DOI Antika & Lukluk Ibana, Korelasi Antara Identifikasi Miskonsepsi Teori Evolusi dengan Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi
: 10.24832/jpnk.v3i2.934
Abstract: Misconception has been remained as a big problem in learning in every level of
education in the world. One of materials that is susceptible to misconception is evolutionary
theory. The objective of this study is to explain the correlation between misconceptions
about evolutionary theory and learning outcome. Subject of the study was biology education
department student at the Islamic University of Madura. This study used correlational
research design to explain correlation of predictor and criterium. Misconceptions measured
by questionnaire, using Measure of Acceptance of the Theory of Evolution (MATE). The
result of learning outcome was measured by essay test using pre-test and post-test. The
result of this study showed that there was significant correlation between misconceptions
about evolutionary theory and learning outcome. Identification of evolutionary theory gave
descriptions about material with high misconception. Therefore, active learnings were applied
to overcome high misconception about theory of evolution and the result was the increase
of students’ learning outcome about theory of evolution.
Abstrak: Miskonsepsi merupakan masalah pendidikan yang sampai saat ini menjadi
masalah besar dalam pembelajaran di berbagai lingkungan pendidikan di dunia, dan terjadi
pada semua tingkatan pendidikan. Salah satu materi yang sering terjadi miskonsepsi adalah
teori evolusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara miskonsepsi teori
evolusi dengan hasil belajar. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa program studi
Pendidikan Biologi Universitas Islam Madura. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
korelasional untuk menjelaskan hubungan antara prediktor dan kriterium. Pengukuran
miskonsepsi dilakukan dengan cara memberi skor pada hasil angket. Pada penelitian ini,
angket beserta rubrik yang digunakan adalah Measure of Acceptance of the Theory of
Evolution (MATE). Sedangkan hasil belajar diukur dengan cara tes tulis berupa essay pada
pre test dan post test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan
antara identifikasi miskonsepsi teori evolusi dengan hasil belajar. Identifikasi miskonsepsi
yang dilakukan dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang materi evolusi yang
mempunyai tingkat miskonsespi tinggi. Oleh karena itu, treatment pembelajaran aktif
dilakukan untuk menanggulangi tingginya miskonsepsi tentang teori evolusi dan hasilnya
adalah meningkatnya hasil belajar mahasiswa mengenai teori evolusi.
sekaligus mengupayakan peningkatan hasil skor pre test – post test tes tertulis. Sebelum
belajar mahasiswa. uji hipotesis, dilakukan uji normalitas data
dengan uji Kormogolov-Smirnov.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan HASIL DAN PEMBAHASAN
kuantitatif dengan menggunakan rancangan Seorang pendidik dalam pembelajaran khususnya
korelasional, dimana miskonsepsi teori evolusi sains (termasuk biologi) memiliki peran yang
sebagai prediktor dan hasil belajar sebagai sangat penting. Pendidik dituntut mengetahui
kriterium. Subjek dalam penelitian ini adalah kondisi kognitif peserta didik termasuk pada saat
mahasiswa program studi S-1 Pendidikan Biologi pendidik mengajarkan mengenai materi yang
pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 sering menjadi kontroversi, yaitu teori evolusi.
yang berjumlah 56 mahasiswa, pada Fakultas Dengan kata lain, sebelum belajar evolusi dalam
Keguruan dan Il mu Pendi dikan (FKIP), struktur peserta didik telah terbentuk berbagai
Universitas Islam Madura. prakonsepsi tentang fenomena dan pengertian
Pengukuran miskonsepsi dilakukan dengan tentang teori evolusi. Pendidik perlu menyadari
cara memberi skor pada angket yang telah diisi bahwa prakonsepsi yang dimiliki oleh peserta
oleh mahasiswa. Pada penelitian ini, angket didik belum tentu benar. Apabila konsep baru
beserta rubrik yang digunakan adalah Measure secara langsung dimasukkan ke dalam struktur
of Acceptance of the Theory of Evolution kognitif, maka terjadi percampuran antara
(MATE) (Rutledge & Sadler, 2007). Terdapat prakonsepsi yang belum tentu benar dengan
enam konsep umum pada angket MATE, yaitu: konsep baru yang belum tentu dipahami secara
1) Process of evolution, 2) Scientific validity of benar. Hal ini menyebabkan konsepsi yang salah
evolutionary theory, 3) Evolution of humans, (miskonsepsi) dan menjadi penyebab utama
4) Eviden ce of evolution, 5 ) Sc ientific kesulitan dalam belajar teori evolusi, dan secara
community’s view of evolution, dan 6) Age of otomatis akan memberikan dampak pada hasil
earth. Angket MATE dapat dilihat pada Tabel belajar.
1. Adapun rubrik penskorannya pada Tabel 2. Hasi l pre-test dalam penel itian i ni
Hasil belajar diukur dengan cara tes tulis menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki
berupa essay pada pre test dan post test yang miskonsepsi yang tinggi tentang teori evolusi.
penskorannya mengacu pada level kognitif C2 Berbagai penelitian juga mengungkap mengenai
hingga C5 Taksonomi Bloom yang telah direvisi tingginya tingkat miskonsepsi tentang teori
oleh Anderson & Krathwohl. Hasil tes tertulis evolusi (Yates & Marek, 2014; Cofre et al. 2017).
ini, juga dapat mengidentifikasi miskonsepsi Tingkat dan latar belakang pengetahuan
tentang teori evolusi pada mahasiswa. pendidik sekolah menengah yang salah dan
Angket MATE dan soal tes tertulis yang mengalami miskonsepsi adalah faktor utama
digunakan terlebih dahulu disesuaikan atau terjadinya penolakan terhadap materi evolusi.
disamakan konsep yang akan digunakan sebagai Ha l -ha l ya ng menyebabkan terj adi nya
tes. Kesesuaian konsep pada angket MATE miskonsepsi antara lain peserta didik sulit
dengan soal tes tertulis dapat dilihat pada Tabel meninggalkan pemahaman yang telah ada,
3. kurang tepatnya penerapan konsep-konsep
Hipotesis penelitian yang diajukan akan diuji yang telah dipelajari mahasiswa, penggunaan
dengan teknik analisis korelasi regresi sederhana peraga yang tidak mewakili secara tepat konsep
dengan taraf signifikansi 0,05 (P<0,05) yang digambarkan mahasiswa, ketidakberhasilan
menggunakan data miskonsepsi teori evolusi dan guru atau dosen dalam menampilkan aspek-
Nomor Penskoran
Tabel 3 Kesesuaian Konsep pada Angket MATE dan Soal Tes Tertulis
aspek esensial dari konsep yang bersangkutan, Penelitian ini mengungkap bahwa ada
ketidakajekan guru atau dosen dalam memakai korelasi yang signifikan antara miskonsepsi teori
istilah, dan ketidakberhasilan dalam meng- evolusi dengan hasil belajar mahasiswa
hubungkan suatu konsep yang berlainan pada pendidikan Biologi. Hasil analisis regresi untuk
situasi yang tepat (Pazza, Penteado, & Kavalco, menjelaskan bagaimana korelasi antara
2010). miskonsepsi dengan hasil belajar dapat dilihat
pada Tabel 4.
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.728 8.962 3.540 .001
posttest miskonsepsi .633 .102 .644 6.191 .000
Gambar 1 Grafik Korelasi antara Identifikasi Miskonsepsi dengan Hasil Belajar Mahasiswa
Pendidikan Biologi
pengetahuan (Kose, 2010). Tokoh-tokoh dalam Khabar menulis “Alam binatang meluas sehingga
agama Islam juga memiliki pandangan yang bermacam-macam golongannya dan berakhir
berbeda-beda dalam menjelaskan Teori Evolusi proses kejadiannya pada masa manusia mem-
dan dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, punyai pikiran dan pandangan. Manusia
yaitu kelompok yang menolak (kreasionisme), meningkat dari ‘alam kera’ yang hanya mem-
kelompok yang menerima (modernis), dan punyai kecakapan dan dapat mengetahui tetapi
kelompok moderat. belum sampai pada tingkat menilik dan berpikir”.
Penolakan terhadap teori evolusi pertama Abbas Mahmud Al-Aqqad mewakili tokoh
kali dikampanyekan oleh Jamaluddin Al-Afghani Islam moderat menyatakan bahwa sebuah teori
dalam karyanya Refutation of The Materialistist belum dapat dipastikan kebenarannya, termasuk
pada tahun 1881. Buku tersebut berisi kritik- Teori Evolusi, karena pendukung Teori Evolusi
kritik Jamaluddin Al-Afghani terhadap pandangan belum dapat membuktikan secara jelas satu
Darwin dan Darwinisme mengenai teori evolusi. binatang yang mengalami evolusi dari jenis yang
Al-Afghani menyatakan di dalam bukunya “sudah satu ke jenis lain. Teori Evolusi juga dapat
tulikah Darwin sehingga tidak mendengar fakta dikatakan salah karena penciptaan manusia dari
bahwa orang Arab dan Yahudi beberapa ratus tanah tidak mengingkari terjadinya evolusi dari
tahun lamanya telah mempraktikkan khitan, dan tanah bukan menjadi tanah (Khadafi, 2008).
sampai sekarang tak seorangpun dari mereka Ilmuwan Muslim moderat Indonesia, Quraish
terlahir dalam keadaan sudah dikhitan” Shihab, dalam tafsirnya menjelaskan bahwa
(Guessom, 2011). Penolakan ini didukung oleh seandainya Teori Darwin tentang proses pen-
pemikir muslim abad 21 bernama Harun Yahya. ciptaan manusia dapat dibuktikan kebenarannya
Harun Yahya dalam The Evolution Desert secara ilmiah, maka tidak ada alasan Al-Qur’an
menjelaskan kelemahan-kelemahan dari teori untuk menolak. Al-Qur’an hanya menguraikan
evolusi, bahwa bukti evolusi yang ditunjukkan proses pertama, pertengahan, dan akhir. Apa
oleh evolusionis dari berbagai bidang merupakan yang terjadi antara proses pertama dan
kebohongan evolusi makhluk hidup yang pertengahan, serta antara pertengahan dan
menyesatkan masyarakat. akhir, tidak dijelaskan (Shihab, 2007). Sikap
Namun, ada pula tokoh Islam yang menerima moderat ini diperkuat oleh pandangan seorang
Teori Evolusi. Ibn Khaldun (1332-1406) dalam pakar tafsir, Syaikh Muhammad Abduh yang
kitabnya Al-‘Ibar fi Daiwani Al-Mubtada’i wa Al- menjelaskan padangan yang serupa.
adalah model pembelajaran yang dapat dan post test pada angket MATE dan tes tertulis
meningkatkan penguasaan materi (Brown, (Gambar 2 dan Gambar 3). Gambar 2 menun-
2016), meningkatkan keterampilan berpikir kritis jukkan bahwa 100% mahasiswa mengalami
(Brown, 2015; Zare & Othman, 2013) pada peningkatan penerimaan terhadap teori evolusi,
peserta didik, termasuk mahasiswa. Adapun artinya tingkat miskonsepsi mengenai teori
model ketiga yang digunakan dalam penelitian evolusi berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa
ini Everyone Is a Teacher Here, dapat membe- dalam proses belajar, mahasiswa tel ah
rikan kesempatan kepada setiap mahasiswa mendapatkan konsepsi yang benar. Mening-
untuk berperan sebagai guru bagi kawan- katnya penerimaan diikuti oleh meningkatnya
kawannya. Model ini memberikan motivasi hasil belajar mahasiswa (Gambar 3). Rerata skor
kepada mahasiswa yang selama ini tidak mau miskonsepsi teori evolusi mengalami peningkatan
terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran sebesar 37,26%, sedangkan rerata skor hasil
secara aktif (Zaini, Munthe, & Aryani, 2011). belajar mengalami peningkatan sebesar 62,46%,
Peningkatan konsepsi mahasiswa terhadap dapat dilihat pada Gambar 4.
teori evolusi dapat terlihat pada skor pre test
Gambar 2 Peningkatan Skor Penerimaan Mahasiswa Pendidikan Biologi terhadap Teori Evolusi
Menggunakan Angket MATE
Gambar 3 Peningkatan Skor Hasil Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi tentang Teori Evolusi
Menggunakan Tes Tertulis
Gambar 4 Peningkatan Rerata Skor Penerimaan Teori Evolusi dan Hasil Belajar Mahasiswa
PUSTAKA ACUAN
Amin, M. (2016). Perkembangan biologi dan tantangan pembelajarannya. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek. ISSN: 2557-533X.
Brown, Z. (2015). The use of in-class debates as a teaching strategy in increasing students’
critical thinking and collaborative learning skills in higher education. Educationalfutures, 7
(1) 39-55.
Brown, Z. (2016). The complexity of in-class debates in higher education: student perspectives
on differing designs. Educationalfutures. 7(2) 14-28.
Brum, G., Mc.Kane, L., & Karp, G. (1994). Biology: exploring life, 2nd ed. New York: John Wiley
and Sons.
Confre, H. L., Santibáñez, D. P., Jiménez, J. P., Spotorno, A., Carmona, F., Navarrete, K., &
Vergara, C. A. (2017). The effect of teaching the nature of science on students’
acceptance and understanding of evolution: myth or reality?. Journal of Biological
Education, 1-14.
Enger E. D., & Ross F.C. (2000). Concepts in biology 2nd ed. Massachusetts: Sinauer Associates.
Grossman, W. E., & Fleet, C. M. (2016). Changes in acceptance of evolution in a college-level
general education course. Journal of Biological Education, 1-8.
Guessom, N. (2011). Islam dan sains modern: bagaimana mempertautkan Islam dan sains
modern. Bandung: Mizan.
Hammer, D. (1996). More than misconceptions: multiple perspectives on student knowledge and
reasoning, and an appropriate role for education research. Am. J. Phys., (64) 10.
Heddy, B. C., & Sinatra, G. M. (2013). Transforming misconceptions: using transformative
experience to promote positive affect and conceptual change in students learning about
biological evolution. Science Education, 97(5) 723-744.
Infanti, L. M., & Wiles, J. R. (2014). Evo in the News: understanding evolution and students’
attitudes toward the relevance of evolutionary biology. Bioscene, 40 (2) 9-14.
Kose, E. O. (2010). Biology students’ and teachers’ religious beliefs and attitudes towards
theory of evolution. H.U. Journal of Education, 38, 189-200.
Nuha, U., Amin, M., & Lestari, U. (2016). Pengembangan buku ajar berbasis penelitian evolusi
dan filogenetik molekuler untuk matakuliah evolusi di Universitas Jember. Jurnal
Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1(9) 1791-1796.
Nusantari, E. (2011). Analisis dan penyebab miskonsepsi pada materi genetika buku SMA Kelas
XII. Bioedukasi, 4(2) 72-85.
Pazza, R., Penteado, P. R., Kavalco, K. F. (2010). Misconception about evolution in brazilian
freshmen student. Evo Education Outreach, 3(1) 107-113.
Pramuningtyas, A., Soetarno, & Kristiani. (2014). Penerapan model pembelajaran group
investigation (gi) dengan mind mapping untuk meningkatkan prestasi belajar ekonomi
siswa SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Universitas Sebelas Maret.
Rice, J. W., Warner, D. A., & Kelly, C. D. (2010). The theory of evolution is not an explanation for
the origin of life. Evo Edu Outreach, (3) 141–142.
Rutledge, M. L., & Sadler, K. C. (2007). Reliability of the measure of acceptance of the theory of
evolution (MATE) instrument with university students. The American Biology Teacher, 69
(6) 332-335.
Saehana, S. & Kasim, S. (2011). Studi awal miskonsepsi mekanika pada guru Fisika SMA di Kota
Palu. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan
Penerapan MIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Siddiqui, M. H. (2013). Group investigation model of teaching: enhancing learning level. Indian
Journal of Research. 3 (4) 78-80.
Sinatra, G. M., Brem, S. K., & Evans, E. M. (2008). Changing minds? implications of conceptual
change for teaching and learning about biological evolution. Evolution: Education and
Outreach, 1(2) 189-195.
Suniati, N. M. S., Sadia, W., & Suhandana, A. (2013). Pengaruh implementasi pembelajaran
kontekstual berbantuan multimedia interaktif terhadap penurunan miskonsepsi (Studi kuasi
eksperimen dalam pembelajaran cahaya dan alat optik di SMP Negeri 2 Amlapura). E-
Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, (4) 1-13.
West, S. A., El Mouden, C., & Gardner, A. (2011). Sisteen common misconceptions about the
evolution of cooperation in humans. Evolution and Human Behaviour, 32(4) 231-262.
Wiles, J. R., & Alters, B. (2011). Effects of an educational experience incorporating an inventory
of factors potentially influencing student acceptance of biological evolution. International
Journal of Science Education, 33(18) 2559–2585.
Yates, T. B. & Marek, E. (2014). Teachers teaching misconceptions: A study of factors
contributing to high school biology students’ acquisition of biological evolution-related
misconceptions. Evolution: Education and Outreach, 7(7) 1-18.
Zaini, H., Munthe, B., Aryani, S. A. (2011). Strategi pembelajaran aktif. Yogyakarta: Center for
Teaching Staff Development (CTSD).
Zare, P. & Othman, M. (2013). Classroom debate as a systematic teaching/ learning approach.
World Applied Sciences Journal, 28(11) 1506-1513.