Anda di halaman 1dari 6

JPJ (Jurnal Pendidikan Jasmani)

Vol. 1, No.1,Juni 2020

Talent Scouting Atlet Sepak Bola Usia 10 Sampai 11 Tahun

Talent Scouting Soccer Athletes Aged 10 to 11 Years

Ade Evriansyah Lubis1, Mawardinur2, Ratna Dewi3


Sekolah Tinggi Olahraga dan Kesehatan Bina Guna
Jl. Alumunium Raya No 77 Tanjung Mulia, Indonesia
Email : lubisadee@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model tes keterampilan dasar untuk penelusuran
bakat calon atlet sepakbola KU 10-11 tahun yang sahih dan handal. Penelitian ini merupakan
penelitian dan pengembangan yang mengadaptasi beberapa langkah penelitian yang
dikemukakan oleh Borg & Gall (2007, p.590) sebagai berikut: (1) studi pendahuluan dan
pengumpulan data, (2) perencanaan proses penelitian dan pengembangan, (3) validasi
produk, (4) uji coba produk, (5) revisi produk, (6) implementasi produk. Uji coba skala kecil
dilakukan pada 30 testi, dan uji coba skala besar dilakukan pada 416 testi dengan
menggunakan teknik cluster sampling. Teknik analisis data validitas menggunakan
Pearson’s Product Moment correlations dan reliabilitas menggunakan test-retest Cronbach’s
Alpha. Z score digunakan untuk menyamakan bentuk satuan. Hasil penelitian dan
pengembangan ini berupa model tes keterampilan dasar untuk penelusuran bakat calon atlet
sepakbola KU 10-11 tahun. Model tes layak digunakan karena dinyatakan valid dan reliabel,
dengan nilai rhitung lebih besar daripada nilai rtabel. Model tes keterampilan dasar untuk
penelusuran bakat calon atlet sepakbola KU 10-11 tahun juga menghasilkan skala penilaian
(norma) yang dikemas dalam buku pedoman (modul) dan visualisasi/tutorial tes (CD) yang
efektif dan efisien dan dapat digunakan sebagai pegangan para pelatih pada pusat pembinaan
sepakbola usia dini dalam proses penelusuran calon atlet dengan berbagai tingkat
keberbakatan.

Kata kunci: Talent Scouting, Atlet. Sepak Bola.

ABSTRACT
This study aims to develop a basic skills test model for exploring the talent of prospective KU
soccer athletes from 10 to 11 years which is valid and reliable. This research is a research and
development that adapts several research steps proposed by Borg & Gall (2007, p.590) as
follows: (1) preliminary studies and data collection, (2) planning of research and
development processes, (3) product validation , (4) product trials, (5) product revisions, (6)
product implementation. Small-scale trials were carried out on 30 tests, and large-scale trials
were carried out on 416 tests using cluster sampling techniques. The validity data analysis
technique uses Pearson's Product Moment correlations and reliability using the Cronbach’s
Alpha test-retest. Z score is used to equalize the unit form. The results of this research and
development are in the form of a basic skills test model for talent search for KU soccer
athletes from 10 to 11 years old. The test model is appropriate because it is declared valid and
reliable, with a calculated value greater than the rtable value. The basic skills test model for
talent tracking for KU soccer athletes from 10 to 11 years also produces scoring scales
(norms) that are packaged in effective and efficient manuals and tutorials (CDs) and can be
used as a guide for trainers on early childhood soccer coaching center in the process of
searching for athletes with various levels of giftedness.

Keywords: Talent Scouting, Athletes. Soccer.

Ade Evriansyah Lubis, Mawardinur, Ratna Dewi Page 29


Talent Scouting Atlet Sepak Bola K.U 10 Sampai 11 Tahun

PENDAHULUAN landasan utama pencapaian sebuah prestasi


Proses pembinaan olahraga maksimal.
merupakan suatu prosedur yang harus Secara khusus pembinaan
dilaksanakan untuk mencapai sebuah merupakan salah satu proses yang harus
prestasi (Ana Ribka Mydi L, Humaedi dilaksanakan untuk mencapai suatu
Humaedi, 2019). Dalam upaya dan usaha prestasi. Karena dalam mencapai suatu
tersebut tentu banyak hal yang harus prestasi, banyak faktor yang
dipertimbangkan, agar setiap tahap dalam mempengaruhi. Dalam ranah
proses pembinaan berjalan dengan baik dan keolahragaan, sebuah proses pembinaan
benar. Banyak faktor yang mempengaruhi harus dibangun secara bertahap, dimulai
keberhasilan dari sebuah proses pembinaan dari pembinaan usia dini hingga
olahraga. pembinaan pada tingkat atlet profesional.
Hasil pembinaan olahraga berupa Dalam merancang sebuah program
prestasi terbaik tidak diperoleh dengan pembinaan yang efektif dan efisien,
mudah (Miftahul Farid, I Ketut Iwan kemungkinan besar akan menghasilkan
Swadesi, I Nyoman Sudarmada, 2019). atlet yang memiliki kemampuan yang
Banyak tantangan dan rintangan yang harus sangat luar biasa. Hal tersebut bisa
dihadapi. Setiap pelaku olahraga harus dilakukan dengan mempersiapkan
mampu untuk bekerjasama secara pelayanan (treatment) yang profesional
berkesinambungan. Agar nantinya jika dalam proses pembinaan yang dilakukan
kelak permasalahan yang terjadi dalam oleh para pelatih, guru, maupun tenaga
proses pembinaan olahraga dapat kependidikan jasmani lainnya yang tentu
diselesaikan dengan bijaksana, dimulai dari akan meningkatkan kualitas dari
manajemen kepengurusan olahraga hingga pembinaan formal maupun informal pada
pola pembinaan atlet. tahap usia dini tersebut (Martinek &
Hal tersebut bisa diwujudkan Hellison, 2009:15).
dengan membentuk suatu mekanisme Jika menilik pada proses pembinaan
kepengurusan yang solid, karena secara usia dini, tentu tak akan lepas dari topik
gamblang hal tersebut akan memberikan tentang penelusuran bakat. Penelusuran
efek yang positif pula terhadap bakat merupakan tahap awal yang harus
perkembangan atlet, karena pada proses dilakukan sedini mungkin sesuai dengan
awal pembinaan atlet, program masih karakteristik cabang olahraga tertentu.
difokuskan untuk menelaah calon atlet Menurut Beswick (2010:8) secara khusus,
secara umum, dengan melihat berbagai di dalam sebuah proses pembinaan,
faktor tertentu. Jika calon atlet memiliki identifikasi bakat (talent) merupakan tahap
kemampuan gerak dan keterampilan pokok awal yang perlu dilaksanakan sejak usia
yang mumpuni, tentu calon atlet tersebut dini (grass root). Pada prosesnya, calon
masih memiliki peluang besar untuk atlet yang dinyatakan berbakat, akan
memilih dan menentukan cabang olahraga mengemban tanggung jawab pribadi
yang diminatinya, mengingat berbagai (commitment). Rasa tanggung jawab
potensi yang dimiliki calon atlet tersebut diperoleh dari pemahaman yang diberikan
yang terbilang cukup komplit. Hal tersebut oleh orang tua. Setelah calon atlet
masih dapat ditoleransi, mengingat pada memiliki rasa tanggung jawab yang baik,
tahap usia dini merupakan masa peran program latihan (coachability) yang
dilakukannya berbagai pendekatan dijalankan oleh pelatih juga memberikan
terhadap calon atlet mengenai pandangan peran yang cukup signifikan dalam proses
tentang berbagai keputusan yang harus menjaga dan membentuk atlet yang hebat.
ditentukan. Pendekatan tersebut harus Pada akhirnya, ketika semua tahapan telah
dilakukan secara berkesinambungan oleh dijalani dengan baik, hanya atlet yang
pihak terdekat calon atlet, baik orang tua memiliki mental yang tangguh (mental
maupun keluarga. Oleh karena itu, pola toughness) yang akan mencapai
pembinaan atlet yang tepat dan sesuai kesuksesan (success) baik berupa
dengan cabang olahraga merupakan persaingan antar-pemain maupun bangkit
pasca-cidera.
Ade Evriansyah Lubis, Mawardinur, Ratna Dewi Page 28
Talent Scouting Atlet Sepak Bola K.U 10 Sampai 11 Tahun

Setiap cabang olahraga tentu koordinasi, keseimbangan), (4) mental


memiliki karakteristik program pembinaan (emotional control), (5) gaya hidup (etos
yang berbeda-beda. Begitu juga dengan kerja, asupan gizi, istirahat, manajemen
sepakbola, yang memiliki kriteria kategori waktu).
kelompok usia pembinaan tertentu. Sepakbola merupakan salah satu
Menurut Wein (Stratton, et. al, 2004:163- jenis permainan yang terpopuler di dunia.
164) pada hakikatnya, terdapat beberapa Hampir seluruh negara secara masif
pengkategorian program pembinaan dalam mengapresiasi permainan sepakbola tidak
sepakbola yang diterima oleh anak usia hanya sekadar sebuah aktivitas olahraga
dini secara umum, yakni: usia 7-8 tahun permainan, namun lebih jauh sepakbola
dimana tahap perkenalan sepakbola memberikan sebuah atmosfer yang sangat
dilakukan, usia 8-10 tahun dimana berbeda kapan dan dimanapun olahraga
pengembangan keterampilan dasar tersebut dilakukan, baik dalam situasi
sepakbola mulai dilakukan, 10-12 tahun pertandingan resmi hingga hanya sekadar
dimana permainan sepakbola sederhana aktifitas olahraga rekreasi. Sepakbola
dalam bentuk mini mulai dilakukan, 12-15 sangat berkembang pesat di benua Eropa
tahun dimana pola permainan sepakbola hingga benua Amerika. Secara khusus,
mulai diperkenalkan dalam bentuk yang masyarakat Amerika Serikat menggunakan
sederhana, dan usia 15 tahun keatas istilah soccer, sedangkan istilah football
dimana taktik dan strategi baik secara sendiri mengacu pada sebuah olahraga
individu maupun tim mulai diperkenalkan american football (Hantula, 2012:5).
dalam bentuk yang lebih sederhana. Istilah soccer pada awalnya dipopulerkan
Bakat merupakan faktor bawaan di negara Inggris, namun seiring
yang dimiliki oleh setiap manusia, baik berjalannya waktu, istilah football lebih
secara fisik maupun mental. Menurut cenderung digunakan di hampir seluruh
Renzulli (Sternberg & Davidson, 2005: penjuru dunia.
256-257) bakat memiliki beberapa Menurut Bompa (Sukadiyanto,
karakteristik tertentu, diantaranya 2011:57) komponen dasar dari biomotor,
kemampuan di atas rata-rata, meliputi: kekuatan, daya tahan, kecepatan,
keberminatan, serta kreativitas. Tentu koordinasi, dan fleksibilitas. Adapun
kadar keberbakatan setiap manusia juga komponen- komponen yang lain
sangat beragam. Karena pada dasarnya merupakan perpaduan dari beberapa
setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini komponen sehingga membentuk satu
pasti memiliki kelebihan dan kekurangan peristilahan tersendiri, diantaranya daya
masing- masing. Oleh karena itu, ledak yakni gabungan dari kekuatan dan
perkembangan bakat sangat dipengaruhi kecepatan, serta kelincahan yakni
oleh berbagai faktor lingkungan. Menurut gabungan dari kecepatan dan koordinasi.
Coyle (2009:36) secara khusus proses Jika berbicara mengenai berbagai
perkembangan bakat diawali dengan komponen biomotor, tentu tingkat
adanya pengambilan keputusan yang kebugaran jasmani memegang peranan
dilatar belakangi oleh berbagai faktor yang yang juga penting dalam pengeksekusian
diterima oleh indera manusia yang gerak (motor) tersebut. Semakin tinggi
kemudian dengan serangkain proses tingkat kebugaran jasmani seseorang,
hingga membentuk dan menghasilkan maka kemungkinan besar akan semakin
gerak yang kompleks dan simultan. Bakat baik pula kemampuan biomotornya.
dalam sepakbola memiliki parameter Menurut Fox (Suharjana, 2013:6)
yang beragam. kebugaran jasmani terdiri dari 3 (tiga)
Menurut Gorman (Brown, jenis, yakni: (1) physical fitness, terdiri
2001:200) keberbakatan dalam sepakbola dari muscular strength (kekuatan otot),
merujuk pada karakteristik sebagai muscular endurance (daya tahan otot),
berikut: (1) teknik (passing, dribbling, joint flexibility (kelentukan sendi), dan
receiving, shooting), (2) taktik (aplikasi cardiorespiratory fitness (kebugaran
skill dalam situasi pertandingan), (3) fisik jantung-paru), (2) nutritional fitness, terdiri
(kecepatan, kekuatan, daya tahan, dari body composition (komposisi tubuh),
Ade Evriansyah Lubis, Mawardinur, Ratna Dewi Page 29
Talent Scouting Atlet Sepak Bola K.U 10 Sampai 11 Tahun

dan control of body weight ((kontrol berat METODE


tubuh), dan (3) mental, emotinal dan motor Penelitian ini merupakan penelitian
fitness, terdiri dari: mental-emotional pengembangan (research and development).
stress (ketahanan mental-emosi), Dalam hal ini proses pengembangan
endurance (daya tahan), strength dilaksanakan untuk mendapatkan sebuah
(kekuatan), agility (kelincahan), flexibility model tes keterampilan dasar untuk
(kelentukan), balance (keseimbangan), dan penelusuran bakat calon atlet sepakbola KU
coordination (koordinasi). Menurut Reilly 10-11 tahun. Pengembangan ini dilakukan
(2007:20-21) secara khusus, di dalam berdasarkan pada hasil observasi lapangan
sebuah pertandingan sepakbola terdapat yang secara khusus mengidentifikasi
persentasi aktivitas gerak dasar, antara masalah bahwa belum tersedianya model tes
lain: 36% gerakan berlari pelan (jog), 24% bakat yang secara khusus fokus pada faktor
gerakan berjalan (walking), 20% gerakan keterampilan dasar dalam sepakbola. Pada
meluncur (cruise), 11% gerakan berlari proses penyusunan instrumen tes juga
cepat (sprint), 7% gerakan berbalik arah memperhatikan karaktersitik anak usia 10-
(move back), dan 2% gerakan dengan bola 11 tahun.
(with ball). Selain itu terdapat beberapa Prosedur pengembangan dalam
bagian tubuh yang juga memainkan penelitian ini mengadaptasi langkah-
peranan penting ketika proses terjadinya langkah penelitian dan pengembangan Borg
gerak selama pertandingan sepakbola, & Gall. Menurut Borg & Gall (2007:589)
yakni: mata, bahu, otot dada, dinding dalam melaksanakan proses penelitiaan dan
perut, otot paha, pinggul, pergelangan pengembangan terdapat 10 (sepuluh)
kaki, otot leher, pinggang, serabut tendon langkah yang harus ditempuh, sebagai
lutut, betis, dan tendon tumit (Bridle, berikut: (1) studi pendahuluan dan
2011:60-61). pengumpulan data (kajian kepustakaan,
Menurut Cronbach (Azwar, pengamatan lapangan, membuat kerangka
2013:5) tes memiliki 2 (dua) klasifikasi, kerja penelitian), (2) perencanaan
antara lain: tes yang mengukur performansi (merumuskan tujuan penelitian,
Maksimal (maximum performance), serta memperkirakan dana dan waktu yang
tes yang mengukur performansi tipikal diperlukan, prosedur kerja penelitian, serta
(typical performance). Sebelum berbagai bentuk partisipasi kegiatan selama
merancang sebuah tes, terlebih dahulu kegiatan penelitian), (3) mengembangkan
harus mempertimbangkan beberapa hal, produk awal (perancangan draf awal
yakni: acuan kriteria norma dan produk), (4) uji coba awal (mencobakan
pengukuran yang akan dipergunakan, serta draf produk ke wilayah dan subjek yang
berbagai kriteria instrumen tes yang baik. terbatas), (5) revisi untuk menyusun produk
Hasil sebuah tes yang baik dapat utama (revisi produk berdasarkan hasil
digunakan untuk beberapa keperluan, ujicoba awal), (6) uji coba lapangan utama
yakni: memprediksi kemampuan yang (uji coba terhadap produk hasil revisi ke
akan datang, menjabarkan kekurang yang wilayah dan subjek yang lebih luas), (7)
dimiliki, mengukur perbaikan yang akan revisi untuk menyusun produk operasional,
dilakukan, membantu pelatih memprediksi (8) uji coba produk operasional (uji
kesuksesan atlet yang akan datang, efektivitas produk), (9) revisi produk akhir
menempatkan atlet pada latihan yang tepat, dan (10) diseminasi dan implementasi
dan memotivasi mental atlet (Mackenzie, produk hasil pengembangan.
2005). Menurut Arikunto (Widoyoko, Model tes yang digunakan oleh
201:97) bahwa suatu tes dapat dikatakan para testi adalah instrumen yang diguanakan
memiliki karakteristik yang baik apabila untuk mengumpulkan data pengukuran di
memiliki 5 (lima) persyaratan sebagai lapangan. Adapun model tes yang
berikut: (1) validitas, (2) reliabilitas, (3) digunakan terdiri dari 4 (empat) butir tes,
objektivitas, (4) praktibilitas, dan (5) yaitu: basic ball juggling test digunakan
ekonomis. untuk mengukur keterampilan dasar
mengontrol bola, shuttle ball passing test
digunakan untuk mengukur keterampilan
Ade Evriansyah Lubis, Mawardinur, Ratna Dewi Page 30
Talent Scouting Atlet Sepak Bola K.U 10 Sampai 11 Tahun

dasar menendang bola, zigzag ball dribbling berbakat, jumlah (total) nilai 14-16
test digunakan untuk mengukur dinyatakan berbakat, jumlah (total) nilai
keterampilan dasar menggiring bola, serta 11-13 dinyatakan cukup berbakat, jumlah
agility run test digunakan untuk mengukur (total) nilai 8-10 dinyatakan tidak
keterampilan berlari tanpa bola. berbakat, dan jumlah (total) nilai ≤7
dinyatakan sangat tidak berbakat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penilaian para ahli, pelatih
sepakbola, dan guru penjaskes terhadap DAFTAR PUSTAKA
model tes keterampilan dasar untuk Ana Ribka Mydi L, Humaedi Humaedi.
penelusuran bakat calon atlet sepakbola (2019). Tingkat Kepuasan Atlet
KU 10-11 tahun meliputi observasi Atletik Pada Porprov VIII Di
terhadap model tes yang dikembangkan. Kabupaten Parigi Moutong.
Nilai Maksimal = 50 Tadulako Journal Sport Sciences
A : Nilai yang diperoleh And Physical Education, 7(2). 41-
B : Nilai Maksimal 50.
A / B X 100%
50 / 50 X 100 = 100% = Kategori sangat Azwar, Saifuddin. (2013). Reliabilitas dan
baik validitas. Yogyakarta: Pustaka
Tabel 1. Hasil Penilaian Kualitas Model Pelajar Offset.
Tes
Beswick, Bill. (2010). Focused for soccer
(second edition). United States of
America: Human Kinetics.

Bridle, Bob. (2011). Essentials soccer


skills: key tips and techniques to
improve your game. United
Satates of America: DK
Publishing.

Brown, Jim. (2001). Sports talent: how to


identify and develop outstanding
athletes. United States of
America: Human Kinetics.

KESIMPULAN Coyle, Daniel. (2009). The talent code:


Model tes keterampilan dasar untuk greatness isn’t born, it’s grown,
penelusuran bakat calon atlet sepakbola here’s how. New York: Bantam
KU 10-11 tahun dinyatakan layak Dell.
digunakan dengan rincian sebagai beikut:
butir basic ball juggling test dengan Gall, M.D., Gall, J.P., & Borg, W.R.
koefisien validitas 0.878 dan koefisien (2007). Educational research: an
reliabilitas 0.896, butir shuttle ball passing introduction (eighth edition). New
test dengan koefisiean validitas 0.861 dan York: Pearson Education, Inc
koefisien reliabilitas 0.927, butir zigzag
ball dribbling test dengan koefisiean Hantula, Richard. (2012). Science at work
validitas 0.843 dan koefisien reliabilitas in soccer. New York: Marshall
0.940, butir agility run test dengan Cavendish Benchmark.
koefisiean validitas 0.747 dan koefisien
Mackenzie, Brian. (2005). 101 perfomance
reliabilitas 0.976. Adapun klasifikasi
evaluation tests. London: Electric
penilaian pada model te kerampilan dasar
Word plc.
untuk penelusuran bakat sebagai berikut:
jumlah (total) nilai ≥17 dinyatakan sangat

Ade Evriansyah Lubis, Mawardinur, Ratna Dewi Page 31


Talent Scouting Atlet Sepak Bola K.U 10 Sampai 11 Tahun

Martinek, Tom, & Hellison, Don. (2009).


Youth leadership in sport and
phsycal education. United States of
America: Palgrave Macmillan.

Miftahul Farid, I Ketut Iwan Swadesi, I


Nyoman Sudarmada. (2019).
Perbandingan Metode Pelatihan
Pesta Passing Dan Empat Penembak
Terhadap Ketepatan Shooting.
Jurnal Ilmu Keolahragaan
UNDIKSHA. 7(1),
10.23887/jiku.v7i1.13101.

Sternberg, R.J., & Davidson, J.E. (2005).


Conceptions of giftedness: second
edition (Eds.). New York:
Cambridge University Press.

Stratton, et. al. (2004). Youth soccer: from


science to performance. New York:
Taylor and Francis Group.

Suharjana. (2013). Kebugaran Jasmani.


Yogyakarta: Jogja Global Media.

Sukadiyanto, & Muluk, Dangsina. (2011).


Pengantar teori dan metodologi
melatih fisik. Bandung: Lubuk
Agung.

Widoyoko, S.E.P. (2012). Teknik


penyusunan instrumen penelitian.
Yogyakarta: Puataka Belajar.

Ade Evriansyah Lubis, Mawardinur, Ratna Dewi Page 32

Anda mungkin juga menyukai