Anda di halaman 1dari 3

BAB V

ANALISIS PERILAKU MODEL

5.1. Penerapan Skenario


Pada setiap skenario digunakan beberapa variabel yang dijadikan pembanding dengan
mengubah nilainya menjadi menaik atau menurun. Pada skenario I digunakan nilai variabel
yang sesuai dengan data sekunder atau disebut data acuan. Tiga variabel tersebut diantaranya
produktivitas Ubi Cilembu, tingkat penyusutan Ubi Cilembu di gudang dan waktu penundaan
(delay) pembelian. Peningkatan nilai produktivitas Ubi Cilembu dilakukan karena hal ini
mungkin untuk diubah berdasarkan hasil penelitian Badan Penelitian Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian Departemen Pertanian bahwa tingkat produktivitas Ubi Cilembu dapat
ditingkatkan dari 9 Ton/Ha menjadi 10,12 Ton/Ha. Peningkatan produktivitas Ubi Cilembu
dilakukan dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat produktivitas komoditas pertanian
maka hasil produksi akan semakin meningkat pada luasan areal tertentu. Dengan
meningkatnya jumlah produksi di lahan maka meningkat pula pasokan untuk persediaan yang
akan menjaga agar permintaan dapat terpenuhi. Untuk tingkat penyusutan di gudang
dilakukan penurunan dari nilai semula yang terjadi di lapangan sebesar 25%-30% menjadi
10%, hal ini dapat dilakukan karena beberapa hal diantaranya perlakuan pasca panen Ubi
Cilembu yang dapat diperbaiki dan pemotongan bagian-bagian yang jelek dapat dikurangi
sehingga rendemen ubi menjadi meningkat. Meningkatnya rendemen ubi menyebabkan
persediaan di gudang tidak banyak berkurang. Persediaan di gudang juga dapat ditingkatkan
dengan mengurangi waktu penundaan (delay) pembelian sehingga dapat merespon
peningkatan permintaan dari konsumen.
Rancangan skenario dilakukan dengan mengubah satu nilai variabel atau dengan
mengubah beberapa nilai variabel sekaligus sehingga diperoleh beberapa alternatif skenario
yang dapat dilakukan. Untuk skenario II mencobakan mengubah nilai variabel produktivitas
Ubi Cilembu sampai dengan 10,12 Ton/Ha. Skenario III dilakukan dengan menurunkan nilai
tingkat penyusutan ubi di gudang dari 30% menjadi 10%. Skenario IV mencobakan
mengurangi waktu pembelian Ubi Cilembu dari bandar ubi lain dari nilai awal 7 hari menjadi
2 hari, hal ini dilakukan agar ketersediaan ubi di gudang CV. Simadu Tulen dapat terjaga.
Skenario V mencobakan gabungan dari skenario II dan skenario III yaitu dengan
mengkombinasikan kebijakan rekonstruksi teknologi pasca panen dengan kebijakan
rekonstruksi gudang. Skenario VI adalah penggabungan antara skenario II dan skenario IV
yaitu kebijakan rekonstruksi teknologi pasca panen dengan kebijakan untuk menambah waktu
penyulingan. Skenario VII adalah penggabungan skenario III dan skenario IV. Rancangan
skenario pelaksanaan simulasi dapat terlihat pada Tabel 5.1:
Tabel 5.1 Rancangan Skenario Pelaksanaan Simulasi
Produktivitas Tingkat Penyusutan
Skenario Delay Pembelian
Ubi Cilembu Ubi Cilembu
I Acuan Acuan Acuan
II 10,12 Ton/Ha Acuan Acuan
III Acuan 10 % Acuan
IV Acuan Acuan 2 hari
V 10,12 Ton/Ha 10 % Acuan
VI 10,12 Ton/Ha Acuan 2 hari
VII Acuan 10 % 2 hari

Deskripsi masing-masing skenario yang mungkin terjadi di masa depan adalah


sebagai berikut :
5.1.1 Skenario I (eksisting)
Simulasi eksisting dilakukan berdasarkan nilai parameter yang sebenarnya dilakukan
perusahaan CV. Skenario ini diterapkan dengan maksud untuk melihat kondisi yang akan
terjadi apabila kebijakan dilakukan mengikuti kecenderungan yang ada. Pada Gambar 5.1
dapat dilihat hasil dari penerapan skenario I (eksisting) terhadap produksi ubi, persediaan
ubi , permintaan ubi, pembelian ubi dan penjualan ubi yang dilakukan CV. Simadu Tulen
setiap bulan.

Gambar 5.1 Hasil Penerapan Skenario I (Eksisting)


Dari hasil skenario eksisting pada Gambar 5.1 dapat terlihat adanya perbedaan yang
signifikant antara ubi produksi CV. Simadu Tulen dengan jumlah permintaan terhadap Ubi
Cilembu. Produksi ubi CV. Simadu Tulen mengalami peningkatan sejak bulan Februari
sampai dengan akhir tahun yang menunjukkan bahwa tren produksi ubi akan terus meningkat
untuk beberapa bulan ke depan.permintaan ubi mengalammi peningkatan sejak awal tahun
dan cenderung meningkat selama kurun waktu setahun, tetapi mengalami sedikit penurunan
pada pertenganhan tahunsekitar bulan Mei dan Juni. Hal ini terjadi karena sedikitnya jumlah
ubi yang ada di pasaran. Jika dilihat dari gambar 5.1, penjualan ubi pada bulan Juli sampai
dengan September mulai meningkat tajam, hal ini karena pada bulan-bulan tersebut
merupakan masa panen raya sehingga CV. Simadu Tulen memiliki banyak persediaan dan
harga cenderung rendah sehingga perusahaan memiliki kebijakan untuk segera menjual
persediaan ubi yang ada karena dikhawatirkan terjadi penumpukan. Persediaan ubi CV.
Simadu Tulen pada skenario eksisting ini mengalami peningkatan yang besar dibandingkan
dengan pembelian ubi yang dilakukan untuk merespon peningkatan jumlah permintaan yang
terlihat meningkat tidak terlalu tajam.

Anda mungkin juga menyukai