Anda di halaman 1dari 6

A.

Definisi
Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan tidak
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012).
Harga diri rendah adalah semua pemikiran, kepercayaan dan keyakinan
yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain. Harga diri terbentuk waktu lahir tetapi dipelajari
sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang
terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart,2006).
Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah
penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan
secara langsung maupun tidak langsung.
Dapat disimpulkan harga diri rendah adalah kurangnya rasa percaya diri
sendiri yang dapat mengakibatkan pada perasaan negatif pada diri sendiri,
kemampuan diri dan orang lain. Yang mengakibatkan kurangnya komunikasi
pada orang lain.
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
Faktor penunjang terjadi perubahan konsep diri dapat dibagi menjadi tiga
faktor (Stuard, G. W. 2007), yaitu :
a. Faktor penunjang harga diri rendah
b. Penilaian orang tua.
c. Harapan Orang Tua yang tidak realistis.
d. Kegagalan yang berulang kali.
e. Kurang mempunyai tanggung jawab personal.
f. Ketergantungan kepada orang lain.
g. Faktor mempengaruhi penampilan peran
1) Streotropik peran seks.
2) Harapan peran kultural.
h. Faktor identitas personal
1) Ketidakpercayaan orangtua.
2) Tekanan dari kelompok sebaya.
3) Perubahan dalam struktur sosial.
2. Faktor Presipitasi :
a. Sumber internal dan eksternal
1) Trauma : Menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupannya.
2) Frustasi : Ketegangan peran yang behubungan dengan peran atau
posisi yang diharapkan dimana individu mengalami.
b. Transisi peran
1) Transisi peran perkembangan : perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan dalam kehidupan individu,
keluarga dan norma-norma budaya dan tekanan untuk
penyesuaian diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah / berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat sakit sebagai peran akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit.
C. Rentang Respon Konsep Diri

Respon adaptif Respon maladaptif

Akualisasi konsep Harga diri Keracunan Depersonalisasi

diri diri positif rendah identitas

Gambar 1.1 Rentang Respon Konsep Diri Rendah

Sumber : (Fajariyah, 2012)

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) respon individu terhadap konsep

dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif dan maladaptif

(Fajariyah, 2012).

1. Akualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar

belakang pengalaman nyata yang sukses diterima.

2. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif

dalam beraktualisasi diri.

3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan

konsep diri maladaptif.

4. Keracunan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan

aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.

5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realitis terhadap diri

sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta

tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain. (Fajariyah,

2012)

D. Komponen Konsep Diri


Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan kenyakinan yang

diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan

dengan orang lain (Fajariyah, 2012).

Ciri konsep diri menurut Fajariyah (2012) terdiri dari konsep diri yang

positif, gambaran diri yang tepat dan positif, ideal diri yang realitis, harga diri

yang tinggi, penampilan diri yang memuaskan, dan identitas yang jelas. Konsep

diri terdiri dari citra tubuh (body image), ideal diri (self-ideal), harga diri (self-

esteem), peran (self-role), dan identitas diri (self-identity) (Suliswati, 2004).

1. Citra tubuh

Citra tubuh adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari

atau tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang

mengenai ukuran dan bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh.

Citra tubuh sangat dinamis karena secara konstan berubah seiring

dengan persepsi dan pengalaman- pengalaman baru. Citra tubuh

harus realitis karena semakin dapat menerima dan menyukai

tubuhnya individu akan lebih bebas dan merasa aman dari

kecemasan. Individu yang menerima tubuhnya apa adanya biasanya

memiliki harga diri tinggi daripada individu yang tidak menyukai

tubuhnya (Suliswati, 2004).

2. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaiman ia

seharusnya bertingkah laku berdasarkan standart pribadi. Standart

dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya

atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang ingin diraih. Ideal diri, akan

mewujudkan cita-cita atau penghargaan diri berdasarkan norma-

norma sosial dimasyarakat tempat individu tersebut melahirkan

penyesuaian diri (Suliswati, 2004).


3. Harga diri

Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku dirinya

dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang

berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun

melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa

sebagai orang yang penting dan berharga (Stuart,2006).

4. Peran

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan

yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi

individu didalam sekelompok sosial dan merupakan cara untuk

menguji identitas dengan memvalidasi pada orang berarti. Setiap

orang disibukkan oleh beberapa peran yeng berhubungan dengan

posisi setiap waktu sepanjang daur kehidupnya. Harga diri yang

tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan

cocok dengan ideali diri (Suliswati, 2004).

5. Identitas diri

Prinsip penorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab

terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan

individu. Prinsip tersebut sama artinya dengan otonomi dan

mencakup persepsi seksualitas seseorang. Pembentukan identitas,

dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan,

tetapi merupakan tugas utama pada masa remaja (Stuart, 2006).

Anda mungkin juga menyukai