Anda di halaman 1dari 7

BAHAN BELAJAR TUTORIAL SKENARIO 3

Pertanyaan pemicu:
1. Bagaimanakah prinsip penghitungan kebutuhan kalori pada seorang individu? Apakah
setiap individu memiliki besar kebutuhan energi yang sama?
Prinsip penghitungan kebutuhan kalori pada setiap individu dapat digunakan rumus
berikut :
1. Rumus Harris-Benedict
Rumus Harris-Benedict merupakan salah satu rumus yang sering digunakan oleh ahli
gizi. Rumus ini memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan
tingkat aktivitas Anda.
Pertama-tama, kita perlu menghitung basal metabolism rate (BMR) terlebih dahulu.
BMR atau laju metabolisme basal adalah perkiraan jumlah energi yang digunakan
untuk menjalankan fungsi dasar tubuh dalam kondisi istirahat.
BMR pada pria dan wanita dapat diketahui dengan rumus berikut.
 BMR Pria = 66,5 + (13,7 × berat badan) + (5 × tinggi badan) – (6,8 × usia)
 BMR Wanita = 655 + (9,6 × berat badan) + (1,8 × tinggi badan) – (4,7 × usia)
Pada rumus di atas, berat badan dicantumkan dalam satuan kilogram (kg), sedangkan
tinggi badan dalam satuan sentimeter (cm).
Hasil dari penghitungan tersebut kemudian dikalikan dengan faktor aktivitas fisik.
Anda dapat mengikuti panduan kategori berikut.
 Hampir tidak pernah berolahraga: kalikan 1,2
 Jarang berolahraga: kalikan 1,3
 Sering berolahraga atau beraktivitas fisik berat: kalikan 1,4
Sebagai contoh, ada seorang wanita berusia 26 tahun yang memiliki berat badan 60 kg
dan tinggi badan 160 cm. Kegiatan sehari-harinya pergi bekerja dan jarang
berolahraga. Berarti, kebutuhan kalori harian wanita tersebut yaitu 1.848 kkal.
2. Rumus WHO
Rumus WHO lebih sederhana dibandingkan rumus Harris-Benedict. Rumus ini tidak
memperhitungkan tinggi badan, melainkan dibagi berdasarkan kategori usia.
Sebagai contoh, untuk mencari kebutuhan energi seorang wanita berusia 18 – 29
tahun, digunakan rumus 14,7 × (berat badan dalam kilogram) + 496.
Sementara untuk mencari kebutuhan energi pria usia 18 – 29 tahun, digunakan rumus
15,3 × (berat badan dalam kilogram) + 679. Hasilnya kemudian dikalikan dengan
faktor aktivitas fisik seperti pada rumus Harris-Benedict.
kebutuhan jumlah kalori setiap orang berbeda-beda karena ada beberapa faktor yang
dapat memengaruhinya. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis kelamin, berat dan tinggi
badan, usia, komposisi tubuh, dan tingkat aktivitas fisik harian.
Sementara menurut National Health Service di Inggris, pria disarankan mengonsumsi
2.500 kalori dan wanita 2.000 kalori. Berbeda dengan anjuran Organisasi Makanan
dan Pertanian AS yang menyarankan asupan kalori minimum sebesar 1.800 kalori per
hari.
Di Indonesia, terdapat tabel angka kecukupan gizi (AKG) menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019. Tabel ini memuat anjuran berapa banyak kalori
dan zat gizi dalam AKG yang dibutuhkan oleh masing-masing kelompok usia.
Kebutuhan kalori di bawah ini merupakan patokan rata-rata untuk setiap kelompok
usia.
1. Bayi dan anak
Kebutuhan kalori anak-anak dan bayi meningkat seiring bertambahnya usia. Pada
enam bulan pertama, kebutuhan kalori bayi dipenuhi melalui pemberian ASI
eksklusif. Setelah itu, pemberian makanan disesuaikan berdasarkan usia anak.
Kebutuhan kalori bayi dan anak yaitu sebagai berikut.
 0 – 5 bulan: 550 kkal
 6 – 11 bulan: 800 kkal
 1 – 3 tahun: 1.350 kkal
 4 – 6 tahun: 1.400 kkal
 7 – 9 tahun: 1.650 kkal
2. Laki-laki
Laki-laki umumnya memiliki kebutuhan kalori harian yang lebih tinggi karena massa
otot yang lebih besar. Berikut kebutuhan kalori laki-laki dari masa kanak-kanak
hingga lansia.
 10 – 12 tahun: 2.000 kkal
 13 – 15 tahun: 2.400 kkal
 16 – 18 tahun: 2.650 kkal
 19 – 29 tahun: 2.650 kkal
 30 – 49 tahun: 2.550 kkal
 50 – 64 tahun: 2.150 kkal
 65 – 80 tahun: 1.800 kkal
 Di atas 80 tahun: 1.600 kkal
3. Perempuan
Kebutuhan kalori harian perempuan perlu dibedakan antara perempuan dengan
kondisi tubuh normal, ibu hamil, dan ibu menyusui. Perempuan yang tidak sedang
hamil atau menyusui membutuhkan asupan kalori dengan ketentuan berikut.
 10 – 12 tahun: 1.900 kkal
 13 – 15 tahun: 2.050 kkal
 16 – 18 tahun: 2.100 kkal
 19 – 29 tahun: 2.250 kkal
 30 – 49 tahun: 2.150 kkal
 50 – 64 tahun: 1.800 kkal
 65 – 80 tahun: 1.550 kkal
 Di atas 80 tahun: 1.400 kkal
4. Ibu hamil atau menyusui
Ibu yang sedang hamil atau menyusui membutuhkan asupan energi lebih untuk
mendukung pertumbuhan buah hatinya. Maka dari itu, kebutuhan energi dasar mereka
perlu ditambahkan dengan ketentuan sebagai berikut.
 Hamil trimester 1: tambah 180 kkal
 Hamil trimester 2: tambah 300 kkal
 Hamil trimester 3: tambah 300 kkal
 Menyusui pada 6 bulan pertama: tambah 330 kkal
 Menyusui pada 6 bulan kedua: tambah 400 kkal
2. Bagaimanakah kebutuhan energi pada berbagai siklus kehidupan?

3. Bagaimanakah konsep pengeluaran energi dalam kondisi sakit?


pada kondisi sakit (infeksi, demam, dll) akan terjadi perombakan protein tubuh, oleh
karna itu diperlukan proein untuk menggantikan protein yg rusak tersebut. pd kondisi
tsb maka konsumsi protein harus ditingkatkan, termasuk juga zat gizi lain agar
sakitnya cepat sembuh

Kata sulit:
1. basal metabolic rate (icil) : kebutuhan minimal energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan aktivitas dasar tubuh
2. nutrition label (rdit) : label yang biasanya terdapat dalam suatu produk makanan
atau minuman yang menunjukkan kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya.
3. Malnutrisi (ikik) : Pengertian malnutrisi adalah ketidak seimbangan antara supplai
nutrisi dan kebutuhan energi tubuh untuk mendukung pertumbuhan, pemeliharaan dan
kerja fungsi spesifik tubuh yang sehat.
4. Kalori (Elba) : Kalori merupakan nilai atau satuan yang menunjukkan seberapa
banyak jumlah energi yang bisa diperoleh dari makanan dan minuman.

Pertanyaan:
1. faktor apa saja yang mempengaruh basal metabolic rate? (icil)
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Angka Metabolisme Basal
Faktor-faktor yang mempengaruhi angka metabolisme basal adalah ukuran
tubuh, kom- posisi tubuh, umur, tidur, suhu tubuh, sekresi kelenjar endokrin,
kehamilan, status gizi, suhu lingkungan.
 Ukuran tubuh.
Ukuran tubuh merupakan peubah utama dalam menentukan penge- luaran
energi seseorang yang memberi sumbangan lebih dari separuh AMB. Tubuh
yang besar mempunyai AMB lebih tinggi daripada tubuh yang kecil.
Perbedaan berat sebanyak 10 kg pada orang dewasa laki-laki atau perempuan
menyebabkan perbedaan AMB sebanyak kurang lebih 120 kkal sehari.
 Komposisi tubuh.
Semua jaringan tubuh aktif secara metabolik. Ada jaringan yang dipecah dan
diganti dan melakukan fungsi-fungsi vital. Namun, kecepatannya berbeda-
beda. Otot, organ tubuh, dan kelenjar secara metabolik lebih aktif daripada
lemak dan tulang. Kebutuhan energi secara relatif (per kg berat badan) lebih
tinggi bila tubuh secara proporsional lebih banyak mengandung otot daripada
lemak atau tulang. AMB sering diucapkan dalam kg massa tubuh tanpa-lemak,
dinamakan juga berat badan biologik atau ukuran metabolik tubuh.
 Jenis kelamin.
Laki-laki dan perempuan dengan umur, tinggi badan, dan berat badan yang
sama mempunyai komposisi tubuh yang berbeda. Perempuan mempunyai
lebih ba- nyak jaringan lemak dan lebih sedikit otot daripada laki-laki. AMB
perempuan lebih rendah 5% daripada laki-laki.
 Umur.
AMB lebih tinggi pada usia muda daripada pada usia tua. Pada usia muda
tubuh lebih banyak mengandung jaringan tanpa-lenak atau otot. AMB tinggi
waktu lahir dan meningkat hingga umur dua tahun, menurun secara berangsur
untuk meningkat lagi pada waktu remaja. Semakin tua tubuh semakin lebih
banyak mengandung jaringan lemak, sehingga AMB menurun. AMB turun
sebesar +2% tiap sepuluh tahun sesudah umur tiga puluh tahun.
 Tidur.
Selama tidur, otor-otot tubuh dan emosi mengalami relaksasi. Ini akan menu-
runkan AMB sebanyak kurang lebih 10%,
 Suhu tubuh.
Suhu bertindak sebagai katalisator terhadap sebagian besar reaksi kimia. Oleh
karena itu, AMB meningkat dengan peningkatan suhu tubuh. Tiap kenaikan
suhu tubuh sebesar 1°C, meningkatkan AMB sebesar 13%. Seseorang yang
sedang demam mem- butuhkan energi yang lebih besar.
 Suhu lingkungan iklim.
Iklim berpengaruh terhadap AMB karena kebutuhan tubuh akan energi untuk
mempertaharikan suhu tubuh. AMB terendah diperoleh pada suhu lingkungan
26"C. Pada suhu lebih rendah atau lebih tinggi AMB akan meningkat. Suhu
lebih rendah, tanpa tambahan pakaian, akan nienycbabkan tubuh menggigil
yang dinamakan termogenesis, atau produksi panas yang meningkatkan AMB.
Tubuh berusaha memproduksi lebih banyak panas untuk mengatasi pengaruh
suhu yang rendah tersebut. Pada suhu di atas 30°C pengeluaran energi dapat
meningkat karena pengeluaran keringat.
 Sekresi kelenjar endokrin.
Sekresi kelenjar-kelenjar tiroid dan adrenal meningkatkan AMB. Kekurangan
sekresi kelenjar tiroid berupa hormon tiroksin (hipotiroidisme) menurunkan
AMB. Sebaliknya, kebanyakan tiroksin (hipertiroidisme) meningkatkan AMB.
Sekresi kelenjar adrenalin berupa epinefrin atau adrenalin terjadi sebagai
akibar stimuli emosional yang berlebihan misalnya terjadi pada waktu marah,
ketakutan atau di bawah tekanan (stres). Akibatnya, AMB akan meningkat.
 Kehamilan.
Selama kehamilan terjadi kenaikan aktivitas metabolik pada jaringan ibu dan
tambahan aktivitas metabolik karena janin dan plasenta. Semakin lanjut
kehamilan, semakin tinggi AMB. Selama trimester terakhir kehamilan
kenaikan AMB adalah 20% di atas normal.
 Status gizi.
Keadaan gizi kurang, menurunkan AMB sampai 20%. Ini merupakan upaya
tubuh untuk beradaptasi mempertahankan berat badan pada konsumsi
makanan di bawah kebutuhan, sebagaimana terjadi di daerah yang konsumsi
energinya rata-rata rendah. Kon- sumsi energi rendah menurunkan AMB
sebesar 10%-20%.
2. Apa saja faktor yang menyebabkan adanya perbedaan kebutuhan kalori pada
satu individu dengan individu yang lain? (Ikik)
3. Mengapa jumlah kalori yang ada pada makanan tidak seluruhnya bisa menjadi
energi yang dapat digunakan? (Elba)
Penggunaan protein sebagai sumber energi digunakan bila persediaan
karbohidrat dan lemak sudah tidak ada. Energi protein pergramnya lebih
banyak dibandingkan Karbohidrat, tapi yang dimanfaatkan oleh tubuh tidak
sebanyak karbohidrat karena protein mengandung N yang harus dipecah dulu
menjadi senyawa yang mengandung N dan senyawa yang tidak mengandung
N. Senyawa yang mengandung N dikeluarkan oleh tubuh bersama air kencing.
Dan persenyawaan yang tidak mengandung N dipergunakan untuk membentuk
lemak badan. Jadi dalam hal ini protein yang digunakan tubuh hanyalah
sebagian saja. Oleh sebab itu energi protein yang dipergunakan tubuh tak
mencapai 5,71 kal melainkan hanya sekitar 4,71kal/gram. Jadi dalam
mengubah protein untuk menyediakan energi, banyak energi yang terbuang
untuk membentuk energi.
Energi dibutuhkan oleh semua makhluk hidup untuk menjalan fungsi
kehidupannya. Variasi bentuk energi sangat banyak mulai dari energi cahaya,
energi kimia dan energi listrik serta bentuk energi lainnya. Energi dalam
makanan disimpan dalam bentuk ikatan kimia dengan berbagai senyawa.
Pemecahan rantai kimia pada makanan melepaskan energi dan tersedia untuk
dirubah ke dalam bentuk energi lain. Sebagai contoh adalah bila glukosa
dalam bahan makanan dicerna selama proses glikolisis, energi yang dihasilkan
akan dibentuk menjadi energi kimia lain yang dikenal dengan ATP dan
selanjutnya dapat dirubah ke dalam energi mekanik yaitu berupa kontraksi
otot.
4. Mengapa kebutuhan kalori pada lansia menjadi lebih sedikit dibandingkan
pada saat usia dewasa? (Rdit)
Makanan menyediakan energi, protein, vitamin, mineral, serat, dan air yang
dibutuhkan oleh tubuh. Jumlah kebutuhan kalori bergantung pada jenis
kelamin, berat tubuh, tinggi badan, dan aktivitas yang dilakukan, serta usia.
Untuk lansia, beberapa kebutuhan nutrisi dari makanan mungkin akan
meningkat jumlahnya, tapi kebutuhan kalorinya tidak ikut naik.
Menurut Angka Kecukupan Gizi oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, pria usia 30 tahun rata-rata membutuhkan 2.625 kalori yang
berubah menjadi 1.525 kalori ketika usia mencapai 80 tahun ke atas.
Sementara wanita yang berumur 30 tahun rata-rata membutuhkan 2.150 kalori
dan berubah menjadi 1.425 kalori ketika usianya mencapai 80 tahun lebih.
Makanan menyediakan energi, protein, vitamin, mineral, serat, dan air yang
dibutuhkan oleh tubuh. Jumlah kebutuhan kalori bergantung pada jenis
kelamin, berat tubuh, tinggi badan, dan aktivitas yang dilakukan, serta usia.
Untuk lansia, beberapa kebutuhan nutrisi dari makanan mungkin akan
meningkat jumlahnya, tapi kebutuhan kalorinya tidak ikut naik.
Menurut Angka Kecukupan Gizi oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, pria usia 30 tahun rata-rata membutuhkan 2.625 kalori yang
berubah menjadi 1.525 kalori ketika usia mencapai 80 tahun ke atas.
Sementara wanita yang berumur 30 tahun rata-rata membutuhkan 2.150 kalori
dan berubah menjadi 1.425 kalori ketika usianya mencapai 80 tahun lebih.
Saat usia remaja atau sekitar usia dua puluhan, metabolisme relatif lebih tinggi
sebab aktivitas yang dilakukan lebih banyak. Namun, sekitar usia 30 tahun,
aktivitas yang dilakukan tidak sebanyak saat remaja sehingga massa otot akan
berkurang dan akan menjadi lebih gemuk.
Apalagi lansia, mereka mudah sekali cepat lelah dan biasanya memilih
masalah pada tulang yang menghambat aktivitasnya, misalnya osteoporosis
dan osteoarthritis.
Berkurangnya kebutuhan kalori dilakukan sebagai upaya hidup sehat, yaitu
mencegah terjadinya berat badan berlebih yang bisa meningkatkan risiko
obesitas, penyakit diabetes, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.
5. Bagaimana cara mengetahui berapa banyak kalori yg disimpan dalam suatu
makanan/minuman? (Ira)
Energi dalam makanan dapat diukur dengan menggunakan kalorimetri
langsung. Adapun alat yang digunakan adalah bomb calorimeter. Dalam alat
kalorimeter bom ini makanan dibakar dan menghasilkan panas yang
digunakan untuk mengukur kandungan energi dalam makanan tersebut.
Sejumlah makanan ditempatkan pada wadah kecil dalam ruangan yang
dikelilingi oleh air dan tekanan oksigen yang tinggi, Makanan dibakar dalam
wadah dan menghasilkan panas, yang dipindahkan melalui dinding logam
wadah dan akan menyebabkan suhu air meningkat. Peningkatan suhu air
secara langsung menggambarkan energi yang dikandung oleh makanan. Jika
volume air dalam ruangan sebelum dipanaskan adalah 2 liter dan temperatur
meningkat 4oC maka energi yang dikandung dalam makanan itu adalah
sebesar 8 kilokalori. Energi yang ditentukan melalui calorimeter bom ini
adalah energi kasar makanan dan mewakili energi kimia total dari makanan
tersebut. Angka energi kasar untuk karbohidrat adalah 4.1 kkal/g, untuk lemak
8.87 kkal/g sedangkan untuk protein 5.56 kkal/g. pengukuran energi dengan
menggunakan bom kalorimeter merupakan metode yang paling akurat namun
memerlukan biaya yang relatif tinggi. Selain itu pengukuran energi dengan
bom kalorimeter menyebabkan hasil yang melebihi perkiraan sebenarnya
(overestimate) karena tidak semua energi yang terdapat dalam makanan yang
dimakan dapat dicerna atau diserap .
Kalorimetri tidak langsung. Kalorimetri tidak langsung lebih sederhana dan
lebih murah. Teori yang digunakan adalah bahwa bila makanan dioksidasi dan
menghasilkan panas di dalam tubuh, proporsi jumlah oksigen yang digunakan
dan karbon dioksida sebanding dengan jumlah panas yang dikeluarkan.
Jumlah panas yang dihasilkan tidak saja dapat dihitung dari jumlah oksigen
yang digunakan dan jumlah karbon dioksida kan, akan tetapi juga bergantung
pada rasio jumlah mol karbon dioksida yang dihasilkan dan jumlah mol
oksigen yang digunakan. Rasio ini dinamakan respiratory quotient (RQ).

Anda mungkin juga menyukai