Disusun Oleh :
NIM.1910031
TA. 2021/2022
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
BAB 1 Pendahuluan
1.1. Latar
Belakang...................................................................................................................3
1.2. Rumusan
Masalah..............................................................................................................3
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………………
…4
1.4. Manfaat
Penulisan………………………………………………………………………..4
1. Manfaat pada pribadi……………………………………………………....4
2. Manfaat bagi pembaca……………………………………………………..4
BAB II Pembahasan
2.1. Definisi
Amenorea……………………………………………………………………….5
2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
amenorrhea………………………………………….5
1. Faktor Internal…………………………………………………………………….5
2. Faktor Eksternal…………………………………………………………………..6
2.3 Klasifikasi Amenorrhea………………………………………………………………….7
2.4 Etiologi…………………………………………………………………………………..7
2.5 Manifestasi Klinis……………………………………………………………………….8
2.6 Patifisiologi……………………………………………………………………………..8
2.7 Komplikasi………………………………………………………………………………9
2.8 Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………………………9
2.9 Terapi Penanganan Amenorea……………………………………………………….....10
BAB III Konsep Asuhan Keperawatan
3.1. Pengkajian…………………………………………………………………………….11
3.2. Pemeriksaan Fisik……………………………………………………………………..11
3.3. Diagnosa Keperawatan………………………………………………………………..11
3.4. Intervensi Keperawatan……………………………………………………………….12
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………13
4.2. Saran…………………………………………………………………………………..13
1. Bagi Penulis……………………………………………………………………...13
2. Bagi Mahasiswa…………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………,14
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “SISTEM
REPRODUKSI PADA GANGGUAN MENSTRUASI (AMENORREA
GONADOTROPIN)”.
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN.
1. Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep dasar amenorrhea.
2. Mahasiswa/i mampu menjelaskan tentang definisi, etiologi, klasifikasi, penyebab,
patofisiologi, dan penerapan pengobatan terkait Amenorrhea.
3. Mahasiswa/i dapat menambah wawasan baru mengenai salah satu gangguan siklus
menstruasi pada wanita dan dapat dijadikan referensi sebagai bahan bacaan tambahan.
PEMBAHASAN
2.4.Etiologi.
2.5.Manifestasi Klinis.
3. Nyeri kepala.
4. Badan lemah.
2.6. Patifisiologi.
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat
berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat
menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini
disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya
pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan
gonadrotropin.Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekuder.
2.7. Komplikasi.
1. USG. Histerosalpingografi.
2. Histeroskopi, dan.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka
diperlukan pemeriksan kadar hormon FSH dan LH.
a. Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder, maka
dapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karena kadar
hormon prolaktin dalam tubuh.
b. Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa.
Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / Progesterone
Challenge Test adalah pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap
lapisan endometrium alam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.
2.9. Terapi Penanganan Amenorea.
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea
yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga
adalah terapinya. Belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik
yang berlebih juga dapat membantu. Terapi ameno rhea diklasifikasikan
berdasarkan penyebab saluran reproduksi atas dan bawah, penyebab indung
telur, dan penyebab susunan saraf pusat.
Amenorrea hipogonadotropik menggambarkan masalah pada aksis
hipotalamus- hipofisis pusat. Pada kasus yang jarang, lesi hipofisis atau
ketidakmampuan genetik dalam memproduksi FSH dan LH menjadi
penyebabnya. Lebih umum terjadi, hal ini disebabkan oleh supresi hipotalamus
sebagai akibat dai dua pengaruh utama : Stres (dirumah, sekolah atau tempat
kerja) atau rasio bentuk tubuh yang tidak tepat bagi wanita tersebut, terutama
selama periode pertumbuhan normal (Lobo,2007d). Amenorrea yang
berhubungan dengan olah raga dapat terjadi pada wanita yang melakukan
aktivitas fisik/atletik yang berat dan berhubungan dengan faktor : komposisi
tubuh (tinggi, bb,persentase lemak tubuh), jenis, intensitas dan frekwensi
olahraga, status nutrisi, dan adanya stresor emosional atau fisik (lobo).
Pengkajian terhadap amenorrea mulai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
menyeluruh. Langkah awal yang penting adalah memastikan bahwa waniita
tersebut tidak hamil.
Komponen spesifik dari proses pengkajian bergantung pada usia
wanita remaja, dewasa muda, atau perimenopause dan apakah ia pernah
menstruasi sebelumnya. Perawat dan wanita secara bersama-sama merencanakan
bagaimana mengurangi atau menghentikan pengobatan yang diketahui dapat
mempengaruhi menstruasi, memperbaiki berat badan yang hilang, mengatasi
stres psikologis secara lebih efektif dan mengeliminasi penyalahgunaan zat.
Latihan menarik napas panjang dan tehnik relaksasi merupakan usaha yang
sederhana namun efektif dalam mengurangi stres. Rujukan untuk terapi
biofeedback (terapi pengontrolan terhadap tubuh sendiri) atau pijat juga dapat
berguna. Pada beberapa kasus, rujukan untuk psikoterapi diperlukan.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian.
Anamnesis : Anamnesis yang akurat berhubungan dengan pertumbuhan
dan perkembangan sejakkanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia
saat pertama kali mengalami pertumbuhan payudara dan pertumbuhan
rambut emaluan. Dapatkan pula informasi anggota keluarga yang lain
(ibu dan saudara wanita) mengenai usia mereka pada saat menstruasi
pertama, informasi tentang banyaknya perdarahan, lama menstruasi dan
periode menstruasi terakhir, juga perlu untuk ditanyakan. Riwayat
penyakit kronis yang pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan
juga penting untuk ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan
seksual, penggunaan narkoba, olahraga, diit, situasi dirumah dan sekolah
dan kelainan psikisnya juga penting untuk dianyakan.
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan : ringan, sedang, berat,
panic.
2. Berikan kenyamanan dan ketentraman hati.
3. Beri dorongan pada pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan kecemasan.
4. Anjurkan distraksi seperti nonton tv, dengarkan
radio, permainan untuk mengurangi kecemasan.
5. Singkirkan stimulasi yang berlebihan.
Intervensi
1. Tetapkan hubungan saling percaya perawat dan
pasien.
2. Cipakan batasan terhadap pengungkapan
negative.
3. Bantu untuk mengidentifikasi respon positif
terhadap orang lain.
4. Bantu penyusunan tujuan yang realitas untuk
mencapai harga diri rendah yang tinggi.
5. Berikan penghargaan dan pujian terhadap
pengembangan pasien dalam pencapaian tujuan.
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Bantu pasien untuk membedakan antara
persepsi dengan kenyataan.
3. Identifikasi dengan pasien faktor-faktor yang
berpengaruh pada perasaan isolasi social.
4. Dukung hubungan dengan orang lain yang
mempunyai ketertarikan dengan tujuan yang
sama.
5. ) Dukung pasien untuk mengubah lingkungan
seperti pergi jalan-jalan.
Intervensi
1. Bantu keluarga dalam mengidentifikasi
perilaku yang mungkin menghambat
pengobatan yang dianjurkan.
2. Bantu keluarga dalam mengidentifikasi
kekuatan personal.
3. Dukung keluarga untuk menyatakan perasaan
dan masalahnya secara verba.
4. Pertahankan ritual / rutinitas keluarga missal
makan bersama, membuat keputusan keluarga.
5. Berikan penguatan positif terhadap
penggunaan mekanisme koping yang efektif.
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Membantu pasien dalam mengidentifikasi
kekuatan personal.
3. Instruksikan individu untuk melakukan tekhnik
relaksasi.
4. Kaji status koping individu yang ada.
Intervensi
1. Siapkan individu dan keluarga untuk
menghadapi reaksi berduka.
2. Tingktkan proses berduka dengan masing –
masing respon.
3. Tetapkan hubungan saling percaya pasien /
perawat.
4. Dorong individu untuk berbagi rasa
keprihatinan, ketakutan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Amenorrhea adalah istilah medis untuk tidak adanya periode menstruasi,
baik secara permanen atau sementara. Amenorrhea dapat diklasifikasikan sebagai
primer atau sekunder. Dalam amenorrhea primer, periode menstruasi tidak pernah
dimulai (berdasarkan umur 16), sedangkan amenorrhea sekunder didefinisikan
sebagai tidak adanya menstruasi selama tiga siklus berturut-turut atau jangka waktu
lebih dari enam bulan pada wanita yang sebelumnya menstruasi. Siklus menstruasi
dapat dipengaruhi oleh banyak faktor internal seperti perubahan sementara di tingkat
hormonal, stres, dan penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan.
Siklus menstruasi normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dan
dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar
pituitari yang terletak di dasar otak, yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh hormon
yang diproduksi di hipotalamus otak. Pengobatannya dapat berupa
pemeriksaan USG, Histerosalpingografi, Histeroskopi, dan Magnetic Resonance
Imaging (MRI).
4.2. SARAN
4.2.1 Bagi Penulis.
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam
memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya
tentang gangguan menstruasi yaitu Amenorrhea.
4.2.2 Bagi mahasiswa.
Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman dan pertimbangan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang konsep dasar amenorrhea dan bagaimana
cara penanganannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://loungegadis.blogspot.com/2016/04/contoh-makalah-kesehatan-amenorrhea.html
Deitra Leonard Lowdermik,RNC, PhD, FAAN, Shannon E. Perry, RN, CNS, PhD, FAAN
dan Kitty Cashion, RN, BC, MSN (2013), Keperawatan Maternitas edisi 8, Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
Knight, Jhon. F. 1997. Wanita Ciptaan Ajaib Beberapa Gangguan Sistem Tubuh dan
Perawatannya. Bandung : Indonesia Pubershing House.