Anda di halaman 1dari 20

BANK DAN LEMBAGA KEUANAN LAINNYA : PEGADAIAN

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

Disusun oleh :

1. Nursaidah (7111419054)

2. Muhammad Rifqi Ardiansyah (7111419125)

3. Durrotul Hikmah (7111419053)

4. Esa shifa maulina 7111419017

5. Ilya Alifiyani (7111419011)

6. Wiwid Fitriyani (7111419066)

7. Siti Maesaroh (7111419012)

8. M. Marwan Mahdi (7410121090)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2021
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman yang kian maju, Lembaga
keuangan juga turut mengalami perkembangan. Meski demikian, eksistensi
dari Lembaga keuangan yang sudah ada harus tetap dijaga agar tidak tergerus
oleh zaman. “Mengatasi masalah tanpa masalah” merupakan tagline yang erat
dengan pegadaian. Pegadaian mungkin sering terlihat oleh kita sebagai
masyarakat umum. Namun, jarang sekali yang mengetahui peran dan juga
bagaimana eksistensi pegadaian di masa pandemi sekarang. Berikut adalah
pertumbuhan jumlah nasabah pegadaian pada tahun 2018- 2020 :
Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Nasabah Pegadaian Tahun 2018-
2020

18,000,000 16,927,596
16,000,000
13,857,848
14,000,000
12,000,000 10,644,507
10,000,000
8,000,000
6,000,000
4,000,000
2,000,000
0
Jumlah Nasabah

2018 2019 2020

Sumber : Annual Report, 2020

Dengan bertambahnya jumlah nasabah dari tahun ke tahun (tumbuh


22,15%) , hal tersebut juga diimbangi dengan pendapatan Pegadaian yang
selalu mengalami kenaikan. Ini menandakan signal positif bahwa pegadaian
tumbuh positif dan semakin berkembang seiring dengan majunya zaman.
Namun, karena kurangnya pengetahuan sehingga banyak yang belum
mengetahui eksistensi dari Pegadaian itu sendiri.
Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Usaha Gadai Tahun 2016- 2020
(dalam juta rupiah)
25,000,000
21,964,403

20,000,000
17,674,257

15,000,000
12,748,054
10,522,796
9,708,058
10,000,000

5,000,000

0
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Annual Report, 2020

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah disajikan, berikut adalah rumusan
masalah :
1. Apa pengertian Pegadaian?
2. Bagaimana sejarah pegadaian di Indonesia?
3. Apa saja kegiatan gadai di pegadaian?
4. Bagaimana jumlah besaran pinjaman di pegadaian?
5. Bagaimana barang jaminan yang ada di pegadaian?
6. Bagaimana prosedur peminjaman di pegadaian?
7. Adakah kegiatan usaha pegadaian lainnya?
8. Bagaimana kekurangan dan kelebihan pegadaian sebagai Lembaga
keuangan?
9. Bagaimana pegadaian digital itu?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian atau definisi dari Pegadaian
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pegadaian di Indonesia
3. Untuk mengetahui apa saja kegiatan usaha gadai di pegadaian
4. Untuk mengetahui bagaimana jumlah besaran pinjaman di pegadaian
5. Untuk mengetahui bagaimana barang jaminan yang ada di pegadaian
6. Untuk mengetahui bagaimana prosedur peminjaman di pegadaian
7. Untuk mengetahui adakah kegiatan usaha pegadaian lainnya
8. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pegadaian sebagai Lembaga
keuangan
9. Untuk mengetahui bagaimana pegadaian digital
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pegadaian


Pegadaian adalah lembaga keuangan yang secara resmi mempunyai izin untuk
melaksanakan kegiatan operasionalnya berupa pembiayaan kredit kepada masyarakat
dalam bentuk penyaluran dana dengan jumlah yang relatif kecil maupun jumlah yang
besar atas dasar gadai, juga sebagai jasa titipan, jasa taksiran.Barang yang digadaikan
harus memiliki nilai ekonomis sehingga dapat di jadikan nilai taksiran oleh pihak
gadai. Gadai adalah kegiatan menjamin barang-barang berharga untuk memproleh
uang dan barang yang dijaminkan akan di tebus kembali oleh nasabahnya sesuai
perjanjian kedua belah pihak (Kasmir, 2016:231).
Barang yang dijadikan agunan dapat di tebus dan dapat di perpanjang waktu
pinjamannya jika belum mampu untuk menebusnya oleh nasabah sesuai jatuh tempo
yang telah di tentukan. Namun, barang akan dilelang pada saat nasabah tidak mampu
melunasi barang agunannya tersebut serta pihak gadai akan memberikan sisa uang
lelang jika ada kepada nasabah yang bersangkutan. Kontribusi pegadaian sebagai
lembaga keuangan bagi perekonomian indonesia khusunya dalam layanan keuangan
melalui penyaluran dana pinjaman dengan sistem gadai sangat membantu masyarakat
juga pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam memenuhi kebutuhan
dana tunai serta akses pendanaan secara cepat, mudah dan administrasi yang
sederhana. 3 Usaha pegadaian dapat dicirikan sebagai berikut, menurut Kasmir
(2016:231):
1. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan
2. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan
3. Barang yang digadaikan dapat ditebus Kembali

2.2 Sejarah Pegadaian


Sejarah pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC) mendirikan
Bank van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem
gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.
Pada tahun 1811 sampai tahun 1816 Pemerintah Inggris mengambil alih dan
membubarkan Bank Van Leening, kemudian masyarakat di beri keleluasaan
mendirikan usaha pegadaian dengan syarat mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah
setempat atau dikenal dengan liecentie stelsel. Namun, adanya liecentie stelsel
tersebut berdampak buruk karena pemegang lisensi menjalankan praktik rentenir yang
dirasakan kurang menguntungkan bagi pihak pemerintahan Inggris. Maka dari itu
metode liecentie stelsel kemudian digantikan dengan pacth stelsel yang merupakan
pendirian pegadaian kepada umum yang mampu membayar pajak yang tinggi
terhadap pemerintah daerah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia
Belanda menerapkan cultuur stelsel, dalam kajian tentang pegadaian saran yang
dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ini ditangani sendiri oleh
pemerintah sehingga dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda
mengeluarkan Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha
Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah. Pada tanggal 1 April 1901 resmi
didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat. Maka dari itu setiap
tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada tahun 1905 pegadaian berbentuk lembaga resmi yang disebut Jawatan,
masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di
jalan Kramat Raya 162, Jakarta dijadikan tempat tawanan perang dan kantor pusat
Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan
yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari sisi kebijakan maupun struktur
organisasi Jawatan Pegadaian. Pimpinan Jawatan Pegadaian merupakan orang Jepang
yang bernama Ohno-San dan wakilnya merupakan orang pribumi yang bernama M.
Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan Pegadaian
pindah ke Karanganyar, Kebumen karena perang yang memanas. Kemudian adanya
Agresi Militer Belanda II membuat kantor Jawatan Pegadaian pindah ke Magelang.
Setelah perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali ke Jakarta dan
Pegadaian dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini, Pegadaian
sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1
Januari 1961, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1969 menjadi
Perusahaan Jawatan (Perjan), dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.10 Tahun 1990 (yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah No.103 Tahun
2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum). Kemudian pada tahun 2011,
perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51 Tahun 2011. Namun, perubahan
tersebut efektif setelah anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1
April 2012.

2.3 Kegiatan Usaha Gadai


Berikut adalah beberapa kegiatan usaha gadai, diantaranya :
a. Penyaluran Uang Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai (kredit gadai/jasa gadai)
Pegadaian berfungsi memberikan kredit dengan cara gadai. Masyarakat
yang membutuhkan dana pinjaman diwajibkan menyerahkan harta bergerak
miliknya kepada kantor Cabang Perum Pegadaian untuk melakukan penjualan
atau lelang apabila nasabah tidak menebus barang yang digadaikan setelah
waktu perjanjian kredit habis. Uang hasil lelang dipergunakan untuk melunasi
pokok pinjaman serta sewa modal atau bunga, ditambah dengan biaya lelang.
Jika masih ada sisa uang dari lelang akan dikembalikan kepada nasabah yang
bersangkutan selama jangka waktu satu tahun. Apabila barang jaminan
tersebut tidak laku dijual dalam pelelangan, maka negara atau Perum
Pegadaian akan membelinya. Sifat pemberian kredit yang dilakukan pegadaian
berpijak pada hukum gadai yang didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang
diatur dalam pasal 1150 sampai dengan pasal 1160 KUHPerdata.

b. Jasa Taksiran
Merupakan produk jasa Perum Pegadaian yang mana jasa ini diberikan
kepada mereka atau nasabah yang ingin mengetahui kualitas perhiasan
miliknya (emas, perak dan berlian). Jasa ini sudah mulai diperkenalkan ke
masyarakat semenjak status hukum lembaga ini berubah yaitu semenjak
peralihan dari Perusahaan Jawatan menjadi Perusahaan Umum, dan jasa ini
sudah mulai dimanfaatkan oleh masyarakat.
c. Jasa Titipan
Perum Pegadaian juga menyediakan jasa titipan untuk keamanan dan
pemeliharaan barang atau surat berharga. Barang yang dapat dititipkan di Perum
Pegadaian adalah perhiasan, surat-surat berharga, sepeda motor dengan biaya yang
terjangkau serta keamanan barang terjamin. Jasa ini belum banyak dimanfaatkan
masyarakat karena tidak semua cabang dapat melayani jasa titipan. Pelanggan jasa
titipan ini adalah orang-orang yang ingin memperoleh rasa aman terhadap harta
miliknya dari ancaman pencurian atau perampokan. Jasa ini juga bermanfaat bagi
orang-orang yang akan pergi meninggalkan rumah dalam waktu lama seperti misalnya
pergi menunaikan ibadah haji, pergi keluar kota dan mahasiswa yang sedang berlibur.

d. Persewaan Gedung
Perum Pegadaian mempunyai aset berupa tanah-tanah yang strategis di kota-
kota besar. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset ini Perum Pegadaian
membangun gedung untuk disewakan baik dengan cara pembiayaan sendiri maupun
bekerja sama dengan pihak ketiga dengan sistem Bangun (Kelola dan Alih (build,
operate and transfer/BOT) dan Kerja Sama Operasi (KSO).

e. Unit Toko Emas “Galeri 24”


Perum Pegadaian juga memiliki Toko Emas yang menjual berbagai macam
perhiasan emas dengan model-model yang tidak kalah dengan pasaran serta harga
yang ditawarkan juga bervariasi tergantung kadar dan karatnya. Setiap perhiasan yang
dibeli akan dilampiri sertifikat jaminan. Tujuan dari pemberian sertifikat jaminan ini
untuk memberikan keyakinan pada konsumen bahwa perhiasan yang dibeli asli dan
kualitasnya terjamin.

f. Keping Emas ONH


Perhiasan emas berbentuk uang emas (koin/keping) dengan desain bernuansa
religius Islam/ibadah haji dengan pencacahan berat serial mulai 1,2,3,5, 10 dan 20
gram serta kadar standar emas 99,99% (24 karat) yang dijamin oleh WGC (World
Gold Council) dan Logam Mulia. Emas ONH tersimpan dalam kemasan persegi
panjang yang tidak mudah dirusak dengan lobang transparan tempat simpan
koin/keping dan dilengkapi hologram yang berfungsi sebagai segel pengamanan serta
hanya dapat diidentifikasi dengan lampu ultra violet yang biasanya digunakan untuk
mendeteksi uang palsu.

g. Unit Produksi Perhiasan Emas


Work Shop perhiasan merupakan Unit Produksi Perhiasan Emas di kenal
dengan sebutan UP2E merupakan salah satu diversifikasi usaha Perum Pegadaian
yang mempunyai kegiatan memproduksi emas untuk memenuhi kebutuhan Unit Toko
Emas Galeri 24 dan pesanan dari pihak luar dalam jumlah besar maupun dalam
jumlah kecil. Bulan Agustus 2000 UP2E mulai memproduksi perhiasan dengan bahan
baku dari emas pesanan dari konsumen. Produk perhiasan UP2E dikerjakan dengan
mesin produksi dan keahlian kerajinan tangan. Pendanaan Perum Pegadaian berasal
dari Modal Sendiri, Pinjaman Jangka Pendek yang berasal dari perbankan serta
Pinjaman Jangka Panjang yang berasal dari penerbitan Obligasi.

2.4 Jumlah Besaran Pinjaman di Pegadaian

Besarnya jumlah pinjaman sangat tergantung pada nilai barang yang akan
digadaikan oleh nasabah. Semakin besar nilainya, semakin besar pula pinjaman yang
dapat diperoleh oleh nasabah dan sebaliknya jika nilai barang kecil maka besar
pinjaman yang akan diperoleh oleh nasabah pun kecil. Namun, biasanya pegadaian
hanya melayani sampai jumlah tertentu. Jadi, ada penggolongan uang pinjaman yang
diberikan pegadaian kepada nasabah. Selain itu, biasanya rata-rata yang menggunakan
jasa pegadaian adalah masyarakat golongan menengah kebawah. Bagi nasabah yang
memperoleh pinjaman akan dikenakan sewa modal (bunga pinjaman) per bulan yang
besarnya juga tergantung dari golongan nasabah.

Golongan nasabah ditentukan oleh pegadaian berdasarkan jumlah pinjaman,


yaitu A, B, C, dan D. Besarnya jumlah pinjaman yang diberikan oleh Perum
Pegadaian kepada nasabah berdasarkan SK. Direksi Nomor: 020/OP.10021/2001
tentang perubahan tarif sewa modal sebagai berikut.

Jumlah Jangka Waktu Tarif Sewa Modal


Golongan Pinjaman (Rp) Pinjaman/15 (Bunga)*
hari
A 5.000 – 40.000 120 hari 1,25% 10%
B 40.500 – 150.000 120 hari 1,5% 12%
C 151.000 – 500.000 120 hari 1,75% 14%
D 510.000 > 120 hari 1,75% 14%
*: Keseluruhan bunga yang harus dibayarkan oleh nasabah sampai jatuh tempo

Sedangkan besarnya sewa modal dapat berubah sesuai dengan bunga pasar.
Dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman maka barang jaminan perlu di taksir
terlebih dahulu. Untuk menaksir nilai jaminan yang dijaminkan pihak pegadaian
memiliki petugas penaksir yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan
berpengalaman dalam melakukan penaksiran barang yang akan digadaikan. Pedoman
dasar penaksiran telah ditentukan oleh perum. Jadi, petugas penaksir tidak
sembarangan dalam menaksir barang gadai karena sudah ada pedoman dasar
penaksiran yang digunakan petugas agar penaksiran atas suatu barang sesuai dengan
nilai yang sebenarnya. Pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis
barang adalah sebagai berikut :

a. Barang Kantong
1. Emas
 Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standar taksiran logam
yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan
penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.
 Petugas penaksir melakukan pengujian karatase dan berat.
 Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.
2. Permata
 Petugas penaksir melihat harga standar taksiran pertama yang telah ditetapkan
oleh kantor pusat. Standar ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar
permata yang ada.
 Petugas penaksiran melakukan pengajuan kualitas dan berat permata.
 Petugas penaksir menentukan nilai taksiran.

b. Barang Gudang (mobil, mesin, barang elektronik, tekstil, dan lain sebagainya)
 Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dari barang. Harga
pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan
perkembangan harga yang terjadi.
 Petugas penaksir menentukan harga taksir. Nilai taksir terhadap suatu objek
barang yang akan digadaikan tidak ditentukan sebagai harga pasar, melainkan
setelah dikaitkan dengan presentase tertentu.

2.5 Barang Jaminan Pegadaian

Beberapa barang yang dapat dijadikan jaminan dalam pegadaian adalah


sebagai berikut :

1. Emas
Emas yang digadaikan bisa dalam bentuk emas batangan maupun emas perhiasan
seperti kalung, gelang, dan cincin, serta perhiasan dalam bentuk berlian.
2. Sertifikat
Dokumen berupa surat berharga juga dapat digadaikan, yakni seperti sertifikat
tanah dan sertifikat rumah. Nilai pinjaman dari penggadaian sertifikat tanah
ditentukan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan seberapa strategis posisi
tanah.
3. Kendaraan
Nasabah dapat menggadaikan kendaraan dengan menyertakan surat-surat
kendaraan seperti STNK, BPKB, dan faktur pembelian.
4. Barang elektronik.
Barang elektronik yang berharga seperti televisi, ponsel, kulkas, laptop, atau
komputer, serta kamera dapat menjadi barang jaminan gadai. Nilai gadai dari
barang elektronik tergantung kondisi barang tersebut.

2.6 AKASK
2.7 Kegiatan Usaha Pegadaian Lainnya

Kegiatan usaha pegadaian Usaha pokok pegadaian adalah usaha peminjaman


uang dengan sistem gadai. Akan tetapi, pegadaian juga memiliki usaha-usaha yang
lain.
Dalam buku Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2018) karya Kasmir, dijelaskan
beberapa usaha lain yang dilakukan oleh pegadaian, yaitu:

 Melayani jasa taksiran

Jasa taksiran adalah jasa yang diberikan pegadaian kepada masyarakat


yang ingin menaksir berapa nilai riil barang-barang berharga yang dimilikinya.
Jasa ini berguna bagi masyarakat yang ingin menjual barang-barang
berharganya atau hanya sekedar ingin mengetahui jumlah kekayaannya.

 Melayani jasa titipan barang

Jasa titipan barang adalah jasa yang diberikan pegadaian kepada


masyarakat yang ingin menitipkan barang-barang berharganya. Jasa ini
diberikan untuk memberikan rasa aman kepada pemiliknya, terutama bagi
orang-orang yang akan meninggalkan rumah dalam kurun waktu yang lama.

 Memberikan kredit

Kredit diberikan terutama bagi karyawan yang memiliki penghasilan


tetap. Pembayaran pinjaman dilakukan dengan memotong gaji peminjam
secara bulanan.

 Ikut serta dalam usaha tertentu bekerja sama dengan pihak ketiga

Misalnya dalam hal pembangunan perkantoran atau pembangunan


lainnya dengan system yang dinamakan Build, Operate, and Transfer (BOT)

2.8 Kekurangan dan Kelebihan Pegadaian

Pegadaian sebagai lembaga perkreditan milik pemerintah tentunya memiliki


beberapa keunggulan dibandingkan lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan
bukan bank lainnya. Keunggulan tersebut yaitu Proses memperoleh pinjaman uang
relatif singkat, yaitu pada hari itu juga. Hal tersebut dikarenakan prosedur dalam
lembaga pegadaian tidak berbelit-belit. Persyaratan peminjaman uang sangat
sederhana sehingga nasabah mudah untuk memenuhinya. Lembaga pegadaian tidak
mempermasalahkan uang yang dipinjam digunakan untuk apa. Hal tersebut berbeda
dengan proses peminjaman di bank, yaitu harus menjelaskan serinci mungkin
penggunaan uang yang akan dipinjam.

Adapun Kelebihan tersebut antara lain:

1. Persyaratan ringan dan mudah.


Pegadaian secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan berupa
pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana cepat, selain itu juga
membantu masyarakat dalam membangun atau mengembangkan sebuah usaha dengan
memenuhi syarat Pegadaian yang telah ditetapkan. Hal tersebut juga mendorong
Pegadaian untuk melebarkan usahanya dengan menyebar ke seluruh Indonesia, baik
di desa maupun kota, agar tujuannya dalam mensejahterakan masyarakat berhasil.
berikut beberapa syarat Pegadaian dan jenis pinjaman yang tersedia:
 Pinjaman Pegadaian Melalui Kredit Cepat & Aman (KCA)
Dengan jumlah pinjaman mulai dari Rp 50.000, dan cair dalam waktu hanya 15
menit saja, Untuk mempermudah proses pinjaman, hanya dengan menyerahkan
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Adapun persyaratan untuk bisa
mendapatkan dana melalui KCA ini adalah membawa fotokopi kartu identitas
resmi yang masih berlaku (KTP, SIM, atau paspor) dan menyerahkan agunan
atau barang jaminan berupa emas (emas perhiasan/batangan),
kendaraan, handphone, laptop, dan barang elektronik lainnya. Selain itu untuk
kendaraan bermotor sebagai jaminannya, maka wajib membawa BPKP dan
STNK yang asli. Kemudian, nasabah akan menandatangai Surat Bukti Kredit
(SBK).
 KRASIDA (Kredit Gadai Sistem Angsuran)
Untuk mengajukan pinjaman dana melalui KRASIDA ini, bisa
mendatangi outlet Pegadaian dengan membawa fotokopi KTP, kartu keluarga,
dokumen sah lainnya serta agunan berupa emas. Yang spesial dari produk
KRASIDA adalah mendapatkan pinjaman mencapai 95% dari nilai taksiran
agunan dengan jangka waktu pinjaman dengan mulai dari 6, 12, 24, hingga 36
bulan. Pelunasan pun dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon
untuk sewa modal.
2. Prosedurnya sederhana
Ada empat tahapan dalam prosedur di dalam pegadian. Yang pertama, mendatangi
lokasi kantor pegadaian dan mengisi formulir. Kedua, menyerahkan formulir dengan
KTP atau barang yang akan di gadai. Ketiga, pembuatan surat bukti kredit. Keempat,
menerima pinjaman dalam bentuk tunai.
3. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito ataupun giro.
Sebab Pegadaian merupakan tempat yang tepat, cepat dan aman untuk meminjamkan
uang tunai dengan barang - barang pribadi menjadi jaminan.
Artinya Pegadaian didirikan sebagai lembaga keuangan alternatif
bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan pinjaman uang tunai, tanpa harus
menjual barang - barang miliknya.
4. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan
Ada lima barang yang bisa di gunanakan sebagai jaminan di pegadaian :
a) Emas, Emas adalah komoditas berharga yang bersifat universal. Jenis-jenis emas
yang bisa digadaikan antara lain, yaitu koin emas, emas batangan, perhiasan emas,
atau emas dinar. Manfaat emas inilah yang membuatnya menjadi favorit di
masyarakat.
b) Barang elektronik, banyak barang elektronik berharga yang digunakan oleh
masyarakat. Contohnya, televisi, ponsel, kulkas, laptop atau komputer, dan
kamera. Semakin baik keadaan barang-barang yang akan digadaikan, semakin
besar peluang Anda untuk mendapatkan pinjaman bernilai tinggi.
c) Alat pertanian dan perikanan, Di antaranya adalah gergaji mesin, mesin pompa
air, mesin diesel kapal, dan traktor tangan. Para nelayan dan petani yang
membutuhkan modal tambahan bisa menggadaikannya.
d) Kendaraan, Kendaraan yang bisa digadaikan dilihat dari jenis, spesifikasi, dan
masa produksinya. Kunjungi gerai Pegadaian dan sertakan surat-surat kendaraan
seperti STNK, BPKB, dan faktur pembelian.
e) Sertifikat, Sertifikat-sertifikat yang bisa digadaikan, yakni sertifikat tanah dan
sertifikat rumah. Nilai pinjaman dari penggadaian sertifikat tanah ditentukan dari
PBB dan seberapa strategis posisi tanah Anda. Sertifikat rumah pun bisa berharga
tinggi jika nilai jualnya mahal. Jadi, beruntunglah apabila rumah dan tanah Anda
memiliki kondisi yang bagus.
5. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai
kemampuan.
Berikut ini merupakan sistem pembayaran produk-produk di Pegadaian:
a. Cicilan suka-suka, Cicilan suka-suka artinya nasabah bisa melunasi atau mencicil
pinjamannya sewaktu-waktu dalam jangka waktu pinjaman yang telah ditetapkan.
Besar cicilan bisa disesuaikan dengan kemampuan nasabah.
b. Cicilan tetap per bulan, Cicilan tetap perbulan artinya nasabah harus
membayarkan cicilannya sesuai dengan nominal yang telah disepakati atau telah
ditentukan di awal.
6. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun. Jadi bunga dibebankan atas dasar
sisa pinjaman dan apabila telah jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum
dapat dibayar, maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar
bunga lebih dahuluserta mapaemperoleh tenggang waktu pelunasan 2 minggu setelah
jatuh tempo tanpa dibebani bunga masa tunggu lelang.

Adapun kelemahan Pegadaian yaitu:

1. Sewa modal Pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan.
jangka waktu yang diberikan oleh pegadaian juga jauh lebih sebentar dibandingkan
dengan bank. ,Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan atau 120 hari dan dapat
diperpanjang dengan cara membayar sewa modal saja atau mengangsur sebagian uang
pinjaman.
2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai serta Barang
bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke Pegadaian, sehingga barang tersebut
tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan.
3. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas. Syarat kredit gadai yang
diberikan sesuai dengan barang jaminan yang akan di gadaikan di pegadaian dengan
ketentuan tertentu sesuai prosedur.

4. Nasabah hanya dapat memproses pengajuan antar barang jaminan dengan status kredit
lunas dan barang jaminan belum diambil oleh nasabah.

2.9 Eksistensi Pegadaian di Masa Sekarang

Kondisi ekonomi sekarang yang lesu seperti saat ini, kinerja PT Pegadaian
(Persero) tetap tumbuh dengan baik. Dapat dilihat dari segi laba, omset pinjaman,
hingga umlah nasabah yang terus tumbuh di tengah pandemic virus corona COVID
19. Terlihat pada bulan April 2020 laba perusahaan tercatat sebesar Rp1,13 triliun dan
terus tumbuh pada Mei 2020 sebesar 1,32 triliun. Pada omset penjualan di bulan April
2020, perseroan mencatat sebesar Rp53,90 triliun dan terus menunjukkan peningkatan
hingga Mei 2020 sebesar Rp65,61 triliun. Sedangkan di tengah pandemi seperti
sekarang ini, nasabah Pegadaian terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Terlihat pada bulan April 2020, perseroan mencatat pertumbuhan nasabah sebanyak
14,73 juta jiwa dan pada bulan Mei 2020 sebanyak 14,90 juta jiwa.

Pegadaian memiliki pondasi yang kuat dalam menjaga sustainbilitas kinerja


perusahaan. Untuk menjaga pondasi kinerja bisnis pegadaian, perusahaan terus
meningkatkan system digital. Saat ini Pegadaian terus melakukan sosialisasi untuk
mendorong nasabah dalam mengoptimalkan Pegadaian Digital, sehingga bisa
bertransaksi di rumah. Untuk mencapai target bisnis Pegadaian di tengah kondisi
pandemic ini, perseroan terus menyusun strategi dengan menetapkan berbagai
regulasi keringanan-keringanan kepada nasabah Pegadaian, diantaranya yaitu
penurunan tarif bunga dari 1,2% menjadi 1% (per 15 hari) untuk roll over kredit
gadai, guna membantu nasabah dan menjaga engagement, melakukan relaksasi
dengan perpanjangan masa bebas bunga (grace period) selama 30 hari, Gadai Peduli
(Bebas Bunga) dimana nasabah dibebaskan bunga untuk pinjaman sampai dengan
Rp1 juta selama 3 bulan dan sekaligus program akusisi nasabah.

Saat ini, Pegadaian terus mengembangkan model bisnis dan konsep layanan
yang meminimalisir kontak antara karyawan dengan nasabah melalui pemanfaatan
teknologi. Pemanfaatan tersebut seperti Produk Gold Card yaitu konsep kartu kredit
berbasis jaminan tabungan emas atau titipan emas. Kemudian, Transaksi Gadai Via
Drop Box yaitu konsep layanan gadai contacties antara nasabah dan karyawan melalui
sarana dropbox. Pemanfaatan teknologi yang dilakukan oleh Pegadaian juga
menggunakan Digital Lending yaitu penyaluran kredit modal produktif (B2B) dengan
sistem fidusia dan jaminan invoice melalui platform internal dan High Touch to High
Tech.

Pada 24 Februari 2021. Pegadaian secara resmi berkolaborasi dengan LinkAja


dalam menghadirkan fitur layanan Pegadaian di aplikasi LinkAja. Sinergi ini
merupakan bentuk komitmen Pegadaian dan LinkAja dalam menyediakan kemudahan
layanan keuangan digital khususnya produk-produk Pegadaian, termasuk di dalamnya
investasi dan pinjaman modal usaha. Layanan pergadaian yang dihadirkan meliputi
pembukaan dan pembelian/ top up Tabungan Emas, pembayaran cicilan mikro seperti
pinjaman bermotor dan pembiayaan, serta pembayaran penebusan dan pengulangan
gadai.

Teguh Wahyono, Direktur Teknologi Informasi dan Digital PT Pegadaian


(Persero), mengatakan, “Sebagai Badan Usaha Milik Negara, kami berkomitmen
untuk dapat menghadirkan ekosistem digital inklusif yang dapat dinikmati oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Sinergi yang dilakukan Pegadaian bersama LinkAja
merupakan perwujudan salah satu misi Pegadaian dalam memperluas jangkauan
layanan serta memberikan service excellence yang fokus pada bisnis proses yang
lebih sederhana dan digital. Peran LinkAja sebagai uang elektronik nasional juga
sangat penting sebagai katalisator kami untuk dapat menambah channel baru bagi
masyarakat yang ingin memperoleh produk Pegadaian.”

Semangat Gerakan Nasional Nontunai memang semakin digencarkan berbagai


pihak guna mewujudkan masyarakat Indonesia menjadi cashless society yang
berdampak terhadap peningkatan inklusi keuangan nasional. Adanya pandemi Covid-
19 pun tidak dipungkiri turut meningkatkan adopsi transaksi digital di Indonesia.
Terbukti selama tahun 2020 Pegadaian mencatatkan lebih dari 20 juta transaksi digital
yang dihasilkan dari aplikasi Pegadaian Digital dan Kerjasama dengan beberapa e-
commerce dan platform digital lainnya.

Pegadaian dapat membawa kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses


beragam produk Pegadaian melalui LinkAja. Fokus memberikan layanan keuangan
digital untuk masyarakat kelas menengah dan UMKM, LinkAja berharap masyarakat
dapat memaksimalkan berbagai produk Pegadaian yang bermanfaat untuk investasi
dan kemajuan usaha. Semakin banyak masyarakat yang terhubung dengan akses
layanan keuangan digital, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui kemandirian ekonomi
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pegadaian.co.id/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan)
Bahan Ajar Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Amanita Novi Yushita.S.E.M.Si., Staff Site
Universitas Negeri Yogyakarta.

Bahan Ajar Bank dan Lembaga Keuangan UNNES

Belajar Manajemen (Hukum Pinjaman)


https://manajemenreview.blogspot.com/2013/01/hukum-jaminan_2780.html
https://www.pegadaian.co.id/

https://www.kompasiana.com/ayunda48422/60deafc415251059d8208343/eksistensi-
pegadaian-di-masa-pandemi-covid1-19

Anda mungkin juga menyukai