TMOS
RSSB
FCOMP
Pada blok FCOMP indikator untuk pulse All Call diproses dari reply
1090 Hz dan menunjukan 0580 untuk kondisi normal
FCOMD
MODS
Pada blok MODS adalah indikator untuk pulse Roll Call diproses
dari reply 1090 Hz dan menunjukan 0000 untuk kondisi normal.
DIMOD Boards DIMOD membuat pulsa untuk pembentukan mode dan synchro terhadap
radar PSR (jika ada PSR) dan synchro dengan MSSR (jika hanya ada MSSR
saja). pembentukan pulsa P1, P3, dan P4 untuk channel SUM pada All Call
dan pulsa P2 sebagai control sidelobe dan juga P1, P2, dan P6 untuk
channel SUM pada Roll Call untuk mode S dan pulsa P5 sebagai control
side lobe Mode-S.
Power Distribution Power distribution unit adalah unit yang digunakan untuk menyuplai
Unit power ke semua bagian radar MSSR untuk memberi supply
AILAN Bagian dari Radar MSSR yang berfungsi untuk membaca hasil dari
encoder dan mengeluarkan output berupa ACP dan ARP yang diperoleh
dari Encode
LCMS Local control monitoring system digunakan untuk melakukan control
melalui remote di desktop sehingga dapat melakukan monitoring dan
control tanpa harus menyentuh pada bagian rack radar
SMP S Mode Processing digunakan untuk melakukan processing data dari hasil
receive baik All Call maupun Roll Call.
RDP Radar data processing adalah unit dimana data radar diproses untuk bisa
dibaca dan diterjemahkan ke interface yang lebih mudah dipahami, data
radar MSSR umumnya adalah Asterix
MOXA Ethernet Moxa adalah suatu alat yang berfungsi sebagai switch dan converter dari
Switch lan atau Ethernet menjadi fiber optic (FO) agar transmisi data bisa lebih
cepat dan jangkauannya lebih jauh.
1. Proses ini dimulai dari DMOD yang membuat pulsa pulsa untuk pembentukan mode
dan synchro terhadap radar PSR (jika ada PSR) dan synchro dengan MSSR (jika
hanya ada MSSR saja) pembentukan pulsa P1, P2, dan P6 untuk channel SUM pada
Roll Call untuk mode S dan pulsa P5 sebagai control side lobe Mode S
2. Dilanjutkan ke modul TMOS yaitu sebagai modulator untuk memodulasi pulsa pulsa
yang akan di transmitkan atau dikirimkan dengan frekuensi carrier sebesar 1030 MHz
sebagai frekuensi interrogate yang dapat dikenali oleh transponder di pesawat.
3. Sebelum menuju ke filter maka akan dikuatkan terlebih dahulu untuk dua channel
yang akan dikirimkan menggunakan channel SUM dan channel OMEGA dikuatkan
menggunakan PA
4. Setelah dikuatkan maka akan masuk ke dalam Band Pass Filter untuk difilter dan
mengurangi noise sehingga gelombang yang ditransmitkan atau dikirimkan menjadi
jelas.
5. Kemudian masuk ke circulator untuk member trigger bahwa proses interrogate terjadi
karena pada circulator ini adalah sifat radar dimana menjadi mode interrogate atau
mode reply. Saat transmit ini radar hanya menggunakan dua channel yaitu channel
SUM dan OMEGA saja.
6. Setelah dari circulator maka akan masuk menuju relay switch untuk dipancarkan ke
antenna radar MSSR dan ada juga yang menuju coupler untuk menuju dummy load
dan digunakan untuk sampling pulsa berfungsi untuk memeriksa output atau input
sinyal
7. Setelah dari relay switch maka diteruskan antenna dan dipancarkan menuju
transponder dengan frekuensi 1030 MHz.
Proses Reply :
1. Proses reply ini dimulai dari Transponder yang mengirimkan jawaban dari pertanyaan
radar berupa ID atau Level yang dapat diketahui dengan melihat jarak pulsa atau
mode yang digunakan apakah mode A/C atau mode S
2. Transponder mengirimkan reply dengan frekuensi sebesar 1090 MHz menuju ke
antenna radar dan masuk di tiga channel yaitu channel SUM, channel OMEGA, dan
channel DIF.
3. Channel SUM adalah channel di Mainlobe yang merupakan Lobe yang benar untuk
memperoleh reply dari transponder sedangkan channel OMEGA adalah channel
Sidelobe yang tidak diperbolehkan oleh radar untuk menerima reply dari transponder
sehingga pada channel OMEGA terdapat SLS (Sidelobe Supression) untuk menekan
side lobe dan juga ada RSLS untuk mereject jawaban yang menuju sidelobe.
Sedangkan channel DIF digunakan untuk memfokuskan mainlobe untuk menerima
reply dari transponder sehingga lebih akurat
4. Ketiga channel tersebut terhubung ke relay switch untuk diteruskan ke circulator agar
mendapat trigger reply sehingga ketiga channel tersebut diteruskan ke modul RSRB
untuk didemodulasi dan terdapat mixer dan oscillator untuk menghasilkan IF sebesar
60 MHz
5. Setelah didemodulasi di RSRB maka dilanjutkan ke MSYN untuk proses interface
dan merubah data analog menjadi digital agar dapat diproses oleh unit unit radar data
processing
6. Jika All Call maka indicator berada pada modul FCOMP dan jika Roll Call maka
indicator berada modul MODS yang menunjukan apakah proses reply All Call dan
Roll Call dalam kondisi baik.
7. Kemudian ke modul FCOMD untuk mengkombinasi hasil reply All Call dan Roll Call
untuk di interfacekan menuju SMP dan LCMS serta RDP.
8. Terdapat jalur LAN atau Ethernet juga yang terhubung dari FCOMD dan AILAN
karena AILAN memproses output dari Encoder berupa ACP dan ARP yang
menghasilkan target yang informasi ACP dan ARP tersebut di bagi ke modul modul
yang lain agar dapat diproses
Parameter Toleransi
Antenna
Speed 5 - 15 RPM
Antenna Driver OK
Antenna Mounting OK
Driver Control OK
Door Safety System OK
North Signal 1 PULSE / RPM
Encoder Change Over OK
MSSR Processor
Test Plot 1 dan 16
Control And Monitoring
Interface LCMS And RCMS OK
Display Status OK
Trasnmission Data
Least Channel OK
VSAT OK
Optic Cable OK
Coaxial Cable OK
Data Cable OK
Radio Link OK
Pilot Lamp / Metering : OK
Interconnection : OK
Pemeliharaan Harian
Periksa kondisi umum Channel yang beroperasi (kunjungan ke lokasi atau melalui RCMS) :
Pastikan ada tampilan data target pada monitor, minimal tampilan data dari Control Transpond
Pastikan tidak ada indikasi error pada tampilan Main Screen LCMS / RCMS.
Pastikan fungsi otomatis change over dalam kondisi aktif (tombol aktif berwarna hijau).
Periksa fungsi recording
Periksa fungsi “Antenna Rotation Blocking Contact”, putaran antena harus berhenti saat tuas ini diaktif
Periksa secara visual kondisi tiap kolom (vertical column) antena. Pastikan bahwa lubang pembuan
pada bagian bawah penutup kolom tidak tersumbat
Periksa kondisi antenna tilt & batang penahannya serta konservasinya
Periksa kabel & koneksi kabel (kabel grounding, kabel power, kabel coaxial, kabel optic, dll)
Pemeliharaan Harian
Periksa fungsi standby Freq Converter dalam mengontrol kedua motor antena. Lakukan dengan m
switch over AILAN ke standby AILAN. Hal ini harus didahului dengan menghentikan putaran antena
Periksa kondisi oli di Main Gearbox. Ganti jika terkontaminasi / kotor. Tambah bila perlu
Lakukan pengukuran parameter-parameter radar (Lihat SOP Pemeliharaan Rutin Tahunan MSSR-1 E
No. 6)
Melakukan pencatan pengukuran parameter peralatan
Transmitter
Interrogation Carrier Freq 1030 MHz ± 0.01 MHz
Polarization of interrogation vertical
Modulation Mode S interrogation pulse modulated
Modulation data pulse P6 phase modulation
Receiver
Frekuensi 1090 MHz ± 3 MHz
Sensitivity > -85 dBm
Interval PI - P3 Mode A : 8 ± 0.2 microseconds
Interrogation Mode S
interrogation terdiri dari 3 pulsa yang ditransmisikan dan diberi simbol Pi, P2, dan P6, serta P5 seb
pulsa control yang ditransmisikan untuk Mode S side lobe suppression
Interval PI - P2 Mode S : 2 ± 0.05 microseconds
Interval leading edge P2 - sync phase reversal P6
Detection Requirements
Detection probability >95%
False Detection at least 2% dari total target
False target Reports at least 0.1%
Multiple SSR Target Overall Multiple SSR target report ratio : at least 0.3%
Reports
Multiple SSR target report From reflections : at least 0.2%
ratios
From sidelobes : at least 0.1%
Deviasi range dan azimuth: 100 m dan 0.06 derajat untuk MSSR
Quality Requirements
Positional Accuracy Slant range bias : at least 100 m
Systematic errors :
Azimuth bias (degree) : at least 0.1°