Anda di halaman 1dari 8

Meningkatkan Profesionalisme Di Bidang Teknologi Informasi

Teknologi informasi merupakan teknologi yang selalu berkembang baik secara revolusioner (seperti
perkembangan dunia perangkat keras) maupun yang lebih bersifat evolusioner (seperti yang terjadi
pada perkembangan perangkat lunak). Hal itu mengakibatkan bahwa pekerjaan di bidang teknologi
informasi menjadi suatu pekerjaan di mana pelakunya harus terus mengembangkan ilmu yang
dimilikinya untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut. Artinya, seseorang yang sudah
sampai pada level ahli di satu bidang pada saat ini, bisa ketinggalan pada bidang yang sama di masa
depan jika tidak mengikuti perkembangan yang ada.

Peningkatanan Profesionalisme

Dalam menjalakan profesinya, seseorang yang bekerja dalam bidang TI harus memiliki beberapa
persyaratan profesionalisme, seperti :

A. Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat teknologi dan
masyarakat ilmu pengetahuan.
B. Penguasaan profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya
merupakan teori atau konsep-konsep belaka.
C. Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan. Profesi di bidang teknologi
informasi, merupakan profesi yang berkembang terus-menerus dan berkesinambungan
sehingga para pemain di dalamnya harus proaktif dan tidak boleh pasif dalam menyikapi
perkembangan tersebut.

Dengan adanya persyaratan profesionalisme tersebut, perlu adanya paradigm baru untuk
melahirkan tenaga-tenaga professional yang dimiliki kepribadian matang dan berkembang, penguasaan
ilmu yang kuat, keterampilan untuk membangkitkan minat serta peserta didik kepada sains dan
teknologi dan pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan
satu kesatuan tuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut memengaruhi
perkembangan profesi yang professional.

Beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai penyebab rendahnya profesionalisme pekerja di bidang
TI, antara lain:

A. Masih banyak pekerja di bidang TI yang tidak menekuni profesinya secara total atau hany sekedar
sambilan
B. Belum adanya konsep yang jelas dan diterdefinisi tentang norma dan etika profesi pekerja di bidang
TI.
Profesionalisasi harus di pandang sebagai proses yang terus-menerus. Dalam proses ini, pendidikan
prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi,
penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas pekerja, imbalan, dan sebagainya, secara
bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme pekerja di bidang teknologi informasi.

Mempersiapkan SDM

Bidang teknologi informasi tergolong bidang baru dibandingkan dengan bidang-bidang pekerjaan
lainnya. Hal itu menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya manusia dan tenaga kerja di bidang
ini. Untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah terpadu untuk
mempersiapkan sumber daya manusia di bidang tersebut sejak dini. Apalagi Indonesia yang dikenal
sebagai pengirim tenaga kerja terlatih.

Beberapa hal yang telah dilakukan di Indonesia antara lain adalah membuka berbagai program
pendidikan di bidang teknologi informasi seperti misalnya:

1. Program SMK Teknologi Informasi

Sekolah menengah kejuaran merupakan sekolah yang bertujuan mencetak tenagan kerja yang siap pakai
dalam kegiatan operasiona. Adanya SMK TI, diharapkan bahwa lulusan SMK dapat dikaryakan secara
professional di bagian-bagian seperti operator, technical support, help desk atau web designer.

2. Program Diploma Teknologi Informasi

Hampir sama dengan SMK, program diploma ini juga diharapkan menjadi tenaga kerja yang siap
digunakan dan terampil di bidangnya. Banyak perusahaan menginginkan tenaga kerja yang siap pakai,
tetapi lebih berpengalaman seperti yang diharapkan pada level ini.

3. Program pendidikan sarjana teknologi informasi

Program pendidikan sarjana, menghasilkan lulusan yang tidak hanya terampil, tetapi dilengkapi dengan
kemampuan analisis dan perancangan system yang kuat. Program sarjana tidak hanya melakukakan
seseorang dengan kualitas proframmer, tetapi diharapkan juga mampu menghasilkan insane-insan
software enginer yang baru.

Selain tingkat pendidikan dormal seperti di atas, perlu di lakukan kegiatan-kegiatan pendidikan non
formal seperti misalnya kursus-kursus bidang TI, sampai pada sertifikasi. Tetapi, pendidikan dalam
bentuk training umumnya cukup mahal. Oleh karena itu, perlu dikembangkan paket-paket pelatihan
yang terjangkau. Dalam hal ini, peran pemerintah sangat diperlukan dalam rangka membantu proses
pendidikan tersebut baik dari sisi penguarangan biaya pendidikan maupun penambahan fasilitas yang
lebih memadai.

Menjadi Profesional dengan sertifikasi

Harus diakui, bahwa profesi di bidang teknologi informasi merupakan profesi yang tergolong baru di
antara profesi-profesi yang lain, seperti kedokteran, guru dan sebagainya. Tentu banyak tantangan yang
akan dihadapi oleh pelaksana profesi tersebut. Sebagai contoh, tantangan bagi mereka yang terlibat
dalam pengembangan situs web adalah membangun situs yang komunikatif dan user friendly, serta
tepat guna. Artinya, pengembang situs web harus mampu memilah, memilih dan mengimplementasikan
keterampilan, seni, teknologi baik perangkat keras maupun perangkat lunak untuk keberhasilan
pengembangan tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan standardisasi dari sebuah profesi agar pelaku
profesi tersebut dapat mempertanggungjawabkan kemampuannya dalam menjalakan pekerjaannya.

Sertifikasi merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi. Atau paling tidak,
sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme. Beberapa alasan tentang pentingnya
sertifikasi untuk professional di bidang teknologi informasi, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan di bidang TI membutuhkan expertise
atau kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang pelaku profesi mampu menguasai secara
mendalam sampai ke akar-akarnya penguasaan secara mendalam tersebut dapat dibuktikan melalui
sertifikasi karena untuk menuju sertifikasi ada proses ujian atau tes yang tidak mudah dan memenuhi
standar tertentu.

B. Bahwa profesi dibidang teknologi informasi, dapat dikatakan merupakan profesi menjual jasa, dan
bisnis jasa bersifat kepercayaan. Prospek dari profesiini terletak pada kepercayaan masyarakat zaman ini
terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya. Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika bukti
keahlihan dari seseorang di bidang teknologi informasi dapat ditunjukan dengan adanya sertifikasi yang
dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang bertaraf internasional. Sebenarnya dengan perkembangan
teknologi yang begitu pesat, serta kemudahan mendapatkan pengetahuan lewat internet di satu sisi
sangat membantu mereka yang ada di profesi-profesi ini dalam menambah kemampuan untuk berkerja
dan berinovasi . Namun, terkadang orang membutuhkan suatu bukti konkrit yang dapat angsung
diketahui sehingga menambah terhadap pelaku profesi tersebut.

Berikutnya beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan melakukan sertifikasi antara lain:
A. Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih professional

B. Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlihan individu terhadap sebuah profesi.

C. pengakuan dari organisasi profesi sejenis, baik pada tingkat regional maupun internasional
D. Membuka akses lapangan pekerjaan secara nasional, regional maupun internasional

E. Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala yang
diberlakukan

Standardisasi dan sertifikasi dapat dilakukan oleh badan-badan resmi yang ditunjuk pemerintah atau
dilakukan juga oleh industry secara langsung atau yang sering disebut vendor certification. Pada
kenyataannya, memang industrialah yang lebih mengetahui kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya
manusia yang sesuai untuk mereka.

Selanjutnya dari sisi jenis sertifikasi yang berkembang dewasa ini, mengarah pada dua klasifikasi
sertifikasi yaitu sertifikasi berorientasi produk dan sertifikasi yang berorientasi produk dan sertifikasi
yang berorientasi pada jenis pekerjaan yang akan dibahas pada bagian dibawah ini.

Sertifikasi berorientasi produk

Selama ini Sertifikasi internasional untuk profesi di bidang IT hanya dikenal di lingkungan yang relative
terbatas dan biasanya dikeluarkan berkaitan dengan produk perangkat lunak atau perangkat keras dari
perusahaan tertentu seperti Microsoft, Oracle, Cisco, dan lain-lain. Pelaksanaan sertifikasi hanya
diselenggarakan oleh perwakilan lain. Pelaksanaan sertifikasi hanya diselenggarakan oleh perwakilan
perusahaan tersebut di Indonesia ataupun lembaga yang ditunjuk sebagai afiliasi, dengan biaya yang
cukup mahal bagi calon tenaga IT di Indonesia. Berikut adalah beberapa contoh sertifikasi yang
berorientasi pada produk:

A. Sertifikasi Microsoft

Microsoft sebagai salah satu perusahaan perangkat lunak terbesar saat ini, memberlakukan sertifikasi
dengan label Microsoft certified professional (MCP)

Beberapa paket yang bisa diambil dalam MCP ini antara lain, adalah:

≥ MCDST

Microsoft Certified Desktop Support Technicians (MCDSTs)

Merupakan sertifikasi untuk technical and customer service skills yang mampu melakukan troubleshoot
pengoperasian perangkat keras dan perangkat lunak yang berhubungan dengan lingkungan Microsoft
Windows.

≥ MCSA
Microsoft certified system administrators (MCSAs) merupakan sertifikasi untuk administrator jaringan
yang berada dalam lingkungan platform Microsoft windows terdapat dua spesialisasi MCSA: messaging
dan MCSA: security

≥ MCSE

Microsoft Certified System Engineers merupakan sertifikasi untuk design dan implementasikan
infrastruktur berbasis windows dan Microsoft servers software. Terdapat dua spesialisasi ini yaitu MCSE:
messaging dan MCSE: security

≥ MCDBA

Microsoft Certified Database Administrator (MCDBAs) merupakan sertifikasi untuk design,


implementasikan dan administer database berbasis pada Microsoft SQL server database

≥ MCT

Microsoft Certified Trainers (MCTs) adalah sertifikasi untuk kualifikasi instruktur, certified by Microsoft
untuk melakukan pelatihan-pelatihan perangkat lunak Microsoft

≥ MCAD

Microsoft Certified Applicaton Developers (MCADs) menggunakan teknolgi Microsoft untuk melakukan
pembagunan dan pemeliharaan departemen di level applications, components, web atau desktop
clients, sampai pada back-end data services.

≥ MCSD

Microsoft Certified Solution Developers (MCSDs) merupakan sertifikasi untuk melakukan design dan
membangun leading-edge business solution dengan menggunakan Microsoft development tools,
technologies, platform, dan arsitektur windows.

≥Office Specialist

Microsoft Certified Specialists (office Specialists) dibutuhkan untuk menunjukan kemampuan pengguna
Microsoft desktop software untuk kepentingan perkantoran.

B. Sertifikasi Oracle
Oracle sebagai salah satu perusahaan pengembang database termuka di dunia, menawarkan tiga jenis
sertifikasi sebagai berikut:

→ OCA (Oracle Certified Associate)

→ OCP (Oracle Certified Professional)

→ OCM (Oracle Certified Master)

Tiga level sertifikasi di atas menunjukan tingkat keahlihan yang dimiliki oleh pemegang sertifikasi.
Sebagai contoh, untuk mendapatkan OCP seseorang harus mampu dan menguasai konsep serta aplikasi
database dengan oracle, seperti misalnya:

● Konsep-konsep dasar, Initialization parameter, data dictionary views, sintaks SQL dan pemodelan
relasi antartabel.

● produk-produk Oracle database server yang mencakup cara-cara koneksi ke database service

● Creating Oracle database. Oracle data types, mengelola table, mengelola index, mengelola cluster,
index-organized tables.

● mengelola user, mengelola keamanan, mengelola profile.

● Aspek teoritis basisdata

● memformat keluaran, constraints, menulis executable statements, implicit cursors, dan exeption
handling

● Struktur Oracle untuk recovery

● Isu-isu tambahan seperti Tunning Overview, oracle aert, trace files, dan events.

● isu-isu jaringan dengan oracle

Dari berbagai materi yang disyaratkan bagi sertifikasi ocp diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
mendapatkan sertifikasi ocp tersebut, seseorang harus benar-benar menguasai Oracle dari pengenalan
awal sampai pada level expert seperti troubleshoot dan security.

Sertifikasi berorientasi Profesi


Selain sertifikasi internasional yang berorientasi produk, terdapat juga sertifikasi yang tidak berorientasi
pada sebuah produk perangkat lunak atau perangkat keras tertentu, di mana seorang profesi IT diuji
kompetensinya sebagai seorang ahli di bidang IT dan diakui banyak Negara.

Beberapa contoh institusi yang menyelenggarakan sertifikasi yang berorientasi pada pekerjaan ini antara
lain adalah:

a. Institute for Certification of Computing Professionals

Institute for Certification of Computing Professionals (ICCCP) adalah sebuah Badan Sertifikasi Profesi
Teknologi Informasi di Amerika Serikat yang melakukan pengujian terhadap 19 bidang minat tersebut
antara lain adalah Bussines Information Systems, Communications, Data Resources Management, Office
Information Systems, Software Engineering, System development, System Security Subject, Oriented
Analysis and Design, Internet, dan lain-lain.

Sertifikasi yang didapat daari pengujian 19 bidang minat tersebut akan menghasilkan sertifikasi sseperti
misalnya:

1. CDP (Certified data Processor)

Merupakan sertifikasi untuk para professional yang memiliki orientasi pekerjaan pada bidang
pemrosesan data.

2. CCP (Certified Computer Programmer)

Merupakan sertifikasi untuk para professional yang bekerja sebagai proframmer.

3. CSP (Certified Systems Professioanl)

Merupakan sertifikasi untuk para professional yang bekerja pada bidang analisis desain dan
pengembangan system berbasis komputer.

b. Institute for Certification of Computing Professionals

CompTIA adalah Asosiasi Industri Teknologi Komputer di Amerika beranggotakan antara lain: Microsoft,
Intel, IBM, Novell, Linux, HP, dan Cisco.

Asosiasi tersebut menentukan kurikulum training dan ujian sertifikat internasional berorientasi
pekerjaan di berbagai bidang. Perkerjaan-pekerjaan yang disertifikasi pada lembaga ini cukup bervariasi,
misalnya Network Support, Computer Technical dan lain-lain.

1. A+ (Entry-Level Computer Service)

Merupakan sertifikasi untuk para professional yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang teknisi
komputer (entry level).

2. Network + (Network Support and administration)


Adalah sertifikasi untuk para profesioanl yang memiliki orientasi pekerjaan di bidang jaringan komputer.

3. Security + (Computer and Information Security)

Adalah sertifikasi untuk para professional yang memiiki orientasi pekerjaan di bidang keamanan
komputer.

4. HTI+ (Home Technology Installation)

Adalah sertifikasi untuk para professional yang bekerja di bidang instalasi sampai pada pemeliharaan
dan teknisi home technology.

5. IT Project+ (IT Project Management)

Adalah sertifikasi untuk para professional yang memliki orientasi pekerjaan dalam manajemen proyek di
bidang teknologi informasi.

Hambatan Pelaksanaan Sertifikasi

Sering kali dalam perkembangannya pelaksanaan sertifikasi menemui hambatan-hambatan. Beberapa


alasan yang dapat menghambat keputusan pengambilan sertifikasi antara lain:

a. Biaya yang Mahal

Sekali mengikuti ujian untuk mendapatkan sertifikasi yang bertaraf internasional, dibutuhkan biaya ±
150 USD.

b. Kemampuan yang Kurang Memadai Terhadap Penguasaan materi Sertifikasi

Di samping biaya, tentunya dibutuhkan juga pengetahuan dan kemampuan di atas rata-rata di bidang
teknologi informasi untuk bisa dinyatakan layak menyandang sertifikat internasional tersebut.

Melihat besarnya biaya sertifikasi serta tingginya standar pengetahuan yang dituntut dari seorang
profesioanl di bidang teknnologi informasi untuk mendapatkan sertifikasi internasional maka perguruan
tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang memenuhi kualifikasi profesi TI tersebut.

Di samping itu, untuk mereduksi biaya sertifikasi yang cukup mahal, diperlukan badan sertifikasi di
Indonesia yang mendapat pengakuan Internasional untuk dapat menyelenggarakan ujian sertifikasi
dengan biaya rupiah yang terjangkau sehingga bisa menghasilkan tenaga kerja professional di bidang TI
yang berkualitas dan diakui secara internasional.

Anda mungkin juga menyukai