Anda di halaman 1dari 35

CRITICAL BOOK REPORT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN MEDIA IPS DI SD

CRITICAL BOOK
REPORT

MK.
PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR
DAN MEDIA IPS
DI SD

PRODI S1 PGSD

NAMA : SITI RAHMA ULINI

NIM : 1182111020

KELAS : PGSD C REGULER 2018

DOSEN PENGAMPU : Risma Sitohang, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun tugas critical book report ini
dengan baik, serta tepat pada waktunya. Di dalam tugas saya ini, saya membahas
mengenai buku “Pengembangan Pendidikan IPS di SD”, “Pembelajaran IPS” dan
“Pendidikan IPS”.

Tugas critical book report ini telah saya buat berdasarkan buku yang saya
baca dan saya juga mendapat bantuan dari beberapa pihak untuk menyelesaikan
critical book report ini. Banyak hambatan yang saya alami dalam menyelesaikan
tugas ini. Oleh karna itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
pada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan tugas critical
book report ini

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar di dalam


tugas saya ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih, dan semoga tugas yang saya
buat ini dapat memberikan manfaat dan pembelajaran di dalam mata kuliah
“Pengembangan Bahan Ajar dan Media IPS di SD”

Medan, Maret 2021

Hormat Saya ,

Siti Rahma Ulini

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................ii

Identitas Buku ( Buku Utama dan Buku Pembanding).................................iii

Bab 1. Pendahuluan............................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Tujuan.................................................................................................1

1.3 Manfaat...............................................................................................2

Bab II. Isi Buku...................................................................................................3

2.1 Ringkasan Isi Buku ............................................................................3

Bab III. Pembahasan.........................................................................................24

3.1 Perbedaan : Keunggulan dan Kelemahan..........................................24

3.2 Kritikan..............................................................................................28

Bab IV. Penutup................................................................................................29

4.1 Kesimpulan........................................................................................29

4.2 Saran..................................................................................................29

ii
IDENTITAS BUKU

Buku Utama

Judul : Pengembangan Pendidikan IPS SD

Penulis : Hidayati, Mujinem, Anwar Senen

Penerbit : Direktorart jenderal pendidikan tinggi departemen pendidikan


nasional

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2008

ISBN : -

Halaman : 481 halaman

Buku Pembanding I

Judul : Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

iii
Pengarang : Dr. H. Abdul Karim, M.Pd

Penerbit :-

Kota Terbit :-

Tahun Terbit :-

Buku Pembanding II

Judul : Pendidikan IPS

Edisi : Ke Dua

Pengarang : Dr. Rudy Gunawan, M.Pd

Penerbit : ALFABETA, cv

Kota Terbit : Bandung

Tahun Terbit : 2013

ISBN : 978-602-8800-89-1

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Critical Book Review (CBR) merupakan suatu hal yang penting bagi
mahasiswa karena mempermudah mahasiswa dalam memahami konsep materi
yang terdapat dalam buku pembahasan, terlebih lagi kami mahasiswa S1 PGSD
sebagai calon pendidik untuk kedepannya. Maka kali ini penulis akan mengulas
satu buku utama dan dua buku pembanding mengenai pembelajaran IPS.
Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku, mengenal dan memberi nilai serta
mengkritik sebuah karya tulis yang dianalisis. Setiap buku yang dibuat oleh
penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap
buku itu atau dengan perbandingan terhadap buku lainnya.

Pada Critical Book Review (CBR) kali ini penulis akan mengulas dan
mengkritik tiga buku, diantaranya buku utama berupa ebook yang berjudul
“Ebook Pembelajaran IPS” dan kedua buku pembanding yang berjudul “
Pembelajaran IPS” dan “Pendidikan IPS” oleh Dr. Rudy Gunawan, M.Pd.

1.2 Tujuan Penulisan

 Untuk dapat mengetahui dan mengulas isi buku pada buku yang memiliki
judul yaitu “Ebook Pembelajaran IPS”, “Pembelajaran IPS” dan
“Pendidikan IPS”

 Menambah tingkat kemampuan mahasiswa untuk membaca buku.

 Membandingkan isi materi pada ketiga buku

 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku tersebut.

1
 Agar dapat melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi
yang diberikan oleh buku tersebut.

 Untuk memenuhi tugas Critical Book Report.

1.3. Manfaat

 Manfaat mengerjakan Critical Book Report ini adalah agar mengetahui apa
saja yang terdapat pada buku tersebut.

 Memahami isi buku dan memahami bagaimana cara mengkritik dengan


baik dan benar

 Dapat mengetahui beberapa pengetahuan yang terdapat pada setiap materi


buku.

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Ringkasan Buku Utama

BAB I: KONSEP PENDIDIKAN IPS DAN KARAKTERISTIK


PENDIDIKAN IPS DI SD

A. Konsep Pendidikan IPS

IPS merupakan bidang studi baru, karena dikenal sejak diberlakukan


kurikulum 1975. Dikatakan baru karena cara pandangnya bersifat terpadu, artinya
bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata
pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
Bidang studi IPS berasal dari negara Amerika Serikat dengan nama aslinya Social
Stuies. Latar belakang dimasukkannya IPS ke dalam kurikulum sekolah karena
munculnya masalah-masalah nasional sebagai akibat peristiwa G30S/PKI, salah
satu masalah tersebut adalah rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.. Untuk itu
pemerintah melakukan pembaharuan kurikulum, pendidikan dasar menjadi 8
tahun, penggabungan bidang studi yang serumpun. Tahun 1984 pemerintah
memberlakukan kurikulum baru, di SD diajarkan IPS terpadu, SMP diajarkan IPS
terkait, dan SMA diajarkan IPS terpisah. Sejak itulah pemerintah selalu
melakukan perubahan kurikulum tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota
masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal
masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun
secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengahtengah msyarakat. Dengan

3
pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk
bertindak secara rasional dan bertanggung jawab dalam memecahkan
masalahmsalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.

B. Hakikat dan Tujuan Pendidikan IPS


1. Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial sebenarnya sudah melekat pada diri
masingmasing individu dengan kadar yang berbeda sejak lahir. Namun
secara formal baru dikenal setelah kita memasuki jenjang pendidikan
formal.
2. Kehidupan manusia itu banyak aspeknya meliputi aspek-aspek hubungan
sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik. Aspek-
aspek tersebut dipelajari dalam Ilmu-ilmu Sosial. Apabila aspek-aspek
kehidupan tersebut dipelajari secara mendalam dan akademis maka akan
melahirkan Ilmu-ilmu Sosial, seperti Ilmu Sosiologi, Ilmu Psikologi. Ilmu
Ekonomi, Ilmu Antropologi, Ilmu Sejarah, Ilmu Geografi, dan Ilmu
Politik.
3. Tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara
yang baik yang memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
baik yang berguna bagi dirinya, masyarakat, dan negara.
4. IPS merupakan integrasi dari Ilmu-ilmu Sosial. Kajian IPS adalah manusia
dan lingkungan (fisik, sosial, budaya). Materinya digali dari segala aspek
kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat.
5. Siswa SD masih dalam tahap operaional konkrit dengan ciri: perhatian
mudah beralih dan terfokus pada lingkungan terdekat, mempunyai
dorongan untuk menyelediki (inkuiri) terhadap sesuatu yang diinginkan,
suka pada benda yang bergerak, dan kaya akan imaginasi.

BAB II: KONSEP WAKTU, PERUBAHAN, DAN KEBUDAYAAN

A. Konsep Waktu dan Sejarah

4
Sejarah adalah rekonstruksi masa lampau tentang apa saja yang sudah
dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh orang. Seorang
sejarawan dapat menulis apa saja asal memenuhi syarat untuk disebut sejarah.
Dimensi waktu dalam sejarah sangat penting, karena peristiwa yang menyangkut
manusia itu terjadi dan berlangsung dalam dimensi ruang dan waktu. Konsep
waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity). Atas kesadaran
manusia, maka waktu dibagi menjadi tiga dimensi yaitu waktu yang lampau,
waktu sekarang, dan waktu yang akan datang dalam satu kontinuitas. Sejarah
bertugas untuk membuka peristiwa masa lampau manusia, memaparkan
kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan dan mengikuti
perkembangan dari masa lampau hingga masa sekarang dan dijadikan pedoman di
masa yang akan datang. Manusia sebagai makhluk sosial dalam menjalani hidup
dan penghidupannya selalu mengalami apa yang disebut perubahan. Perubahan itu
berlangsung terus menerus berlanjut dan berkesinambungan dari masa lampau
hingga sekarang dan akan terus terjadi pada masa yang akan datang. Ada dua
macam perubahan yaitu perubahan sosial dan perubahan kebudayaan, namun
demikian keduanya tidak dapat dipisahkan secara tegas karena saling terkait.
Perubahan sosial budaya dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu:

1. perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara
cepat,
2. perubahan yang menimbulkan pengaruh kecil dan perubahan yang
menimbulkan pengaruh besar, dan
3. perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki atau tidak direncanakan.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya ada


yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (internal) dan ada yang berasal dari
luar masyarakat (eksternal). Kebudayaan tidak diwariskan secara biologis, tetapi
diperoleh melalui proses belajar yang didukung oleh cipta, rasa, dan karsa.
Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat
sukar manusia membentuk kebudayaan. Dengan adanya kebudayaan maka

5
manusia dapat mempertahankan hidupnya. Kebudayaan meliputi kebudayaan
yang bersifat material maupun kebudayaan yang bersifat non material.

Kebudayaan mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal, maksudnya


unsur tersebut dimiliki oleh semua budaya manusia dari masyarakat sederhana
sampai masyarakat modern. Menurut C. Kluckhohn unsur-unsur kebudayaan itu
meliputi bahasa, sistem peralatan dan hidupdan teknologi, sistem mata
pencaharian hidup, organisasi sosial, sistem pengetahuan, sistem religi, dan
kesenian. Ketujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal itu menurut
Koentjaraningrat mempunyai

B. Konsep Produksi, Distribusi, dan Konsumsi

Produksi dalam arti luas adalah setiap tindakan yang ditujukan untuk
menciptakan dan menambah manfaat atau nilai guna barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Tindakan tersebut meliputi menciptakan barang
baru, mengubah bentuk barang, memindahkan barang dari satu tempat ke tempat
lain, mengatur waktu penggunaan barang , dan menciptakan suatu jasa. Tujuan
produksi bagi perseorangan atau perusahaan adalah mencari laba atau keuntungan,
sedangkan tujuan secara nasional adalah meningkatkan kemakmuran.

Proses produksi dapat berhasil jika dipenuhi adanya faktor-faktor produksi


yang diperlukan. Adapun faktor-faktor produksi yang dimaksud adalah sumber
daya alam (natural resources), sumber daya manusia (human resources), sumber
daya kapital (capital resources), dan keterampilan pengusaha (skill). Kegiatan
produksi dapat dikelompokkan ke dalam lima bidang yaitu bidang ekstratif,
bidang agraris, bidang industri, bidang perdagangan, dan bidang jasa. Untuk
memperluas kegiatan produksi tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu
ekstensifikasi, intensifikasi, dan diversifikasi. Distribusi adalah suatu kegiatan
yang dilakukan baik oleh orang atau lembaga untuk menyalurkan atau
memindahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Distribusi ini
diperlukan, karena letak produsen tidak selalu berada dalam wilayah yang sama
serta keberadaan konsumen tersebar di berbagai daerah.

6
Fungsi distribusi adalah untuk menyalurkan barang-barang dari produsen
ke konsumen dan untuk memperlancar pemasaran. Berdasarkan intensitasnya
saluran distribusi dapat dibagi tiga yaitu saluran intensif, selektif, dan eksklusif.
Lembaga-lembaga distribusi yang paling umum digunakan adalah grosir, agen,
dan pedagang eceran. Ketepatan waktu dalam melakukan distribusi sangat
penting, karena pendistribusian barang yang tidak tepat waktu akan merugikan
baik produsen maupun konsumen.

Alat distribusi yang diperlukan antara lain alat pengangkutan, alat


penyimpanan, dan alat promosi. Konsumsi adalah tindakan manusia untuk
menghabiskan atau mengurangi manfaat atau nilai guna suatu barang dan jasa.
Secara garis besar barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang
konsumsi yang gunanya habis dalam satu kali pemakaian dan barang konsumsi
yang gunanya akan habis secara berangsur-angsur. Suatu barang dikatakan
mempunyai nilai karena barang tersebut berguna untuk dipakai dan dapat
ditukarkan dengan barang lain dalam memenuhi kebutuhan. Nilai barang
dibedakan menjadi dua yaitu nilai pakai dan nilai tukar. Nilai pakai dibagi
menjadi dua yaitu nilai pakai obyektif dan nilai pakai subyektif. Demikian juga
nilai tukar dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar obyektif dan nilai tukar
subyektif.

BAB III KONSEP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (IPTEK)


DAN PENGRUHNYA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT

Dalam bahan ajar unit-3 ini Membahas mengenai perkembangan Iptek dan
pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat. Tentu kita sudah tidak asing lagi
dengan istilah Iptek, karena setiap hari kita berhadapan dengan hasil kemajuan
dan perkembangan Iptek tanpa mengenal batas waktu dan tempat. Dewasa ini
perubahan lingkungan rumah kita dari yang terdekat sampai jauh. Perubahan
apakah yang telah terjadi? Bentuk rumah, alat-alat rumah tangga,
kendaraan/transportasi, makanan, pakaian, sampai pada alat sarana komunikasi,
dan alat kedokteran. Semua ada hubungannya dengan perkembangan Iptek. Dalam
bahan ajar unit-3, membahas perkembangan Iptek dari sisi dampak postif dan
negative. Dampak positif dari Iptek telah memberikan banyak kemudahan dan

7
kesejahteraan manusia. Sedangkan dari sisi dampak negatifnya, diantaranya
kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat alat-alat modern yang diciptakan
untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran, pencemaran
udara, air, dan tanah. Belum lagi bergesernya nilai-nilai sosial budaya dan moral,
sepertinya tidak mampu dicegah. Materi bahan ajar unit-3 terdiri dari dua sub unit,
yaitu:

1. Konsep Iptek dan peranannya dalam kehidupan masyarakat

Ilmu Pegetahuan itu penting bagi kehidupan manusia, ilmu pengetahuan


bercirikan: mempunyai obyek kajian, mempunyai ruang lingkup kajian, disusun
secara sistematis, dan memunggunKn suatu metode. Teknologi adalah segala
daya upaya yang dapat dilaksanakan olh manusia untuk mendapatkan taraf hidup
yang lebih baik. Manusia dapat memanfaatkan teknologi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Jadi secara singkatnya teknologi itu merupakan penerapan
dari ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Teknologi sudah dikenal sejak
manusia ada, sebagai buktinya telah terjadi revolusi di dalam masyarakat yaitu
revolusi neolitik , revolusi hijau, revolusi industri, dan revolusi informasi. Semua
ini menunjukkan bahwa dalam masyarakat telah berkembang teknologi dari yang
hanya sederhana sampai yang modern. Iptek diciptakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dengan teknologi manusia dapat dipermudah pekerjaannya
dan memenuhi keinginannya. Teknologi dapat dimanfatkan untuk mengolah
sumber daya alam yang tersedia. Namun di sisi lainkita harus waspada terhadap
dampak negatifnya yang dapat membahayakan ekosistem. Untuk itu Pendidikan
berkualitas mutlak diperlukan untuk mencitakan SDM yang terampil dan cakap,
ini merupakan modal untuk menguasai teknologi modern.

2. Perkembangan Iptek dan pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat.

Eksistensi Iptek dalam suatu masyarakat merupakan kekayaan budaya penting


bagi masyarakat itu sendiri atau bagi umat manusia pada umumnya. Sehingga

8
kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pengausaan Iptek. Iptek akan berkembang,
jika ada lembaga yang memenuhi persyaratan untuk berkembangnya kehidupan
akademis, didukung oleh fasilitas yang memadai. Perkembangan Iptek perlu
disosialisasikan agar penemuan-penemuan baru dapat dikenal dan dimanfaatkan
oleh masyarakat. Selain itu masyarakat mengetahui akan dampak positif dan
negtifnya, selanjutnya dapat mengantisipasinya. Sejalan dengan perkembangan
Iptek, muncul pula permasalahan yang harus segera diatasi, misalnya masalah
kebijakan teknologi, strategi, prodiksi, dan sebagainya. Bagi Negara-negara
berkembang, alih teknologi itu penting untuk mengejar ketinggalan negara-negara
maju.

BAB IV KONSEP-KONSEP IPS (GEOGRAFI, SEJARAH, EKONOMI,


SOSIOLOGI, ANTROPOLOGI) DALAM KONTEKS LOKAL,
NASIONAL, DAN GLOBAL

Dalam bahan ajar unit-1 telah membahas tentang pengertian IPS, hakikat IPS,
tujuan mempelajari IPS, dan rasional mempelajari IPS. Dalam bahan ajar unit-4 ini
akan dibahas tentang konsep-konsep IPS (geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, dan
antropologi) dalam konteks lokal, nasional, maupun global. Tentu saja konsep-
konsep IPS tersebut sangat terkait dengan kehidupan individu dalam masyarakat.
Selanjutnya konsep-konsep tersebut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat.

1. Konsep-Konsep IPS (Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi)


dalam Konteks Lokal, Nasional, dan Global

Pada dasarnya manusia hidup adalah saling membutuhkan, saling


tergantung dengan manusia lainnya dan saling tolong menolong. Hubungan antara
manusia satu dengan manusia lainnya dapat juga dikatakan sebagai hubungan
sosial. Ketergantungan seseorang dengan orang lain, manusia satu dengan
manusia lain tidak hanya terbatas pada hubungan dalam satu keluarga saja, tetapi
menyangkut manusia lain pada masyarakat yang lebih luas.

Pada dasarnya kepedulian sosial masyarakat semakin menurun. Sebagai


contohnya sifat gotong royong dari waktu ke waktu mengalami pergeseran dalam

9
hal arti dan maknanya. Oleh karena itu tugas seorang pendidik untuk
menumbuhkan kembali sikap kepedulian dan kepekaan sosial tersebut. IPS
merupakan integrasi dari ilmu-ilmu sosial, misalnya geografi, sejarah, ekonomi,
sosiologi, dan antropologi. Masing-masing konsep mempunyai kajian yang
berbeda-beda. Konsep geografi, merupakan konsep keruangan, sejarah
berhubungan dengan konsep waktu. ilmu ekonomi terkait dengan konsep
kebutuhan hari ini dan hari esok, sosiologi terkait dengan konsep masyarakat
dengan interaksi sosialnya, sedangkan antropologi terkait dengan manusia dan
hasil kebudayaannya.

2. Penanaman Nilai dan Sikap dalam Pembelajaran IPS SD

Pola pengajaran IPS dewasa ini masih bersifat mono-aspek, yaitu hanya
mementingkan segi kognitif saja. Dalam pengajaran IPS guru menghadapi
kebingunan dan ketidakpastian dalam nilai. Padahal nilai mempunyai peranan
yang penting dalam pengajaran IPS. Kemajuan pengetahuan dan teknologi
membawa dampak perubahan-perubahan terhadap nilai, hingga menimbulkan
konflik-konflik nilai. Untuk mengatasi masalah kekaburan dan konflik nilai,
kiranya nilai tersebut perlu diperjelas dengan melalui pendidikan nilai.

Nilai merupakan ukuran baik dan buruk tentang tingkah laku yang dianut
seseorang dalam kehidupan masyarakat. Sistem nilai budaya merupakan pedoman
tertinggi bagi manusia. Sistem nilai tidak hanya mempengaruhi tingkah laku dan
tindakan seseorang, tetapi dapat menjadi dasar untuk mencapai tujuan hidup.
Sikap/sikap mental melekat pada diri seseorang dan merupakan reaksi emosional
seseorang terhadap lingkungannya baik secara positif maupun negatif. Sikap
mental sangat dipengaruhi oleh nilai, pengalaman, dan pendidikan. Oleh karena
itu IPS dapat dijadikan sarana untuk membina sikap mental siswa. Dalam rangka
membentuk sikap mental siswa ada tiga model, yaitu: mengamati dan meniru,
menerima penguatan, dan menerima informasi verbal. Nilai dan sikap merupakan
dua faktor penting yang menentukan perilaku seseorang. Konsistensi hubungan
antara sikap dan perilaku ditentukan oleh dua faktor, yaitu kesempatan dan

10
motivasi. Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknya dipersiapkan
dan dirancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang
berbeda. Semakin tinggi jenjangnya semakin besar unsur pemahaman dan
pertanggungjawabannya. Namun dalam pembelajaran IPS tidak mungkin dapat
memperkenalkan seluruh nilai- nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh
karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai
yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia.

BAB 5 MASALAH-MASALAH SOSIAL

A. Konsep/Pengertian Masalah Sosial

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi (das


sollen) dengan apa yang betul-betul terjadi (das sein). Apabila masalah tersebut
terjadi berlarut-larut, maka akan menjadi masalah sosial. Masalah sosial berkaitan
dengan nilai dan norma. Masalah sosial muncul karena ada kesenjangan antara
tata kelakuan yang seharusnya berlaku dengan keadaan yang senyatanya terjadi
dan berlawanan dengan hukum. Masalah-masalah sosial ini juga didasarkan pada
teori-teori sosial yaitu, teori Fungsionalisme Struktural dan teori Konflik. Teori
Fungsionalisme Struktural menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari banyak
lembaga yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri, Pengembangan
Pendidikan IPS SD 5 - 25namun saling terkait satu sama lain dan saling
berinteraksi, sehingga kehidupan masyarakat selalu berada dalam keseimbangan.

Teori Konflik memandang masyarakat sebagai suatu arena dimana antara


kelompok yang satu dengan kelompok yang lain saling berebut untuk
mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Benturan antara kelompok satu dengan
kelompok lain itulah yang akan menimbulkan konflik, karena mereka memandang

11
masyarakat bukan sebagai suatu sistem dimana di dalamnya terdapat suatu
keseimbangan, saling ketergantungan, dan saling bekerja sama.

Masalah-masalah sosial ini biasanya dialami oleh individu, kelompok,


masyarakat, maupun negara. Oleh karena itu masalah sosial ini terjadi dalam
lingkup lokal, nasional, dan internasional. Contoh masalah-masalah sosial dalam
lingkup lokal, kemiskinan, kejahatan atau kriminalitas, masalah keluarga,
pengangguran pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat. Masalah sosial
dalam lingkup nasional, kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan,
masalah lingkungan konflik sosial. Masalah sosial dalam lingkup internasional,
masalah lingkungan, terorisme. Pada hakekatnya masalah-masalah sosial dalam
lingkup lokal, nasional, dan internasional itu tidak dapat dipisahkan. Masalah-
masalah tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Jadi masalah
dalam lingkup lokal dapat menjadi masalah nasional, masalah dalam lingkup
nasional dapat menjadi masalah inernasional.

B. Pendekatan Pemecahan Masalah Sosial


Sejak manusia dilahirkan telah menghadapi masalah, dan masalah itu
merupakan warisan secara turun temurun. Namun sebagai manusia yang berakal
budi dan selalu dinamis senantiasa harus menghadapi masalah tersebut sebagai
sesuatu kewajaran, bahkan sebagai suatu tantangan yang harus diselesaikan.
Dengan menyelesaikan masalah berarti ada harapan untuk hidup lebih baik dari
sebelumnya.

Untuk memecahkan masalah, seseorang harus mengetahui bahasa


masyarakat setempat, hal ini untuk memudahkan komunikasi dan menghindari
terjadinya kesalahpahaman. Selain itu juga harus memahami aspek-aspek : sosial-
budaya, sosial-ekonomi, sosial-psikologi, dan seterusnya. Karena tanpa
memahami itu semua tujuan pemecahan masalah tidak akan tercapai, bahkan
dapat menimbulkan masalah baru. Dalam memecahkan masalah sosial perlu
dirumuskan hipotesis, karena hipotesis merupakan dasar /landasan bagi peneliti,
sehingga alternatif pemecahan masalah dapat dirumuskan secara tepat dan benar.

12
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalahmasalah
sosial, antara lain

1. pendekatan ekologi,
2. pendekatan sistem, dan
3. pendekatan interdisipliner.
Pendekatan-pendekatan tersebut merupakan terapi/diagnose yang dapat
mengungkapkan sebab-sebab utama, sebab-sebab tambahan, dan sebabsebab
pengiring dari suatu masalah sosial.

BAB 6 PENDEKATAN INQUIRY, PROBLEM SOLVING, DAN SAINS


TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT (STM)

A. Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran IPS


Inkuiri-dicavery-problem solving, adalah istilah-istilah yang sesungguhnya
mengandung arti yang sejiwa, yaitu istilah yang menunjukkan kegiatan atau cara
belajar yang bersifat mencari secara logis, kritis, analitis menuju suatu
kesimpulan yang meyakinkan.

Hal yang terpenting dalam inkuiri adalah siswa mencari sesuatu sampai
tingkatan “yakin” (belief-percaya). Tingkatan ini dicapai melalui dukungan fakta,
analisis, interpretasi, dan pembuktiannya. Bahkan lebih dari itu dalam inkuiri akan
dicarai tingkat pencarian alternatif pemecacahan masalah tersebut.

Peran guru dalam inkuiri sebagai pembimbing, fasilitator, simulator, dan


motivator. Misalnya guru mempersiapkan tugas, seting kelas, memberikan
informasi jika diperlukan, dan membantu siswa untuk menyusun suatu
kesimpulan, guru juga harus memiliki kemampuan merencanakan, melaksanakan,
dan menjadi penguji kebenaran.

13
Peran siswa sebagai pengambil inisiatif, bebas melakukan eksplorasi dan
menentukan cara menemukan jawabannya sendiri.

Inkuiri sangat bermanfaat bagi siswa, yaitu dapat mengembangkan


keterampilannya dalam memecahkan masalah, meningkatkan potensi
intelektualnya, menimbulkan rasa ingin tahu dan selalu ingin melacak sesuatu
sampai menemukannya

Sumber belajar merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran.


Namun apabila guru tidak mampu dan mau memanfaatkannya akan menjadi sia-
sia. Untuk itu guru harus menyadari pentingnya sumber belajar dengan cara
mencari sumbersumber, kemudian dapat memanfaatkannya dan terampil
mengoperasikannya.

B. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)


Munculnya masalah karena adanya perbedaan antara keadaan yang nyata
dengan keadaan yang dikehendaki. Masalah harus segera diatasi/dipecahkan.
Bagaimana cara mengatasi/memecahkan. Secara umum ada tiga cara pemecahan
masalah, yaitu secara otoritatif, ilmiah, dan metafisik. Masalah juga dapat
dipecahkan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu:

 menciptakan lingkungan yang merangsang sehingga siswa memperoleh


motivasi yang kuat untuk menjawab permasalahan dan kemudian
menemukan jawabannya.; dan
 menghadapkan siswa kepada masalah-masalah untuk kemudian mencari
pemecahannya.
Pemecahan masalah menekankan padaterpecahkannya suatu masalah
secara rasional, logis, dan benar. Metode ini juga menekankan pada pemikiran
cara induktif.

Apabila guru mampu dan mau menerapkan metode pemecahan masalah


secara benar, akan bermanfaat bagi siswa, karena pengalaman yang didapat siswa
dapat menjadi bekal dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun ditempat

14
kerjanya nanti. Namun demikian metode ini selain mempunyai kelebihan juga
mempunyai kelemahan.

Metode pemecahan masalah dapat diterapkan dengan hasil optimal apabila


guru meimiliki kemampuan dan kemauan merencanakan dan melaksanakan sesuai
langkah-langkah yang benar. Begitu pula siswa harus menguasai materi dan
langkah-langkah tersebut.

BAB 7 MEDIA DAN METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD

1. Pengertian Media

Secara harafiah kata “media” berasal dari bahasa Latin, yang merupakan
bentuk jamak dari “medium” yang berarti perantara atau alat (sarana) untuk
mencapai sesuatu. Assosistion for Education and Communication Technology
(AECT) mendifinisikan media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk
suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Assiciation (NEA)
mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulaksikan, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan
baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi efektifitas
program instruksional.

Lebih jelas lagi Koyo K dan Zulkarimen Nst. (1983) mendefinisikan


media sebagai berikut: “Media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat
mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya”. Dari tiga definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa, sehingga
dapat terjadi proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara efektif
memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan
mereka sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

A. Fungsi Media

15
Penggunaan media dalam proses pembelajaran, menurut Basyaruddin
Usman dan H. Asnawir (2002; 13-15) mempunyai nilai-nilai praktis sebagai
berikut:

1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki


siswa.
2. Media dapat mengatasi ruang kelas.
3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk
belajar
8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang
konkrit sampai kepada sesuatu yang abstrak.

B. Macam-macam Media dalam Pengajaran IPS

Menurut Oemar Hamalik (1985:63) ada 4 klasifkasi media pengajaran antara lain:

1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro


projection, gambar, ilustrasi, chart, grafik, poster, peta, dan globe.
2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya
transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder.
3. Alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, misalnya, film, televisi, benda-
benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan (model, bak pasir, peta
elektris, koleksi diorama).
4. Dramatisasi, bermain peran, sosiodrama, sandiwara boneka, dan
sebagainya.
A. Jenis-jenis Media dalam Pengajaran IPS
Jenis-jenis media pengajaran yang dapat di siapkan dan dikembangkan
dalam pengajaran IPS antara lain:

16
 media yang tidak diproyeksikan
 media yang diproyeksikan
 media audio
 sistem multimedia
B. Teknik Pemilihan Media dalam Pembelajaran IPS
1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran merupakan komponen utama
yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penerapan media
harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam
bentuk perilaku.
2) Aspek materi, merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
media. Sesuai tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan
berdampak pada hasil pembelajaran.
3) Kondisi siswa, dari segi subyek belajar, guru harus memperhatikan betul-
betul tentang kondisi siswa dalam memilih media. Misalnya faktor umur,
intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak
menjadi titik perhtian dan pertimbangan dalam memilih media.
4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru untuk
mendesain sendiri media yang akan dipergunakan, merupaka hal yang perlu
dipertimbangkan oleh guru. Seringkali guru menganggap bahwa suatu
media sangat tepat digunakan untuk suatu pokok bahasan/tema tertentu,
tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media yang diperlukan. Sedangkan
untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tidak
mungkin dilakukan oleh guru.
5) Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan
disampaikan kepada siswa secara tepat, dalam arti tujuan yang ditetapkan
dapat tercapai secara optimal.
6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang
dengan hasil yang akan dicapai. Media sederhana mungkin akan lebih
menguntungkan dari pada menggunakan media canggih tetapi hasil yang
dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.

17
C. Pengertian Metode Belajar
Kata metode berasal dari bahasa latin yaitu “methodo” yang berarti
“jalan”. Dengan demikian metode bersangkut paut dengan pemilihan jalan,
arah atau pola dalam berbuat sesuatu untuk mencapai sesuatu tujuan.
Sedangkan mengajar dapat diartikan sebagai suatu proses membawa anak
didik dari suatu tingkat kecakapan tertentu ke tingkat kecakapan yang
menjadi tujuan pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut Winarno Surachmad (1976:76),
menyatakan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan mengajar diartikan sebagai
penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar (T. Raka Joni. 1980:1).
Dengan demikian metode mengajar adalah metode yang dipergunakan oleh
seorang pengajar untuk membawa anak didiknya ke tujuan pengajarannya
(E. Kusmana. 1974:1). Jadi miliki anak didiknya. Jadi jelas bahwa metode
adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru dalam
menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan yang
telah dirumu
D. Kriteria Menentukan Metode Pembelajaran
Menurut Cheppy HC (tt;80) ada tiga kriteria yang dapat digunakan
untuk menentukan metode, antara lain:
1. Tujuan
Tujuan merupakan landasan utama untuk menentukan metode sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya jika guru akan mengembangkan
sikap dalam kehidupan keluarga, maka metode yang dipilih adalah
sosiodrama
2. Kebutuhan dan minat anak
Kebutuhan individu itu berbeda-beda, misalnya beberapa anak memerlukan
pengalaman tertentu, sedang yang lain memerlukan aktivitas tertentu pula.
Sebagai guru harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan anak untuk
menentukan rencana kegiatan pembelajaran. Pada kelas rendah, diperlukan
aktivitas yang bertumpu pada bahan-bahan buku bacaan, sosiodrama,

18
permainan, membaca ceritera, dan penyusunan bagan. Minat anak sebagian
juga ditentukan oleh metode yang digunakan guru. Siswa yang gemar
mengkoleksi perangko dan pakaian adat akan berbeda dengan siswa yang
gemar membaca ataupun melalui akting. Oleh karena itu dengan mengenal
perbedaan-perbedaan siswa tersebut, guru akan mudah untuk menentukan
metode yang akan digunakan.
3. Cara Penampilan
Guru Kepribadian guru dapat dilihat melaluai penampilannya waktu
mengajar. Dalam beberapa hal ia telah mengembangkan cara mengajar yang
mengesankan, di lain pihak ia memang pandai memilih metode yang tepat,
sehingga kegiatan pembelajaran menyenangkan. Guru seperti itulah yang
harus tampil di kelas untuk mengajar mata pelajaran IPS. Guru hendaknya
memiliki keterampilan memilih metode, dan memiliki keterampilan
memilih metode, dan memiliki keberanian untuk mencoba berbagai metode
sebagai variasi dalam mengajar.
E. Macam-macam Metode Pendekatan IPS
Metode/pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam
pengajaran IPS antara lain:
 Contectual Teaching and Learning (CTL)
 Cooperative Learning
 Metode Karyawisata
 Metode Role Playing
 Metode Simulasi

BAB 8 MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MANUSIA SEBAGAI


ANGGOTA MASYARAKAT

A. Manusia Sebagai Individu

Kata “individu”, dalam Bahasa Perancis berarti orang seorang. Kata ini mengacu
pada manusia atau satu orang manusia. “In-dividere” berarti mahkluk
individual yang tidak dapat dibagi-bagikan (W. AGerungan:26). Kata sifatnya
“individual” (bahasa Perancis), menunjuk pada satu orang yang sekaligus
untuk membedakan dengan masyarakat, dan juga dimaksudkan ciri-ciri khas

19
yang melekat pada satu orang tersebut. Setiap individu mempunyai ciri-ciri
khas yang telah “built-in” dalam dirinya.

Ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya


identitas yang khusus, disebut sebagai “kepribadian” (Koentjaraniningrat:
1980:116). Menurut G.W Allport (Nursid Sumaatmadja: 2006) kepribadian
adalah organisasi dinamik sistem psiko fisik yang ada pada suatu individu,
yang menentukan karakteristik tingkah laku dan berpikirnya. Sejalan dengan
pendapat di atas, menurut Theodore M. Newcomb (Surjono Sukanto,
1990:203) menyatakan bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap-sikap
yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

Menurut Koentjaraniningrat, unsur-unsur kepribadian meliputi:

1. Pengetahuan
2. Perasaan
3. Dorongan Naluri
B. Individu dan Konteksnya dalam Masyarakat

Kehadiran individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku


individu yang berusaha menempatkan dirinya di hadapan individu-individu
lainnya yang telah mempunyai pola-pola perilaku yang sesuai dengan norma-
norma dan kebudayaan di tempat ia merupakan bagiannya. Di sini individu
akan berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk
perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang ada.

Dalam proses untuk menjadi pribadi, individu dituntut mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan tersebut meliputi:

1. Lingkungan fisik Di sini individu harus menyesuaikan dirinya dengan keadaan


jasmaninya sedemikian rupa untuk berhadapan dengan individu lainnya dengan
keadaan jasmani yang sama atau berbeda. Prasarana fisik yang ada harus
mampu dimanfaatkan

2. Lingkungan psikis Individu harus dapat menyesuaikan dirinya dengan


lingkungan yang teridiri dari individu-individu yang menganut sistem nilai

20
yang berbeda, mempunyai orientasi dan persepsi lain, dan memiliki keyakinan-
keyakinan lain yang berbeda.

C. Individu dan Kelompok Sosial


Interaksi antar manusia merupakan suatu kebutuhan, dari pengalamannya manusia
belajar bahwa untuk memenuhi kebutuhannya, individu manusia yang satu
memerlukan individu manusia lainnya. Jadi kehidupan berkelompok
merupakan kebutuhan mutlak, sebab sendirian saja seorang individu tidak
mungkin hidup secara wajar. Kebutuhan untuk memudahkan hidup
menyadarkan individu untuk menyatu dengan kelompok individu-individu
lainnya.
Maka timbullah kelompok-kelompok sosial (social group) di dalam kehidupan
manusia. Kelompok-kelompok sosial tersebut merupakan himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama. Menurut Soerjono Soekanto (1990),
bahwa tidak semua himpunan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok
sosial.
D. Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto (1990:66), proses sosial adalah sebagai pengaruh
timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama. Dalam proses sosial kita
mengenal adanya interaksi sosial, yaitu bentuk-bentuk yang terjadi apabila
orang-orang ataupun kelompok dalam suatu masyarakat mengadakan
hubungan satu sama lain. Menurut Gillin dan Gillin (1954:489), interaksi
sosial merupakan hubunganhubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.
E. Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah, perubahan yang terjadi di masyarakat, dan telah
didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, ini merupakan tuntutan
kehidupan dalam mencari kestabilan (Nursid Sumaatmadja, 1980:88). Pada
umumnya terdapat beberapa faktor yang mendasari terjadinya perubahan
sosial, yaitu faktor yang bersumber dari dalam masyararakat (intern) dan
faktor-faktor dari luar masyarakat (ekstern).
Faktor-faktor intern atau yang bersumber dari masyarakat itu sendiri, antara lain:

21
1. Perubahan jumlah penduduk.
2. Penemuan Baru Penemuan baru oleh anggota masyarakat.
3. Pertentangan (conflict) Sosial.
4. Pemberontakan atau revolusi

Sedangkan faktor dari luar dapat disebabkan oleh lingkungan fisik yang ada
disekitar manusia, misalnya bencana alam gempa bumi, lumpur lapindo, tanah
longsor, menyebabkan masyarakat yang menempati daerah tersebut berpindah
ke tempat yang lebih aman. Hal tersebut akan mengakibatkan perubahan sosial,
misalnya karena harus menyesuaikan diri dengan tempat tinggal yang baru
maka mata pencahariannya berubah dari pertanian menjadi pedagang, nelayan
menjadi petani, dan sebagainya.

F. Status dan Peran Individu Masyarakat

Masyarakat dalam bahasa Inggris disebut “society” yang berarti sekelompok


manusia (minimal dua orang) yang hidup bersama, saling berhubungan dan
mempengaruhi, saling terikat satu sama lainnya sehingga menghasilkan
kebudayaan yang sama. Sejalan dengan pengertian tersebut,

Selo Sumarjan seorang sosiolog Indonesia menyatakan bahwa, masyarakat


sebagai orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. M.J.
Herkovits, mengemukakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti tata cara hidup tertentu. Menurut
Koentjaraningrat, masyarakat adalah kelompok manusia yang saling
berinteraksi, memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut, dan adanya saling
keterkaitan untuk mencapai tujuan bersama. Anderson dan Parker (Astrid
Susanto:1977), secara rinci menyatakan bahwa masyarakat adalah :

1. adanya sejumlah orang;

2. bertempat tinggal dalam suatu daerah tertentu;

3. mengadakan hubungan satu sama lain;

4. saling terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama;

22
5. merupakan satu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaan solidaritas;

6. adanya saling ketergantungan;

7. masyarakat merupakan suatu sistem yang diatur oleh norma-norma atau aturan
aturan tertentu; dan

8. menghasilkan suatu kebudayaan.

G. Status dan Peran Individu dalam Masyarakat


Menurut Paul B.Horton dan Chester L.Hunt (S. Bellen dkk:1990), status adalah
jenjang atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau dari satu kelompok
dalam hubungannya dengan kelompok lain. Sedangkan menurut Suryono
Sukanto, status diartikan sebagai posisi seseorang dalam suatu sistem sosial.
Peran sebagai suatu konsep menunjukkan apa yang dilakukan seseorang. Dengan
kata lain peran adalah suatu konsep fungsional yang menjelaskan fungsi (tugas)
seseorang dan dibuat atas dasar tugas-tugas yang nyata dilakukan seseorang.
Peran adalah tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang memegang
status tertentu (D. Hendropuspito). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa status dan peran adalah dua hal yang saling berkaitan. Status menunjuk
siapa orangnya, sedangkan peran menunjukkan apa yang dilakukan oleh orang
itu. Mengingat bahwa setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam,
maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di beberapa kelompok sesuai
dengan kepentingannya.
H. Pranata Sosial dan Hubungannya dengan Nilai dan Norma Sosial
Menurut Hendropuspito, nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai
masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan hidup
bersama. Yang dihargai masyarakat dapat berupa orang, benda, hewan, sikap,
perbuatan, perilaku, cara berpikir, dan pandangan.
Menurut Th.L. Vanhoeven (S.Bellen,dkk), dalam bahasa latin norma berasal dari
kata “normalis” yang berarti yang menurut petunjuk, kaidah, kebiasaan,
kelaziman. Dengan demikian kita dapat menggunakan padanan kata norma
dengan kaidah (patokan, standar, ukuran). Agar hubungan antar manusia di
dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana diharapkan, maka dirumuskan

23
norma-norma masyarakat. Mula-mula norma-norma terbentuk secara tidak
disengaja, namun lama kelamaan norma tersebut dibuat secara standar. Norma-
norma atau kaidah-kaidah itu biasanya berhimpun atau mengarah ke titik pusat
di sekitar fungsi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok. Karena tujuannya
adalah mengatur cara berpikir, cara bertindak untuk memenuhi
kebutuhankebutuhan pokok
Pranata sosial adalah, himpunan kaidah atau sistem norma yang bertujuan menata
atau mengatur pola kelakuan warga masyarakat tertentu yang lahir dari
hubungan-hubungan sosial yang menyangkut jaringan kedudukan dan peran
sosial yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat yang khusus untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang mendasar.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Perbedaan:Keunggulan dan Kelemahan

Aspek Buku I Buku II Buku III


a. Cover Cover pada buku Cover pada buku II Sementara pada
utama tersebut dari ini sangat bagus buku pembanding,
penampilannya dengan perpaduan Covernya menarik
tampak sederhana warna ombre pink dan tidak norak,
dengan sampul keunguan yang sebagai penghias
berwarna biru cerah disertai dengan cover dan tertera

24
dengan font putih gambar ibu-ibu nama
berukuran normal, yang sedang penerbitnya,bahan
secara keseluruhan bekerja sama, juga cover juga bagus,
cover tersebut sudah disertai gambar dan terdapat juga
cukup bagus dan globe pada cover sinopsis dibagian
tidak mencolok. buku tersebut. belakang buku
Judul yang tertera yang memudahkan
pada cover juga pembaca
menggunakan font mengetahui
yang besar gambaran isi buku
sehingga judul tersebut.
dengan mudah
dibaca.
b. Identitas Identitas buku utama Tidak terdapat Identitas di buku II
Buku tersebut sudah cukup identitas pada buku juga sudah jelas
lengkap yaitu tersebut, sehingga dan lengkap
terdapat nama sangat sulit bagi sehingga
penulis, kota terbit, reviewer untuk memudahkan
penerbit/ percetakan, mendapatkan reviewer dalam
tahun terbit. Hanya informasi mendapatkan
saja tidak terdapat mengenai identitas informasi
ISBN pada identitas pada buku tersebut. mengenai identitas
buku tersebut. yang tertera hanya buku tersebut.
nama pengarang
yang terdapat pada
cover buku.
c. Kata Sudah terdapat kata Kata pengantar Penulisan kata
Pengantar pengantar yang pada buku tersebut pengantar pada
cukup baik, yaitu sudah tercantum buku ini kurang
disertai dengan dengan penulisan bagus karena tidak
ucapan syukur dan yang bagus. adanya ucapan rasa
ucapan terima kasih. Namun tidak syukur diawal
terdapat ucapan kalimat tetapi

25
syukur dan ucapan langsung ke
terimakasih. penjelasan
mengenai buku
tersebut.
d. Daftar Isi Daftar isi pada buku Daftar isi pada Daftar isi pada
ini sudah bagus dan buku II ini sudah buku ini cukup
halaman setiap bab bagus dan rapi, bagus menurut
didaftar isi sesuai judul yang tertera saya, dan rapi
dengan halaman pada setiap bab yang mana
pada isi buku, daftar sudah dituliskan halaman-halaman
isinya juga rapi dengan font yang yang tertera pada
sehingga lebih besar daftar isi dapat
memudahkan sehingga dengan mempermudah
pembaca mencari mudah mencari mencari halaman
materi pada setiap halamannya. buku.
halaman.
e. Pendahuluan Sudah cukup bagus Tidak terdapat Tidak terdapat
dimana terdapat pendahuluan pada pendahuluan pada
pendahuluan pada buku II tersebut. buku 2 tersebut,
lembar pertama buku hanya saja diganti
tersebut. dengan prakata
pada lembar setelah
identitas buku.
f. Isi Buku Isi pembahasan pada Pembahasan pada Isi pembahasan
buku ini cukup isi buku II tersebut pada bab yang saya
lengkap dan sudah cukup jelas rangkum isinya
menjelaskan secara dan dimuat dengan sudah sangat jelas
rinci mengenai pembahasan yang dan menjelaskan
materi pada rinci, materi pada materi secara detail
pengembangan tiap babnya juga dengan banyaknya
pendidikan Ilmu tidak lari dari judul. sumber maupun
Pengetahuan Sosial Pembahasan buku pengertian dari
SD. Materi pada juga banyak beberapa ahli yang

26
setiap BAB yang memuat pendapat- di rangkum dalam
dimuat pada buku pendapat beberapa materi tersebut, dan
tersebut juga dimuat ahli. Isi buku materi yang
secara apik dan tersebut juga disampaikan pada
lengkap. dimuat dengan buku tersebut juga
Dibandingkan menggunakan menjelaskan secara
dengan buku II dan beberapa translate rinci dan mudah
buku III,yang mana bahasa inggris pada dipahami oleh
buku utama tersebut beberapa judul- pembaca.
lebih menjelaskan judul
secara spesifik. Pada pembahasannya.
bab yang saya bahas
ataupun rangkum
lebih banyak
menjelaskan
mengenai
pengembangan
pendidikan IPS dan
secara keseluruhan
isi buku tersebut
sudah bagus dan
cukup jelas dalam
membahas tentang
materi yang di bahas
mengenai
Pengembangan
pendidikan IPS,
buku tersebut
memuat berbagai
macam pembelajaran
IPS dan
pembahasannya juga

27
sangat lengkap.
g. Tata Bahasa
a.Penggunaa Buku ini sudah baik Penggunaan tanda Buku ini sudah
n tanda baca dan tepat dalam baca pada buku II menggunakan
penggunaan tanda ini sudah cukup tanda baca yang
baca pada setiap baik, dimana baik dan tepat
kalimatnya, dan juga penggunaan tanda sehingga tidak
ada kalimat-kalimat petik, tanda koma, adanya kesulitan
bercetak miring, tanda kutip, yang teramat
bercetak tebal dan maupun buka dan sangat kepada
terdapat garis bawah tutup kurungnya pembaca dalam
pada setiap kalimat sudah pas membaca buku ini.
yang penting yang digunakan. Juga terdapat
memudahkan Penggunaan kata kalimat yang
pembaca untuk bercetak miring bercetak miring
mendapatkan pada setiap kalimat dan tebal pada
informasi pada mater yang penting juga setiap judul
yang ada di dalam sudah tertera pada maupun isi dalam
buku tersebut. buku tersebut. materi yang
penting.
b.Kesederhanaa Buku ini Penggunaan bahasa
n bahasa menggunakan pada buku tersebut Sama dengan buku
bahasa yang sangat pada setiap kata I, buku ini juga
sederhana sehingga demi katanya sudah menggunakan
memudahkan dimuat sesederhana bahasa yang
pembaca dalam mungkin, sehingga sederhana dalam
mencerna setiap kata pembaca mudah setiap
demi kata pada buku untuk membaca pembahasannya
tersebut. dan memahami yaitu mudah
materi yang dimuat dipahami dan
dalam buku dimengerti oleh
tersebut. pembaca.

28
B.Kritikan Buku I

Kekurangan pada buku tersebut hanya terdapat pada cover, yang


mana cover pada Buku Utama terlihat sederhana dan kurang menarik, yaitu
hanya menggunakan cover berwarna biru dengan tulisan yang monoton
tanpa disertai gambar-gambar ataupun penggunaan warna lain.

C. Kritikan Buku II

Dari segi penampilan buku tersebut sudah bagus. Hanya saja


terdapat kekurangan yang begitu jelas pada buku tersebut, yaitu tidak
terdapatnya Identitas buku sehingga sangat sulit pagi pembaca maupun
pengulas buku untuk mencari dan menemukan informasi buku tersebut di
internet. ukuran spacing pada buku tersebut juga terlalu rapat sehingga
pembaca harus membacanya dengan jarak yang dekat yang mengakibatkan
pembaca mudah lelah dan bosan dalam membaca isi buku tersebut.

D. Kritikan Buku III

Pada buku III, dari segi penampilan buku tersebut sudah bagus.
Namun, pada buku III tersebut juga tak terdapat kata pengantar dan juga tak
terdapat pendahuluannya.

29
BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Secara keseluruhan ketiga buku tersebut sudah sangat bagus, baik dari
pengunaan bahasa, isi materi maupun dari penampilan buku. Namun pastinya
terdapat kekurangan maupun kelebihan pada setiap buku. Dengan adanya tugas
critical book report ini dapat menjadikan kita sebagai orang orang yang dapat
berpikir kritis untuk menilai buku. Pada buku tersebut dapat disimpulkan bahwa,
isi dari buku tersebut sudah cukup bagus yang mana di dalamnya sangat banyak
sekali materi yang dapat dijadikan referensi oleh pembaca.

4.2 SARAN

Harapannya dengan adanya tugas crtical book ini semoga dapat


bermanfaat untuk para pembaca nya dan menambah wawasan untuk kita. Saran
saya pada kedua buku tersebut adalah sebaiknya buku tersebut lebih banyak
memuat isi sehingga kita (pembaca) bisa ataupun dapat referensi yang lebih
banyak, dan alangkah baiknya jika dapat kita terapkan dikehidupan nyata.Dengan
adanya tugas kritikan buku ini dapat menambah wawasan baru dan pengetahuan
baru pula. Jadi, sebaiknya kita sebagai calon pendidik harus banyak-banyak
mengkritik sebuah buku agar kelak dapat menjadi guru yang professional.

30

Anda mungkin juga menyukai