Anda di halaman 1dari 20

STUDI EVALUATIF TERHADAP LAPORAN

PERBANKAN SYARIAH

Rifqi Muhammad
Universitas Islam Indonesia
e-mail: rifqimuhammad@yahoo.com

Abstract

Islamic banking is the fastest-growing segment of world finance. Islamic Banks should
ideally operate in accordance with the principles laid down by Islamic law (Shariah). One of the
main sources to analyze and evaluate the activities of Islamic banks is annual report. Annual
report is the way to disclose financial and non-financial performance of Islamic banks. This
paper aims at elaborating the sources of development of Islamic banking reporting based on the
AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) standards,
alternatives of Islamic corporate reporting, and the accounting policies of Islamic banks in many
countries. Secondly, this paper tries to formulate the components should be reported by Islamic
banks in order to increase the degree of accountability. Thirdly, this paper also tries to evaluate
the existing Islamic banking reporting components in order to measure the gap between
expectations and realities. This study finds that Islamic banks do not have similarity in disclosing
financial and non-financial activities and performances. However, this diversity model can be
complementary one another towards ideal Islamic banking reporting.

Keywords: Islamic bank, Islamic accounting, Islamic corporate report, Islamic accountability

Abstrak

Perbankan Islam merupakan segmen dunia keuangan yang berkembang sangat cepat.
Perbankan Islam seharusnya secara ideal beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang diatur
oleh hukum Islam (Shariah). Salah satu sumber utama untuk menganalisis dan mengevaluasi
kegiatan bank-bank Islam adalah laporan tahunan. Laporan tahunan merupakan cara untuk
memaparkan kinerja finansial dan non-finansial dari bank-bank Islam. Pertama, makalah ini
bertujuan untuk mengelaborasi sumber-sumber perkembangan pelaporan perbankan Islam
berdasarkan standar AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions), alternatif pelaporan korporasi Islami, dan kebijakan akuntansi dari bank-bank
Islam di banyak negara. Kedua, makalah ini berupaya merumuskan komponen-komponen yang
harus dilaporkan oleh bank-bank Islam untuk meningkatkan derajat akuntabilitas. Ketiga,
makalah ini juga mencoba untuk mengevaluasi keberadaan komponen pelaporan perbankan
Islam dalam rangka mengukur kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Penelitian ini
menunjukkan bahwa bank-bank Islam tidak memiliki kesamaan dalam memaparkan kinerja dan
kegiatan finansial dan non-finansialnya. Akan tetapi keberagaman model ini dapat saling
melengkapi dalam rangka mewujudkan pelaporan perbankan Islam yang ideal.

Kata kunci: bank Islam, akuntansi Islam, laporan korporasi Islam, akuntabilitas Islam

PENDAHULUAN ’booming’ harga minyak dunia pada sekitar


Karim (1999) menyatakan bahwa tahun 1973-1974 yang mengakibatkan adanya
perbankan Syariah didirikan dengan tujuan surplus pendapatan negara-negara penghasil
untuk menjalankan kegiatan usahanya sesuai minyak sehingga memunculkan kebutuhan
dengan prinsip Syariah dan nilai-nilai Islam. investasi tanpa riba. Disisi lain, perbankan
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan Syariah merupakan sektor keuangan yang
perbankan Syariah dimulai sejak adanya paling cepat perkembangannya di dunia. Saat

189
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

ini, terdapat lebih dari 300 lembaga-lembaga Farook dan Lanis (2006) menjelaskan
keuangan Syariah di lebih dari 70 negara. bahwa penelitian-penelitian yang sementara
Bahkan pada awal 2007 yang lalu, jumlah aset ini dilakukan mengindikasikan bahwa per-
lembaga keuangan Syariah di seluruh dunia bankan-perbankan Syariah belum secara baik
mencapai US$ 300 Milliar (Shariah Finance dalam mengimplementasikan funsi sosialnya
Watch, 2008). Karim (1999) mencatat bahwa sesuai dengan nilai-nilai Islam (seperti dalam
di beberapa negara (seperti Sudan dan Iran), Metwally, 1992; Aggarwal dan Youssef,
sistem perbankannya telah disesuaikan secara 2000; dan Maali, dkk., 2003). Bahkan, Maali
total berdasarkan prinsip Syariah. Farook dan dkk. (2003) menyatakan bahwa hasil
Lanis (2006) menambahkan bahwa perbankan penelitiannya menunjukkan sangat jauhnya
Syariah memang sudah seharusnya mendasar- gap antara harapan dan kenyataan dalam hal
kan kegiatan operasionalnya sesuai dengan pelaporan sosial beberapa perbankan Syariah
prinsip-prinsip Syariah. Kontribusi utama dari besar di dunia. Mereka mencoba mener-
perkembangan perbankan Syariah ini adalah jemahkan harapan ke dalam bentuk ‘social
adanya penghapusan aspek bunga (riba) dalam disclosure benchmark’ yang disusun berdasr-
transaksi ekonominya. Bersamaan dengan kan prinsip-prinsip Syariah. Dari analisis di
fungsi ini adalah fungsi keadilan sosial dan beberapa perbankan Syariah di dunia, mereka
pertanggungjawaban, khususnya dorongan menemukan bahwa terdapat adanya perilaku
untuk mengungkapkan informasi CSR kebebasan dalam menyajikan informasi sosial
(Corporate Social Responsibility). Usmani dalam laporan tahunan karena para regulator
(2002) menyatakan bahwa filosofi dibalik tidak mengatur dan mewajibkan secara tegas
pendirian perbankan Syariah adalah bertujuan agar masing-masing perbankan Syariah
untuk menciptakan adanya distribusi keadilan menyediakan informasi tanggung jawab sosial
yang bebas dari segala bentuk eksploitasi (p. perbankan Syariah tersebut. Sehingga mun-
113). cullah tingkat variasi yang tinggi dalam hal
Berdasarkan prinsip-prinsip Islam, pelaporan sosial antara satu perbankan Syariah
transaksi-transaksi bisnis tidak pernah dengan lainnya. Sebagai contoh beberapa bank
dipisahkan dari tujuan-tujuan moral dalam hanya melaporkan sebanyak 35% (dari standar
masyarakat. Sebagai contoh bahwa beberapa yang disusun) informasi tanggung jawab
pemikir di bidang Akuntansi Syariah telah sosialnya dalam laporan tahunan.
membangun standar normatif untuk format Berdasarkan fakta tersebut, tulisan ini
pelaporan untuk lembaga keuangan Syariah bertujuan untuk menganalisis perkembangan
(seperti Gambling dan Karim, 1986, 1991; pelaporan perbankan Syariah berdasarkan
Baydoun dan Willet, 2000; Lewis, 2001) dan standar-standar yang disusun oleh AAOIFI
juga format pelaporan sosial untuk bisnis (Accounting and Auditing Organization for
Syariah berdasarkan nilai-nilai Islam (seperti Islamic Financial Institutions), alternatif-
Haniffa, 2001; Maali, dkk., 2003). alternatif pelaporan entitas-entitas Syariah
Pemerintah-pemerintah di negara-negara yang ada di dunia, dan kebijakan akuntansi
berpopulasi Muslim seperti Malaysia dan perbankan Syariah di beberapa negara. Kedua,
Indonesia serta institusi-institusi regulator tulisan ini berusaha untuk memformulasikan
internasional seperti Accounting and Auditing komponen-komponen yang seharusnya di-
Organization for Islamic Financial Insti- laporkan oleh perbankan-perbankan Syariah
tutions (AAOIFI) secara terus menerus untuk meningkatkan transparansi dan kre-
menyuarakan dan mengupayakan adanya dibililitas di mata publik. Ketiga, tulisan ini
pengembangan dan adopsi format pelaporan juga berusaha untuk mengevaluasi komponen-
semacam laporan CSR untuk diformulasikan komponen laporan perbankan Syariah yang
bagi lembaga-lembaga keuangan Syariah saat ini dipraktikkan untuk mengukur kesen-
(Sharani, 2004; Yunus, 2004). jangan antara harapan dan kenyataan.

190
Studi Evaluatif terhadap Laporan Perbankan ... (Rifqi Muhammad)

INISIATIF-INISIATIF AAOIFI draft awal standar AAOIFI. Hal ini juga


Accounting and Auditing Organization merupakan praktik yang lazim dilakukan oleh
for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) institusi-institusi perumus standar akuntansi
merupakan sebuah lembaga non-profit inter- keuangan di berbagai negara termasuk
nasional yang independent yang berusaha Indonesia (seperti praktik yang dilakukan oleh
untuk menyiapkan akuntansi, auditing, tata Dewan Standar Akuntansi – Ikatan Akuntan
kelola perusahaan, kode etik dan standar Indonesia).
Syariah bagi perbankan dan lembaga-lembaga Karim (1999) berpendapat bahwa
keuangan Syariah lainnya. AAOIFI didirikan AAOIFI tidak memiliki kekuatan untuk me-
sesuai dengan persetujuan beberapa lembaga- wajibkan lembaga-lembaga keuangan Syariah
lembaga keuangan Syariah berskala inter- mengikuti standar-standar yang diusulkannya.
nasional pada 1 Safar 1410 H atau bertepatan Namun demikian, AAOIFI memiliki strategi
dengan tanggal 26 Februari 1990 di Aljazair. untuk membuat lembaga-lembaga keuangan
Kemudian, organisasi tersebut resmi ber- Syariah mengikuti standarnya melalui kerja
operasi pada tanggal 11 Ramadhan 1411 H sama dengan bank-bank sentral sebagai regu-
(27 Maret 1991) dan berdomisili di Manama, lator perbankan dan institusi pemerintah lain-
Bahrain. nya karena lembaga-lembaga tersebut
Sampai dengan tahun 2009, AAOIFI memiliki kewenangan untuk mengatur dan
telah mengeluarkan dua pernyataan standar menentukan kebijakan akuntansi. Sebagai
akuntansi keuangan yang berkaitan dengan contoh otoritas-otoritas pemerintahan di
tujuan-tujuan dan konsep-konsep akuntansi Bahrain dan Sudan telah meminta perbankan-
keuangan bagi lembaga-lembaga keuangan perbankan Syariah di negara-negara tersebut
Syariah, 23 standar akuntasi, 5 standar untuk mengikuti standar-standar AAOIFI
auditing, 6 standar tata kelola perusahaan, dan dalam menyiapkan laporan keuangannya pada
2 kode etik bagi akuntan dan auditor lembaga- tahun 1998. Beberapa perbankan Syariah di
lembaga keuangan Syariah (www.aaoifi.com). negara-negara lain (seperti Malaysia dan
Sebagai lembaga internasional yang inde- Saudi Arabia) telah mulai secara sukarela
penden, AAOIFI didukung oleh anggota- menggunakan standar-standar akuntansi
anggota dari institusi keuangan (saat ini ter- AAOIFI walaupun sifatnya masih sporadis.
catat 155 anggota dari 40 negara) meliputi Lebih lanjut, lembaga-lembaga rating inter-
bank-bank sentral, lembaga-lembaga keu- nasional sudah memulai menggunakan stan-
angan Syariah, dan anggota lain dari per- dar-standar AAOIFI sebagai bagian dalam
bankan dan industri keuangan Syariah melakukan rating terhadap perbankan Syariah.
internasional di seluruh dunia. Namun demikian, Harahap (2003)
Karim (1999) menjelaskan bahwa menyatakan bahwa belum adanya standar
AAOIFI memiliki mekanisme penyusunan akuntansi yang disepakati bersama dalam
standar-standar akuntansi dan auditing yang penyusunan laporan tahunan menyebabkan
cukup memadai. Mekanisme perumusan stan- lembaga-lembaga keuangan Syariah masih
dar juga melibatkan para pakar Syariah yang menggunakan standar-standar yang digunakan
tergabung dalam Dewan Syariah AAOIFI dalam laporan entitas konvensional. Meskipun
untuk melakukan evaluasi kesesuaian standar- AAOIFI telah menyusun standar-standar
standar dengan prinsip-prinsip Syariah. akuntansi (termasuk aspek-aspek peng-
AAOIFI juga menyediakan forum bagi ang- ungkapannya), banyak pihak menyatakan
gota dan pihak-pihak yang berkepentingan bahwa konsepnya masih menggunakan para-
dengan standar AAOIFI untuk mengutarakan digma konvensional. Oleh karena itu, Harahap
pendapatnya tentang standar yang diusulkan (2003) berusaha untuk merumuskan nilai-nilai
sebelum akhirnya ditetapkan sebagai standar Islam di dalam standar-standar akuntansi
baku. Proses ini memungkinkan pihak-pihak AAOIFI. Haniffa dan Hudaib (2001) berpen-
tersebut untuk mendiskusikan lebih intensif dapat bahwa kerangka konseptual Akuntansi

191
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

Syariah seharusnya berdasarkan Syariah PENCARIAN ALTERNATIF LAPORAN


Islam. Tujuan-tujuan Akuntansi Syariah bisa ENTITAS ISLAM
diformulasikan sebagai: Terdapat beberapa penelitian dalam
To assists in achieving socio-economic rangka perumusan laporan entitas Islam baik
justice (Al-falah) and recognize the aspek pertanggungjawaban keuangan maupun
fulfillment of obligation to God, society non-keuangan terhadap Tuhan dan para
and individuals concerned, by parties stakeholder-nya. Baydoun dan Willet (2000)
involved in the economic activities viz. berusaha untuk merumuskan teori tentang
Accountants auditors, managers, owner, bentuk dan isi informasi keuangan yang
government, etc as a form of worship. seharusnya ada di dalam laporan keuangan
entitas Islam. Mereka mengusulkan adanya
Berdasarkan formulasi ini, Haniffa dan Islamic Corporate Reports (ICRs) sebagai
Hudaib (2001) membagi akuntansi menjadi modifikasi dari bentuk laporan keuangan
dua aspek yaitu aspek teknis dan sumber daya konvensional yang saat ini digunakan. Model
insani. Kebutuhan teknis Akuntansi Syariah ini menggunakan asumsi bahwa Akuntansi
antara lain untuk tujuan Zakat dimana Syariah seharusnya mendorong akuntabilitas
diperlukan adanya kesepahaman dalam tata sosial dan adanya pengungkapan secara penuh
cara bagi hasil keuntungan. Dalam hal informasi keuangan dan non-keuangan entitas
pengungkapan, Akuntansi Syariah seharusnya Islam. ICRs mencoba mengkritisi kerangka
secara jelas menyatakan tentang cara lembaga- pelaporan keuangan bagi perbankan Syariah
lembaga keuangan Syariah untuk menjalankan yang dikeluarkan oleh IFASB (Islamic
tugas dan kewajibannya yang berkaitan Financial Accounting Standard Board) dari
dengan prinsip-prinsip Syariah seperti kewa- dua aspek. Aspek pertama adalah perlunya
jiban Zakat, pemberian Shadaqah (hibah), tambahan informasi yang seharusnya di-
pemberian kompensasi gaji, pencapaian tujuan masukkan dalam laporan keuangan selain
bisnis dan perlindungan terhadap lingkungan. bentuk konvensional yang selama ini diadopsi
Di sisi lain, aspek sumber daya insani dalam oleh lembaga-lembaga keuangan syariah.
Akuntansi Syariah seharusnya didasarkan Sedangkan aspek yang kedua adalah
pada sisi moralitas dan etika Islam seperti komponen-komponen dalam laporan laba rugi
ketaqwaan, kebenaran/kejujuran, dan pertang- lembaga-lembaga keuangan yang saat ini ada
gungjawaban. masih mengadopsi standar akuntansi keuangan
Harahap (2003) berpendapat bahwa dari negara-negara Barat. Oleh karena itu,
berdasarkan AAOIFI terdapat beberapa aspek mereka berpendapat bahwa ICRs seharusnya
yang sesuai dengan nilai-nilai Islam yang ditambah dengan Current Value Balance
seharusnya dilaporkan seperti: 1) Informasi Sheets (CVBS) karena perhitungan Zakat
umum tentang perbankan Syariah. 2) Batasan- didasarkan pada nilai aset sekarang,
batasan pengawasan terhadap aspek-aspek kelebihan-kelebihan yang dimiliki entitas dan
yang tidak umum. 3) Pendapatan yang informasi terkini tentang perhitungan bagi
diperoleh dari sumber-sumber non-halal. 4) hasil dari kontrak mudharabah. Oleh karena
Metode yang digunakan untuk distribusi hasil itu, komponen-komponen ICRs, yang merupa-
usaha (rugi) bagi pemegang rekening investasi kan amandemen dari bentuk IFASB, ditambah
tidak terikat. 5) Laporan perubahan dana dengan komponen laporan posisi keuangan
investasi terikat. 6) Laporan sumber dan yang menggunakan dasar current value
penggunaan dana Zakat dan Infak/Shadaqah. 7) [gambar 1].
Laporan sumber dan penggunaan dana Qardh.

192
Studi Evaluatif terhadap Laporan Perbankan ... (Rifqi Muhammad)

Sumber dan penggunaan


Laporan laba rugi Laporan arus kas
dana Zakat dan Qardh

Laporan perubahan Laporan perubahan


modal investasi terikat

Neraca (historical cost) Neraca (current value)

Sumber: Baydoun dan Willet (2000: 86)


Gambar 1: Bentuk Islamic Corporate Reports yang Diamandemen dari Bentuk IFASB

Value Added Statement


Sumber Pertambahan Nilai
Pendapatan XXX
Pembelian barang tertentu (XXX)
Revaluasi XXX
XXX
Distribusi:
Gaji/Kesejahteraan Karyawan XXX
Kewajiban Zakat XXX
Pemerintah (pajak) XXX
Pemilik (deviden) XXX
Kedermawanan (Wakaf, infaq) XXX

Dana yang Diinvestasikan:


Laba Ditahan XXX
Revaluasi XXX
XXX
Sumber: Baydoun dan Willet (2000: 85)
Gambar 2: Model Baydoun dan Willet (Value Added Statement)

Selanjutnya, Baydoun dan Willet dingkan hanya kemakmuran bagi segelintir


(2000) mendorong penggantian laporan laba pemegang modal saja [lihat gambar 2].
rugi dengan Value Added Statement (VAS). Haniffa (2002) menyatakan bahwa
Latar belakang rumusan ini adalah VAS lebih praktik pengungkapan informasi sosial menurut
menekankan pada hubungan yang alami dalam perspektif Islam seharusnya berbeda dengan
aktivitas ekonomi dan tidak menekankan pada perspektif konvensional karena jenis informasi
aspek persaingan. Hal ini sejalan dengan prin- yang perlu disajikan juga berbeda. Peng-
sip-prinsip agama seperti keadilan dan keju- gunaan kerangka Syariah diperlukan dalam
juran yang sesuai juga dengan prinsip Syariah. penyusunan konsep Islamic Social Reports
Mereka berpendapat bahwa VAS merumuskan (ISRs) yang memenuhi tujuan akuntabilitas
kembali informasi-informasi dalam laporan dan transparansi sebagai bentuk hubungan
laba rugi dan memberikan penekanan terhadap antara manusia dengan Tuhann, manusia
pembagian kesejahteraan kepada kelompok- dengan manusia, dan manusia dengan alam
kelompok dalam lingkungan entitas diban- semesta. Haniffa (2000: 136) menyarankan

193
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

dua tujuan dari ISRs antara lain: (a) untuk 1979), akuntabilitas lingkungan (Perks, 1993),
menunjukkan akuntabilitas kepada Tuhan dan laporan yang berkaitan dengan sumber daya
komunitas masyarakat; dan (b) untuk mening- manusia (Gray, 1996), and laporan nilai tam-
katkan transparansi dari aktivitas bisnis bah (Belkaoui, 1999).
dengan menyediakan informasi yang relevan Selanjutnya Shahul dan Yaya (2003)
yang sesuai dengan kebutuhan spiritual para berusaha untuk mengevaluasi praktik akun-
pembuat keputusan. Haniffa (2002) meng- tabilitas yang dilakukan oleh perusahaan-per-
usulkan prinsip-prinsip etika dan isi dari ISR usahaan Islam khususnya perbankan Syariah.
berdasarkan lima dimensi: keuangan dan Mereka melakukan survey terhadap laporan
investasi, produk, sumber daya insani, tahunan dari beberapa perbankan Syariah di
masyarakat, dan lingkungan [lihat Tabel 1]. Malaysia dan Indonesia khususnya peng-
Shahul dan Yaya (2003) berusaha ungkapan aspek Syariah, sosial dan ling-
mengelaborasi perkembangan praktik dan kungan. Mereka menyimpulkan bahwa aspek-
pembahasan penggunaan akuntabilitas sosial aspek yang disurvey tersebut masih belum
dan lingkungan dari perusahaan-perusahaan di memenuhi harapan karena belum memberikan
Barat yang secara tidak langsung sesuai informasi yang rinci tentang aktivitas-aktivitas
dengan prinsip-prinsip Syariah. Tujuan dari yang dilakukan seputar aktivitas sosial, ke-
pembahasan tersebut adalah sebagai bahan pedulian lingkungan, dan kepatuhan terhadap
pertimbangan untuk menyusun pelaporan Syariah.
sosial perusahaan dari perspektif Islam. Berdasarkan pembahasan di atas,
Mereka berusaha untuk mencari alternatif tulisan ini mencoba untuk mengembangkan
praktik akuntansi yang sesuai dengan pers- pembahasan laporan-laporan perbankan Syariah
pektif Islam dari beberapa penelitian sebelum- yang melibatkan laporan-laporan keuangan,
nya seperti: akuntabilitas sosial yang potensial sosial, lingkungan, dan kepatuhan terhadap
(Bowen, 1953), kurangnya akuntabilitas sosial Syariah. Selanjutnya, tulisan ini akan
dari perusahaan-perusahaan di Amerika merekomendasikan adanya format ideal
(Drucker, 1965), hubungan yang potensial laporan-laporan perbankan Syariah yang dapat
antara akuntabilitas sosial dan akuntansi diimplementasikan oleh para praktisi per-
(Linowes, 1972), akuntansi akuntabilitas bankan Syariah.
sosial dari Deutsche Shell Reports (Schreuder,

Tabel 1: Ringkasan Prinsip-prinsip Etika dan Isi dari Islamic Corporate Report
Tema Etika-etika Isi
Investasi dan Tawhid Aktivitas-aktivitas Riba: Idetifikasi aktivitas-aktivitas tersebut dan %
Keuangan Halal v Haram terhadap keuntungan.
Wajib Aktivitas-aktivitas Gharar: Idetifikasi aktivitas-aktivitas tersebut dan %
terhadap keuntungan.
Zakat: Jumlah dan penggunaan.
Produk Tauhid Sifat Produk dan Jasa
Halal v Haram Idetifikasi aktivitas-aktivitas tersebut dan % terhadap keuntungan
Pegawai Tauhid Gaji dan Renumerasi
Adil Sifat pekerjaan: Perintah agama; Libur dan cuti; Jam kerja.
Amanah Pendidikan dan Pelatihan, Kesamaan Kesempatan
Masyarakat Tauhid Shadaqah: Jumlah dan Penggunaan
Ummah Wakaf: Jeni dan Nilai
Amanah Qardhul Hasan: Jumlah dan Penggunaan
Adl
Lingkungan Tauhid Penggunaan Sumber Daya: Deskripsi dan Jumlah
Khilafah Konservasi lingkungan: Deskripsi dan Jumlah
Mizan
Akhirah
I’tidal v Israf
Sumber: Haniffa (2002: 136)

194
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

KEBIJAKAN AKUNTANSI PERBANKAN Standar-standar akuntansi bagi per-


SYARIAH bankan Syariah dan lembaga keuangan
Perbankan Syariah tidak memiliki Syariah lain di Indonesia hampir sama dengan
kesamaan dalam proses pertanggungjawaban standar-standar akuntansi yang dikeluarkan
khususnya jika dibandingkan antara satu oleh AAOIFI kecuali Akuntasi Zakat dan
negara dengan negara lainnya meskipun Infak/Sedekah. Hal ini terjadi karena perkem-
AAOIFI telah merumuskan standar-standar bangan institusi-institusi amil zakat di Indo-
yang rinci dalam pencatatan dan pelaporan nesia memerlukan perlakuan akuntansi yang
keuangan bagi perbankan Syariah. Sebagai khusus dalam proses pencatatan dan pelaporan
contoh Indonesia dan Malaysia yang memiliki pengelolaan Zakat.
kedekatan hubungan dalam berbagai hal ter- Disisi lain, Malaysia melalui Malay-
masuk pengembangan perbankan Syariah. sian Accounting Standard Board (MASB)
Meskipun demikian, kedua negara memiliki mengeluarkan FRSi – 1 (2004) tentang Pre-
model pendekatan yang berbeda dalam peru- sentation of Financial Statements of Islamic
musan dan pengembangan standar akuntansi Financial Institutions. Hal Ini merupakan
keuangan bagi perbankan dan lembaga ke- standar Akuntansi Syariah pertama yang
uangan Syariah lainnya. Di Indonesia, Ikatan dikeluarkan oleh MASB. Tujuan dari
Akuntan Indonesia (IAI) telah mengeluarkan dikeluarkannya standar ini adalah untuk: (a)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan menyediakan pedoman bagi penyusun laporan
(PSAK) Syariah pada tahun 2007. IAI ber- keuangan dalam menyiapkan laporan
usaha untuk memisahkan antara PSAK Kon- keuangan bagi pengguna, investor, depositor,
vensional dan PSAK Syariah dengan menge- dan stakeholder lain untuk pembuatan
lompokkan dalam dua blok penomoran. PSAK keputusan; (b) melakukan harmonisasi ter-
Konvensional menggunakan blok nomor 1- hadap praktik-praktik akuntansi khususnya
100, sedangkan PSAK Syariah menggunakan dalam hal kepatuhan terhadap Syariah; (c)
blok nomor 101-200. IAI juga merumuskan menjembatani adanya kesenjangan antara
kerangka konseptual baru untuk PSAK Syariah International Accounting Standards dan
yaitu dengan menyusun Kerangka Dasar standar-standar yang dikeluarkan oleh
Penyusunan dan Pengungkapan Laporan AAOIFI; (d) memastikan adanya tingkat per-
Keuangan Syariah (KDPPLKS). Sampai bandingan dalam kegiatan operasional dan
dengan tahun 2009, IAI telah merumuskan kinerja keuangan diantara lembaga-lembaga
sebanyak 11 PSAK Syariah sebagai berikut: keuangan Syariah; (e) mempromosikan per-
1. PSAK 101 : Penyajian Laporan tumbuhan yang sehat dari pasar modal
Keuangan Syariah Syariah.
2. PSAK 102 : Akuntansi Murabahah Selanjutnya, Bahrain menyatakan
3. PSAK 103 : Akuntansi Salam bahwa negaranya mengikuti standar-standar
4. PSAK 104 : Akuntansi Istishna akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI. Hal
5. PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah ini terlihat dari informasi keuangan yang
6. PSAK 106 : Akuntansi Musyarakah ditampilkan dalam laporan tahunan Bahrain
7. ED PSAK 107* : Akuntansi Ijarah Islamic Bank khususnya dalam aspek-aspek
8. ED PSAK 108* : Akuntansi Penyelesaian kebijakan akuntansinya. Disisi lain, Pakistan
Utang/Piutang Murabahah tidak mengikuti standar-standar AAOIFI,
9. ED PSAK 109* : Akuntansi Zakat dan namun cenderung menggunakan standar-
Infak/Sedekah standar IAS (International Accounting Stan-
10. ED PSAK 110* : Akuntansi Hiwalah dard) dan IFRS (International Financial
11. ED PSAK 111* : Akuntansi Asuransi Reporting Standard) dengan beberapa penye-
Syariah suaian untuk transaksi-transaksi seperti Mura-
* masih Exposure Draft (ED) sampai dengan bahah, Ijarah, Diminishing Musharakah,
Mei 2009

195
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

Istishna dan Export Refinance berdasarkan evaluasi masih menggunakan informasi


skema Export Refinance. keuangan sebagai sumber utama dari pela-
poran tahunan khususnya laporan-laporan
EVALUASI TERHADAP LAPORAN- keuangan konvensional. Meskipun demikian,
LAPORAN PERBANKAN SYARIAH beberapa hal yang menarik untuk didiskusikan
Pada bagian ini akan dilakukan analisis khususnya modifikasi-modifikasi yang di-
dan evaluasi laporan-laporan perbankan lakukan terhadap laporan keuangan konven-
Syariah di empat negara seperti Pakistan, sional dalam rangka kepatuhan terhadap prin-
Malaysia, Bahrain, dan Indonesia. Sumber sip-prinsip Syariah. Pertama, perbankan-per-
utama dari proses evaluasi ini adalah laporan bankan Syariah di Indonesia dan Bahrain
tahunan tahun 2007. Analisis meliputi tipe- memiliki kesamaan perlakuan akuntansi.
tipe laporan dan catatan-catatan yang disajikan Keduanya melakukan modifikasi neraca
dan diungkapkan dalam masing-masing lapor- dengan merubah persamaan akuntansi ber-
an. Tabel di bawah ini akan membandingkan dasarkan rekomendasi dari AAOIFI. Per-
bentuk penyajian dan pengungkapan laporan samaan akuntansinya kemudian menjadi:
tahunan pada beberapa perbankan Syariah. [lihat juga tabel 3].
Aset = Hutang + Rekening Investasi Tidak
Diskusi Bagian 1 Terikat + Ekuitas
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat
bahwa semua perbankan Syariah yang di-

Tabel 2: Evaluasi terhadap Penyajian dan Pengungkapan


Pada Laporan Tahunan Perbankan Syariah
Bahrain Bank Informasi
Meezan Bank Islam
Jenis laporan dan catatan yang Islamic Syariah tambahan
No Bank Malaysia
disajikan Bank Mandiri (lihat
Pakistan
(Indonesia) keterangan)
Laporan-laporan keuangan
1 √ √ √ √ Bagian 1.
konvensional*
2 Laporan perubahan dana investasi
√ Bagian 2.1
terikat (Mudharabah Muqayyadah)
3 Laporan rekonsiliasi pendapatan dan
Bagian 2.2
bagi hasil usaha
4 Pengungakapan sumber dan
√* √ √ Bagian 2.3
penggunaan dana Zakat
5 Pengungkapan sumber dan
√ √ Bagian 2.4
penggunaan dana Qardh
6 Pengungkapan perhitungan bagi
untung atau rugi (mudharabah √* √* Bagian 2.5
mutlaqah)
7 Analisis laporan keuangan tentang
sumber dan penggunaan dana non- √* √* Bagian 2.6
halal
8 Laporan yang berkaitan dengan
√* √* Bagian 3.1
pertanggungjawaban sosial entitas
9 Laporan yang berkaitan dengan
√* √ √ Bagian 3.2
pengembangan sumber daya insani
10 Pengungkapan kegiatan-kegiatan
Bagian 3.3
pengembangan komunitas masyarakat
11 Laporan Dewan Pengawas Syariah √ √ √ √ Bagian 3.4
Sumber: Meezan Bank Pakistan (Annual Report 2007), Bank Islam Malaysia Berhad (Annual Report, 2007),
Bahrain Islamic Bank (Annual Report 2007), and Bank Syariah Mandiri (Annual Report 2007).
Catatan: *tidak sepenuhnya disajikan

196
Studi Evaluatif terhadap Laporan Perbankan ... (Rifqi Muhammad)

Tabel 3: Bank Islam ABC


Neraca (a)
31 Desember 200B

ASET
Kas xx
Penempatan pada BI xx
Giro pada bank lain xx
Invetasi pada efek/surat berharga xx
Piutang : xx
Piutang murabahah xx
Piutang salam xx
Piutang istisna xx
Piutang pendapatan ijarah xx
Pembiayaan mudharabah xx
Pembiayaan musyarakah xx
Persediaan xx
Tagihan dan kewajiban akseptasi xx
Aset ijarah xx

JUMLAH ASET xx
KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH TEMPORER,
DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Kewajiban segera
Rekening tabungan wadiah xx
Kewajiban lain xx
JUMLAH KEWAJIBAN xx
DANA SYIRKAH TEMPORER*
Rekening tabungan (mudharabah) xx
Deposito (mudharabah) xx
JUMLAH DANA SYIRKAH TEMPORER xx
EKUITAS
Modal disetor xx
Modal saham xx
Laba ditahan xx
Saldo laba (rugi) xx
JUMLAH EKUITAS xx
JUMLAH KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH xx
TEMPORER, DAN EKUITAS
*dana investasi tidak terikat (Bahrain Islamic Bank, 2007)

197
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

Tabel 4: Bank Islam ABC Laporan Laba Rugi (b)


Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 200B
PENDAPATAN
Pendapatan Pengelola Dana oleh Bank sebagai Mudharib
Pendapatan dari jual beli: xx
Pendapatan marjin murabahah xx
Pendapatan bersih salam parallel xx
Pendapatan bersih istishna parallel xx
Pendapatan dari sewa: xx
Pendapatan bersih ijarah xx
Pendapatan dari bagi hasil: xx
Pendapatan bagi hasil mudharabah xx
Pendapatan bagi hasil musyarakah
Pendapatan usaha utama lainnya xx
Jumlah Pendapatan Pengelola Dana oleh Bank sebagai
xx
Mudharib
Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Investasi Tidak Terikat (xx)
Hak Bagi Hasil yang menjadi Hak Bank xx
Pendapatan dari Kegiatan Investasi xx
Pendapatan dari penyesuaian harga dari kegiatan investasi
xx
properti
Pendapatan dari hasil investasi saham xx
Pendapatan lain xx
JUMLAH PENDAPATAN xx
BEBAN
Beban Kepegawaian (xx)
Depresiasi (xx)
Beban lainnya (xx)
JUMLAH BEBAN (xx)
Laba Bersih sebelum pajak xx
Beban Pajak (xx)
Laba (Rugi) Bersih Periode Berjalan xx
Sumber: Bank Syariah Mandiri 2007 (setelah dimodifikasi penulis)

Rekening investasi tidak terikat meru- kan keuntungan. Sebuah pernyataan yang
pakan rekening yang mengakomodasi kontrak- lazim digunakan adalah “Al kharaj bi-al-
kontrak kerja sama seperti penggunaan akad Daman” atau “Al Ghunm bil Ghurm” dimana
mudharabah dalam penghimpunan dana keuntungan secara logis berhadapan dengan
(tabungan dan deposito). Hal ini dilakukan kenyataan adanya risiko atau dengan kata lain
karena tabungan dan deposito dengan akad seseorang yang berinvestasi dan mengingin-
mudharabah tidak dapat dikategorikan sebagai kan keuntungan haruslah siap menghadapi
hutang atau modal. Hal ini karena akad risiko baik keuntungan maupun kerugian
mudharabah menekankan pada transaksi bagi dalam proses bisnis. Baydoun dan Willet
hasil yang mengandung risiko bisnis yaitu (2000: 76) menyatakan bahwa perbedaan
keuntungan atau kerugian. Transaksi ini konsep antara Islamic Corporate Reports
sejalan dengan pendapat Ayub (2007: 81) (ICRs) dan Western Financial Accounting
bahwa asumsi risiko bisnis merupakan kondisi Statements (WFASs) adalah dalam proses
awal dalam sebuah investasi yang mengharap- perlakuan khusus untuk investasi mudharabah

198
Studi Evaluatif terhadap Laporan Perbankan ... (Rifqi Muhammad)

dan investasi-investasi lain sebagai bagian aset fikasi-modifikasi yang dilakukan dalam
yang terpisah dari hutang dan modal. penyajian laporan keuangan sebagai berikut:
Selanjutnya, pemegang rekening tabungan dan
deposito mudharabah tidak dapat diklasifikasi- Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
kan sebagai pemegang saham dalam sebuah (mudharabah muqayyadah) [lihat tabel 5].
perusahaan yang memiliki hak suara dalam Laporan ini menggambarkan per-
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan ubahan dana investasi terikat berdasarkan
dividen. Oleh karena itu, rekening ini harus akad mudharabah muqayyadah, dimana per-
dipisahkan dalam rekening khusus untuk bankan Syariah bertindak sebagai agen. Per-
memperjelas posisi dari pemegang rekening bankan Syariah akan menerima pendapatan
mudharabah. Namun demikian, perbankan jasa sebagai pendapatan operasional lain. Ber-
Syariah di Pakistan dan Malaysia masih meng- dasarkan tabel di atas, hanya perbankan
gunakan persamaan akuntansi konvensional. Syariah di Indonesia (Bank Syariah Mandiri)
Kedua, perbankan Syariah di Indonesia yang menyediakan laporan tersebut berdasar-
dan Bahrain juga berusaha memodifikasi kan PSAK Nomor 59 tentang Akuntansi Per-
komponen-komponen dalam laporan laba bankan Syariah. Kebijakan akuntansi ini juga
ruginya khususnya hak pihak ketiga atas bagi sejalan dengan standar yang dikeluarkan oleh
hasil usaha dari hasil invetasi tidak terikat AAOIFI khususnya berkaitan dengan state-
[lihat tabel 4]. Rekening ini berkaitan dengan ment of changes in restricted investments
pembahasan sebelumnya dimana pemegang (FAS 1 paragraf 61 – 64). Standar AAOIFI
rekening mudharabah memiliki persentase tersebut menyatakan bahwa:
bagi hasil (nisbah) dari proses invetasi yang The statement should segregate
dilakukan. Rekening ini tidak dapat restricted investments by source of
dikategorikan sebagai biaya karena hasil financing (e.g. those financed by
tersebut sebenarnya merupakan hak dari para restricted investment accounts, invest-
pemegang rekening investasi mudharabah. Hal ment units in restricted investment
ini juga relevan dengan definisi expense portfolios.) In addition, the statement
(FASB, 1975): should segregate investment portfolio
“Expenses are outflows or other using by type (para 62)
up of assets or incurrence of liabilities
(or combination of both) during a Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi
period from delivering or producing Hasil Usaha [lihat tabel 6].
goods, rendering services, or carrying Terminologi laporan ini diperoleh dari
out other activities that constitute the pernyataan yang ada di PSAK Syariah Nomor
entity’s major or central operation” 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Diskusi Bagian 2 Indonesia. Pernyataan ini berdasarkan asumsi
Pembahasan kemudian dilanjutkan bahwa pencatatan transaksi-transaksi yang
dengan menganalisis informasi-informasi dilakukan oleh perbankan Syariah mengguna-
tambahan diluar laporan keuangan konven- kan akrual basis. Padahal dalam rangka
sional. Perbankan Syariah di Indonesia dan pembagian hasil usaha diperlukan informasi
Bahrain cenderung mendorong para pengelola mengenai kinerja perbankan Syariah yang
untuk mendekatkan diri pada praktik yang diperoleh dari perhitungan dengan dasar kas
berdasarkan prinsip-prinsip Syariah khususnya sehingga menunjukkan bagi hasil yang
dalam penyusunan laporan keuangan yang sebenarnya menjadi hak mudraib dan shahibul
berkaitan dengan beberapa akad-akad Syariah maal dalam akad mudharabah. Oleh karena
dan transaksi-transaksi bisnis. Pembahasan ini itu, perhitungan laporan laba rugi dan
akan ditemukan dari temuan-temuan modi- pengakuan pendapatan perlu dilakukan upaya
konversi dari akrual menjadi berbasis kas. Hal

199
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

ini dilakukan karena perbankan Syariah tidak perbankan Syariah tidak diperkenankan untuk
dibenarkan mendistribusikan pendapatan atau dijadikan dasar untuk perhitungan porsi bagi
keuntungan yang bukan menjadi hak per- hasil usaha. Laporan ini akan mengeliminasi
bankan Syariah. Dengan kata lain, pendapatan pendapatan yang diperoleh berdasarkan akrual
atau keuntungan yang sifatnya masih basis dan mengakui pendapatan yang seharus-
pengakuan dan belum secara riil diterima oleh nya diperoleh pada periode berjalan.

Tabel 5: Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil


Bank Islam ABC
Untuk Periode yang Berakhir 31 Juli 2008
Angka dibawah ini hanya merupakan ilustrasi:
Pendapatan Usaha Utama (Akrual) Rp 2.000.000,-
Pengurangan :
Pendapatan periode berjalan yang kas atau setara
kasnya belum diterima:
Pendapatan Margin Murabahah (Rp 300.000,-)
Pendapatan Istishna (Rp 200.000,-)
Hak Bagi Hasil :
Pembiayaan Mudharabah (Rp 275.000,-)
Pembiayaan Musyarakah (Rp 225.000,-)
Pendapatan Sewa (Rp 500.000,-)
Jumlah Pengurangan (Rp 1.500.000,-)

Penambah
Pendapatan periode sebelumnya yang kasnya diterima
pada periode berjalan:
Penerimaan Pelunasan Piutang:
Margin Murabahah (Rp 100.000,-)
Istishna (Rp 300.000,-)
Pendapatan Sewa (Rp 200.000,-)
Penerimaan Piutang Bagi Hasil:
Pembiayaan Mudharabah (Rp 150.000,-)
Pembiayaan Musyarakah (Rp 250.000,-)
Jumlah Penambah Rp 1.000.000,-
Pendapatan yang Tersedia Untuk Bagi Hasil Rp 1.500.000,-
*Ilustrasi di bawah ini menggunakan asumsi Revenue Sharing berdasarkan konsep yang ada pada Fatwa
DSN- MUI No. 15/DSN – MUI/IX/2000
Sumber: PSAK Syariah 2007

Tabel 6: Bank Islam ABC


Laporan Perubahan Investasi Terikat
Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 200B
Investasi pada Awal Tahun xx
Tambahan Dana Investasi Terikat xx
Keuntungan dari Kegiatan Investasi xx
Bagian Keuntungan dan Fee untuk Bank Islam (xx)
Pengambilan Dana Investasi Terikat
(xx)
(Oleh Pemilik)
Investasi pada Akhir Tahun xx
Sumber: Bank Syariah Mandiri 2007 (setelah dimodifikasi)

200
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

Pengungkapan Sumber dan Penggunaan laporan sumber dan penggunaan dana Zakat
Dana Zakat dan Qardh. Perbedaan diantara keduanya
Idealnya, pertanggungjawaban dana adalah bahwa Bahrain Islamic Bank mendis-
Zakat seharusnya dipisahkan dari sumber tribusikan sendiri dana Zakatnya, sedangkan
penerimaan lain dan penggunaannya dilakukan Bank Syariah Mandiri menyalurkan dana
berdasarkan ketentuan dalam Surat At Taubah: Zakat melalui lembaga amil Zakat yang
60, kepada delapan golongan (asnaf) yang didirikannya sendiri dengan nama LAZ BSM
berhak menerima Zakat [lihat tabel 7]. Terdapat Ummat. Disisi lain, terdapat hal yang menarik
tiga perbankan Syariah yang menyajikan untuk dipertanyakan dalam laporan dana
laporan tersebut (perbankan Syariah di Bahrain, Zakat pada Bahrain Islamic Bank bahwa ter-
Malaysia, dan Indonesia). Sebenarnya, Meezan nyata terdapat pendapatan non-halal yang
Bank Pakistan juga menjelaskan aktivitas tidak ada penjelasan yang akurat mengenai
pembayaran Zakat. Namun demikian, jumlah status dana tersebut.
dan informasi distribusi dana Zakat tidak secara Selanjutnya, perbankan Islam di
jelas diungkapkan. Pernyataan pembayaran Malaysia melaporkan pembayaran dana
Zakat hanya ditunjukkan dalam laporan audit Zakatnya pada laporan laba rugi setelah
seperti dinyatakan sebagai berikut: menghitung keuntungan (kerugian) sebelum
In our opinion Zakat deductible at pembayaran pajak. Tetapi tidak terdapat
source under the Zakat and Ushr laporan tersendiri mengenai sumber dan peng-
Ordinance, 1980 (XVIII of 1980), was gunaan dana Zakat secara terperinci. Namun
deducted by the Bank and deposited in demikian, mereka memberikan penjelasan
the Central Zakat Fund established tambahan dalam bentuk berita-berita menge-
under section 7 of that Ordinance. nai kegiatan-kegiatan pendistribusian dana
Zakat melalui Pusat Pungutan Zakat (PPZ)
Bahrain Islamic Bank dan Bank Syariah Selangor dan Majelis Agama Islam.
Mandiri mengungkapkan secara terpisah

Tabel 7: Bank Islam ABC


Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 200B
Sumber Dana Zakat
Zakat dari internal Bank Islam xx
Zakat dari eksternal Bank Islam xx
Jumlah Sumber Dana Zakat xx
Penggunaan Dana Zakat
Fakir (xx)
Miskin (xx)
Amil (xx)
Muallaf (xx)
Ghorimin (xx)
Riqob (xx)
Fii sabilillah (xx)
Ibnu Sabil (xx)
Jumlah Penggunaan Dana Zakat (xx)
Sumber – Penggunaan Dana Zakat (x) xx
Saldo Awal, 1 Januari 200B xx
Saldo Akhir, 31 Desember 200B xx
Sumber: PSAK Syariah 2007

201
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

Tabel 8: Bank Islam ABC Laporan Perubahan Ekuitas


Untuk Periode Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 200B
Saldo Awal pada 1 Januari 20xx xx
Pembayaran hak saham xx
Pembayaran bonus saham (xx)
Pembayaran dividen (xx)
Pembayaran remunerasi direksi (xx)
Zakat yang dibayarkan (xx)
Laba bersih tahun berjalan xx
Transfer untuk cadangan umum (xx)
Pendapatan yang belum terealisasi dari investasi
Pendapatan yang sudah terealisasi dari investasi
Nilai bersih fluktuasi dari nilai perusahaan xx
Pengurangan-pengurangan
Saldo Akhir pada 31 Desember 2007 xx
Sumber: Bahrain Islamic Bank 2007 (setelah dimodifikasi)

Bahrain Islamic Bank telah merubah tabungan atau deposito mudharabah dengan
perlakuan akuntansi untuk dana Zakat sejak menajemen pengelolaan dana yang baik
tahun 2005 [lihat tabel 8]. Kalau sebelumnya sehingga dana nasabah akan aman walaupun
Zakat diperlakukan seperti biaya dalam diberdayakan melalui skema pembiayaan
laporan laba rugi, maka sekarang pembayaran Qardh. Berdasarkan analisis terhadap laporan
Zakat merupakan bagian dari pembayaran tahunan perbankan Syariah, hanya Bahrain
Zakat para pemegang saham perusahaan Islamic Bank dan Bank Syariah Mandiri yang
sebagai pengurang laba ditahan (Adnan dan menyajikan informasi dana Qardh secara jelas.
Bakar, 2008). Bank Syariah Mandiri mengungkapkan sum-
ber dan penggunaan dana Qardh yang
Pengungkapan Sumber dan Penggunaan diperoleh dari denda yang dikenakan kepada
Dana Qardh nasabah yang kurang disiplin dalam meme-
AAOIFI – Statement of Financial nuhi kewajibannya, dan bukan dari nasabah
Accounting No. 2 – Concepts of Financial yang tidak mampu. Sumber lain yang diguna-
Accounting for Islamic Banks and Financial kan untuk aktivitas ini adalah pendapatan
Institutions – paragraph 61 menyatakan bahwa: bunga bank yang diperoleh dari penempatan
“The fiqh definition of Qard is that is a pada bank konvensional jika memang secara
non-interest bearing loan intended to terpaksa diterima. Selanjutnya, dana yang
allow the borrower to use the loaned dihimpun akan disalurkan melalui organisasi-
funds for a period of time with the organisasi sosial yang kompeten dalam
understanding that the same amount of membantu golongan dhuafa dan pembangunan
the loaned funds would be repaid at infrastuktur publik (khususnya dari sumber
the end of the period. An Islamic bank dana non-halal). Disisi lain, Bahrain islamic
may organize a fund for Qard as a Bank menyajikan laporan sumber dan peng-
means of achieving social objectives”. gunaan dana Qardh, yang diperoleh dari
donasi dan kontribusi perbankan Syariah
Sumber-sumber dari dana ini dapat tersebut. Dana tersebut kemudian digunakan
diperoleh dari alokasi modal perbankan untuk membantu orang-orang yang akan
Syariah atau kebijakan dari para pemegang menikah namun kurang mampu, para muallaf,
sahamnya. Misalnya Perbankan Syariah dapat dan pelayanan kesehatan masyarakat.
juga menggunakan sumber lain seperti

202
Studi Evaluatif terhadap Laporan Perbankan ... (Rifqi Muhammad)

Pengungkapan Perhitungan Distribusi Bagi Syariah untuk mengalokasikan keuntungan


Hasil Usaha (mudharabah mutlaqah deposit) (kerugian) dari hasil investasi antara shahibul
FAS No. 1 AAOIFI menjelaskan maal (despositor) dan mudarib (bank). Sebagai
tentang pengungkapan distribusi dari rekening pelengkap penjelasan tersebut adalah sebagai
investasi tidak terikat berdasarkan nisbah yang berikut:
disepakati dalam suatu periode waktu tertentu. Disclosure should be made in the
Paragraf 18 standar ini menyatakan bahwa: financial statements of the method(s)
Disclosure should be made in the used by the Islamic bank to determine
financial statements of the distribution the share of unrestricted investments in
of unrestricted investment accounts the profit (losses) of the period.
and their equivalent and other ac- Disclosure should also be made of the
counts, by type, in accordance with returns of each type of investment
their respective periods to maturity, accounts and their rate of return.
from the date of Statement of Financial Berdasarkan penjelasan dari kedua
Position. The Islamic bank’s disclo- paragraph di atas, hal tersebut menunjukkan
sure should differentiate between bahwa perbankan Syariah seharusnya meng-
demand accounts and other accounts. ungkapkan secara detail perhitungan distribusi
With respect to non-demand accounts, bagi hasil usaha bagi pemegang rekening
the bank should use for the purpose of investasi tidak terikat dan tingkat bagi hasil
this disclosure, maturity periods usaha untuk setiap jenis investasi. Bahrain
designed to disclose liquidity require- Islamic Bank menunjukkan pengungkapan
ments during the next period and informasi yang cukup lengkap mengenai per-
liquidity requirements during the fol- hitungan ini [lihat tabel 9]. Laporan tahunan-
lowing periods. Maturity periods nya menunjukkan kebijakan akuntansi untuk
should be consistently used and semua jenis investasi tidak terikat dan per-
changes in the maturity periods used hitungan distribusi bagi hasil usaha untuk
by the bank should be disclosed. masing-masing jenis investasi. Perhitungan
tersebut juga dilengkapi dengan informasi
Sebagai tambahan, paragraf 27 menjelaskan distribusi bagi hasil usaha untuk periode
tentang metode yang digunakan perbankan sebelumnya.

Tabel 9. Perhitungan Profit Distribution Bank Islam ABC Periode Bulan September 2008
(Jika Dana Wadiah diikutsertakan dalam Tabel Distribusi Bagi Hasil Pendapatan) (dalam rupiah)
Saldo Rata-
Jenis
Rata Harian Pendapatan Porsi Penyimpan Dana Porsi Bank
Simpanan
(SRRH)
Nisbah Pendapatan Return Nisbah Pendapatan Return
A B C D (B x C) % E F (B x E) %
Giro 70.000.000 525.000 Bonus 100 525.000
Tab. MDA 30.000.000 225.000 45 101.250 4,10625 55 123.750 5,01875
Dep. MDA:
1 Bulan 20.000.000 150.000 65 97.500 5,93125 35 52.500 3,19375
3 Bulan 10.000.000 75.000 66 49.500 6,02250 34 25.500 3,10250
9 Bulan 15.000.000 112.500 66 74.250 6,02250 34 38.250 3,10250
12 Bulan 5.000.000 37.500 63 23.625 5,74875 37 13.875 3,37625
Total 150.000.000 1.125.000 346.125 778.875
Sumber: Salah satu Bank Islam di Indonesia (tidak dipublikasikan)

203
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

Disisi lain, Bank Syariah Mandiri the Group uses these funds for various
hanya mengungkapkan hasil akhir tingkat social welfare activities. The move-
distribusi bagi hasil usaha tanpa disertai ments in these funds is shown in state-
dengan perhitungan detail untuk masing- ment of sources and uses of good faith
masing jenis investasi. Namun demikian, qard fund. The non-islamic income
Bank Syariah Mandiri menjelaskan metode includes the penalties charged on late
bagi hasil usaha yang digunakan yaitu repayments for Islamic facilities.
berdasarkan Revenue Sharing (bagi hasil ber-
dasarkan pendapatan). Artinya, bank tersebut Diskusi Bagian 3
membagihasilkan pendapatan sebelum Pembahasan pada bagian ini meliputi
dikurangi dengan biaya-biaya oprasional. tema-tema yang berkaitan dengan pertang-
Sesungguhnya informasi tidak cukup karena gungjawaban sosial perusahaan, pengem-
salah satu ciri dari perbankan Syariah adalah bangan sumber daya insani dan kesejah-
’Equity Sharing’ berdasarkan produktivitas riil teraannya, pengembangan komunitas masya-
(Ahmad, 2000). Akan tetapi, hampir semua rakat, dan laporan Dewan Pengawas Syariah.
perbankan Syariah yang diteliti tidak Pembahasan tema-tema tersebut adalah seperti
menunjukkan informasi secara layak. di bawah ini.

Analisis terhadap Laporan Keuangan Laporan yang berkaitan dengan pertang-


tentang Sumber dan Penggunaan Dana gungjawaban sosial perusahaan
Non-Halal Bahrain Islamic Bank menjelaskan
Hameed dan Yaya (2003) menjelaskan secara jelas kebijakan dalam mengalokasikan
bahwa informasi ini digunakan untuk meng- keuntungan secara periodik dari kegiatan ope-
komunikasikan sumber penerimaan dari hasil rasional perusahaan sejak tahun 1979. Bank
transaksi yang menghasilkan dana non-halal tersebut telah memainkan peranan yang cukup
misalnya penempatan dana di bank konven- signifikan dalam pengembangan dan perbaikan
sional yang menghasilkan bunga. Dalam hal masyarakat Bahrain pada semua tingkatan
ini, pengguna laporan keuangan mungkin ter- masyarakat saat ini dan akan melanjutkan
tarik dengan informasi ini karena keingin- kebijakan tersebut dengan cara terbaik sesuai
tahuan akan alasan adanya sumber penerimaan dengan kemampuannya. Namun demikian,
ini dan bagaimana penggunaannya. Hal ini bank tersebut tidak memberikan informasi
akan memberikan keyakinan pengguna yang jelas mengenai jumlah dan alokasi
laporan keuangan akan tingkat kepatuhan per- keuntungan yang diberikan kepada masyarakat
bankan Syariah terhadap Syariah. tersebut. Bank tersebut hanya secara implisit
Berdasarkan analisis dari beberapa menjelaskan bahwa terdapat sumber dana non-
laporan tahunan perbankan Syariah, hanya halal dan Zakat yang digunakan untuk
Bahrain Islamic Bank dan Bank Syariah membiayai aktivitas-aktivitas sosial tersebut.
Mandiri yang mengungkapkan informasi Disisi lain, Bank Islam Malaysia mela-
tentang sumber dan penggunaan dana non- kukan hal yang berbeda. Bank ini mencoba
halal. Meskipun demikian, kedua bank Syariah untuk menunjukkan aktivitas-aktivitas per-
tidak membuat perlakuan khusus untuk tanggungjawaban sosialnya dengan men-
sumber dan penggunaan dana non-halal. Bank deskripsikan aktivitas-aktivitas tersebut seba-
Syariah Mandiri menunjukkan bahwa dana gai contoh kegiatan mendukung pendidikan
non-halal ini digunakan untuk tujuan pem- bagi semua level pendidikan, membangun
biayaan Qardh. Disisi lain, Bahrain Islamic masjid dan sekolah-sekolah agama. Bank ini
Bank hanya menjelaskan kebijakan pengakuan juga menyatakan bahwa Zakat merupakan
penerimaan dana non-halal sebagai berikut: sumber untuk melakukan kegiatan pertang-
Accordingly, all non-Islamic income is gungjawaban perusahaan karena bank ditunjuk
credited to a qard fund account where oleh pemerintah Malaysia sebagai pihak yang

204
Studi Evaluatif terhadap Laporan Perbankan ... (Rifqi Muhammad)

menangani penerimaan Zakat di seluruh peternakan, perikanan, perkebunan dan


negara bagian di Malaysia. kerajinan tangan. Tidak ada perbankan
Meezan Bank Pakistan dan Bank Syariah yang melaporkan aktivitas-aktivitas
Syariah Mandiri tidak melaporkan aktivitas- ini. Alasan yang mungkin diungkapkan dalam
aktivitas pertanggungjawaban sosial secara hal ini adalah bahwa letak perbankan Syariah
jelas dalam laporan tahunannya. Meskipun sebagian besar di kawasan perkotaan dimana
demikian, dari informasi di atas, dapat jauh dari masyarakat desa dan pinggiran.
disimpulkan bahwa laporan pertanggung-
jawaban sosial dipahami berbeda antara satu Laporan dewan pengawas syariah (Meezan
bank dengan bank yang lain. Bahrain Islamic Bank)
Bank dan Bank Islam Malaysia menganggap Hameed (2008) menjelaskan bahwa
Zakat sebagai bagian dari pertanggung- Audit Syariah sebagai proses sistematis yang
jawaban sosial perusahaan meskipun Zakat bertujuan untuk mendapatkan dan meng-
sebenarnya merupakan kewajiban bagi setiap evaluasi bukti-bukti yang berkaitan dengan
Muslim secara individu. pemeriksaan aktivitas-aktivitas sosio-
ekonomi, keagamaan dan aktivitas lingkungan
Laporan tentang pengembangan sumber untuk memperoleh tingkat keyakinan tertentu
daya insani dan kesejahteraannya antara bukti-bukti pemeriksaan dan prinsip-
Hampir semua perbankan Syariah yang prinsip Syariah dan mengkomunikasikannya
diteliti hanya melaporkan aktivitas pengem- kepada para pengguna laporan audit.
bangan sumber daya insani dalam bentuk Selanjutnya, Hameed (2008) menjelas-
berita singkat dengan bentuk reportase. Tidak kan bahwa Mulyani (2007) melakukan sebuah
ada informasi secara detail mengenai alokasi survey terhadap akuntan pendidik, auditor,
anggaran untuk pengembangan sumber daya dan tokoh-tokoh agama di Malaysia. Mulyani
insani dan kesejahteraannya. Meskipun (2007) menemukan bahwa ketiga kelompok
demikian, Meezan Bank Pakistan mempunyai responden tersebut sangat setuju untuk diada-
laporan ini yang cukup lengkap. Bank ini kan satu profesi baru bernama “Auditor
mengungkapkan laporan pertambahan nilai Syariah” untuk menangani masalah audit
(value added) yang berasal dari beberapa Syariah. Hameed (2008) juga menyimpulkan
sumber antara lain keuntungan, fee, komisi, bahwa audit Syariah seharusnya melaporkan
penndapatan dividen, dan pendapatan lain. tidak hanya metodologi dalam mendapatkan
Sedangkan alokasinya meliputi untuk para bukti-bukti audit, namun juga meliputi
depositor, karyawan, pemegang saham, temuan-temuan selama melakukan proses
pemerintah (pajak), kegiatan pengembangan audit. Penelitian Mulyani (2007) mengindi-
usaha. Laporan ini mirip dengan rekomendasi kasikan bahwa laporan audit Syariah seharus-
Baydoun dan Willet (2000) yaitu untuk nya meliputi: (a) tujuan audit Syariah tersebut;
menyusun Laporan Pertambangan Nilai (b) proses dan prosedur untuk melakukan
(Value Added) sebagai salah satu unsur audit Syariah; (c) opini tentang kepatuhan ter-
Islamic Corporate Reports (ICRs). hadap Syariah; (d) temuan-temuan (berkaitan
dengan pelanggaran atau penyimpangan ter-
Pengungkapan aktivitas pengembangan hadap prinsip-prinsip Syariah); (e) implikasi-
komunitas masyarakat implikasi terhadap perbankan Syariah atas
Laporan ini berisi informasi tentang kebijakan atau pelanggaran tertentu; (f)
aktivitas-aktivitas pemberdayaan masyarakat rekomendasi untuk perbaikan di masa datang.
disekitar perusahaan tersebut untuk mening- Sebuah contoh yang baik dari laporan
katkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dewan Pengawas Syariah ditunjukkan oleh
Aktivitas-aktivitas tersebut dikelola dengan Meezan Bank Pakistan. Bank tersebut
memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menyajikan beberapa informasi penting yang
ekonomi sektor riil seperti pertanian, seharusnya diketahui oleh para stakeholder

205
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

seperti selayang pandang pengembangan tersebut terhadap prinsip-prinsip Syariah


perbankan Syariah tersebut, ruang lingkup (Hameed, 2008).
pemeriksaan, temuan-temuan selama pemerik-
saan, rekomendasi, dan kesimpulan meliputi KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
opini akhir dari Dewan Pengawas Syariah. Bardasarkan pembahasan di atas, dapat
Sebenarnya Perbankan Syariah di disimpulkan bahwa perbankan-perbankan
Indonesia telah memiliki pedoman untuk Syariah tidak memiliki kesamaan dalam me-
melakukan kegiatan pengawasan aspek nyajikan dan mengungkapkan kinerja ke-
kesyariahan operasional Perbankan Syariah. uangan dan aktivitas-aktivitas non-keuangan-
Direktorat Perbankan Syariah (DPbS) Bank nya. Perbankan Syariah di Bahrain dan Indo-
Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran nesia cenderung mengikuti standar-standar
No. 8/19/DPbS tanggal 24 Agustus 2006 AAOIFI meskipun Indonesia memiliki standar
tentang Pedoman Pengawasan Syariah dan akuntansi keuangan sendiri dengan nama
Tata Cara Pelaporan Hasil Pengawasan ’PSAK Syariah’. Selanjutnya, Bahrain sebagai
Syariah bagi Dewan Pengawas Syariah. Surat tempat sekretariat AAOIFI ingin menunjukkan
edaran tersebut menyebutkan bahwa laporan komitmennya untuk mengimplementasikan
hasil pengawasan syariah paling kurang standar-standar AAOIFI secara menyeluruh.
memuat hal-hal sebagai berikut: (a) hasil Namun demikian, kedua bank tidak sepenuh-
pengawasan atas kesesuaian kegiatan nya menunjukkan kelengkapan penyajian dan
operasional bank terhadap fatwa yang pengungkapan laporan pertanggungjawaban
dikeluarkan oleh DSN – MUI; (b) opini sosial dan Dewan Pengawas Syariah.
syariah atas pedoman operasional dan produk Disisi lain, Pakistan dan Malaysia
yang dikeluarkan oleh bank; (c) hasil kajian cenderung tidak mengikuti standar-standar
atas produk dan jasa baru yang belum ada akuntansi AAOIFI khususnya aspek-aspek
fatwa untuk dimintakan fatwa kepada DSN – komponen laporan keuangan. Namun
MUI; (d) opini syariah atas pelaksanaan demikian, Pakistan Islamic Bank menunjuk-
operasional bank secara keseluruhan dalam kan laporan Dewan Pengawas Syariah yang
laporan publikasi bank. cukup memadai dan bisa merepresentasikan
Namun demikian, ketentuan ini hanya tanggung jawab DPS. Selanjutnya, perbankan
mengatur publikasi opini syariah saja tanpa Islam di Malaysia menunjukkan model
disertai adanya informasi tambahan yang penyajian dan pengungkapan informasi per-
berisi gambaran proses pengawasan, evaluasi tanggungjawaban sosial secara lebih baik
dan rekomendasi atas kegiatan operasional meskipun tanpa disertai laporan keuangan
Perbankan Syariah sehingga kurang memberi- yang memadai. Namun demikian, pelajaran
kan gambaran tentang penerapan prinsip- yang diperoleh dari model alternatif pelaporan
prinsip syariah dalam kegiatan Perbankan akuntansi dari Barat perlu dipertimbangkan
Syariah. Bahkan Perbankan Syariah lain yang untuk ditelaah lebih lanjut untuk mengem-
diteliti mengungkapkan laporan Dewan bangkan Islamic Corporate Report (ICRs)
Pengawas Syariah dalam bentuk yang (Hameed dan Yaya, 2003). Oleh karena itu,
berbeda. Dari temuan ini terlihat bahwa belum dewan standar akuntansi perbankan dan
ada kesamaan persepsi tentang pedoman yang lembaga keuangan Syariah lain seperti
diikuti diantara Perbankan-perbankan Syariah AAOIFI, MASB, dan IAI seharusnya men-
tersebut. Oleh karena itu, hal ini perlu dikritisi dorong lembaga-lembaga tersebut untuk meng-
karena Dewan Pengawas Syariah memiliki implementasikan standar-standar akuntansi
kewajiban untuk melakukan pengawasan dan yang ada untuk meningkatkan kredibilitas
pemeriksaan aktivitas-aktivitas dari lembaga- perbankan Syariah di mata masyarakat dan
lembaga keuangan Syariah untuk meyakinkan lingkungannya serta meyakinkan adanya
tingkat kepatuhan lembaga keuangan Syariah kepatuhan terhadap Syariah.

206
Studi Evaluatif terhadap Laporan Perbankan ... (Rifqi Muhammad)

Akhirnya, meskipun perbankan- Bank Syariah Mandiri. Annual Report (2007).


perbankan Syariah tersebut memiliki model Jakarta.
yang berbeda dalam mengungkapkan laporan Baydoun, N. dan Willet. R. (2000). “Islamic
keuangan dan non-keuangan, sesungguhnya corporate reports”, Abacus, Vol 36 (1)
perbedaan-perbedaan tersebut bisa melengkapi pp. 71-90.
antara satu dengan lainnya menuju model
yang ideal. Penelitian selanjutnya seharusnya Belkaoui, A.R. (1999).Value Added Reporting
mempertimbangkan adanya pemahaman yang and Research, London: Quorum
baik mengenai CSR karena sebagian besar Books.
perbankan Syariah menganggap bahwa Zakat Bowen H.R. (1953). Social Responsibilities of
merupakan bagian dari CSR. Kedua, peneli- the Businessman, New York:
tian berikutnya sebaiknya fokus pada laporan Harpened Row.
tata kelola perusahaan (corporate governance)
sebagai bagian yang penting dalam Islamic Drucker. P. (1965). Is business letting young
Corporate Reports. Sesungguhnya komponen- people down? Harvard Business
komponen dalam laporan entitas Islam bukan Review. Nov/Dec.
merupakan asesoris semata yang digunakan Farook, S. dan Lanis, R. (2008). Banking on
hanya untuk menarik calon konsumen dan Islam? Determinants of Corporate
investor. Hal yang lebih penting adalah bahwa Social Responsibility Disclosure.
laporan-laporan tersebut merupakan bentuk http://islamiccenter.kaau.edu.sa/7ieco
akuntabilitas dan pertanggungjawaban kepada n/Ahdath/Con06/_pdf/Vol1/22%20Say
Allah SWT serta masyarakat. d%20Zubair%20Farook%20Banking
%20on%20Islam.pdf access: August 3
REFERENSI 2008.
AAOIFI. (2001). Accounting and Auditing
Standards for Islamic Financial Gambling, T.E. dan Karim, R.A.A. (1986).
Institutions. Manama, Bahrain: “Islam and 'Social Accounting”.
Accounting and Auditing Organization Journal of Business Finance and
for Islamic Financial Institutions. Accounting. Vol. 13, No.1, pp. 39-49.

Adnan, M. A. dan Bakar, N. B. A. (2008). Gambling, T.E. dan Karim, R.A.A. (1991).
Accounting Treatments for Zakat of Business and Accounting Ethics in
Companies: A Critical Review, IIUM Islam. 1st Edition. Mansell Publishing
International Accounting Conference Limited. London.
IV, 23-25 June 2008. Putrajaya, Gray. R.H., Owen, D. dan Adam, C. (1996).
Malaysia. Accounting & Accountability: Changes
Ahmad, K. (2000). ‘The Islamic Finance and and Challenges in Incorporate Social
Banking: The Challenge and and Environmental Reporting.
Prospects’. Review of Islamic London: Prentice Hall.
Economics. No. 9, 2000, pp. 57 – 82. Gray, R.H. (1994). Accounting, the accoun-
Ayub, M. (2007). Understanding Islamic tancy profession and the environmental
Finance. John Wiley & Sons, West crisis (or can accountancy save the
Sussex. world?) Meditari. pp. 1-51.

Bahrain Islamic Bank. Annual Report (2007). Hameed, S. dan Yaya, R. (2003). ‘The Future
Manama. of Islamic Corporate Reporting:
Lessons from Alternative Western
Bank Islam Malaysia Berhad. Annual Report Accounting Reports’, the International
(2007). Kuala Lumpur. Conference on Quality Financial

207
JAAI VOLUME 13 NO. 2, DESEMBER 2009: 189–209

Reporting and Corporate Governance, Discussion Papers in Accounting and


28 – 29 July 2003. Finance. University of Southampton.
Hameed, S. (2008). “The Case for Islamic MASB. (2004). MASB Standard i-1
Auditing”, International Accountant, Presentation of Financial Statements of
Issue 41, May 2008. Islamic Financial Institutions, Malaysian
Haniffa, R. (2002). “Social Responsibility Accounting Standard Board.
Disclosure: An Islamic Perspective”. Meezan Bank Pakistan, Annual Report.
Indonesian Management & Accounting (2007). Karachi.
Research. Vol 1, No. 2, July 2002. Perks, R.W. (1993). Accounting and Society,
Haniffa, R. dan Hudaib, M. (2001). A London: Chapman and Hall.
Conceptual Framework for Islamic Schreuder, H. (1979). Corporation social
Accounting: The Shariah Paradigm, a reporting in the Federal Republic of
Working Paper. International Germany: an overview, Accounting,
Conference on Accounting, Auditing Organization and Society 4(1/2)
and Finance. Palmerstone North, New pp.109-122.
Zealand, Unpublished article.
Sharani, U.M. (2004). ‘Corporate social
Harahap, S. S. (2003). “The Disclosure of responsibility underlines values
Islamic Values - Annual Report The propagated by Islam’ Bernama. Kuala
Analysis of Bank Muamalat Indo- Lumpur, June 21, p. 1.
nesia’s Annual Report”. Managerial
Finance. Vol. 29, No. 7, pp. 70 - 89 Shariah Finance Watch. (2008). Islamic
Banking is the Fastest-Growing
IAI. (2007). PSAK Syariah. Ikatan Akuntan Segment of World Finance.
Indonesia, Jakarta. http://shariahfinancewatch.wordpress.
Karim, R. A. A. (1999), Accounting in Islamic com/2008/06/13/islamic-banking-is-
Financial Institutions. Accounting and the-fastest-growing-segment-of-world-
Business Magazines. July/Agustus finance-or-houston-we-have-a-
1999. problem/ access: August 3, 2008
Lewis, M.K. (2001), ‘Islam and Accounting’, Usmani, M.T. (2002). An introduction to
Accounting Forum. Vol. 25, No.2, pp Islamic finance Arab and Islamic Law
103-127. Series, Kluwer Law International,
Linowes, D.F. (1972). An approach to Amsterdam.
socioeconomic accounting. Conference Yunus, K. (2004). ‘Investment in Islamic
Board Record. November. funds soars’. Business Times. Kuala
Maali, B., Casson, P., dan Napier, C. (2003). Lumpur, June 23, p. 2.
Social Reporting by Islamic Banks,

208

Anda mungkin juga menyukai