibuat sebagai wadah budidaya
perairan yang biasanya letaknya di dekat pantai. Tambak biasanya diisi dengan air
payau karena sumber air di dekat pantai biasanya cenderung payau. Namun  juga ada
tambak yang menggunakan air laut/berada tepat di tepi laut. Adapun keadaan fisik
dari air tambak, yaitu warna airnya coklat dan agak keruh, rasanya payau, dan berbau,
serta erosi daerah pinggirannya merupakan erosi parit. Keadaan biologis air tambak
yaitu terdapat juga tumbuhan air yang memiliki akar terbenang disekitar daerah
tersebut, ditemukan adanya plankton. Kegunaan tambak adalah untuk peternakan.
Laut yaitu suatu perairan yang luas di permukaan bumi yang menghubungkan
suatu pulau dengan pulau lain yang dibuat secara alami dan cenderung memiliki
salinitas tinggi. Keadaan fisik dari air laut, yaitu airnya berwarna coklat dan keruh
berlumpur, rasanya asin, dan juga berbau, erosi daerah pinggirannya merupakan erosi
alur. Keadaan biologis berdasrakan hasil pengamatan untuk air laut, yaitu terdapat
tumbuhan air yang memiliki akar terbenang disekitar daerah tersebut, ditemukan pula
adanya plankton, nekton, serta benthos. Kegunaan air laut, yaitu untuk peternakan.
Adapun kendala yang dialami dalam melakukan praktikum ini yaitu ada
beberapa alat yang rusak sehingga tidak dapat digunakan dalam praktikum.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dapat dibandingkan dengan
literatur yang ada, dimana hasilnya adalah sama. Kesamaannya terdapat pada kondisi
biologi air yang pada ketiga daerah hasil pengamatan ditemukan adanya plankton.

10
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan pengamatan, dapat disimpulkan bahwa :


1. Perbandingan sifat fisik air sungai, tambak, dan laut yaitu rasa air sungai adalah
tawar, rasa air tambak adalah payau dan rasa air laut adalah asin.
2. Perbandingan sifat kimianya yaitu ph air sungai dan tambak adalah 7, sedangkan
air laut adalah 6.
3. Perbandingan sifat biologinya yaitu pada air sungai terdapat plankton, pada air
tambak terdapat plankton dan nekton, sedangkan pada air laut terdapat plankton,
nekton dan benthos.

11
5.2 Saran

Lebih teiliti dan berhati-hati saat melakukan praktikum agar data yang didapat
lebih tepat, Lebih teliti didalam melakukan pengamatan agar hasil yang didapatkan
lebih valid. Sebaiknya saat pertemuan praktikum materi yang dibahas sebaiknya
harus lebih mendalam agar mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang lebih
disamping pengetahuan dasar dari materi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Carissa Paresky Arisagy (2005) “Morfometri Perairan Lentik”, Jurnal Limnologil.

Grace Loupatty (2012) “Analisis Warna Cahaya Lampu Terhadap Hasil Tangkapan
Ikan”, Jurnal Barekeng, Vol. 6, No. 1, Hal. 47.

Mustofa Niti Suparjo (2008) “ Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa
Mororejo Kabupaten Kendal”, Jurnal Saintek Perikanan, Vol. 4, No. 1, Hal.
55.

Nida Nur Faridah Z, Qurrotul Aeni (2015) “Pengaruh Kandungan Oksigen Terlarut (Do)
Terhadap Status Eutrofikasi Di Waduk Cirata, Kota Serang”, Jurnal
Limnologi.

Suryanti, Siti Rudiyanti, Susi Sumartini (2013) “Kualitas Perairan Sungai Seketak
Semarang Berdasarkan Komposisi Dan Kelimpahan Fitoplankton”, Journal Of
Management Of Aquatic Resources, Volume 2, Nomor 2, Hal. 39.

12
LAMPIRAN

Sistem Perairan Sungai Sistem Perairan Tambak

Sistem Perairan Laut

13
14

Anda mungkin juga menyukai