Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR KEPENDUDUKAN

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

DOSEN PENGAMPU : Dr. GUSPIANTO, S.KM., M.KM.

DI SUSUN OLEH :

MELLANI GUSDIAN, G1D121145

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas
“TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA” . Makalah ini dapat digunakan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, sebagai referensi tambahan dalam
belajar mengenai “TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA”. Makalah ini dibuat
sedemikian rupa agar pembaca mudah memahaminya secara lanjut.

Pada kesempatan ini, saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
DASAR KEPENDUDUKAN telah memberikan bimbingan kepada saya, beserta
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa tulisan saya ini masih kurang kesempurnaan, saran
dan kritik yang bermanfaat dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua
pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang “TINGKAT
PARTISIPASI ANGKATAN KERJA”.

Jambi, November 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover.......................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................4
A.Latar Belakang Masalah......................................................................................4
B. Rumusan Masalah  ............................................................................................4
C. Tujuan ................................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................5
A. Faktor TPAK.......................................................................................................5
B.Hubunga Kesehatan erhadap Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja...................6
C.Peningkatan Kesehatan dan Gizi........................................................................6
D.Peningkatan Program Keluarga Berencana.......................................................7
E.Peningkatan Jaminan Kesehatan dan Ketenagakerjaan....................................8

F. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja....................................................... 9

G. Peningkatan Pengarusutamaan Gender.......................................................... 9

BAB 3. PENUTUP..................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tingkat partisipasi Angkatan kerja (labor force participation rate)
adalah proporsi Angkatan kerja terhadap populasi usia kerja. Angkatan kerja
terdiri dari individu yang saat ini sedang bekerja dan mereka yang belum
bekerja namun secara aktif mencari pekerjaan. Sementara itu, definisi
populasi usia kerja mencakup individu yang berusia antara 16 dab 64 tahun.
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
“Faktorfaktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya TPAK” Untuk memberikan
kejelasan makna dan menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam
masalah ini dibatasi pada:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya TPAK.
2. Upaya-upaya kesehatan terhadap kualitas tenaga kerja.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya TPAK?
2. Bagaimana faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya TPAK?
3. Apa itu Peningkatan Kesehatan dan Gizi?
4. Apa itu Peningkatan Program Keluarga Berencana?
5. Apa itu Peningkatan Jaminan Kesehatan dan Jaminan Ketenagakerjaan?
6. Apa itu Upaya Kesehatan & Keselamatan Kerja?
7. Apa itu Peningkatan Pengarusutamaan Gender?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya TPAK
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya TPAK
3. Untuk mengetahui Peningkatan Kesehatan dan Gizi
4. Untuk mengetahui Peningkatan Program Keluarga Berencana
5. Untuk mengetahui Peningkatan Jaminan Kesehatan dan Jaminan
Ketenagakerjaan
6. Untuk mengetahui Upaya Kesehatan & Keselamatan Kerja
7. Untuk mengetahui Peningkatan Pengarusutamaan Gender

3
BAB II

Pembahasan

A. Faktor TPAK

Faktor-faktor yang mendasari tingkat partisipasi anggkatan kerja dipengaruhi


oleh beberapa faktor baik secara sosial maupun demografi serta ekonomi.
Faktor-faktor tersebut antara lain:

(1) Umur

(2) Status perkawinan

(3) Tingkat Pendidikan

(4) Daerah tempat tinggal

(5) Pendapatan

(6) Agama.

Pengaruh dari masing-masing faktor tersebut terhadap tingkat partisipasi


angkatan kerja berbeda antara penduduk satu dengan penduduk yang lain.
Kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia, penanggulangan kemiskinan dan pembangunan
ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia meletakkan kesehatan adalah salah
satu komponen utama pengukuran selain pendidikan dan pendapatan.

Kondisi umum kesehatan Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan,


perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan terdiri
dari beberapa komponen antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan
manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas
yang diperkuat dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling, telah
didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia, namun pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Dalam kondisi
keterjangkauan pelayanan yang masih belum merata dan kebutuhan perubahan
perilaku masyarakat, negara telah mengakui peran penting organisasi

4
masyarakat sipil, terutama bagi respon atas penyakit menular yang tingkat
penyebarannya masih relatif tinggi di lingkungan masyarakat, seperti TBC,
Malaria dan HIV/AIDS. Penabulu meyakini bahwa perbaikan sistem
penganggaran layanan kesehatan, perbaikan tata kelola layanan kesehatan,
disamping penguatan organisasi masyarakat sipil dalam menjangkau komunitas
populasi kunci dan mendorong efektifitas perubahan perilaku masyarakat
menjadi kunci penting upaya perbaikan kualitas kesehatan masyarakat
Indonesia jangka panjang. Program terutama bekerja untuk meningkatkan
kualitas, kapasitas dan kapabilitas organisasi masyarakat sipil yang bekerja di
isu kesehatan masyarakat, baik pada aspek manajemen kelembagaan maupun
pada kemampuan organisasi dalam memberdayakan dan memobilisasi
komunitas populasi kunci; mendorong terbangunnya sistem perencanaan dan
penganggaran terpadu pada tingkat kabupaten, dan penyempurnaan
mekanisme pelaksanaan program dukungan kesehatan out sendiri.

B. Hubungan antara upaya-upaya kesehatan terhadap peningkatan kualitas tenaga


kerja

Fokus terhadap pelanggan menjadi perhatian khusus dalam usaha yang


bergerak di bidang jasa, tidak terkecuali bidang kesehatan. Pada bidang
kesehatan, fokus perhatian pelanggan mencakup berbagai aspek pelayanan,
salah satunya adalah pelayanan gizi bagi pasien. Definisi pelayanan gizi rumah
sakit sendiri menurut Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS), Kemenkes
RI 2013 adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan
pasien, berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit,
sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi
pasien.

C. Peningkatan Kesehatan dan Gizi

Pelayanan gizi pasien di suatu rumah sakit haruslah mempertimbangkan


berbagai faktor agar proses pelayanan yang diterima oleh pasien menjadi
optimal. Perkiraan kebutuhan gizi pasien yang akurat, koordinasi antar tim
kesehatan, monitoring dan pencatatan berat serta tinggi badan, asupan

5
makanan, tingkat berat penyakit, serta status gizi awal pasien pada saat masuk
rumah sakit adalah beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam proses
pelayanan gizi kepada pasien. Pelayanan gizi yang baik juga menjadi salah satu
penunjang bagi rumah sakit dalam penilaian akreditasi yang mengacu pada JCI.

Topik peningkatan mutu yang akan dibahas di website mutu untuk empat
minggu ke depan akan menampilkan berbagai artikel terkait upaya peningkatan
mutu melalui perbaikan pelayanan gizi bagi pasien. Mengacu pada rantai efek
peningkatan mutu oleh Donald Berwick, secara berturut-turut dan
berkesinambungan akan dipaparkan materi upaya peningkatan mutu khususnya
melalui perbaikan pelayanan gizi, yang akan disampaikan mulai dari upaya di
tingkat pasien, perbaikan di proses mikro, upaya di tingkat organisasi pelayanan
kesehatan, dan upaya perbaikan lingkungan organisasi pelayanan kesehatan.

D. Peningkatan Program Keluarga Berencana

Keluarga Berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan


yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak
yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa (Bab I Pasal Ayat 10)

Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga ini penting karena fakta


dilapangan menunjukkan bahwa:

1. Banyak keluarga akseptor KB lestari yang kehidupannya kurang sejahtera

2. Banyak keluarga akseptor KB Lestari yang belum memiliki usaha

3. Banyak keluarga akseptor KB Lestari yang tidak memiliki ketrampilan dan


modal untuk usaha

4. Bila keluarga-keluarga tersebut tidak diberdayakan, akan berpengaruh


terhadap eksistensi KB, sehingga anggapa bahwa dengan ikut KB keluarga
akan lebih sejahtera hidupnya semakin lama semakin luntur.

6
Kegiatan pokok dalam program KB – KS untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga adalah melalui kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS). Tujuan umum dibentuknya UPPKS adalah
mengembangkan potensi peserta KB da calon peserta KB untuk memantapkan
diri dan keluarganya agar mampu hidup mandiri dalam rangka mempercepat
proses pelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Sedangkan secara khusus tujuannya antara lain:

1. Meningkatkan kesertaan KB di masyarakat

2. Meningkatkan pendapatan keluarga

3. Mengembangkan ketahanan dan ketahanan keluarga

4. Memantapkan pelaksanaan 8 fungsi keluarga (keagamaan, sosial budaya,


cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi,
pembinaan lingkungan.

E. Peningkatan Jaminan Kesehatan dan Jaminan Ketenagakerjaan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem


Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan
menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib
(mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Jaminan sosial tenaga kerja (workers’ social security) adalah suatu
bentuk perlindungan yang diberikan kepada pekerja dan keluarganya
terhadap berbagai resiko pasar tenaga kerja (labor market risks),
misalnya: resiko kehilangan pekerjaan, penurunan upah, kecelakaan
kerja, sakit, cacat, lanjut usia, meninggal dunia, dan lain-lain. Jaminan
sosial tenaga kerja (Jamsostek) merupakan bagian dari sistem
perlindungan sosial (social protection) yang memberikan perlindungan
tidak hanya kepada mereka yang bekerja saja, tetapi juga kepada

7
seluruh masyarakat

F.  Upaya Kesehatan & Keselamatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk


menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat
mengurangi probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian yang
mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja. Menurut UU
Pokok Kesehatan RI No. 9 Th. 1960 Bab I Pasal II ,Kesehatan Kerja adalah
suatu kondisi Kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat Kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani ,rohani
maupun social, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap
penyakit atau gangguan Kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja maupun penyakit umum.

G. Peningkatan Pengarusutamaan Gender

Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan salah satu strategi global


dalam mempromosikan kesetaraan gender di berbagai negara di dunia.
Kesetaraan gender (gender equality) adalah tujuan yang telah disepakati oleh
pemerintah dan organisasi internasional. Kesetaraan gender telah menjadi
perjanjian dan komitmen internasional bagi pemerintahan di seluruh dunia.1
Pengarusutamaan gender merupakan mandat yang telah disepakati oleh
setiap negara dari Aksi Beijing Platform 1995 sebagai pendekatan strategis
dalam mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan pada
semua tingkatan pembangunan.

H. Kebijakan pengarusutamaan gender di Indonesia dimulai dengan


dikeluarkannya instruksi presiden terkait pengarusutamaan gender pada masa
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Instruksi presiden ini menjadi
kebijakan yang berisi strategi dalam mengintegrasikan gender untuk menjadi
satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,

8
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional.
Adapun pelaksanaan pengarusutamaan gender ditujukan agar terselenggaranya
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender dalam
rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian diatas dapan disimpulkan yaitu  faktor yang


mempengaruhi tinggi-rendahnya TPAK bahwa Faktor TPAK yang mendasari
tingkat partisipasi anggkatan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik secara
sosial maupun demografi serta ekonomi. Faktor-faktor tersebut antara lain: umur,
status perkawinan, tingkat Pendidikan, daerah tempat tinggal, pendapat dan
agama.

Pengaruh dari masing-masing faktor tersebut terhadap tingkat partisipasi


angkatan kerja berbeda antara penduduk satu dengan penduduk yang lain.
Kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia, penanggulangan kemiskinan dan pembangunan ekonomi.
Indeks Pembangunan Manusia meletakkan kesehatan adalah salah satu
komponen utama pengukuran selain pendidikan dan pendapatan.Kondisi umum
kesehatan Indonesia dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa komponen
antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan manajemen
kesehatan.

B. Saran
Masyarakat dan pemerintah apabila ingin menurunkan dan menghilangkan
angkatan kerja yang masih belum dapat bekerja, harus dapat memberikan solusi
dan cara yang tepat agar permasalahan tersebut tidak dapat terjadi kembali.

10
Karena dengan berbagai pengertian, upaya, dan cara dapat memberikan
pemahaman kepada angkatan kerja yang nantinya akan dapat mempersiapkan
dirinya dan terus mengembangkan dirinya agar lebih baik dalam bekerja baik
untuk dirinya sendiri ataupun orang lain.

Divisi Mutu PKMK FK UGM. 2016. Peningkatan Gizi Pasien Untuk Mutu Kesehatan
yang Lebih Baik. http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/sample-levels/22-
editorial/1718-peningkatan-gizi-pasien-untuk-mutu-kesehatan-yang-lebih-baik

Penabulu Foundation. 2015. Kesehatan


Masyarakat.https://penabulufoundation.org/kesehatan-masyarakat/

Jaminan Kesehatan Nasional. 2012. http://jkn.kemkes.go.id/faq.php

Noor, Merry Mentari, dkk. 2016. Faktor Penyebab Partisipasi Angkatan Kerja Wanita
Pada Sektor Industri Kayu Lapis (Studi Kasus PT. SSTC) Kecamatan Banjarmasin
Barat Kota Banjarmasin.
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jpg/article/download/2830/2462#:~:text=Fakto
r%2Dfaktor%20tersebut%20antara%20lain,satu%20dengan%20penduduk%20yang
%20lain.

11

Anda mungkin juga menyukai