Anda di halaman 1dari 9

KINERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA BANJARMASIN DALAM

PENGENDALIAN PENCEMARAN SUNGAI AKIBAT LIMBAH INDUSTRI

Zainal Arifin1*, A. Nikhrawi Hamdie2, Uhaib As’ad3


1
Ilmu Administrasi Publik, 63201, Fisip, Uniska, 16120148
2
Ilmu Administrasi Publik, 63201, Fisip, Uniska, 1105026401
3
Ilmu Administrasi Publik, 63201, Fisip, Uniska, 1106036001
zainalarifinaj@gmail.com

ABSTRAK

ZAINAL ARIFIN, NPM. 16.12.0148 “Kinerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Dalam
Pengendalian Pencemaran Sungai Akibat Limbah Industri” Bimbingan Bapak A. Nikhrawi Hamdie, S.Sos.,
SH., MH sebagai Pembimbing Utama dan Bapak Dr. H.M. Uhaib As’ad, Msi sebagai Co Pembimbing.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tentang pengendalian pencemaran sungai akibat
Limbah Industri oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin dan mengetahui apa saja kendala Dinas
Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin dalam melaksanakan Pengendalian pencemaran sungai. Metode
penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriftif kualitatif data dikumpulkan
dengan wawancara tidak terstruktur secara mendalam dan Dokumentasi. Analisis data menggunakan
pengumpulan data, Reduksi Data dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja Dinas
Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin dalam pengendalian pencemaran sungai akibat limbah Industri sudah
dilaksanakan dengan secara baik tetapi kurang optimal. Karena selama ini kegiatan pengawasan dan
pengendalian dalam satu (1) tahun dilakukan selama empat (4) kali di sepuluh titik, tentunya hal ini tidak
efektif dalam mengawasai industri secara maksimal. Ditambah lagi jumlah tenaga pengawasan dan
pengendalian masih kurang.

Kata Kunci : Kinerja, Pengendalian, pencemaran sungai, dan Limbah Industri

ABSTRACT

ZAINAL ARIFIN, NPM. 16.12.0148 "Performance of the Banjarmasin City Environmental Office in
Controlling River Pollution Due to Industrial Waste" Guidance of Mr. A. Nikhrawi Hamdie, S. Sos., SH.,
MH as the Main Advisor and Mr. Dr. H.M. Uhaib As'ad, Msi as Co-Supervisor. The purpose of this research
is to find out the description of river pollution control due to Industrial Waste by the Banjarmasin City
Environment Office and to find out what are the obstacles of the Banjarmasin City Environment Department
in implementing river pollution control. The research method uses a qualitative approach to the type of
qualitative descriptive research data collected by in-depth unstructured interviews and documentation. Data
analysis uses data collection, data reduction and data presentation. The results showed that the performance
of the Banjarmasin City Environment Agency in controlling river pollution due to industrial waste has been
carried out well but is less than optimal. Because so far the supervision and control activities in one (1) year
are carried out for four (4) times at ten points, of course this is not effective in controlling the industry to the
fullest. Plus the number of supervisory and controlling staff is still lacking.

Keywords : Performance, Control, river pollution, and Industrial Waste


Pendahuluan
Air adalah sumber kehidupan bagi manusia diamati melalui: a) adanya perubahan suhu air; b)
maupun hewan yang tidak bisa di pisahkan dari adanya perubahan pH atau kon-sentrasi ion
aktifitas mahkluk hidup di muka bumi. Dari sejak Hidrogen; c) adanya perubahan warna, bau dan
jaman dimulainya peradaban manusia sampai rasa air; d) timbulnya endapan, koloidal, bahan
jaman sekarang. Peran air di bumi sangatlah di terlarut; e) adanya mikro organisme; dan f)
butuhkan, air memiliki pengaruh dan arti penting meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Air
dalam kehidupan sehari – hari. Air merupakan minum yang layak dikonsumsi oleh manusia
segalanya dalam kehidupan ini yang fungsinya sesuai dengan ketetapan pemerintah adalah tidak
tidak dapat di gantikan dengan zat atau benda berbau, tidak berasa, jumlah zat pada yang terlarut
lainnya. Maka dari itu menjaga ketersediaan dan maksimal 1000mg/liter, kekeruhan 5 NTU
kelastariannya air perlu dilakukan agar selalu (Nephe-lometricTurbidity Units), dan warna
tetap bersih atau tidak tercemar. Dalam Pasal 33 maksimal 15 TCU (True Color Units). Sedang air
Ayat 3 UUD 1945, yang mengatakan bahwa bersih untuk mandi dan mencuci harus memenuhi
“Bumi dan air dan kekayaan alam yang kriteria sebagai berikut: tidak berbau, tidak
terkandung di dalamnya di kuasai oleh negara dan berasa, jumlah zat pada terlarut maksimal 1500
di pergunakan untuk sebesar – besar kemakmuran mg/liter, kekeruhan 25 NTU dan warna maksimal
rakyat”.(UUD RI, 1945) 50 TCU. Pencemaran dapat menurunkan kualitas
Berdasarkan amanat Pasal 33 Ayat 3 UUD RI air sehingga tidak memenuhi standar air sehat.
Tahun 1945 di atas dapat kita ambil kesimpulan Namun dampak langsung dari pencemaran tidak
bahwa air merupakan salah satu aset negara yang dapat segera dirasakan oleh pengguna air.(Martika
teramat penting untuk kehidupan dan masyarakat. Dini Syaputri, 2017)
Dalam peraturan pemerintah RI Nomor 82 tahun Dalam Pasal 16 ayat 1 dan 2 Peraturan Daerah
2001 tentang pengelolaan kualitas air dan Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2 Tahun
pengendalian pencemaran air, menimbang: (a) 2006 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
bahwa air merupakan karunia tuhan yang maha Pengendalian Pencemaran Air, yang berbunyi “(1)
esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan Perlindungan kualitas air dilakukan sebagai upaya
kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia segala mejaga kualitas air dan sumber air terhadap
bidang. (b) bahwa air merupakan komponen kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan manusia
lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan dan alam. (2) perlindungan kualitas air
hidup dan kehidupan manusia dan makluk hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di
lainnya; (c) bahwa untuk melastarikan fungsi air laksanakan oleh intansi yang berwenang”. pada
perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan ayat 1 yang di maksud sumber air dalam pasal 1
pengendalian pencemaran air secara bijaksana ayat 9 sumber air adalah wadah air yang terdapat
dengan memperhatikan kepentingan generasi di atas dan dibawah permukaan tanah, termasuk
sekarang dan mendatang keseimbangan dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai,
ekologis.(PERATURAN PEMERINTAH RI, rawa, danau, situ, waduk, dan
2001) muara.(PERATURAN DAERAH PROVINSI
Berdasarkan bunyi PP RI No 82 tahun 2001 KALIMANTAN SELATAN, 2006)
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian Sungai adalah aliran air yang besar dan
pencemaran air di atas dapat kita tanggapi bahwa memanjang yang mengalir secara terus – menerus
air merupakan komponen karunia tuhan yang dari Hulu (sumber) menuju hilir (muara).
maha esa yang memiliki manfaat yang sagat (Irwandy Muzaidi, Elia Anggarini, 2018) Sungai
banyak untuk kelangsungan hidup dan kehidupan merupakan salah satu sumber daya alam yang
manusia dan makluk hidup lainnya, oleh karena dijadikan masyarakat sebagai suatu kebutuhan
itu tentunya keberadaannya perlu di pelihara, dalam kehidupan sehari – hari atau memenuhi
pengelolaan dan pengendalian supaya kualitas air kebutuhan sosial, sungai menjadi bagiaan yang
nya tetap terjaga untuk saat ini dan masa yang terpisahkan dalam sebuah kehidupan. Dari jaman
akan datang rusaknya air bisa merugikan dulu sampai saat ini sungai sangat lah berperan
kehidupan sosial. Dalam pasal 1 ayat 4 Peraturan dalam kehidupan, karena sungai memiliki potensi
Pemerintah RI Nomor 82 tahun 2001 yang yang sangat banyak untuk di manfaatkan. sungai
berbunyi “pengendalian pencemaran adalah upaya bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar
pencegahan dan penanggulangan pencemaran air manusia. Tetapi sungai bisa di jadikan tempat
serta pemulihan kualitas air untuk menjamin transportasi air, tempat wisata, maupun jadi
kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air”. sumber ekonomi bagi masyarakat. Melihat
Indikator atau tanda bahwa air telah tercemar banyaknya potensi yang dapat kita maanfaat kan,
adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat sudah seharu nya kita sebagai mahluk hidup yang
memiliki akal untuk menjaga, mengelola, dan Tentang Pengelolaan Sungai, yang menjelaskan
dalam pengendalian kelestarian sungai supaya bahwa “kegiatan yang dapat merusak fungsi
tidak tercemar. Tetapi mahluk yang memiliki akal sungai dilarang seperti membangun bangunan di
lah yang merusak kelastariannya sendiri dan bantaran dan sempadan sungai kecuali untuk
melakukan pencemaran yaitu manusia. memberikan perlindungan terhadap sungai dan
Menurut soekidjo perilaku manusia merupakan manfaat lainnya yang sifatnya tidak merusak
penyebab paling besar terhadap kerusakan sungai”(PERATURAN DAERAH KOTA
lingkungan. Ketidak pedulian penduduk bumi BANJARMASIN, 2007)
terhadap bencana, perilaku tersebut kemungkinan Permasalahan pencemaran sungai akibat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang limbah industri, bukan hanya terjadi di Kota
mempermudah yaitu, pendidikan, pendapatan, Banjarmasin tetapi di seluruh provinsi di
pengatahuan, kesadaran, dan faktor sosial Indonesia dan permasalahan pencemaran bukan
masyarakat serta faktor pendukung yaitu, jarak hanya terjadi di Negara Indonesia tetapi seluruh
ketersediaan sarana TPS, ketersediaaan pelayanan dunia pun mengalami yang nama nya pencemaran
pengangkut sampah, biaya pelayanan sungai akibat ulah manusia sendiri. Limbah
pengangkutan sampah, dan budaya industri adalah salah satu penyumbang terbesar
masyarakat.(Tangguh Perdana Putra, Sidharta dalam pencemaran lingkungan. Maka dari itu
Adyatma, 2016) limbah industri yang di hasilkannya perlu di
Berbicara memanglah sangat mudah tetantang lakukan pengeloalaan terlebih dahulu sebelum di
menjaga kelastiarian sungai supaya tidak buang.
tercemar, tetapi di lapangan sangat lah sulit Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin
karena yang mencemari sungai manusia itu adalah salah satu perangkat daerah yang
sendiri. Terlebih lagi kebiasaan manusia yang bertanggung jawab dalam perlindungan lingkugan
sering membuang sampah semberangan, hidup agar selalu tetap terjaga kelastariannya yang
kebiasaan ini dilakukan secara terus menerus berada di kota banjarmasin baik di darat, udara,
sehingga menjadi sebuah kebudayaan yang buruk maupun di sungai. Berdasarkan pasal 2 ayat 1
yang tidak mudah di hilangkan. Peraturan Wali Kota Banjarmasin Nomor 116
Salah satu provinsi yang di juluki nama Tahun 2016 Tentang uraian tugas Dinas
sebagai kota 1000 sungai adalah provinsi Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, yang
kalimantan Selatan, Ibu Kota Banjarmasin. Pada berbunyi “dinas mempunyai tugas pokok
jaman dulu sampai sekarang masyarakat menyusun perencanaan dan melaksanakan
banjarmasin memanfaatkan sungai untuk kebijakan daerah dalam bidang penataan
melakukan berbagai aktivitas seperti transfortasi lingkungan, pengawasan dan pengendalian
air untuk berpergian karena sungainya saling pencemaran lingkungan, serta pelayan dan
terhubung dan sungai juga sebagai tempat pengolahan kebersihan”.(Peraturan Wali Kota
berjualan (berdagang) yang dikenal dengan Banjarmasin, 2016)
sebutan nama pasar terapung (berdagang Berdasarkan Peraturan Wali Kota Banjarmasin
menggunakan jukung atau perahu), perikanan, dan Nomor 116 Tahun 2016 di atas dapat kita
sungai bagi masyarakat banjar merupakan urat simpulkan bahwa dinas lingkungan hidup kota
nadi kehidupan bagi mereka. Kota Banjarmasin banjarmasin merupakan salah satu dinas yang
bukan hanya di kenal sebagai kota 1000 sungai diberika wewenang untuk menjaga kelastarian
dan wisata alamnya, tetapi Kota Banjarmasin juga alam dan menjaga lingkungan supaya tetap bersih
di kenal sebagai tempat wisata, seperti wisata dan sungai tidak tercemar. Berangkat dari kondisi
terapung, susur sungai, dan siring menara dan situasi inilah mendorong peneliti tertarik
pandang 0 Km. untuk menelitian tentang “Kinerja Dinas
Melihat potensi sungai yang sangat banyak Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Dalam
bisa di manfaatkan oleh masyarakat banjar. Sudah Pengendalian Pencemaran Sungai Akibat limbah
seharus nya kita harus melakukan pengelolaan Industri” dimana pencemaran sungai ini terus
dan pengendalian terhadap sungai supaya kualitas berlangsung sampai saat ini.
air dan kelastariannya tetap terjaga dari Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
pencemaran sampah. Terlebih lagi di pinggir - diatas maka rumusan masalah yang di teliti
pinggiran sungai banyak masyarakat banjar yang adalah:
mendirikan kegiatan usaha di pinggiran sungai a. Bagaimanakah Kinerja Dinas Lingkungan
maupun membagun rumah dan jamban (sejenis Hidup Kota Banjarmasin melakukan
WC yang di bangun di atas air). pengendalian Pencemaran Sungai akibat
Bukan kah dalam pasal 2 ayat 3 Peraturan Limbah Industri?
Daerah Kota Banjarmasin Nomor 2 Tahun 2007
b. Apa saja kendala Dinas Lingkungan Hidup keinginan masyarakat dan harapan
Kota Banjarmasin dalam melaksanakan masyarakat itu sendiri.
kegiatan pengendalian pencemaran sungai? d. Responsibilitas, menjelaskan mengenai
kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan
Alat dan Metode prinsip – prinsip administrasi yang benar
1. Alat Penelitian sesuai dengan kebijakan birokrasi. Dapat
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dipahami bahwa responsibilitas mengenai
teori kinerja menurut Agus Dwiyanto dalam apakah kegiatan yang di jalan sesuai
(Sudarmanto, 2014:16) indikator yang untuk dengan prinsip – prinsip administrasi.
mengukur kinerja birokrasi publik sebagai e. Akuntabilitas adalah merupakan seberapa
berikut; besar kebijakan dan kegiatan birokrasi
a. Produktivitas adalah diukur dari tingkat publik tunduk pada para pejabat politik
efisiensi dan efektefitas. Produktivitas yang dipilih oleh rakyat. Akuntabilitas
digunakan sebagai rasio antara input dan publik digunakan untuk melihat seberapa
output. Konsep Produktivitas dirasa terlalu besar kebijakan dan kegiatan birokrasi
sempit dan kemudia General Accounting publik konsisten dan sesuai dengan
Office mencoba mengembangkan suatu kehendak publik. Dalam hal ini dapat
ukuran produktivitas yang lebih luas dipahami bahwa akuntabilitas mengenai
dengan memasukan seberapa besar seberapa besar program yang dibuat oleh
pelayanan publik itu memiliki hasil yang birokrasi publik tunduk terhadap pejabat
diharapkan sebagai salah satu indikator politik yang dipilih oleh rakyat. Dalam hal
kinerja yang penting. Dapat dipahami ini kita mengetahui bahwa pejabat politik
bahwa produktivitas adalah mengukur dari merupakan pilihan dari rakyat. Jadi
tingkat efisiensi dan efektifitas kegiatan keinginan pejabat politik adalah keinginan
yang sudah dijalankan. Sehingga dalam hal masyarakat itu sendiri.
ini seberapa besar kegiatan yang 2. Metode penelitian
dilaksanakan itu memliki hasil yang di Penelitian ini menggunakan pendekatan
harapkan. kualitatif. Pendekatan metode penelitian
b. Kualitas layanan, merupakan isu menganai kualitatif adalah metode penelitian yang
kualtias layanan cenderung semakin berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau
menjadi penting dalam menjalankan interpretif, digunakan untuk meneliti pada
kinerja organisasi pelayanan publik. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
Banyak pandangan negatif yang terbentuk adalah sebagai instrumen kunci, teknik
mengenai organisasi publik muncul karena pengumpulan data di lakukan secara
ketidak puasan masyarakat terhadap trianggulasi (gabungan observasi, wawancara,
kualitas layanan yang diterima dari dan dokumentasi) data yang di peroleh
organisasi publik. Dengan demikian dapat cenderung data kualitatif, analisis data bersifat
di pahami bahwa kualtias layanan induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
mengenai kepuasan masyarakat terhadap kualitatif bersifat untuk memahami makna,
layanan yang diberikan sehingga kepuasan memahami keunikan, mengkonstruksi
masyarakat menjadi tolak ukur atau fenomena, dan menemukan
prameter untuk menilai kinerja organisasi. hipotesis.(Sugiyono, 2015:9) Metode kualitatif
c. Responsivitas, adalah kemampuan lebih bersifat confirmatory (untuk
organisasi untuk mengenali kebutuhan mengkofirmasi atau menguji teori), kualitatif
masyarakat, menyusun agenda dan digunakan untuk menemukan hipotesis. Jenis
prioritas pelayanan, mengembangkan penelitian ini mengunakan metode penelitian
program pelayanan publik sesuai dengan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
kebutuhan aspirasi masyarakat. secara kualitatif adalah prosedur penelitian yang
langsung bahwa reponsivitas menghasilkan data deskriptif beruapa kata –
menggambarkan kemampuan birokrasi kata tertulis atau lisan dari orang – orang atau
publik dalam menjalan kan misi dan pelaku yang dapat di amati.
tujuannya, terutama dalam rangka untuk Jenis penelitian ini mengunakan metode
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
hal ini dapat di pahami bahwa deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian
responsivitas mengukur seberapa besar yang menghasilkan data deskriptif beruapa
respon atau tanggapan birokrasi terahadap kata – kata tertulis atau lisan dari orang –
orang atau pelaku yang dapat di amati.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini 9. Sungai Pekapuran
menggunakan teknik dalam buku (Sugiyono, 10. Sungai Kelayan
2015:224) yaitu; Selain itu Dinas Lingkungan Hidup
a. Obserpasi melakukan kegiatan sosialisasi terhadap
b. Wawancara masyarakat umum maupun pelaku usaha
c. Dokumentasi melalui penyuluhan untuk tidak membuang
sampah secara langsung sebelum di olah dan
d. Triangulasi melakukan pembinaan terhadap pelaku
Analisis data yang digunakan dalam dalam industri. Sosialisasi yang diberikan Dinas
penelitian ini adalah teknik model interaktif lingkungan Hidup kepada pelaku Industri
menurut model Miles dan Huberman dalam berupa bagaimana cara pengelolaan limbah
buku (Sugiyono, 2015:246), yaitu sebagai yang di hasil dari kegiatan industri tersebut
berikut; dan Dinas Lingkungan Hidup juga
a. Pengumpulan Data melakukan pembinaan bagaimana melakukan
b. Data Reduction (Reduksi Data) pengelolaan limbah yang benar dan tepat
c. Data Display (Penyajian Data) agar hasil limbah yang di hasilkannya
d. Conclusion Drawing/verification mememuhi standar baku mutu yang telah
ditetapkan. Baku mutu air limbah industri
sudah di atur dalam Peraturan Mentri
HASIL DAN PEMBAHASAN Ligkungan Hidup Republik Indonesia Nomor
1. Kinerja Dinas Lingkungan Hidup kota
5 Tahun 2014. Karna yang melakukan
Banjarmasin Dalam Pengendalian
pengelolaan limbah itu adalah pihak pelaku
Pencemaran Sungai Akibat Limbah Industri
industri sendiri sedangkan Dinas Lingkungan
Hidup Kota Banjarmasin cuma melakukan
a. Produktifitas sosialisasi dan melakukan pembinaan.
Produktifitas adalah salah satu indikator Dalam melakukan pengendalian
untuk menilai suatu kinerja organisasi, dalam pencemaran akibat limbah industri Dinas
hal permasalahan ini adalah Produktivitas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, semua
Dinas lingkungan Hidup Kota Banjaramsin kegiata usaha yang ada di Banjarmasin itu
dalam pengendalian pencemaran sungai harus di lengkapi dengan dokumen
akibat limbah industri. lingkungan. Dokumen lingkungan adalah
Program Dinas Lingkungan Hidup Kota sebagai suatu dokumen perencanaan
Banjarmasin dalam pengendalian bagaiman suatu kegiatan usaha itu sudah
pencemaran sifatnya melakukan kegiatan merencanakan untuk pengelolaan dan untuk
pemantau kualitas air sungai. Dalam kegiatan pemantauan dampak yang di timbulkan oleh
pengendalian pecemaran Dinas Lingkungan kegiatan usaha itu. Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Kota Banjarmasin fokusnya ke Kota Banjarmasin dalam melakukan
Limbah Industri. Kegiatan pemantauan pengendalian pencemaran sungai akibat
kualitas air ini Dinas Lingkungan Hidup rutin limbah industri, sudah melakukan
setiap tahun. Dalam setahun mereka pencegahan dari sejak perencanaan
melakukan pemantauan empat (4) kali di pembangunan pabrik atau kegiatan usaha
sepuluh (10) titik sungai yang berada di kota hendak di didirikan. Yang di prediksi
banjarmasin untuk melihat bagaimana menghasilkan limbah baik itu limbah padat,
kualitas air di kota banjarmasin yang di cair, kebisingan, dan polusi udara.
lakukan secara bertahap. Dinas Lingkungan Hidup Kota
Dalam melakukan pemantauan kualitas Banjarmasin dalam melakukan kegiatan
air Dinas Lingkungan Hidup Kota pengendalian pencemaran juga membuat
Banjarmasin melakukan kegiatan sebuah tim dengan intansi terkait pada saat
pemantauan dibeberpa sungai yaitu; ingin turun ke lapangan. Misalnya kegiatan
1. Sungai Andai industri, Dinas Lingkungan Hidup akan
2. Sungai Pekapuran melibatkan orang – orang Disnaker (Dinas
3. Sungai Pemurus Ketenaga kerjaan) dalam hal koordinasi dan
4. Sungai Antasan Kecil kalau misalnya Dinas Lingkungan Hidup
5. Sungai Matapura Kota Banjarmasin mengunjungi Rumah Saki
6. Sungai Barito maka Dinas Lingkungan Hidup akan
7. Sungai Kuin melibatkan Dinas Kesehatan. Dalam
8. Sungai Surgi Mufti koordinasi Dinas Lingkungan Hidup Kota
Banjarmasin melakukan pembinaan terhadap langsung turun ke lapangan menangani
pengendalian pencemaran. Bila dari beberapa laporan yang di laporkan oleh masyarakat.
kegiatan usaha limbah yang di hasilkan nya Pada saat DLH menangani laporan itu, pihak
melebihi baku mutu DLH akan di beri batas waktu selama tiga (3)
yang di tetapkan, maka Dinas hari, permasalahan itu harus selesai.
Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin akan
mengkoordinasikan lagi terhadap perusahaan c. Resposivitas
atau pemilik usaha bagaimana harus kemampuan organisasi untuk mengenali
memperbaiki sistem pengelolaan air kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan
limbahnya. prioritas pelayanan, mengembangkan program
Dalam hal pengendalian pencemaran pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan
sungai akibat limbah industri berdasarkan aspirasi masyarakat. secara langsung bahwa
pemaparan diatas berdasarkan hasil data yang reponsivitas menggambarkan kemampuan
diperoleh dapat kita simpulkan bahwa birokrasi publik dalam menjalan kan misi dan
produktivitas Dinas Lingkungan Hidup Kota tujuannya, terutama dalam rangka untuk
Banjarmasin dalam pengendalian memenuhi kebutuhan masyarakat.
pencemaran bisa dikatakan belum Dalam responsvitas Dinas Lingkungan
sepenuhnya terpenuhi (masih kurang). Hidup Kota Banjarmasin dalam pengendalian
pencemaran air sungai bahwa DLH sudah
b. Kualitas Layanan meyakini program – program yang telah di
Menurut Agus Dwiyanto Kualitas susun dan sudah di jalankan sesuai dengan
layanan, merupakan isu menganai kualitas kehendak kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
layanan cenderung semakin menjadi penting Dan dalam melakukan kegiatan kusus nya di
dalam menjalankan kinerja organisasi bidang pengawasan dan pengendalian sudah
pelayanan publik. Banyak pandangan negatif sesuai dengan misi dan tujuan nya terutama
yang terbentuk mengenai organisasi publik untuk memenuhi kebutuhan atau kehendak
muncul karena ketidak puasan masyarakat dari masyarakat umum. Dinas Lingkungan
terhadap kualitas layanan yang diterima dari Hidup selalu menanggapi laporan atau
organisasi publik. Dengan demikian dapat di pengaduan dari masyarakat umum maupun
pahami bahwa kualtias layanan mengenai masyarakat pelaku industri sendiri.
kepuasan masyarakat terhadap layanan yang Dan bila suatu pelaku usaha industri
diberikan sehingga kepuasan masyarakat tidak bisa memenuhi standar baku mutu yang
menjadi tolak ukur atau prameter untuk telah di tetapkan oleh Dinas Lingkungan
menilai kinerja organisasi. Hidup Kota Banjarmasin maka pihak DLH
Dinas Lingkungan Hidup Kota akan melakukan pembinaan terhadap
Banjarmasin Melaksanakan Standar perusahaan industri tersebut bagaimana cara
Pelayanan Minimial (SPM) bidang ia harus mengelolaan limbah tersebut.
Lingkungan hidup berdasarkan urusan wajib. Seperti yang di katakan Kepala Bidang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah pengawasan “kami lakukan pembinaan, jadi
ketentua mengenai jenis dan mutu pelayanan kalau beberapa kegiatan usaha hasil
dasar yang merupakan urusan wajib daerah limbahnya melebihi baku mutu, itu lah kami
yang berhak diperoleh setiap warga secara koordinasikan lagi dia bagaimana harus
minimal. memperbaiki sistem pengelolaan air
Dari beberapa hasil wawancara limbahnya seperti apa”
masyarakat untuk menanggapi layanan Dinas Responsvitas Dinas Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin dalam Kota Banjarmasin bisa di katakan “Baik”
melakukan kegiatan pengendalian dalam melakukan pengendalian pencermaran
pencemaran sungai terutama dalam sungai akibat limbah industri”
pengendalia limbah idustri sudah cukup baik.
Di tambah dengan dari hasil wawancara d. Responsibilitas
beberapa orang yang tinggal dekat pabrik. Menurut Agus Dwiyanto Responsibilitas
Dan berdasarkan hasil wawancara yang menjelaskan mengenai kesesuaian
saya dapat di Dinas Lingkungan Hidup kalau pelaksanaan kegiatan dengan prinsip – prinsip
ada laporan dari masyarakat baik dari laporan administrasi yang benar sesuai dengan
pak wali kota Dinas Lingkungan Hidup akan kebijakan birokrasi.
selalu menanggapi, bila terjadi pencemaran Dalam responsibilitas, Dinas
pihak Dinas Lingkungan Hidup akan Lingkungan Hidup bagaimana melaksanakan
kegiatan pengendalian pencemaran sungai birokrasi publik konsisten dan sesuai dengan
akibat limbah industri apa kah kegiatan yang kehendak publik.
dilakukan sudah sesuai dengan prinsip – Dapat kita pahami bahwa akuntabilitas
prinsip administrasi yang benar sesuai dengan adalah sebegai bentuk pertanggung jawaban
kebijakan organisasi. suatu organisasi kepada siapa ia harus
Dinas Lingkungan Hidup dalam bertanggung jawab, yang dilihat dari seberapa
melaksanakan kegiatan pengendalian besar kebijakan dan birokrasi publik konsisten
pencemaran sudah sesuai dengan prinsip – dengan pejabata politik yang dipilih oleh
prinsip administrasi atau kebijakan yang di rakyat sehingga mengarah dengan kehendak
buat oleh organisasi. Sesuai dengan visi Misi publik.
dan Standar Pelayanan Minimal Dinas Dinas Lingkungan Hidup Kota
Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin. Dinas Banjarmasin bertanggung jawab kepada Wali
Lingkungan Hidup melakukan pembinaan, Kota dalam hal pengendalian pencemaran
sosialisasi, pemantauan kualitas air, dan dengan memberikan bentuk laporan hasil
tindakkan lanjutan pengaduan adanya dugaan pengawasan dan monitoring kegiiatan usaha
pencemaran. Dinas Lingkungan Hidup atau Industri sebanyak kurang lebih 90
memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan usaha yang kita pantau dan beberapa
pengendalian pencemaran karena dalam Misi kasus lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin
yaitu “mencegah, mengendalikan dan 2. Kendala yang dihadapi Dinas Lingkungan
pemulihan pencemaran air, udara dan tanah Hidup Kota Banjarmasin dalam
serta mendukung terpeliharanya kelastarian melaksanakan kegiatan pengendalian
fungsi lingkungan hidup” untuk masa kini dan pencemaran sungai
masa yang akan datang.
Dinas lingkungan hidup bila pihak a. Kurangnya Tenaga yang dimiliki DLH
pengusaha industri tidak bisa memenuhi (jumlah Pekerja)
standar baku mutu yang telah di tetapkan, Salah satu Faktor kendala Dinas
pihak DLH akan melihat apa yang salah Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin dalam
dalam pengelolaan limbah dan Dinas melakukan pengendalian atau pengawasan
Lingkungan Hidup akan membuat berita acara pencemaran adalah kurangnya tenaga yang
terlebih dahulu dan pihak industri di beri dimiliki oleh Dinas Sendiri. Sedangkan kota
waktu tempo sekian dia harus memperbaiki Banjarmasin kegiatan industri lebih dari 300-
apa yang salah. Kalau hasilnya masih tidak an yang memiliki 87 lokasi. sedangkan
sesuai dengan baku mutu lalu kita bina lagi, tenaga yang dimili Dinas Lingkungan Hidup
dan bila masih tidak sesuai dengan baku mutu dalam melakukan kegiatan di lapangan Cuma
pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota bisa sampai tujuh (7) orang, itu pun
Banjarmasin akan memberikan teguran tergantung keperluan. Kekurangan tenaga
tertulis. yang dimiliki oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Dalam hal pengendalian pencemaran Sehingga Intansi mengatasinya dengan
Dinas Lingkungan Hidup melakukan memperbanyak sosialisai, pengawasan aktif
pengendalian dari sejak awal pabrik atau dan pengawasan pasif. Pengawasan aktif
kegiatan itu hendak didirikan sampai kegiatan Dinas Lingkungan Hidup dengan turun
itu beroprasional. Dalam pembuatan perizinan lapangan dan pengawasan pasif dengan
pihak industri atau kegiatan usaha harus menalaah laporan – laporan yang masuk.
membuatan dokumen lingkungan terlebih b. Penolakan Pelaku Usaha Industri pada saat
dahulu. Dinas Lingkungan Hidup memiliki dilakukan pengawasan
beberapa tahapan dalam perencanaan Pada saat Dinas Lingkungan Hidup
melakukan pencegahan (pengendalian) ingin melakukan pengawasan terhadap
pencemaran sebagai berikut; limbah pabrik yang di hasilkannya ada
pelaku industri yang menolak kedatangan
e. Akuntabilitas pihak DLH. Seperti yang dikatakan Kepala
Menurut Agus Dwiyanto Akuntabilitas Bidang pengawasan
merupakan seberapa besar kebijakan dan
kegiatan birokrasi publik tunduk pada para
pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.
Akuntabilitas publik digunakan untuk melihat
seberapa besar kebijakan dan kegiatan
KESIMPULAN empat (4) kali di sepuluh (10) titik sungai
Pengendalian pencemaran sungai adalah yang berada di kota banjarmasin untuk
merupakan sebuah kegiatan untuk mencegah melihat bagaimana kualitas air di kota
sesuatu kondisi yang bisa menyebabkan terjadinya banjarmasin yang di lakukan secara bertahap.
penurunan kualitas air. Pengendalian pencemaran 2. Kendala yang di hapi Dinas Lingkungan
bertujuan untuk bagaimana mengendalikan suatu Hidup pada saat melaksanakan kegiatan
kodisi dari kegiatan industri untuk melakukan pengendalian pencemaran atau melakuakan
pengelolaan terhadap limbahnya sehingga tidak pengawasan terhadap industri. Dikarenakan
terjadi pencemaran. jumlah tenaga yang dimiliki oleh Dinasa
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan Lingkungan Hidup masih terasa sedikit di
dilapangan mengenai Kinerja Dinas Lingkungan bandingkan dengan banyaknya kegiatan
Hidup kota Banjarmasin dalam pengendalian industri yang berada di Kota Banjarmasin.
pencemaran sungai akibat limbah Industri sudah Kegiatan Industri di Kota Banjarmasin
dilaksanakan dengan secara baik tetapi kurang terdapat di 87 lokasi usaha dengan jumlah
optimal. Meskipun selama dalam pelaksanaan industri yang melebihi 300-an. Dan pada saat
pengendalian memiliki kendala yang di hadapi DLH ingin melakukan pengawasan terhadap
tetapi Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin limbah industri yang di hasil kan perusahaan
selalu berusaha untuk menjalankan seluruh atau suatu usaha tidak jarang Dinas
kegiatannya secara optimal. Lingkungan Hidup kedatangannya di tolak
1. Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin oleh pihak pengusaha.
Melaksanakan Standar Pelayanan Minimial
(SPM). Dalam proses pengendalian SARAN
pencemaran sungai Dinas Lingkungan Hidup Dari hasil data yang di selama melakukan
Kota Banjarmasi melakukan beberapa penelitian, maka dapat diberikan beberapa
kegiatan seperti melakukan sosialisasi, masukan sebagai rekomendasi terhadap
pembinaan, dan pengawasan. Dalam kegiatan pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran
sosialisasi yang dilakukan Dinas Lingkungan sungai akibat limbah industri, antara lain sebegai
Hidup terhadap masyarakat dengen melalui berikut;
penyuluhan – penyuluhan untuk tidak 1. Untuk pelaksanaan kegiatan pengawasan dan
mebuang sampah secara langsung sebelum di pengendalian terhadap limbah industri perlu
olah terlebih dahulu. Sedangkan Kegiatan untuk ditingkatkan. Karena selama ini
pembinaan terhadap pelaku usaha atau kegiatan pengawasan dan pengendalian dalam
Industri yang dilakukan Dinas Lingkungan satu (1) tahun dilakukan selama empat (4) kali
Hidup adalah bagaimana cara pengelolaan di sepuluh titik, tentunya hal ini tidak efektif
limbah yang benar dan tepat sehingga limbah dalam mengawasai industri secara maksimal.
yang di hasilkannya memenuhi standar baku 2. Untuk jumlah tenaga pengawasan dan
mutu yang telah di tetapkan. Dan sedangkan pengendalian pencemaran diharapkan bisa di
kegiatan pengawasan berkaitan dengan tambah lagi karna di Kota Bnjarmasin
oprasional aktivitas kegiatan industri. memiliki lebih dari 300-an perusahaan
Kegiatan pemantauan kualitas air Dinas industri di 87 lokasi.
Lingkungan Hidup rutin setiap tahun. Dalam
setahun mereka melakukan pemantauan
Daftar Pustaka

Irwandy Muzaidi, Elia Anggarini, H. M. P. (2018). STUDI KASUS PENCEMARAN AIR SUNGAI TELUK
DALAM BANJARMASIN AKIBAT LIMBAH DOMESTIK. 16(2).

Martika Dini Syaputri. (2017). Peran Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya Dalam Pengendalian
Pencemaran Air Sungai Brantas. Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum, 1(2).

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN. (2007). PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN


NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. PERATURAN DAERAH PROVINSI


KALIMANTAN SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. , (2006).

PERATURAN PEMERINTAH RI. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82


TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN
AIR. , (2001).

Peraturan Wali Kota Banjarmasin. (2016). Peraturan Wali Kota Banjarmasin Nomor 116 Tahun 2016
Tentang uraian tugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin.

Sudarmanto. (2014). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.

Tangguh Perdana Putra, Sidharta Adyatma, E. N. (2016). Analisis Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai
Martapura Dalam Aktivitas Membuang Sampah Rumah Tangga Di Kelurahan Basirih Kecamatan
Banjarmasin Barat. Jurnal Pendidikan Geografi, 3(6), 23–35.

UUD RI. UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. , (1945).

Anda mungkin juga menyukai