Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PENGUJIAN EFISIENSI PASAR MODAL BENTUK KUAT


BERDASARKAN ABNORMAL RETURN REKSADANA

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Alyaa Rabbani (120110200080)
Ashila Taqiyya Ruzami (120110200038)
Yessica (120110200078)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
I. Landasan Teori
Pasar modal efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan semua informasi yang tersedia, termasuk informasi nonpublik. Pada pasar efisien
dalam bentuk kuat, tidak ada individual investor atau kelompok yang dapat memperoleh
keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi nonpublik. Informasi
nonpublik hanya diketahui oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan.
Pengujian pasar efisien bentuk kuat menjadi relevan untuk dilakukan dikarenakan sifat
kumulatif dari efisiensi pasar modal, yaitu jika pasar modal efisien dalam bentuk kuat, maka
pasar modal juga efisien dalam bentuk setengah kuat dan lemah, tetapi tidak sebaliknya. Metode
yang dapat dilakukan untuk menguji efisiensi pasar modal dalam bentuk kuat adalah dengan
melihat ada atau tidak adanya abnormal return yang berlebihan dari reksadana. Jika reksadana
mampu mendapatkan abnormal return, maka hal ini bertentangan dengan hipotesis pasar modal
efisien karena kemungkinan manajer reksadana mendapatkan informasi nonpublik.

II. Metode Penelitian


1. Jenis Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi data harga reksadana
dan IHSG yang tersusun secara time series dalam waktu satu sampai dua tahun
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi
3. Data yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan adalah data mingguan IHSG dan nilai aktiva bersih
reksadana yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dalam periode 2004-2005.
4. Variabel Penelitian
a. Abnormal return, yaitu selisih antara return yang sesungguhnya dengan return
yang diharapkan dan dihitung dengan metode market adjusted model.
b. Return realisasi, yaitu return reksadana yang diperoleh dari hasil perhitungan
yang sungguh-sungguh terjadi.
c. Return yang diharapkan, yaitu return yang belum terjadi dan ditentukan dari
besarnya return pasar.
d. Return pasar, yaitu return yang menggambarkan return yang diperoleh oleh
seluruh aktiva yang ada di pasar. Dalam hal ini, return pasar yang dipakai adalah
IHSG.
5. Teknis Analisis Data
Populasi yang akan diteliti adalah reksadana saham, yang mana hanya diambil
beberapa sampel dari data lengkap tahun 2004 - 2005. Pengujian empiris efisiensi pasar
modal dengan bentuk kuat dilakukan untuk memastikan apakah ada abnormal return
yang dimiliki reksadana pada periode penelitian. Adapun beberapa langkah yang
dilakukan untuk menganalisis data:
a. Menyajikan data harga reksadana saham.

b. Menghitung return mingguan reksadana (Rit) masing-masing reksadana dengan


rumus:
𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1
Ri =
𝑃𝑡−1
Dimana:

Pt = harga reksadana minggu ini

Pt-1 = harga reksadana satu minggu sebelumnya

c. Menghitung tingkat return pasar (Rm).


𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡 − 𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
Rm =
𝐼𝐻𝑆𝐺𝑡−1
Dimana:
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada akhir minggu
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada awal minggu
d. Menghitung Abnormal Return (AR) dengan Market Adjusted Model.

AR = Rt - Rm

AR = Abnormal Return
e. Menghitung Rata-rata Abnormal Return (AAR) dengan rumus:
Σ𝐴𝑅𝑖
AAR =
𝑘
Dimana:
k = jumlah reksadana
f. Melakukan uji signifikansi Rata-rata Abnormal Return masing-masing periode
pengamatan dengan bantuan program komputer SPSS 11.00 dengan α = 5%.
g. Menghitung Kumulatif Abnormal Return (CAR) masing-masing reksadana pada
tiap periode dengan menjumlahkan abnormal return pada waktu penelitian
dengan abnormal return periode sebelumnya.
h. Menghitung Rata-rata Kumulatif Abnormal Return (Rata-rata CAR) dengan
rumus:
Σ𝐶𝐴𝑅𝑖
Rata-rata CAR = 𝑘

i. Melakukan uji signifikansi Rata-rata Kumulatif Abnormal Return tiap periode


penelitian dengan bantuan program komputer SPSS 11.00 dengan α = 5%.

III. Hasil Penelitian


1. Data Penelitian
Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data sekunder yang
meliputi harga reksadana dan IHSG pada periode 16 Februari 2004 sampai 5 Desember
2005. Data yang diambil adalah harga saham pada hari kerja dengan total 86 minggu.
Sampel yang terpilih adalah 19 reksadana saham yang terdaftar pada periode penelitian.
2. Hasil Analisis Data
Setelah dilakukannya langkah-langkah analisis, maka hasil-hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
a. Hasil perhitungan return mingguan reksadana (Ri) masing-masing reksadana dan
tingkat keuntungan pasar (Rm).
b. Hasil perhitungan Abnormal Return (AR) dengan Market Adjuster Model dan
Rata-rata Abnormal Return (AAR). Berdasarkan grafik yang dihasilkan,
dijelaskan bahwa rata-rata abnormal return mengalami pergerakan naik-turun di
sekitar nilai nol dengan nilai terbesar positif 0,14 dan nilai terkecil negatif 0,13.
Artinya nilai rata-rata abnormal return mendekati nol meskipun ada nilai positif
yang cukup tinggi. Namun, pada periode berikutnya abnormal return mengalami
penurunan sampai nilai negatif.
c. Hasil uji signifikansi Rata-rata Abnormal Return tiap periode penelitian dengan
bantuan program komputer SPSS 11.00 dengan α = 5%. Dari hasil analisis
menggunakan uji signifikansi rata-rata, terlihat bahwa adanya nilai abnormal
return yang signifikan terjadi di 13 periode (minggu). Hal itu ditunjukkan dengan
besarnya nilai sig. (2-tailed) yang lebih kecil dari α. Sedangkan periode lainnya
menunjukkan tidak adanya abnormal return karena nilai sig. (2-tailed) yang lebih
besar dari α.
d. Hasil perhitungan kumulatif abnormal return (CAR) masing-masing reksadana
pada periode pengamatan dengan menjumlah abnormal return pada periode
pengamatan dengan periode sebelumnya dan rata-rata CAR, dimana rata-rata
CAR cenderung menurun tiap periodenya di sekitar nol dengan nilai tertinggi
positif 0,07 dan terendah negatif 0,17
e. Dari hasil uji signifikansi 5%, nilai rata-rata CAR dari masing-masing periode
(minggu) dengan program SPSS 11.00 ternyata tidak ada yang signifikan. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai Sig.(2-tailed) yang besarnya lebih besar dari 0,05 tiap
periodenya dimana keadaan ini menunjukkan bahwa investor tidak mampu
mendapat cumulative abnormal return.

IV. Pembahasan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terbukti jika investor tidak mampu
mendapat abnormal return. Abnormal return merupakan selisih dari return sebenarnya
dan return normal sehingga besarnya abnormal return selain tergantung dari return
realisasi juga ditentukan oleh return normal (return yang diharapkan). Return normal
dipengaruhi oleh model yang digunakan dalam mengestimasi. Penelitian ini
menggunakan model market adjusted model sehingga return normalnya menggunakan
return pasar yang dihitung dari return IHSG, dimana IHSG tersebut menunjukkan
pergerakkan keseluruhan saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Abnormal return reksadana tidak ada yang berarti manajer reksadana tidak
mampu mendapatkan keuntungan dari pergerakkan harga reksadana maka dapat
dikatakan investor tersebut tidak mengetahui informasi yang tidak dipublikasikan
(private) yang hanya diketahui oleh internal perusahaan. Dalam penelitian ini diduga
bahwa manajer reksadana dianggap memiliki informasi yang tidak dipublikasi sehingga
ada dugaan reksadana (saham) akan memiliki abnormal return. Namun, hasil penilitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat abnormal return pada reksadana sehingga dianggap
bahwa manajer reksadana tidak memiliki informasi yang tidak dipublikasi dimana hal
tersebut sesuai dengan hipotesis pasar efisien.

V. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
investor tidak memperoleh abnormal return pada periode pengamatan baik menggunakan
nilai rata-rata maupun cumulative abnormal return sehingga dapat dikatakan pasar modal
dalam bentuk kuat

VI. Keterbatasan Penelitian


Dengan menggunakan metode market adjusted model dalam perhitungan
abnormal return yang berarti menggunakan dasar harga seluruh saham sehingga tidak
memperhatikan karakteristik masing-masing reksadana dan juga waktu penelitian
terbatas.

VII. Saran
Dari kesimpulan dan keterbatasan yang ada maka peneliti menyarankan jika
sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan model CAPM, waktu penelitian
diperpanjang agar mendapatkan data yang lebih valid, dan investor lebih menyadari jika
dalam jangka pendek maka informasi privat tidak dapat digunakan untuk mendapatkan
abnormal return.

Anda mungkin juga menyukai