Anda di halaman 1dari 6

Penjelasan Undang Undang dan Konvensi secara lebih spesifik.

----------------------------------------------------------------------------------------

Undang-undang yang dibuat oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terkait kepada
kemaritiman sisi perkapalan dan kepentingannya, dimasukkan dalam satu UU, contohnya seperti
UU no.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran mencakup kepentingan pengoperasian kapal seperti
Perkapalan,Kenavigasian,Kepelabuhanan dll.

Demikian juga dengan Organisasi dibawah PBB lainnya seperti IMO terkait kepada
Keselamatan dan Keamanan Kapal, Kompetensi dan Provisiensi Awak Kapal,Perlindungan
Lingkungan Laut, Pengaturan Garis Muat Kapal. Tentang Kesejahteraan awak kapal, ILO
menerbitkan MLC 2006 yang merupakan Konvensi dan Kenavigasian diatur oleh IALA serta
Kesehatan awak kapal dan kapalnya sendiri diatur oleh WHO.

Oleh karena itu bisa kalian lihat ternyata banyak sekali Organisasi dibawah PBB yang
berhubungan dan terkait satu sama lainnya dalam pengoperasian sebuah kapal yang
aman,selamat dan efisien. UNCLOS 82 mengatakan bahwa setiap kapal yang akan melaut harus
memperlihatkan Tanda Kebangsaannya.

Tujuannya adalah agar ada negara yang menjadi penanggung jawab atas pemenuhan
persyaratan yg harus dipenuhinya serta mengawasi kondisi kapal tersebut serta mempunyai
negara yg akan dihubungi apabila dibutuhkan terkait apa saja yang berhubungan dgn
kelayakan pengoperasian kapal dlm tingkat yang memenuhi persaratan.

Tanda kebangsaan sebuah kapal bisa dilihat dari dua versi yaitu Bendera Negara (Flag
State) yang dikibarkan oleh setiap kapal, dan dokumen Kebangsaan yang berbentuk
Sertifikat.
Untuk memperoleh tanda kebangsaan ,sebuah kapal di daftarkan terlebih dahulu ke suatu negara
yang akan menerima pendaftarannya.

Negara RI menerima pendaftaran sebuah kapal apabila memenuhi syarat yg sangat utama yaitu
 Kapal itu dimiliki oleh WNI atau
 Kapal dimiliki oleh perusahaan Indonesia

Ini menjadi persyaratan utama ditambah dengan ketentuan lain yang disyaratkan untuk
pendaftaran kapal.
Pada ketentuan pendaftaran kapal Indonesia disebutkan bahwa kapal yang isi kotornya 7GT
atau lebih Dapat didaftar,itu berarti ada peluang untuk bisa TIDAK mendaftarkan kapalnya
baik yg ukuran isi kotor kurang maupun lebih dari 7 GT.

Untuk mengetahui ukuran sebuah kapal baik dari sisi dimensi maupun besaran, kapal akan
diukur oleh orang tertentu dengan menggunakan formula tertentu. Hasil dari pengukuran
sebuah kapal akan diterbitkan Surat Ukur Kapal oleh instansi yg berwenang. Berdasarkan
surat ukur kapal dan dokumen lain yang disaratkan seperti yg disebut diatas kapal didaftarkan
keinstansi yang diberi kewenangan untuk melaksanakannya. Hasil dari pendaftaran kapal adalah
pemilik kapal akan memperoleh Akte Pendaftaran Kapal dalam bentuk Grosse.

Berdasarkan dokumen itu dan salinan dokumen terdahulu saat pemilik mendaftarkan
kapalnya, pemilik sekalian melakukan pengurusan tanda kebangsaannya keinstansi yang sama
untuk memperoleh tanda kebangsaan. Dokumen tanda kebangsaan disebut Nationality
Certificate yang berbentuk Surat Laut ataupun Pass Kapal. Pass Kapal terdiri dari
 Pas Tahunan
 Pas Kecil

Setelah kapal memperoleh dokumen tanda kebangsaannya , bersamaan dengan itu juga akan
mendapatkan hak untuk mengibarkan bendera kebangsaan negara tempat dia mendaftar tadi.
Dengan demikian ketentuan UNCLOS 82 tadi sudah dipenuhi oleh ybs, namun kapal belum
dapat dilayarkan sampai nanti setelah kapal memenuhi apa yang disebut Kelaiklautan Kapal.

Menurut UU Pelayaran no.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran kapal yang diijinkan
berlayar adalah apabila kapal tersebut sudah memenuhi persyaratan Kelaiklautan seperti yang
disebut pada Pasal 1 ayat 33 yang sama dengan dituliskan pada Pasal 117 ayat 1 huruf a.
Pasal tersebut mensyaratkan seperti:
 Keselamatan Kapal
 Pencegahan Pencemaran dari Kapal
 Pengawakan Kapal
 Garis Muat Kapal dan Pemuatan
 Kesejahteraan Awak Kapal dan Penumpang
 Status Hukum Kapal
 Manajemen Keselamatan Kapal
 Manajemen Keamanan Kapal
 Ditambah dengan item yg tidak termasuk dalam kelompok penetapan Kelaiklautan Kapal
tapi turut digunakan sebagai pelengkap penerapan dari Kelaiklautan Kapal yaitu untuk
me-nentukan Dimensi dan Besaran sebuah kapal dengan cara mengukur sebuah kapal.

Dasar hukum dari pelaksanaan masing dari yang disyaratkan sesuai nomor diatas,yaitu:
 Undang Undang no 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, KM 65 Tahun 2009 Tentang
Standard Kapal Non Konvensi ( NCVS) dan Kitab Undang2 Hukum Dagang(KUHD)
dan SOLAS 74 Amd
 UU no.17 Tahun 2008 , KM 29 Tahun 2016 Tentang Pencemaran,dan Marpol 73/78.
 UU no.17 Tahun 2008 ,KM no.70 Tahun 1998 Tentang Pengawakan dan KM 65 Tahun
2009.
 UU no.17 Tahun 2008 ,KM 65 Tahun 2009 NCVS,PM 39 Tahun 2016 Tentang Garis
Muat dan Pemuatan.
 UU no 17 Tahun 2008,PP no 7 Tahun 2000 ,MLC 2006
 UU no 17 Tahun 2008 ,PP no.51 Tahun 2002 ,KUHD 314 ,UNCLOS 82 .
 SOLAS 74 Amandement bab IX management For The Safe Operation Of Ship (ISM ).
 SOLAS 74 Amandement bab XI--2 Special Measure The Enhance Maritime
Security(ISPS)
 Tonnage Measuremen Convention ( TMC ) 1969,NCVS

Untuk menetapkan sebuah kapal ada dalam kondisi Laik Laut harus diambil kesimpulan dari
hasil PEMERIKSAAN atau SURVEY yang dilakukan terhadap sebuah kapal yang mencakup
dari semua bagian yang disebutkan diatas sebagai penentu untuk menggolongkan Kapal dalam
kondisi Laik Laut.

Apa bila hasil pemeriksaan dinyatakan baik dan memenuhi syarat Dokumen dan Sertipikat kapal
akan diterbitkan oleh INSTANSI YANG BERWENANG.Dokumen dan Sertipikat yang harus
dimiliki oleh sebuah kapal se-kurang2nya melingkupi :
1.Surat Ukur Kapal ,terdiri dari
a.Surat Ukur Internasional
b.Surat Ukur Dalam Negeri
c.Surat Ukur Terusan Suez
d.Surat Ukur Terusan Panama.

2.Dokumen Tanda Kebangsaan,terdiri dari


a.Surat Laut
b.Pass Kapal,yang terdiri dari Pass Tahunan dan Pass Kecil

3. Sertipikat Keselamatan Kapal Penumpang untuk kapal jenis kapal penumpang.

4. a Sertipikat Keselamatan Kapal Barang,untuk kapal selain dari kapal penumpang.


b Sertipikat Kelayakan Kapal Barang untuk angkutan Gas dan Kimia Curah.

5.a. Sertipikat Garis Muat Internasional


. b. Sertipikat Garis Muat Dalam Negeri.
6.a. Sertipikat Marpol, Annex I II IV dan VI
b. Sertipikat Pencemaran ( untuk kapal Indonesia berlayar domestik).

7.Sertipikat untuk angkutan muatan cair beracun berbahaya (NLS).

8.Sertipikat Pengawakan Minimum, beserta penyertaan COC dan COP awak kapal.

9.Sertipikat Manajemen Keselamatan, DOC dan SMC.

10.Sertipikat Keamanan Perusahaan (CSC)

11.Sertipikat Keamanan Kapal ( SSC )

12.Sertipikat Biro Klasifikasi, Hull dan Machinery Certificate.

Selain dari dokumen dan sertipikat yang disebut diatas kapal juga diwajibkan membawa
 Ships Stability and Information Booklet
 Fire Control Plan
 Safety Plan
 Plan Maintenance System
 Sopep ( Ship Oil Pollution Prevention Emergency Plan )Book
 Smpep ( Ship Marine Pollution Prevention Plan )Book
 Civil Liability Certificate (CLC)
 Cargo Record Book
 Procedure and Arrangement Manual ( P/A Manual )
 Training Manual and Fire Safety Operational Booklet
 Training Manual and Training Aid for The Life Saving Appliances.
 Muster List atau biasa dikenal diKapal dengan penyebutan Daftar Peran Darurat.
 Oil Record Book bagian I untuk Ruang Mesin.
 Oil Record Book bagian II untuk Area Muatan.
 Log Book untuk Dek, Mesin dan Radio.

Log Book adalah salah satu dokumen penting kapal karena dokumen tersebut mempunyai
kekuatan hukum untuk pembuktian hal yang terkait dengan aspek Keselamatan dan Keamanan
Kapal apabila diperlukan oleh lembaga peradilan.
Penyelenggaraan Log Book dikapal diatur pada :
 Pasal 348 KUHD
 Pasal 141 Undang Undang no.17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran
 Pasal 87 Peraturan Pemerintah no.51 Tentang Perkapalan.
Oleh karena itu mulai bentuk Format buku ,persyaratan pengesahan , penomoran halaman dan
tata cara endorsment diatur diatur oleh Flag State .

Dari 12 sertifikat kapal diatas, perusahaan dan kapalnya harus menjaga masa berlaku dari setiap
dokumen itu. Masa berlaku dokumen tersebut umumnya adalah 5 tahun terhitung sejak
tanggal diterbitkan. Untuk menjaga kondisi kapal agar tetap memenuhi persyaratan seperti
yang dideklarasikan pada dokumen Flag State dan Ships Classification Bureau atau Biro
Klasifikasi, kapal harus melakukan pemeriksaan atau survey setiap tahun untuk
mendapatkan Endorsment pada setiap dokumen dan pada tahun ke 5 pemeriksaan atau
survey dilakukan dalam rangka memperbaharui atau Renewal of Certificates. Apabila
endorsment sertipikat tidak dilakukan tepat waktu konsekwensinya adalah masa berlakunya
dapat di Suspend atau ditangguhkan sampai pelaksanaan pemeriksaan atau survey selesai
dilaksanakan.

Tugas untuk dikerjakan an. kelompok klas


--------------------------------------------------------.

1.jelaskan kenapa penentuan wilayah laut Yurisdiksi Indonesia dengan cara Teritoriale Zee
En Maritiem Kringen Ordonantie ( TZMKO ) 1939 dapat mencerderai makna dari Republik
Indonesia adalah merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.Sebutkan cara2 penetapan laut wilayah RI dengan cara:


a.TZMKO 1939 dan
b.Undang Undang no.6 Tahun 1996 Tentang Perairan.

3.Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 dideklarasikan a.l berdasarkan Yurisprudensi


keputusan pengadilan Maritim Dunia di Den Hag tahun 1951 antara pemerintah Norwegia
dengan pemerintah Inggris yang dimenangkan oleh Norwegia.
a. Sebutkan sumber permasalahan sengketa kedua negara itu dan,
b.Jelaskan apa Yurisprudensi itu.

4.Perundangan Indonesia dan Konvensi Internasional mensyaratkan setiap kapal yang akan
melaut/berlayar harus bisa menampakkan tanda kebangsaan kapal tersebut yaitu bendera
Kebangsaan dan Dokumen tanda kebangsaan.
Jelaskan tahapan2 yang harus dilakukan sampai dengan kapal bisa memperoleh tanda
kebangsaannya

5.Jalaskan apa kegunaan :


a.Surat Ukur Kapal
b.Dokumen Tanda Kebangsaan
c. Sertipikat Garis Muat
d. Log Book Mesin dan sebutkan tata cara pengisian Log Book.

Anda mungkin juga menyukai