Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGUMPULAN DAN PENILAIAN BUKTI AUDIT


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit Sistem Informasi
Dosen Pengampu Bachtiar Asikin, S.E.,M.M.,Ak,CA

Disusun Oleh :
Putri Nurahma 0118103002
Risda Dwi Rohmat 0118103047
Syarafina Adani 0118103013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul "Pengumpulan dan Penilaian Bukti Audit" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Audit Sistem


Informasi. Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah dengan sebaik
mungkin, kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung , 5 Oktober 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3. Tujuan..............................................................................................................................2
1.4. Manfaat............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3

1.1. Bukti Audit.......................................................................................................................3


1.1.1. Pengertian Bukti Audit…………………………………………………………. 3
1.1.2. Jenis Bukti Audit……………………………………………………………...... 3
1.1.3. Sumber Bukti Audit……………………………………………………………. 4
1.2. Cara Memperoleh Bukti Audit.........................................................................................4
1.3. Kompetensi Bukti Audit..................................................................................................6
1.4. Teknik Pengumpulan Bukti Audit...................................................................................7
1.5. Cara Penilaian Bukti Audit..............................................................................................9

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................10

3.1. Kesimpulan......................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara umum, audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh


danmengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi,
dengantujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepadapemakai yang
berkepentingan. Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk
menentukan apakahinformasi yang sedang diaudit tersebut telah disajikan sesuai dengan
kriteria yang ada. Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan,
mengumpulkan, dan menganalisis serta mengevaluasi bukti-bukti secara sistematis oleh
pihak yang kompeten dan independen untuk mengungkapkan fakta atau kejadian yang
sebenarnya tentang tindak pidana korupsi dan/atau tujuan spesifik lainnya sesuai
peraturan yang berlaku. Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan,
mengumpulkan, dan menganalisis serta mengevaluasi bukti-bukti secara sistematis oleh
pihak yang kompeten dan independen untuk mengungkapkan fakta atau kejadian yang
sebenarnya tentang indikasi tindak pidana korupsi dan/atau tujuan spesifik lainnya sesuai
peraturan yang berlaku.
Merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh sejumlah bukti audit yang
cukup berkualitas agar dapat mencapai tujuan audit. Menurut Arens, dkk yang
diterjemahkan olehtim Dejacarta (2003:17), Auditor harus memiliki kualifikasi tertentu
dalam memahami criteria yang digunakan serta harus kompeten (memiliki kecakapan)
agar mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk
mencapai kesimpulan yang tepatsetelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji. Seorang
auditor pun harus memiliki sikapmental yang independen. Kompetensi yang dimiliki
seseorang dalam melaksanakan prosesaudit hanya bernilai sedikit saja jika ia tidak
memilki sikap objektif pada saat pengumpulandan pengevaluasian bukti-bukti audit ini.

1
2

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Bukti Audit?


2. Apa saja teknik pengumpulan Bukti Audit?
3. Bagaimana cara memperoleh Bukti Auditg?
4. Bagaimana cara Penilaian Bukti Audit?

1.3. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas makalah Audit Sistem Informasi.


2. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya.
3. Untuk  memberi sumbangan pemikiran baik berupa konsep teoritis maupun praktis.

1.4. Manfaat

1. Memahami apa yang dimaksud dengan Bukti Audit.


2. Memahami teknik pengumpulan Bukti Audit.
3. Mengetahui cara memperoleh Bukti Audit.
4. Mengetahui cara penilaian Bukti Audti.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bukti Audit


2.1.1. Pengertian Bukti Audit
Bukti Audit atau audit evidence adalah segala informasi yang digunakan
auditor untuk membuktikan apakah informasi yang diaudit sudah sesuai dengan
kriteria tertentu. Memperoleh sejumlah bukti audit yang berkualitas sangatlah
penting untuk mencapai tujuan audit.
Auditor memerlukan bukti audit sebelum melakukan proses audit untuk
menghasilkan pelaporan audit yang kompeten. Bukti audit kompeten harus
didapatkan lewat inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi
sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan yang diaudit.
2.1.2. Jenis Bukti Audit
1. Bukti pengujian fisik adalah bukti yang diperoleh melalui pengamatan
langsung dengan mata kepala auditor sendiri menyangkut harta berwujud.
pengamatan langsung oleh auditor dilakukan dengan cara inventaris fisik
(dikenal dengan sebutan opname) dan inspeksi ke lapangan (on the spot) yang
dituangkan dalam beita acara pemeriksaan fisik dengan dilengkapi foto, surat
pernyataan, denah lokasi atau peta lokasi dan lain-lain.
2. Bukti dokumen merupakan bukti yang terbuat dari kertas yang mengandung
huruf, angka dan informasi, simbol-simbol, dan lain-lain. dalam menilai atau
mengevaluasi dokumen auditor sebaiknya memperhatikan pengendalian intern
sumber dokumen tersebut dan terpenuhinya persyaratan yuridis. apabila dilihat
dari sumbernya bukti dokumen bisa berasal dari : bukti intern yang aslinya
diserahkan kepada pihak ke tiga, bukti ekstern yang aslinya ada di auditi, bukti
yang didapat auditor langsung dari pihak ke tiga, bukti audit yang masih
disimpan auditi. namun bukti dokumen akan lebih handal antara lain : bukti
dibuat atau diperoleh oleh pihak luar atau pihak ketiga.
3. Bukti analisis merupakan bukti audit yang diperoleh auditor dengan melakukan
analisis atau mengolah lebih lanjut data auditi dan data lain yang berkaitan
dengan auditi. hasil dari bukti analisis adalah indikasi atau petunjuk, bukti

3
4

analisis tidak dapat berdiri sendiri sebagai dasar pengambilan keputusan namun
bukti analisis hanya sebagai petunjuk mengenai kecenderungan suatu kejadian,
sehingga untuk membuktikan terjadi atau tidaknya harus dialami dengan
perolehan jenis dan bukti yang lain.
4. Bukti keterangan merupakan bukti yang diperoleh auditor dari pihak lain
berdasarkan pertanyaan atau informasi tertentu yang diminta oleh auditor. bukti
keterangan merupakan bukti pendukung bukti-bukti lain yang telah didapatkan
oleh auditor. biasanya bukti fisik, bukti dokumen, bukti analisis atau bukti lisan
terlebih dahulu baru kemudian dilengkapi dengan bukti kesaksian.

2.1.3. Sumber Bukti Audit


1. Saksi
2. Kantor/organisasi yg menjadi obyek investigasi.
3. Kantor/ Organisasi yg melakukan interaksi/ transaksi dg obyek investigasi.
4. Instansi pemerintah dan aparat penegak hukum.
5. Informasi elektronik.
6. Bukti forensik.
7. Alat komunikasi elektronik.
8. Tersangka.
9. Sumber informasi lainnya

2.2. Cara Memperoleh Bukti Audit


1. Observasi kegiatan karyawan.
Di sini kita akan mempelajari job description karyawan dan tentu saja diikuti
dengan melihat apa yang benar-benar dikerjakan karyawan.
2. Membaca dokumentasi sistem dan standard operating procedures
Dengan membaca dokumentasi maka akan memudahkan team audit untuk mengerti
proses bisnis perusahaan dan tentunya memeriksa mengenai penerapan standard
operating procedure yang telah ditetapkan.
5

3. Diskusi dengan karyawan berkaitan dengan topik yang diaudit


Dengan melakukan diskusi dengan karyawan maka akan menambah informasi
kepada team audit mengenai apa-apa saja yang telah terjadi di perusahaan.
4. Membuat questionare kepada karyawan-karyawan untuk pengumpulan data
dan informasi
Untuk membuat data statistik atau keperluan lainnya, team audit dapat membuat
sejumlah daftar pertanyaan yang akan diisi oleh karyawan.
5. Menghitung aset fisik untuk melihat kecocokan antara catatan dan fisik
Untuk memastikan aset perusahaan dijaga dengan baik, team audit akan melakukan
penghitungan salah satu atau beberapa aset perusahaan apakah sesuai dengan
catatan akuntansi.
6. Mengecek data dengan pihak lain
Team audit dapat memeriksa catatan piutang dan dengan secara acak dapat
mengeceek ke pelanggan yang bersangkutan untuk memastikan bahwa tidak ada
piutang perusahaan yang telah disalahgunakan.
7. Menghitung ulang suatu catatan akuntansi
Team audit dapat memeriksa catatan akuntansi dengan menghitung secara manual
misalnya perhitungan penyusutan.
8. Memeriksa dokumen pendukung transaksi
Di sini team audit dapat memeriksa apakah proses pembayaran kepada vendor
didukung oleh bukti-bukti seperti penerimaan barang dan juga tagihan dari vendor.
9. Melakukan analisa mengenai data-data yang didapatkan
Sesuai kemampuan yang dimiliki maka team audit akan menganalisa semua bukti
temuan-temuan yang didapatkan. Di sini team audit dapat menggunakan rasio-rasio
keuangan misalnya perbandingan piutang dengan penjualan untuk menentukan
kesehatan keuangan perusahaan.
6

2.3. Kompetensi Bukti Audit

Kompetensi bukti audit ini berkaitan dengan sejauh mana bukti-bukti yang diperoleh
dapat dipercaya. Jika bukti yang didapatkan adalah sangat kompeten, maka hal ini sangat
membantu auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan yang diperiksanya sudah
disajikan dengan wajar. Pertimbangan yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan apakah
bukti audit sudah kompeten bisa didasarkan pada:
1. Relevansi (Relevance). bukti audit yang relevan haruslah sesuai jika digunakan
untuk maksud tertentu, yang dalam ini berarti harus berhubungan dengan tujuan
auditor. Jika tujuan auditor adalah untuk menentukan keberadaan suatu persediaan,
auditor bisa mendapatkan buktinya dengan melakukan observasi langsung pada
persediaan tersebut.
2. Sumber Perolehan (Sources), sumber informasi sangat berpengaruh pada
kompetensi bukti audit. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi kompetensi
bukti adalah sbb:

a. Jika sumber informasi didapatkan dari sumber independen di luar perusahan,


b. Semakin efektif struktur pengendalian internal perusahaan, maka semakin besar
jaminan yang diberikan atas keandalan data akuntansi dan laporan keuangan,
c. Pengetahuan auditor secara pribadi dan secara langsung dari pemeriksaan fisik,
pengamatan, penghitungan, dan inspeksi lebih meyakinkan daripada informasi
yang didapat secara tidak langsung.

3. Ketepatan Waktu (Timeliness), ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal


penggunaan bukti audit. Kriteria ini menjadi penting khususnya untuk memverifikasi
aktiva lancar utang lancar, dan akun surplus-defisit karena bisa mengecek apakah cut
off sudah dilakukan dengan tepat.
4. Objektivitas (Objectivity), bukti audit yang objektif dipandang lebih kompeten jika
dibandingkan dengan bukti audit yang bersifat subjektif. Untuk menilai objektivitas
bukti audit, diperlukan juga penilaian atas kualifikasi personal yang memberikan
bukti tersebut.
7

2.4. Teknik Pengumpulan Bukti Audit


1. Teknik-teknik audit yang dapat digunakan untuk pengujian fisik adalah :
 Observasi/pengamatan adalah peninjauan dan pengamatan atas suatu
objek secara hati-hati, ilmiah, dan berkesinambungan selama kurun waktu
tertentu untuk membuktikan suatu keadaan atau masalah.
 Inventarisasi/opname adalah pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik
barang, menilai kondisinya dan membandingkan dengan saldo menurut
buku, kemudian mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila ada.
hasil opname biasanya dituangkan dalam suatu berita acara.
 Inspeksi adalah meneliti secara langsung ketempat kejadian, yang lazim
pula disebut on the spot inspection, yang dilakukan secara rinci dan teliti.
2. Teknik audit untuk bukti dokumen.
Teknik audit yang digunakan untuk mengumpulkan bukti dokumen adalah :
 Verifikasi Adalah pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran,
ketelitian perhitungan, kesahihan, pembukuan, kepemilikan, dan eksistensi
suatu dokumen.
 Cek adalah menguji kebenaran atau keberadaan sesuatu, dengan teliti.
 Uji/Test uji test adalah penelitian secara mendalam terhadap hal-hal secara
esensial atau penting.
 Footing Adalah menguji kebenaran penjumlahan subtotal dan total dari atas
ke bawah, footing dilakukan terhadap data yang disediakan auditi, tujuan
teknik footing adalah untuk menentukan apakah data atau laporan yang
disediakan auditi dpat diyakini ketepatan perhitungannya.
 Vouching adalah menelusuri suatu informasi/data dalam suatu dokumen
dari pencatatan menuju kepada adanya bukti pendukung, atau menelusuri
mengikuti prosedur yang berlaku dari ahasil menuju awal kegiatan.
 Trasir/telusur adalah teknik audit dengan menelusuri suatu bukti
transaksi/kejadian menuju ke penyajian dalam suatu dokumen.
 Scanning adalah penelaahan secara umum dan dilakukan dengan cepat
tetapi teliti, untuk menemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatu informasi.
8

contoh scanning terhadap pengeluaran kas yang lebih besar dari Rp.
10.000.000
 Rekonsiliasi mencocokan dua data yang terpisah, mengenai hal yang sama
dikerjakan oleh bagian yang berbeda.
3. Teknik audit untuk bukti analisis.
Teknik-teknik audit yang dapat digunakan untuk mengumpulkan bukti analisis
adalah :
 Analisis memecah atau mengurai data informasi ke dalam unsur-unsur yang
lebih kecil atau bagian-bagian, sehingga dapat diketahui pola hubungan
antar unsur atau unsur penting tersembunyi, analisis terdapat beberapa
diantaranya : analisis rasio biasanya dilakukan atas laporan keuangan,
analisis statistik berfungsi untuk perhitungan statistik melihat rata-rata,
korelasi, kecenderungan maupun kesimpulan lainnya, perbandingan dengan
bagian lain atau unit kerja lain yang diketahui oleh auditor. teknik ini sering
disebut bencmarking membandingkan dengan unit lain yang sejenis misal
nilai kelulusan SD A dengan SD-SD lainnya.
 Evaluasi merupakan cara memperoleh suatu kesimpulan dengan mencari
pola hubungan atau dengan menghubungkan atau merakit berbagai
informasi yang telah diperoleh baik bukti intern maupun ekstern.
 Investigasi adalah suatu upaya untuk mengupas secara intensif suatu
permasalahan melalui penjabaran, penguraian, atau penelitian secara
mendalam. tujuan yaitu memastikan apakah indikasi yang diperoleh dari
teknik audit yang lainnya dilakukanmemang benar terjadi.
 Pembandingan yaitu membandingkan data dari satu unit kerja dengan unit
kerja lain, atas hal sama dan periode yang sama atau hal yang sama dengan
periode yang berbeda kemudian ditarik kesimpulan.
4. Teknik audit untuk bukti keterangan
Teknik audit untuk mengumpulkan bukti keterangan adalah :
9

 Konfirmasi : adalah memperoleh bukti sebagai kepastian bagi auditor,


dengan cara mendapatkan mendapatkan informasi yang sah dari pihak luar
auditi. konfirmasi terdapat konfirmasi positif yaitu konfirmasi yang harus
dijawab secara tertulis oleh pihak luar dan konfirmasi negatifmerupakan
konfirmasi yang meminta jawaban tertulis bila data yang dikonfirmasi
berbeda.
 Permintaan informasi : Permintaan informasi yang dilakukan dengan
tujuan menggali informasi tertentu berbagai pihak yang berkopeten. hal-
hal yang perlu diperhatikan yaitu sumber informasi.

2.5. Cara Penilaian Bukti Audit


1. Find : Peroleh bukti yang relevan dg kasus.
2. Read & interpret document : membaca dan menafsirkan dokumen.
3. Determined Relevance : tentukan relevansi bukti dengan kasus, bukti yang
tidak relevan diabaikan.
4. Verify the evidence : menilai kebenaran suatu bukti. Perlu adanya dokumen
pendukun.
5. Assemble the evidence : memasukkan bukti dalam rangkaian bukti yang dapat
menggambarkan kenyataan.
6. Draw Conclusions : menyusun simpulan atas setiap bukti yang diterima.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk menyatakan opini
audit. Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk memberikan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan klien. Untuk mendasari pemberian pendapat tersebut, auditor harus
memperoleh dan mengevaluasi bukti. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri
dari data akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia
bagi auditor.
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk meyatakan pendapat apakah
laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Kemudian, dalam memutuskan prosedur
audit aman yang akan digunakan, ada tujuh kategori umum bukti audit yang dapat dipilih
oleh auditor, yaitu; pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, observasi, pertanyaan
terhadap klien, ketepaan mekanis dan prosedur analitis.

10

Anda mungkin juga menyukai