Anda di halaman 1dari 14

Makalah Indonesia

BAHASA MELAYU SEBAGAI CIKAL


-BAKAL BAHASA INDONESIA
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
RAHMI ALFINA
( 2202180006 )

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN(STKIP)


BINA BANGSA MEULABOH
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen terkait dengan Bahasa
Melayu sebagai cikal bakal Bahasa Indonesia. Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
tercapainya kesempurnaan tugas ini.
Semoga apa yang kami susun dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami
mohon maaf bila banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Meulaboh, 27 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab. I Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
Bab. II Pembahasan
A. Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia 3
1. Sejarah Masa Lalu Sebagai Bahasa Melayu 3
2. Bahasa Indonesia 4
3. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka 5
4. Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka 6
5. Kedudukan Resmi Bahasa Indonesia 7
6. Peranan Bahasa Indonesia 7
7. Fungsi Bahasa Indonesia 7
Bab. III Penutup
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
Daftar Pustaka 10

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia. Pada saat ini, bahasa
Indonesia dipergunakan oleh hampir seluruh rakyat Indonesia. Bahasa Indonesia
adalah bahasa pertama yang digunakan, selain bahasa daerah seperti bahasa Jawa atau
bahasa Sunda. Awal penciptaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula
dari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang berbunyi “Kita berbangsa satu
Bangsa Indonesia, Kita berbahasa satu Bahasa Indonesia, Kita bertanah air satu
Tanah air Indonesia”. Sejak itulah bahasa Melayu yang demokratis atau tidak
mengenal tingkatan-tingkatan, menjadi bahasa Indonesia. Dalam perkembangannya
kemudian diperkaya oleh bahasa-bahasa daerah di Nusantara, sehingga terdapat
hubungan saling mengisi dengan bahasa daerah. Setelah hampir dasa windu menjadi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia memperlihatkan ciri-cirinya sebagai alat
komunikasi yang mutlak diperlukan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia telah
membuktikan diri sebagai bahasa yang tahan uji. Bahasa Indonesia telah
menunjukkan identitas bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia sangat berperan dalam
mempersatukan berbagai suku bangsa yang beraneka adat dan budayanya. Dalam
mengemban misinya, bahasa Indonesia terus berkembang seiring dengan keperluan
dan perkembangan bangsa Indonesia, walaupun ada yang menggembirakan dan ada
pula yang menyedihkan bahkan membahayakan. Dualisme perkembangan ini
memang merupakan dinamika dan konsekuensi bahasa yang hidup. Tetapi karena
bahasa Indonesia sudah ditahkikkan sebagai bahasa yang berkedudukan tinggi oleh
bangsa Indonesia, ia harus dipupuk dan disemaikan dengan baik dan penuh tanggung
jawab agar ia benar-benar menjadi cermin bangsa Indonesia.

B. Tujuan
Makalah ini disusun selain untuk tujuan penilaian tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia, juga mempunyai tujuan lain yang ditujukan kepada pembaca, yaitu :

1
1. Menjelaskan mengenai Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia
2. Menjelaskan Kedudukan Resmi Bahasa Indonesia
3. Memaparkan Peranan bahasa Indonesia bagi Bangsa Indonesia.

2
BAB II. PEMBAHASAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA


1. Sejarah Masa Lalu Sebagai Bahasa Melayu
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa dari cabang
bahasa- bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di
Nusantara. Kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.
Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 Masehi diketahui memakai bahasa
Melayu (sebagai bahasa Melayu Kuna) sebagai bahasa kenegaraan. Lima
prasasti kuna yang ditemukan di Sumatera bagian selatan menggunakan
bahasa Melayu yang bertaburan kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta,
suatu bahasa Indo-Eropa dari cabang Indo-Iran. Jangkauan penggunaan
bahasa ini diketahui cukup luas, karena ditemukan pula dokumen-
dokumen dari abad berikutnya di Pulau Jawa dan Pulau Luzon.
Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bahasa
Melayu Klasik (classical Malay atau medieval Malay). Bentuk ini dipakai
oleh Kesultanan Melaka, yang perkembangannya kelak disebut sebagai
bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga
kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Ciri paling
menonjoldalam ragam sejarah ini adalah mulai masuknya kata-kata
pinjaman dari bahasa Arab dan bahasa Parsi, sebagai akibat dari
penyebaran agama Islam yang masuk sejak abad ke-21. Kata-kata bahasa
Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi, selamat, dan kertas, serta kata-kata
Parsi seperti anggur, cambuk, dewan, saudagar, tamasya, dan tembakau.
Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris
meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna
bahasa Melayu. Bahasa Portugis banyak memperkaya kata-kata untuk
kebiasaan Eropa dalam kehidupan sehari-hari, seperti gereja, sepatu,

3
sabun, meja, bola, bolu, dan jendela. Bahasa Belanda terutama banyak
memberi pengayaan di bidang administrasi, kegiatan resmi (misalnya
dalam upacara dan kemiliteran), dan teknologi hingga awal abad ke-20.
Kata-kata seperti asbak, polisi, kulkas, knalpot, dan stempel adalah
pinjaman dari bahasa ini.
Bahasa yang dipakai pendatang dari Cina juga lambat laun dipakai oleh
penutur bahasa Melayu, biasanya berkaitan dengan perniagaan dan
keperluan sehari-hari, seperti pisau, tauge, tahu, loteng, teko, tauke, dan
cukong.

2. Bahasa Indonesia
Pemerintahan kolonial Hindia-Belanda menyadari bahasa Melayu dapat
dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi
karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah.
Dengan menyandarkan diri pada bahsa Melayu Tinggi (karena telah
memiliki kitab-kitab rujukan) sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat
dalam standarisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di
sekolah- sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam
bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah “embrio” bahasa indonesia
yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu
Riau-Johor.
Ketika orang-orang Barat sampai ke Indonesia abad 16 mereka
menemukan suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu merupakan bahasa
yang dipakai dalam kehidupan yang luas bangsa Nusantara. Hal ini dapat
dibuktikan dari beberapa kenyataan, misalnya seorang Portugis bernama
Pigefetta, setelah mengunjungi Tidore, menyusun semacam daftar kata
bahasa Melayu pada tahun 1522. Jan Huvgenvan Linschoten, menulis
buku yang berjudul “Itinerarium ofte schipvaert Naer Oost Portugels
Indiens.” Dikatakan bahwa bahasa Melayu itu bukan saja sangat harum
namanya, tetapi juga merupakan bahasa Negeri Timur yang dihormati.

4
Kegagalan dalam mempergunakan/menyebarkan bahasa-bahasa barat itu,
memuncak dengan keluarnya keputusan pemerintah colonial, KB 1871 No.
104, yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah bumi putera
diberikan dalam bahasa daerah atau bahasa Melayu.
Perlu kita ketahui pula, bahwa pada waktu itu bahasa Melayu terbagi
menjadi tiga golongan, yaitu :
a. Melayu Tinggi yaitu bahasa Melayu sebagaimana dipakai dalam kitab
sejarah Melayu.
b. Melayu rendah yaitu bahasa Melayu pasar atau pula bahasa Melayu
campuran.
c. Melayu daerah yaitu bahasa Melayu yang dipengaruhi oleh dialek-dialek
tertentu.

3. Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka


Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman
Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perhubung antar suku di
Nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antara
pedagang dari dalam nusantara dan dari luar nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu nampak lebih jelas dari
berbagai peninggalan-peninggalan, seperti :
a. Tulisan yang terdapat pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun
1380 M.
b. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
c. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada tahun 684
d. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada tahun 686.
e. Prasasti Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada tahun 688.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah nusantara, serta makin berkembang dan
bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah diterima oleh
masyarakat nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku,
antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan.

5
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa
Indonesia, oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia
(Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928). Ada empat faktor yang menyebabkan
bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu :
a. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdangangan.
b. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam bahasa
melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
c. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional
d. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.

4. Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah Merdeka


Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para
pemuda dari berbagai pelosok nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda
berikrar :
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
air Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang
satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan
nama “Sumpah Pemuda”.
Unsur yang ketiga dari “sumpah pemuda” merupakan pernyataan tekad
bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan Bangsa Indonesia.
Pada tahun 1928 Bahasa Indonesia dikokohkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional.

6
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada
tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di
sahkan sebagai Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam
UUD 1945 disebutkan bahwa “Bahasa Negara Adalah Bahasa
Indonesia”(Bab XV, pasal 36)
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, telah
mengkukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional
sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan
masyarakat Indonesia.

5. Kedudukan Resmi Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesian memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang
tercantum dalam :
b. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi “Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
c. Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa
“Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.
Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai :
a. Bahasa Nasional, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa
daerah.
b. Bahasa Negara (bahasa resmi, Negara Kesatuan Republik Indonesia)

6. Peranan Bahasa Indonesia


Peranan bahasa bagi bangsa Indonesia adalah merupakan sarana utama untuk
berpikir dan bernalar, seperti yang telah dikemukakan bahwa manusia
berpikir tidak hanya dengan otak. Dengan bahasa ini pula manusia
menyampaikan hasil pemikiran dan penalaran, sikap, serta perasaannya.
Bahasa juga berperan sebagai alat penerus dan pengembang kebudayaan.
Melalui bahasa nilai – nilai dalam masyarakat dapat diwariskan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya.

7
Di dalam suatu masyarakat, bahasa mempunyai suatu peranan penting dalam
mempersatukan anggotanya. Sekelompok manusia yang menggunakan bahasa
yang sama akan merasakan adanya ikatan batin di antara sesamanya.

7. Fungsi Bahasa Indonesia


Bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia tidak hanya sekedar alat
komunikasi. Tetapi bahasa Indonesia juga merupakan kekayaan nasional yang
sangat berharga dan dapat mempersatukan suku – suku bangsa, serta
menunjukkan jati diri bangsa Indonesia. Selain itu bahasa Indonesia
mempunyai fungsi, yaitu :
e. Sebagai lambang kebanggaan nasional.
f. Sebagai lambang identitas nasional.
g. Sarana penyatuan bangsa dan sarana perhubungan antar budaya.
h. Sebagai bahasa pengantar resmi di lembaga – lembaga pendidikan.

8
BAB. III PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa melayu.
2. Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada
tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah
kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945.
3. Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah
digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu
sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki tingkatan bahasa.
4. Bahasa indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
5. Seiring dengan perkembangannya bahasa indonesia memiliki banyak ragam dan variasi
namun semua menambah kekayaan bahasa Indonesia sendiri.

B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah bahasa melayu.
Sebagai bangsa yang besar selayaknyalah kita menghargai nilai-nilai sejarah tersebut
dengan tetap menghormati bahasa melayu. Disamping itu alangkah baiknya apabila kita
menggunakan bahasa indonesia secara baik dan benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2013. Makalah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia,

http://selidik86.blogspot.com/2013/03/makalah-sejarah-perkembangan-bahasa_9.html , diakses
pada Senin 27 April 2020

Moeliono, M. Anton. 1981. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Jakarta:


Djambatan.

10

Anda mungkin juga menyukai