METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAN 5 Ciamis yang beralamat di Jl. Sukajadi no.4
desa maparah kec.panjalu kab. Ciamis. Pada tahun ajaran 2021/2022. Subjek
dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X, Xi, XII. Alasan pemilihan lokasi
penelitian adalah karena MAN 5 Ciamis merupakan tempat penulis melaksanakan
Program Pengenalan Lapangan Persekolahan II Bimbingan dan Konseling (PPLP
II-BK) yang memungkinkan untuk melaksanakan studi pendahuluan. Sebelum
penulis menyimpulkan peserta didik di MAN 5 Ciamis, penulis menemukan
berbagai gejala yang mengindikasikan adanya pelanggaran moral yang terjadi di
MAN 5 Ciamis.
2. Populasi
1. X 80
2. XI 81
3. XII 81
Jumlah 242
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2017 : 81). Menurut Sukmadinata (2012),
pengambilan sampel merupakan proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan
perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian.
Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili),
agar dapat menggambarkan populasi.
s = Jumlah sample
N = Jumlah populasi
d = 0,05
P = Q = 0,5
Jumlah Populasi
1. X 60
2. XI 62
3. XII 60
Jumlah 182
Kisi-Kisi Instrumen
Kecerdasan Spiritual
Enggan 9,10
Memanfaatkan
menyebabkan
waktu
Kerugian
Berpandangan 13,14
Berpikir luas
Holistik
Kecenderungan 15,16
Memiliki inisiatif
bertanya
b. Penalaran moral
Skala penalaran moral dalam penelitian ini dikembangakan langsung dari
instrumen penelitian milik Prof. Dr. C. Asri Budiningsih (2008). Pengembangan
instrumen, diantaranya : penggantian nama tokoh cerita, nama kota dalam cerita,
dan kegiatan tokoh dalam cerita. Skala penalaran moral ini diambil dari pedoman
wawancara berupa dilema moral yang disusun oleh Kohlberg (Duska dan Whelan,
1984) dalam bentuk cerita-cerita pendek yang mengandung persoalan-persoalan
moral untuk dipecahkan. Tujuan skala ini untuk mengungkap penalaran moral
subjek tentang tindakan apa yang sebaiknya dilakukan jika subjek berada pada
situasi seperti yang diperankan dalam cerita.
Kisi-Kisi Instrumen
Penalaran Moral
E. Pedoman Skoring
Menurut Sugiyono (2017 : 93) jawaban dari setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif (favorable)
sampai sangat negatif (unfavorable). Pada Instrumen Kecerdasan spiritual, skala
Likert yang disedia kan terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
Alternatif Pernyataan
Jawaban Favorable
Setuju (S) 3
Setelah skoring dilakukan, data skor dikelompokan ke dalam tiga kategori tinggi,
sedanag dan rendah. Penafsiran kategori tinggi, sedang dan rendah untuk skor
kecerdasan spiritual secara umum akan dijelaskan.
2. Penalaran Moral
Prosedur skoring adalah sebagai berikut :
1. Setiap pertanyaan pada skala penalaran moral diberlakukan sebagai satu butir
item.
2. Tiap butir item akan diberi skor antara 1 hingga 6 berdasarkan ke-6 tahapan
perkembangan penalaran moral Kohlberg (1995). Jawaban diberi Skor 1: apabila
siswa memilih jawaban yang mengandung unsur kepatuhan atau menghindari
hukuman. Jawaban diberi Skor 2: apabila siswa memilih jawaban yang
mengandung unsur instrumental dalam memenuhi kebutuhan diri. Jawaban diberi
Skor 3: apabila siswa memilih jawaban yang mengandung unsur anak manis atau
menyenangkan bagi orang lain. Jawaban diberi Skor 4: apabila siswa memilih
jawaban yang mengandung unsur otoritas atau menunaikan kewajiban. Jawaban
diberi Skor 5: apabila siswa memilih jawaban yang mengandung unsur kontrol
sosial atau sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Jawaban diberi Skor
6: apabila siswa memilih jawaban yang mengandung unsur prinsip etika universal
atau sesuai kata hati. Skor yang terdapat dalam satu item akan diakumulasikan,
sehingga didapati skor terbanyak yang dapat diinterpretasikan dengan tahapan
penalaran moral yang dimiliki oleh siswa.
n : jumlah responden
n−2
t=r
√ 1−r 2
Keterangan :
t = harga thitung untuk tingkat signifikansi
r = koefisien korelasi
n = banyaknya subjek
2. Reliabilitas
Dimana
G. Analisi Data
Analisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul dan bertujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai kecenderungan tingkat kecerdasan spiritual dan
penalaran moral berdasarkan aspek dan indikator.
Kegiatan menganalisis data ini terdiri tiga tahap (Arikunto, 2010 : 278) :
1) Tahap Persiapan
a. Coding yaitu pembahasan kode untuk setiap data yang telah diedit.
b. Scoring, yaitu pemberian skor terhadap jawaban responden untuk
memperoleh data kuantitatif yang diperlukan. Pada penelitian ini digunakan
skala Likert yang sudah dimodifikasi untuk menentukan skor. Pada
Instrumen Kecerdasan Spiritual, skala likert yang disediakan terdiri dari
empat alternatif jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju
(TS) dan sangat tidak setuju (STS). Empat pilihan jawaban pada instrumen
kemampuan resolusi konflik memiliki arti dan nilai sebagai berikut.
Pola Skor Alternatif Jawaban Instrumen
Kecerdasan Spiritual
Alternatif Pernyataan
Jawaban Favorable (+)
Setuju (S) 3