20 21kortikosteroidppt (P3)
20 21kortikosteroidppt (P3)
dan
KORTIKOSTEROID
YUNITA IMANDA , M.BIOMED,APT
ADRENOKORTIKOTROPIN (ACTH)
• Terdiri dari 39 asam amino
• Sekresi ACTH diatur oleh mekanisme umpan
balik negatif hormone korteks adrenal
(terutama kortisol) dalam darah dan oleh
corticotrophin releasing hormone (CRH) yang
diproduksi di hipotalamus
• Sekresi ACTH juga dipengaruhi oleh berbagai
rangsang saraf yang sampai pada medians
eminens hipotalamus melalui serabut aferen
dan menyebabkan keluarnya CRH.
• Kadar kortisol darah dalam keadaan basal
mengalami alun (variasi) diurnal
Farmakokinetika AcTH
• ACTH tidak efektif bila diberikan per-oral
karena akan dirusak oleh enzim proteolitik
dalam saluran cerna.
• Pada pemberian IM, ACTH diabsorbsi dengan
baik
• Besarnya efek ACTH pada korteks adrenal
tergantung dari cara pemberiannya.
Mekanisme kerja AcTH
Indikasi Adrenokortikotropin (ACTH)
Sediaan
Kortikotropin USP, larutan steril untuk pemakaian IM atau IV.
Kortikotropin repositoria, merupakan larutan ACTH murni dalam
gelatin
Injeksi IM atau SK, dengan dosis 40 unit, diberikan sekali sehari.
Kortikotropin seng hidroksida USP, suspensi untuk pemberian IM,
dengan dosis 40 unit, diberikan sekali sehari.
Kosintropin, péptida sintetik yang dapat diberikan IM atau IV, dosis
0,25 mg ekivalen dengan 25 unit.
ADRENOKORTIKOSTEROID
DAN
ANALOG SINTETIKNYA
SEKRESI HORMON AcTH
Kortisol Aldosteron
& Kortikosteron
Regulasi
Homeostatis
tekanan darah
tubuh
Mekanisme kerja Kortikosteroid
Kortikosteroid bekerja dengan memengaruhi
kecepatan sintesis protein.
Molekul hormone memasuki sel melewati membrane
plasma secara difusi pasif bereaksi dengan reseptor
protein yang spesifik dalam sitoplasma sel dan
membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini
mengalami perubahan konformasi, lalu bergerak
menuju nucleus dan berikatan dengan kromatin.
Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis
protein spesifik. Induksi sintesis protein ini akan
menghasilkan efek fisiologik steroid.
• Pada beberapa jaringan, misalnya hepar,
hormone steroid merangsang transkripsi dan
sintesis protein spesifik.
• Pada jaringan lain, misalnya sel limfoid dan
fibroblast hormone steroid merangsang
sintesis protein yang sifatnya menghambat
atau toksik terhadap sel-sel limfoid, hal ini
menimbulkan efek katabolik.
Efek Farmakodinamik Kortisol
• Berpengaruh pada metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak, dan memperngaruhi
fungsi sistem kardiovaskuler, ginjal, otot lurik,
sistem saraf, dan organ lain.
• Bersifat homeostatis
• Fenomena dose dependent
• Efek farmakologi kortisol dibagi dalam 2
kelompok yaitu efek glukokortikoid dan efek
mineralokortikoid
Efek glukokortikoid
• Efek antiinflamasi
• Daya imunosupresif dan antialergi
• Peningkatan glukoneogenesis dan efek
katabolisme
• Pengubahan bagian lemak (moon face) dan
(‘buffalo hump”)
Efek mineralkortikoid
• Imunosupresi
• Hipokalemia
• Myopati steroid
• Osteoporosis • Udema dan berat badan
• Menghambat meningkat karena
pertumbuhan retensi garam dan air
• Atrofia kulit (striae)
• hipertensi dan gagal
• Diabetogen jantung
• Sindroma cushing
• antimitosis
Efek umum adalah:
1) Efek sentral (atas SSP) berupa gelisah, rasa takut, sukar
tidur, depresi, dan
psikosis. Gejala euphoria dengan ketergantungan fisik dapat
pula terjadi.
2) Efek androgen, seperti acne, hirsutisme, dan gangguan haid.
3) Katarak (bular mata) dan naiknya tekanan intraokuler
(glaucoma), juga bila
digunakan sebagai tetes mata. Risiko glaucoma meningkat.
4) Bertambahnya sel-sel darah: eritrositosis dan granulositosis.
5) Bertambahnya nafsu makan dan berat badan.
6) Reaksi hipersensitivitas.
Interaksi glukokortikoid
NSAID’s : efek ulcerogen dapat diperkuat
Zat-zat inductor enzim, seperti fenobarbital, fenitoin,
karbamazepin, dan rifampisin dapat menurunkan
efek glukokortikoida.
Estrogen justru memperkuat daya kerjanya.
Anti-koagulansia efeknya dapat diperkuat
menyebabkan risiko akan perdarahan meningkat.
Sediaan kortikosteroid
Sediaan kortikosteroid dapat diberikan oral,
parenteral (IV, IM, intrasinovial dan intralesi) dan
topikal pada kulit atau mata (salep, Krim, losio) atau
aerosol melalui jalan nafas.
Pada semua cara pemberian topikal kortikosteroid
dapat diabsorbsi dalam jumlah cukup untuk
menimbulkan efek sistemik dan menyebabkan
penekanan adrenokortikosteroid.
TERIMA KASIH
&
SELAMAT BELAJAR