Anda di halaman 1dari 3

CCMR and instrumen amplifier, 4-20 mA circuit

Parameter CMRR (Commom Mode Rejection Ratio) pada sebuah Op-Amp merupakan salah satu
parameter yang penting dan menentukan kualitas dari penguat operasional (Op-Amp) tersebut. Dimana
semakin tinggi nilai parameter CMRR (Commom Mode Rejection Ratio) ini maka Op-Amp memiliki
respon frekuensi yang semakin baik. Parameter CMRR ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-
amp tersebut. Op-amp dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang dikuatkan
hanyalah selisih tegangan antara input v1 (non-inverting) dengan input v2 (inverting). Karena ketidak-
idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari kedua input ini ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR
diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk menekan penguatan tegangan ini (common mode) sekecil
kecilnya. CMRR didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang dinyatakan dengan satuan dB.
Keterangan, ADM = penguatan ADM (differential mode)

ACM = penguatan ACM (commom mode).

Kalau diaplikasikan secara real, misalkan tegangan input v1 = 5.05 volt dan tegangan v2 = 5 volt, maka
dalam hal ini tegangan diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan persamaan-nya
(common mode) adalah 5 volt.

Grafik Perbandingan CMRR Dengan Frekuensi Pada Op-Amp

Jika CMRR yang makin besar maka op-amp diharapkan akan dapat menekan penguatan sinyal yang
tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya. Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi
tegangan, maka output op-amp mestinya nol. Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin
besar akan semakin baik. Formula CMRR Dalam desibel (dB) LM714 termasuk jenis op-amp yang sering
digunakan dan banyak dijumpai dipasaran. Contoh lain misalnya TL072 sering digunakan untuk penguat
audio. Tipe lain seperti LM139/239/339 adalah op-amp yang sering dipakai sebagai komparator. Di
pasaran ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling baik pada saat mendesain aplikasi dengan op-amp
adalah dengan melihat dulu karakteristik opamp tersebut. Saat ini banyak op-amp yang dilengkapi
dengan kemampuan seperti current sensing, current limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan
lainnya. Ada juga op-amp untuk aplikasi khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high
power output dan lain sebagainya. Data karakteristik op-amp yang lengkap, ada di datasheet.

Sebuah  instrumentation amplifier  digunakan sebagai penguat untuk very low-level signals,
rejecting noise and interference signals. Examples, blood pressure, temperature, earthquakes
dll.

4-20 mA circuit

1. Untuk alasan safety, arus 20mA tidak akan menimbulkan percikan yang menghasilkan
energi yang cukup untuk membakar sesuatu.
2. Dipilih 4mA untuk zero-nya, hal ini menganut sistem live-zero, atau non-zero lower limit.
Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi apakah peralatan instrument failure atau tidak, jika
sinyal yang diterima oleh receiver (misalnya dari transmitter ke controller/DCS) lebih kecil
dari 4mA, maka controller/DCS akan mengidentifikasi bahwa transmitter tersebut failure,
atau tidak terkalibrasi dengan baik, atau bahkan transmitternya rusak. Untuk
beberapa transmitter, biasanya meng-clamp sinyal di 3,8mA jika transmitter rusak.
3. Dari nomor 1 dan 2 di atas, kita mendapatkan rentang sinyal 4-20mA (span 16mA),
sehingga kita (controller/DCS) bisa mendefinisikan, jika sinyal yang diterima keluar dari
rentang tersebut, maka transmitter-nya rusak atau bermasalah.
4. Dulu (konon) sinyal yang digunakan adalah 10-50mA, hal ini dikarenakan pada waktu
itu, komponen utama dari peralatan elektronik untuk instrument kebanyakan
menggunakan media elektromagnetik, dengan menggunakan koil. (mungkin ingat
P/I converter jaman dulu) arus 50mA diperlukan agar komponen elektromagnetik memiliki
eksitasi yang cukup untuk bekerja. Tapi sejalan dengan perkembangan elektronika, yang
pada jaman ini sudah hampir menggunakan komponen elektronika sepenuhnya, sehingga
tidak memerlukan arus sebanyak itu (50mA) agar komponen elektronika bisa bekerja
dengan baik. Kebanyakan peralatan instrumentasi elektronik menggunakan tegangan TTL
(1-5Vdc) sebagai tegangan yang diolah sebagai sinyal, dan kebanyakan memiliki
impedansi antara 250-680ohm, sehingga sinyal 4-20mA cukup untuk bisa ditransmisikan
melalui media kabel dengan impedansi total (plus impedansi transmitter) sebesar 250-680
ohm.

Anda mungkin juga menyukai