Anda di halaman 1dari 7

Kegiatan ke 1

Apusan Darah Pada Hewan Vertebrata

A. Tujuan kegiatan
Mahasiswa dapat membandingkan bentuk morfologi sel darah merah
pada hewan vertebrata yaitu, mencit (Mus musculus), cicak (Hemidactylus
platyurus), ikan (Cyprinus carpio) dan burung (Pycnonotus aurigaster).

B. Kajian Pustaka
Amfibia merupakan jenis hewan yang menghabiskan waktu hidupnya di
dua alam, darat dan air (semiterrestrial). Sebuah keniscayaan amfibia hidup di
dua alam, karena proses perkembangbiakan mereka di air. Telur, yang
bermetamorfosis menjadi amfibi muda menghabiskan hidupnya di air
sebelum berpindah ke daratan. Siklus hidup tersebut terus berlangsung selama
amfibia hidup. Terkadang masalah muncul ketika siklus hidup di dua alam ini
terjadi, yaitu mengatur keseimbangan proses pengeluaran dan pemasukan air
dalam tubuh. Di dalam air, seperti pada ikan air tawar, pemasukan air secara
terus menerus harus dikeluarkan dari glomerulus. Di daratan, air harus
dipertahankan, dan untuk ini amfibia mengurangi masukan darah ke
glomerulus, dan dengan demikian mengurangi laju filtrasi. Tentu saja, hal ini
juga mengurangi aliran darah dari glomerulus ke tubulus. Akan tetapi, fungsi
tubulus harus dipertahankan dan peningkatan aktivitas sistem portarenal
tambahan memungkinkan hal ini (Huda. 2017: 42).
Pada kenyataannya amfibi memiliki banyak masalah dalam
menghantarkan darah keseluruh tubuh melalui jantung, ini dihadapi oleh
sebagian besar amfibi. Untuk mengisi dan memompa darah dari jantung dan
memisahkan antara darah yang mengandung oksigen dan darah yang tidak
mengandung oksigen. jantung memiliki pembatas intersisial, ruang
ventrikular, dan ruang konus arteriosus yang terdapat pada dua pembuluh,
Darah dari tubuh masuk ke bagian atrium kanan dari sinus venosus kemudian
2

masuk ke ruang kanan ventrikel, sehingga dipompa jantung ke paru-paru.


Darah yang banyak mengandung oksigen dari paru-paru masuk ke ruang
jantung (atrium kiri) lewat pembuluh vena pembalik kemudian menuju sisi
ruang kiri ventrikel dan selanjutnya dipompa menuju ke seluruh tubuh.
Beberapa pengecualian pada ordo urodela (salamander) yang tidak
mempunyai paru-paru, di mana terdapat celah intersisial tidak lengkap dan
tidak memiliki pembuluh vena pulmonalis. Sebagian besar amfibia pada
pasangan arkus aorta pertama, kedua dan kelima hilang. Berikut ini arkus
aorta yang dimiliki oleh amfibia: Arkus aorta ketiga; terdapat pada sisi dasar
carotid internal, arkus aorta keempat; memiliki fungsi yang menyambungkan
system arkus menuju ke posterior berupa dorsal aorta, arkus aorta cabang
(Bagian proksimal dari pasangan keenam); yang berfungsi membawa darah
dari arteri pulmokutaneus menuju ke paru-paru dan ke kulit di mana proses
aerasi terjadi. Sistem pembuluh vena pada amfibi hampir mirip dengan sistem
pembuluh vena pada ikan, terkecuali pada pembuluh vena abdominal yang
masuk di portal hepatik ke sinus venosus (Huda. 2017: 43).
Sistem peredaran darah pada semua organisme merupakan proses
fisiologis yang sangat penting. Untuk melakukan aktivitas, sel, jaringan,
maupun organ membutuhkan nutrisi dan oksigen. Bahan-bahan ini dapat
disuplai hanya bila peredaran daran berjalan normal. Karenanya, semua
fungsi dari setiap organ dalam tubuh kadang-kadang dapat dilihat pada darah.
Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama,
meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan di antara setiap kelompok hewan.
Hal tersebut tergantung anatomi, fisiologi, dan kondisi lingkungannya.
Komponen penyusun sistem peredaran darah adalah jantung, darah, saluran
darah dan limpa. Saluran pembuluh darah utama dalam tubuh ikan adalah
arteri dan vena yang terdapat di sepanjang tubuh. Arteri atau pembuluh nadi
merupakan pembuluh yang berdinding tebal dan kuat tetapi tidak mempunyai
klep-klep, berfungsi membawa darah meninggalkan jantung. Sedangkan vena
atau pembuluh balik merupakan pembuluh darah yang berdinding tipis dan
mempunyai klep-klep pada jarak tertentu, berfungsi membawa darah kembali
3

ke jantung. Selain pembuluh utama, juga terdapat pembuluh-pembuluh


cabang atau pembuluh kapiler yang menuju ke kulit, otot, otak, tulang
belakang, organ visceral dan lain-lain. Sistem peredaran darah ikan bersifat
tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah. Start dari
jantung, darah menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya,
darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap organ-organ tubuh
melalui saluran-saluran kecil. Selain itu, sebagian darah dari insang kadang
langsung kembali ke jantung. Hal ini terjadi bilamana tidak semua output
cardiac dibutuhkan untuk menuju ke dalam dorsal aorta dan pembuluh eferen
yang lain. Pada bagian lain, yaitu berawal dari insang pertama. Sebelum
dihubungkan ke sistem vena. Peranan kedua organ ini mungkin sebagai
ventilasi kontrol dan untuk sekresi gas ke cairan mata (Fujaya, 2004: 88; 89).
Sistem peredaran darah melayani banyak fungsi, namun secara umum
sebagai alat transpor antara lain, transpor oksigen, karbondioksida, sari-sari
makanan, maupun hasil metabolisme. Selama beraktivitas, peredaran darah
akan mengangkut lebih banyak oksigen ke otot, karena tanpa peningkatan
ketersediaan oksigen akan segera menghabiskan sistem energi anaerobik dan
akhirnya menyebabkan keletihan akibat terbentuknya asam laktat. Hasil-hasil
pencernaan ditranspsor dari usus ke hati dan sel somatis. Bahan-bahan asing
atau yang tidak dibutuhkan oleh tubuh diangkut ke ginjal dan dikeluarkan
melalui urin, atau dipagositasi. Darah membawa substansi dari tempatnya
dibentuk ke semua bagian tubuh dan menjaga tubuh dapat melakukan
fungsinya dengan baik. Sel darah merah membawa oksigen, sel darah putih
menjaga tubuh dari serangan organisme penyerbu, sedangkan kombinasi
trombosit dan faktor pembeku, berperan menyumbat kebocoran pembuluh
darah tanpa menghambat alirannya. Darah terdiri dari dua kelompok besar
yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk
khusus dan fungsi yang berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain
fibrinogen, juga terdapat ion-ion inorganik dan aneka komponen organik
untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang
terpisah, kadang-kadang bergabung. Contohnya penggumpalan darah dan
4

produksi antibodi. Bahan-bahan untuk menggumpalkan darah yang berasal


dari plasma adalah fibrinogen sedangkan dari sel darah putih adalah trombosit
(Fujaya, 2004: 92).
Arteri adalah suatu struktur tubular yang membawa darah meninggalkan
jantung. Arteri yang terbesar dikenal sebagai arteri yang elastis karena bagian
terbesar dari dinding arteri terdiri atas jaringan elastis. Sifat elastisitas ini
penting untuk mempertahankan tekanan darah selama diastol, suatu periode
di mana ventrikel sedang relaks. Arteri yang lebih kecil mengandung
sejumlah otot halus pada dinding arterial dan bukannya jaringan elastis. Otot
halus tersebut mengontrol ukuran pembuluh dan kemudian mengontrol
jumlah darah yang dapat mengalir selama suatu periode waktu tertentu.
Arteriol, arteri yang paling kecil, adalah struktur yang kemudian membentuk
kapiler. Otot halus sirkuler yang berat, yang mengelilingi ujung arteriol
mempunyai arti penting sebab otot tersebut mengontrol berapa banyak darah
yang dapat diterima oleh tiap kapiler. Tensi pada otot di sekeliling arteri juga
membantu mempertahankan tekanan darah di seluruh sistem arteriol ini.
Dalam hal-hal khusus seperti 'shock', arteriol mengalami dilatasi atau
relaksasi, hingga sebagian volume darah dapat 'terlepas' dari anyaman kapiler,
terutama ke dalam visera (Frandson,1992: 443).
Menurut Wiarto (2014: 21; 22), secara umum darah mempunyai fungsi:
1. Bertugas sebagai sistem transport untuk:
a. Mengambil oksigen dari paru-paru yang kemudian di edarkan
keseluruh tubuh
b. Mengangkat karbon dioksida yang berasal dari jaringan untuk
dikeluarkan melalui paru-paru
c. Mengambil zat-zat makanan yang berasal dari usus halus untuk
diedarkan keseluruh sel tubuh yang memerlukan
d. Mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuh dengan perantara leukosit (sel darah putih) dan antibodi
5

3. Menyebarkan panas keseluruh tubuh


4. Hormon dan enzim diantarkan dari organ ke organ dengan perantara
darah.
Metil metsulfuron memiliki beberapa keunggulan, diantaranya
diaplikasikan dengan konsentrasi yang rendah, spektrum
pengendaliannya luas, dan memiliki efek melumpuhkan yang sangat
baik. Namun karena banyak petani yang mengaplikasikan metil
metsulfuron dengan konsentrasi yang tinggi untuk peningkatan produksi
hasil pertanian. Salah satu dampak dari herbisida yaitu menyebabkan
gangguan pada sistem sirkulasi, pernapasan, reproduksi, pencernaan, dan
saraf. Sistem sirkulasi pada darah ikan merupakan salah satu faktor
terpenting yang dapat mempengaruhi metabolisme tubuh (Astria, 2013:
170).
Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah berinti
dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara satu spesies dengan lainnya.
Elsmobransi dan hagfish memiliki sel darah merah yang besar, kira-kira
19,7 mm x 13,9 mm, beberapa spesies yang lain memiliki sel darah
merah berbentuk lonjong dengan diameter 11-14 um, memiliki inti
dengan ratio volume sel dan inti adalah 3,5-4,0. Jumlah sel darah merah
pada masing-masing spesies juga berbeda, tergantung aktivitas ikan
tersebut. Pada ikan yang memiliki aktivitas tinggi, seperti ikan predator
blue marlin memiliki hamatokrit 43% dan mackerel 52,5%, sedangkan
pada ikan nototheniid pagothenia bermacchii hanya 21%. Fungsi utama
sel darah merah adalah untuk mengangkut hemoglobin yang berperan
membawa oksigen dan insang atau paru-paru ke jaringan. Pada beberapa
binatang tingkat rendah, hemoglobin beredar sebagai protein bebas dalam
plasma, tidak terbatas dalam sel darah merah. Selain mentransfor
hemoglobin, sel darah merah juga mengandung asam karbonat dalam
jumlah besar yang berfungsi mengkatalisis reaksi antara karbondioksida
dan air. Darah dapat bereaksi dengan karbondioksida dan mentransfornya
dari jaringan ke insang. Hemoglobin adalah metalloporphyrin merupakan
6

kombinasi dari haem yang merupakan porphyrin besi dan globin (Fujaya,
2004: 93; 94).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop cahaya 1 unit
b. Gunting bedah 1 buah
c. Papan bedah 1 buah
d. Pisau bedah 1 buah
e. Kaca preparat 4 buah
f. Pipet tetes 2 buah
g. Gelas kimia 1 buah
h. Jarum pentul secukupnya
i. Pinset 1 buah
j. Toples 1 buah
2. Bahan
a. Larutan Giemsa
b. Larutan Wright
c. Alkohol 95%
d. Aquades
e. Air
f. Kapas
g. Cicak (Hemidactylus platyurus)
h. Kodok (Bufo melanostictus)

D. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Seluruh hewan terlebih dahulu dibius hingga pingsan dan dibedah lalu
diambil darahnya di bagian organ jantung dan hati dengan menggunakan
pipet tetes.
7

3. Darah cicak (Hemidactylus platyurus) dan kodok (Bufo melanostictus)


diteteskan dan diletakkan di kaca preparat lalu di apus dan di warnai
dengan menggunakan metode smear.
4. Darah diteteskan pada gelas benda A yang bebas lemak dan debu (sudah
dibersihkan dengan aquades) pada posisi 0,5 cm dari tepi kanan gelas
benda A. Selanjutnya gelas benda B yang sisi pendeknya rata diambil dan
ditegakkan di sebelah kiri tetesan darah dengan kemiringan gelas benda B
sebesar 45o lalu gelas benda B ditarik dengan hati-hati kearah tetesan
darah ( ke kanan) sehingga terjadi kapilaritas dan tetesan darah merata di
ujung sisi pendek gelas benda B. Selanjutnya gelas benda B didorong
kearah kiri gelas benda A dengan kuat dan kecepatan yang konstan,
sehingga terbentuk film darah yang baik (tipis dan merata).
5. Lalu film darah dikeringkan dan dianginkan pada rak pewarnaan yang
datar dan bersih.
6. Setelah film darah kering selanjutnya tetesi dengan larutan Wright dan
diamkan lagi selama 2 menit.
7. Film darah kemudian ditetesi dengan larutan Giemsa, diamkan lagi
selama 1 menit.
8. Film darah lalu dicuci dengan air mengalir dan tunggu hingga kering.
9. Film darah dberi label dan diamati dengan mikroskop cahaya dengan
perbesaran 400 kali lalu foto hasil pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai