Anda di halaman 1dari 11

Makalah Tentang Teori – Teori Etika

Mata Kuliah : Etika Bisnis dan Profesi


Dosen : Yeni Alfiana, SE.M.Sc

Disusun Oleh :

Nama : Dian Thirysna Siahaan


NPM : 19210031
Semester/Kelas : V (Lima) / A (Ganjil Sore)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TAMANSISWA PALEMBANG
2021
Kata Pengantar

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah tentang “Teori – Teori Etika”
dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Etika Bisnis
dan Profesi. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca dan juga bagi penulis tentang perbedaan etika absolut dan etika relatif, perkembangan
perilaku moral serta beberapa teori – teori tentang etika.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu


dalam proses penulisan Makalah ini, baik secara langsung maupun secara tidak, penulis juga
meminta maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan ataupun
kesalahan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, 28 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................1
C. TUJUAN..........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................................2
A. PENGERTIAN TEORI ETIKA.......................................................................................................2
B. ETIKA ABSOLUT VERSUS ETIKA RELATIF.............................................................................3
C. PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL.....................................................................................3
D. BEBERAPA TEORI ETIKA............................................................................................................4
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................7
KESIMPULAN.....................................................................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori Etika menyediakan kerangka yang dapat digunakan untuk memastikan benar
tidaknya keputusan moral. Keputusan moral yang diambil bisa menjadi beralasan ( memiliki
moral reasoning ) berdasarkan suatu Teori Etika . Namun sering terjadi benturan – benturan
yang diakibatkan karena pada kenyataanya banyak terdapat teori etika, yang mengakibatkan
penilaian berbeda – beda sebagai akibat dari tidak adanya kesepakatan oleh semua orang.

Teori Deontologi sering disebut sebagai etika kewajiban karena berpendapat bahwa
tugas merupakan moral dasar dan tidak tergantung pada konsekuensi yang ditimbulkan, yang
terdiridari teori hak ( rights) Keadilan ( Justice ), perhatian ( care ), dan keutamaan (Virtue).

TeoriTeleologi berpandangan bahwa suatu tindakan benar atau salah tergantung pada
konsekuensiyang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Teori ini sering juga disebut dengan
pendekatan konsekuensialis. Teori Etika utlitiarianisme berakar dari teori Teleologi dan
sering digunakan untuk menilai kebijakan pemerintah dan komoditas public.

B. RUMUSAN MASALAH

a) Bagaimana para etikawan memberikan pendapat ketidaksamaan pandangan


mengenai apakah etika bersifat absolut dan relative?
b) Bagaimana hubungan antara usia dengan
perkembangan moral anak manusia?
c) Apa saja jenis teori etika, dan apa perbedaan antar
teori etika?

C. TUJUAN

Makalah ini dibuat agar pembaca dapat memahami


tentang:

a) Memahami perbedan antara etika absolut dan etika relatif.


b) Menganalisis serta memahami bagaimana
perkembangan perilaku moral anak manusia.
c) Berbagai teori etika dan perbedaan antar teori etika yang ada.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TEORI ETIKA

Untuk memahami apa itu etika sesungguhnya kita perlu membandingkannya dengan
moralitas. Baik etika dan moralitas sering dipakai secara dipertukarkan dengan pengertian
yang sering disamakan begitu saja.Ini sesungguhnya tidak sepenuhnya salah. Hanya saja
perlu diingat bahwa etika bisa saja punya pengertian yang sama sekali berbeda dengan
moralitas.

Sehubungan dengan itu,secara teoritis kita dapat membedakan dua pengertian etika-
kendati dalam penggunaan praktis sering tidak mudah dibedakan. Pertama, etika berasal dari
kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”.
Dalam pengertian ini etika berkatian dengan kebiasaan hidup yang baik,baik pada diri
seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika
berkaitan dengan nilai nilai,tata cara hidup yang baik,aturan hidup yang baik,dan segala
kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain secara turun menurun.

Yang menarik disini,dalam pengertian etika ini justru persis sama dengan pengertian
moralitas. Moralitas berasal dari kata Latin (mos),yang dalam bentuk jamaknya adalah “adat
istiadat” atau “kebiasaan”. Jadi dalam pengertian pertama ini etika dan moralitas sama-sama
berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik yang telah
diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang berwujud pada pola perilaku dan
terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana kebiasaan.

Kedua,etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda dengan


moralitas. Dalam pengertian kedua ini,etika mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari
moralitas dan etika seperti pengertian yang pertama. Etika dalam pengertian kedua ini
dimengerti sebagai filsafat moral,atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma
yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama. Dengan demikian
sebagaimana halnya moralitas,berisikan nilai dan norma-norma konkret yang menjadi
pedoman dan pegangan hidup manusia dalam seluruh kehidupannya.

Sebaliknya dalam pengertian kedua ini yaitu sebagai filsafat moral tidak langsung
memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai dengan demikian dapat disimpulkan
etika sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai (a) nilai dan norma yang menyangkut
bagaimana manusia harus hidup baik;dan (b)masalah kehidupan manusia dengan
mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang umum diterima.

Pengertian Etika Menurut Para Ahli

a. Menurut Drs.O.P.Simorangkir : Etika atau etik dapat diartikan sebagai


pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.

2
b. Menurut Maryani dan Ludiggo : Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia,baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau
profesi.

c. Menurut Drs.H.BurhannudinSalam : Etika merupakan cabang filsafat yang


berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam
hidupnya.

d. Menurut Brooks : Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian
normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan.
Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan di
dunia nyata.

B. ETIKA ABSOLUT VERSUS ETIKA RELATIF

Sampai saat ini masih terjadi perdebatan dan perbedaan di antara para etikawan
tentang apakah etika bersifat absolut atau relative.Para penganut paham etika absolut dengan
berbagai argumentasi yang masuk akal meyakini bahwa ada prinsip-prinsip etika yang
bersifat mutlak, berlaku universal kapanpun dan dimanapun.Sementara itu, para penganut
etika relative dengan berbagai argumentasi yang juga tampak masuk akal membantah hal
ini.Mereka justru menetapkan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang berlaku
umum.Prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat berbeda-beda untuk masyarakat
yang berbeda dan untuk situasi yang berbeda pula.

Untuk mendukung argumentasi para penganut etika relative dimana kebudayaan yang
berbeda akan menghasilkan kode moral yang berbeda pula, Rachles (2004), memberikan
contoh tentang keyakinan dua suku yang amat berbeda dalam perlakuan orang tua mereka
saat meninggal dunia, yaitu suku Callatia yang memakan jenazah orang tua mereka,
sedangkan orang-orang yunani membakar jenazah orang tua mereka.

Menyangkut dengan contoh dari etika relative tersebut Rachles dan Immanuel Kant
yang juga pendukung teori absolut menyatakan bahwa, ada pokok teoretis yang umumnya
dimana ada aturan-aturan moral tertentu yang dianut secara bersama-sama oleh semua
masyarakat karena aturan itu penting untuk kelestarian masyarakat.Misalnya, aturan melawan
kebohongan dan pembunuhan.Hanyalah dua contoh yang masih berlaku dalam semua
kebudayaan yang tetap hidup, walaupun juga diakui bahwa dalam setiap aturan umum tentu
saja ada pengecualianya.

C. PERKEMBANGAN PERILAKU MORAL

Teori perkembangan moral banyak dibahas dalam ilmu psikologi, salah satu teori
yang sangat berpengaruh dikemukakan oleh Kohlberg (dalam Atkinson et.al. 1996) dengan
3
mengemukakan 3 tahap perkembangan moral dihubungkan dengan pertumbuhan (usia) anak.
Beberapa konsep yang memerlukan penjelasan, antara lain :

1. Perilaku moral (moral behavior) adalah berilaku yang mengikuti kode moral
kelompok masyarakat tertentu. Moral dalam hal ini berarti adat kebiasaan atau tradisi.

2. Perilaku tidak bermoral (immoral behavior) berarti peilaku yang gagal mematuhi
harapan kelompok sosial tersebut.

3. Perilaku diluar kesadaran moral (unmoral behavior) adalah perilaku yang menyimpang
dari harapan kelompok sosial yang lebih di sebabkan oleh ketidakmampuan yang
bersangkutan dalam memahami harapan kelompok sosial.

4. Perkembangan moral (moral development) bergantung pada perkembangan intelektul


seseorang. Perkembangan moral ada hubunganya dengan tahap-tahap perkembangan
intelektual ini.

D. BEBERAPA TEORI ETIKA


Suatu pengetahuan tentang suatu objek baru bisa dianggap sebagai disiplin ilmu
bila pengetahuan tersebut telah dilengkapi dengan seperangkat teori tentang objek yang
dikaji. Jadi, teori merupakan tulang punggung suatu ilmu. Ilmu pada dasarnya adalah
kumpulan pengetahuan yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam dan sosial yang
memungkinkan manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala
tersebut berdasrkan penjelasan yang ada, sedangkan teori adalah pengetahuan ilmiah
yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan
(Suriasumantri, 2000).

Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dngan kajian secara kritis tentang adat
kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-normaperilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik.
Sebagi ilmu, etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu ekonomi. Dalam etika masih
dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek
parilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang berlainan.

1. Egoisme

Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungn dengan egoisme,


yaitu:

 Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua


tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkuwat diri (selfish).
Menurut teori ini, orang boleh saja yakin bahwa ada tindakan mereka yang
bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur
dan tindakan yang suka berkorban tersebut hanyalah ilusi.

4
 Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri
(self-interest). Munculnya paham egoisme etis memberikan landasan yang
sangat kuat bagi munculnya paham ekonomi kapitalis dalam ilmu ekonomi.

2. Utilitarianisme

Utilitarisme besasal dari kata latinutilis, kemudian menjadi kata Inggris Utility yang
berarti bermanfaat ( Bertens, 2000 ).Menurut teori ini, suatu tindakan dapat
dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat,
atau dengan istilah yang sangat terkenal: “the greatest happiness of the greatest
numbers”. Jadi, ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi,
atau tujuan dari tindakan itu apakah memberi manfaat atau tidak.Itulah sebabnya,
paham ini disebut juga paham teleologis. Teleologis berasal dari kata yunani telos
yang berarti tujuan.Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis
adalah melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham
utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak ( kepentingan bersama,
kepentingan masyarakat ).

3. Deontologi

Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban (Beterns,
2000).Paham ini dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) dan kembali
mendapat dukungan dari filsuf abad ke-20, Anscombe dan suaminya .Peter Geach
(Rachels, 2004). Paham deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan
tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau dari akibat dari
tindakan tersebut.Untuk memahami lebih lanjut tentang paham deontologi ini,
sebaiknya dipahami terlebih dahulu dua konsepn penting yang dikemukakan oleh
Kant, yatu konsep imperative hypothesis dan impertive categories.
 Imperative hypothesis adalah perintah-perintah (ought) yang bersifat khusus
yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan.

 Imperative categories adalah kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu saja
tanpa syarat apa pun. Dalam hal ini, kewajiban moral bersifat mutlak tanpa ada
pengecualian apa pun dan tanpa dikaitkan dengan keiginan atau tujuan apa pun.

Yang termasuk dalam pandangan Teori Deontologi adalah :


a. Teori hak (right)

Teori hak merupakan aspek dari pendekatan deontologi, karena hak selalu berkaitan
dengan kewajiban. Manusia dalam kehidupannya memiliki berbagai macam hak, yang di
antaranya :
 Hak Moral atau asasi yang mengidentifikasikan seluruh aktivitas atau
keinginan yang dapat secara bebas dilakukan tanpa dibatasi oleh
norma hukum. Misalnya hak untuk hidup

5
 Hak Legal yang bersumber dari norma hukum dan dilindungi dalam
lingkungan yurisdiksi suatu system hukum.

 Hak Warganegara, yaitu hak – hak yang dapat dinikmati sebagai warga
Negara, seperti hak memilih, dan dipilih.

b. Teori Keadilan (justice)

Memberikan seseorang apa yang menjadi haknya akan menyangkut aspek


keadilan ( moral Justice ) yang juga menjadi perhatian dalam pendekatan
deontologi
Ada 3 unsur dalam pengertian hakiki antara lain :
 Keadilan tertuju pada orang lain.

 Keadilan merupakan kewajiban dan harus dilaksanakan, karena berkaitan


dengan hak orang lain.

 Keadilan menuntut persamaan ( equality )

c. Perhatian (Care)

Pendekatan lain yang ada dalam teori deontologi adalah Ethics of Care ( teori
memberi perhatian ), misalnya hubungan kekeluargaan, hubungan pertemanan, dan
hubungan yang terkait dengan pekerjaan. Dalam hal ini tidak semua hubungan
menimbulkan kewajiban moral untuk diberi perhatian.

4. Teori hak

Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan
atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Namun
senagaimana dikatakan oleh Bertens (2000), teori hak merupakan suatu aspek dari
teori deontologi (kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban
bagaikan satu keping mata uang logam yang sama dengan du sisi. Teori hak
sebenarnya di dasarkan atas asumsi bahwa manusia mempunyai martabat dan semua
manusia mempunyai martabat yang sama.
Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas (Weiss, 2006), yaitu:
1) Hak hukum (legal right)

Adalah hak yang didasarkan atas sistem/yurisdiksi hukum suatu negara,


dimana sumber hukum tertinggi suatu negara adalah Undang-Undang Dasar
negara yang bersangkutan.

2) Hak moral atau kemanusiaan (moral, human right)

Dihubungkan dengan pribadi manusia secara individu, atau dalam beberapa


kasus dihubungkan dengan kelompok bukan dengan masyarakat dalam arti

6
luas. Hak moral berkaitan dengan kepentingan individu sepanjang kepentingan
individuitu tidak melanggar hak-hak orang lain.

3) Hak kontraktual (contractual right)

Mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan atau kontrak bersama


dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak.

5. Teori Keutamaan (Virtue Theory)

Teori keutamaan sebenarnya telah lahir sejak jaman dahulu yang didasarkan atas
pemikiran Aristoteles (384-322 SM) yang sempat tenggelam. Teori keutamaan
berangkat dari manusianya ( Bertens, 2000). Teori keutamaan tidak menanyakan
tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidk etis. Tidak seperti kedua
teori yang pernah dijelaskan sebelumnya, dasar teori keutamaan sangat berbeda.
Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari pernyataan
mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki seseorang agar bisa disebut
sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia
hina. Dengan demikian, karakteristik/sifat utama dapat didefinisikan sebagai
disposisi sifat/watak yang telah melekat dan dimiliki oleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk selalu bertingkah laku yang secara moral bernilai baik.

6. Teori Etika Teonom

Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori ini mengatakan bahwa
karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya
dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika
sepadandengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak
mengikuti aturan-aturan perintah Allah sebagaimana telah di ungkapkan dalam kitab
suci.

7. Etika Abad ke-20

Esensi dari beberapa pemikiran moral yang berpengaruh yang muncul pada abad ke-20
sebagai tambahan atas beberapa paham/teori etika yang telah diuraikan
sebelumnya. Ringkasan ini diambil dari buku Etik Abad Kedua puluh karangan
Frans Magnis Suseno (2006)

7
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Etika sebagai disiplin ilmu, berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat
kebiasaan, nilai-nilai dan norma-norma dan perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak
baik.Sebagai ilmu etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu ekonomi. Dalam etika masih
dijumpai banyak teori yang menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama
dari sudut pandang atau prespektive yang berlainan. Dan beberapa jenis teori antara lain teori
egoisme, utilitarianisme, deontology, teori hak, teori keutamaan, teori etika otonom.
Sebagaimana dikatakan oleh Peschke S.V.D (2003), Berbagai teori etika muncul
antara lain karena adanya perbedaan prespektif dan penafsiran tentang apa yang menjadi
tujuan akhir hidup umat manusia, seperti teori Egoisme, Utilitarianisme, Deontologi, Teori
Hak, Teori Keutamaan (Virtue), dan teori etika etonom. Disamping itu sifat teori dalam ilmu
etika masih lebih banyak untuk menjelaskan sesuatu, belum sampai pada tahap untuk
meramalkan, apalagi untuk mengontrol suatu tindakan atau perilaku.
Perkembangan ilmu etika menjadi salah kaprah karena hanya dilandasi oleh hakikat
manusia utuh- suatu paradigma tentang hakikat manusia yang hanya mengandalkan kekuatan
pikiran untuk mencari kebenaran, mengejar makna hidup duniawi, dan melupakan potensi
kekuatan spiritual, kekuatan tak terbatas, kekuatan Tuhan dalam diri manusia tersebut. Semua
teori etika yang pada awal kemunculanya bagaikan potongan-potongan terpisah dan berdiri
sendiri, ternyata dapat dipadukan karena sifatnya yang saling melengkapi.Teori-teori etika
yang dapat dianalogikan dengan alur proses evaluasi kesadaran, yaitu hak (egoisme)-
utilitaranisme-kewajiaban(deontology)-teonom-keutamaan(virtue).

Anda mungkin juga menyukai