Anda di halaman 1dari 25

Makalah Aschelminthes (Rotifera dan Gastrotricha)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Avertebrata Air


Dosen Pengampu : Dian Yuni Pratiwi, S.Si.,M.Si

Disusun oleh
Kelompok 4 Perikanan B
Muhammad Thariq Aziz Fitriandes 230110210081
Guntur Satrio Wibisono 230110210090
Kayla Zahira Saffanah 230110210092
Friyona Dewi Fortuna 230110210093
Ai Dewi Huzaimah 230110210121

Program Studi Perikanan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM.21, Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat 45363
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya penulisan makalah Aschelminthes (Rotifera dan Gastrotrica) ini
berhasil disusun dan diselesaikan tepat waktu oleh Kelompok 4 sebagai penulis.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Avertebrata Air.

Pada kesempatan ini, kami berterimakasih kepada dosen pembimbing mata


kuliah Avertebrata Air dan pihak-pihak yang membantu kami atas tersusunnya
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik saran serta masukan dari
berbagai pihak. Akhir kata, dengan adanya makalah ini kami berharap dapat
memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Jatinangor, 23 September 2021

1
ABSTRAK

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengukur dan meningkatkan


kapasitas mahasiswa dalam mendalami bidang keilmuan yang berkaitan dengan
hewan invertebrate khususnya pada filum rotifera dan gastrotricha. Ditinjau dari
Habitat dan penyebaran, morfologi, dan fisiologi. Dalam Fisiologi terbagi menjadi
beberapa sistem yaitu Sistem eksresi, saraf, pencernaan, dan sistem reproduksi.
Lalu dalam makalah ini juga dibahas tentang klasifikasi gastroricha yang terbagi
dalam beberapa class, dan mempunyai ciri khas masing masing dalam setiap
kelasnya, lalu ditinjau juga peranan dalam masing masing filum dan efeknya
terhadap lingkungan sekitar yang tentunya ini sangat menarik perhatian khususnya
bagi kami sebagai mahasiswa yang bergelut di bidang perikanan yang mempelajari
beberapa aspek tentang lingkup perairan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………..……………………... i
ABSTRAK……………………………………....……………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang…………………………….....………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………. 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………...……………………………….. 3
2.1 Rotifera……………………………………………….......................... 3
2.1.1 Pengertian Rotifera……………………………….………….. 3
2.1.2 Habitat Rotifera………………………………..…………….. 4
2.1.3 Morfologi dan Anatomi Rotifera…..………………………… 4
2.1.4 Fisiologi Rotifera……………….……………………………. 6
2.1.4.1 Sistem Pencernaan……………...……………………. 6
2.1.4.2 Sistem Ekskresi………...…………………………….. 7
2.1.4.3 Sistem Saraf………………………………………….. 7
2.1.4.4 Sistem Reproduksi…………..……………………….. 7
2.1.5 Klasifikasi Rotifera……………..……………………………. 8
2.1.6 Peranan Rotifera…………………..…………………………. 9
2.2 Gastroricha……………...……………………………………………. 9
2.2.1 Pengertian Gastrotricha……………………………………… 9
2.2.2 Habitat Gastrotricha………….……………………………… 9
2.2.3 Morfologi dan Anatomi Gastrotricha……………………….. 11
2.2.4 Fisiologi Gastrotricha…………………….………………….. 12
2.2.4.1 Sistem Pencernaan...…………………………………. 12
2.2.4.2 Sistem Ekskresi……………………...……………….. 12
2.2.4.3 Sistem Saraf…………………….……………………. 13
2.2.4.4 Sistem Reproduksi……………..…………………….. 13
2.2.5 Klasifikasi Gastrotricha………….…………………………… 15
2.2.6 Peranan Gastrotricha…………………...…………………….. 16
KESIMPULAN…………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...…… 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aschelminthes atau Nemathelminthes merupakan filum yang pernah


digunakan pada kingdom Animalia. Pengelompokan ini sekarang tidak digunakan
lagi karena polifiletik. Meskipun demikian, pengelompokannya terkadang masih
digunakan. Anggotanya mencakup berbagai cacing hewan dengan tubuh berbentuk
silinder memanjang, bahkan sangat panjang, seperti cacing giling. Sehingga
munculah nama 'Nemathelminthes' yang berasal dari bahasa Yunani, yang memiliki
arti "cacing berkas" Dengan tubuhnya yang tidak beruas-ruas, Nemathelminthes
disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau seperti
benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga
tubuh sejati. Namun, saat ini Nemathelminthes lebih sering disebut sebagai
Nematoda yang dianggap sukses mewakili Pseudocoelomata.

Rotifera dan Gastrotricha merupakan kelas yang terdapat dalam


Ascheminthes. Selain Rotifera dan Gastrotricha terdapat pula beberpaka kelas
lannya yang terbagi dalam filum Aschelminthes, klas Kinorhyncha (Echinodera),
kelas Nematomorpha (Gordinacea) dan kelas Nematoda.

Rotfera merupakan hewan air mikroskopis uniseluler yang masih dianggap


memiliki otak yang masih tergolong primitif dan dengan banyak spesies yang
ditemukan, rotifra juga memiliki pernan dan kontribusi tersendiri dalam ekosistem
air. Gastrotricha juga merupakan hewan air bersilia mikroskopis uniseluler yang
dikenal sebagi organisme yang dapat melakukan reproduksi secara singkat,
organisme ini juga mempunyai pernana tersendiri dalam ekosistem air. Baik rotifer
dan gastrotricha, keduanya merupakan golongan hewan meiofauna.

Sehubungan dengan hal itu, makalah dengan judul “Aschelminthes (Rotifera


dan Gastrotricha)” ini kami sebagai tim penulis akan mencoba untuk membahas

1
lebih dalam menganai hal-hal yang berkaitan dengan organisme Rotifera dan
Gastrotrica.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
1. Apa yang dimaksud dengan Rorifera dan Gastrotricha?
2. Diamana habitat Rotifera dan Gastrotricha?
3. Bagaimana morfologi dan anatomi dari Rotifera dan Gastrotricha?
4. Bagaimana fisiologi dari Rotifera dan Gastrotricha?
5. Apa saja klasifikasi dari Rotifera dan Gastrotricha?
6. Apa saja peranan yang diberikan oleh Rotifera dan Gastrotricha?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
1. Mengetahui definisi Rorifera dan Gastrotricha
2. Mengetahui habitat Rotifera dan Gastrotricha
3. Mengetahui morfologi dan anatomi dari Rotifera dan Gastrotricha?
4. Mengetahui fisiologi dari Rotifera dan Gastrotricha?
5. Mengetahui klasifikasi dari Rotifera dan Gastrotricha?
6. Mengetahui peranan yang diberikan oleh Rotifera dan Gastrotricha?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Rotifera

2.1.1 Pengertian Rotifera

Rotifera pertama kali dijelaskan oleh John Harris pada tahun 1696, dan
bentuk lain yang dijelaskan oleh Anton van Leeuwenhoek pada tahun 1703.
Penggunaan nama rotifer, yang kemudian menjadi sebuah filum, berawal dari
deskripsi yang dilakukan oleh Baker tahun 1764 yang menyebut organisme ini
sebagai “whell-animal” atau hewan pembawa roda. Dalam Bahasa Latin, roda
adalah rota sedangkan pembawa adalah ferre atau fero (Ricci, 1983; Wallace et al,
27 2006), hal ini disebabkan karena Gerakan silia pada trochal disk tampak seperti
roda yang berputar, Rotifera juga biasa disebut hewan yang berputar. Karakteristik
utama rotifera adalah tripoblastik (memiliki 3 lapis sel tubuh), bilateral,
dan blastocoelomates tidak tersegmentasi.

Saat ini, terdapat lebih dari 2.200 spesies rotifera yang telah teridentifikasi,
Beberapa rotifera berenang bebas dan benar-benar planktonik, bergerak lain dengan
inchworming sepanjang substrat, dan beberapa sessile. Rotifera termasuk
metazoan yang paling kecil, berukuran 40-2500 mikron. Rotifera biasanya
transparan, namun beberapa memiliki warna cerah seperti merah, coklat, hijau, dan
lain- lain karena disebabkan oleh warna saluran pencernaan. Rotifera juga
Merupakan endoparasite pada insang crustacea, telur siput, cacing tanah, dan dalam
ganggang.

Rotifera memakan hewan yang lebih kecil, ganggang dan partikulat organik,
meskipun beberapa spesies bersifat parasit. Rotifera mendapatkan makanan dengan
cara menyaring makanan atau secara aktif berburu dan menangkap mangsa,
teergantung pada spesies mereka. Rotifera berumur pendek, umur total dicatat 6
hingga 45 hari.

3
Karena kebanyakan rotifera memiliki sifat planktonik, rotifera dewasa
maupun telurnya berfungsi sebagai mangsa bagi hewan-hewan besar, seperti
burung, serangga, larva serangga, kumbang,, kutu air, copepoda, nematoda,
tanaman karnivora, jamur, dan rotifera lainnya.

2.1.2 Habitat Rotifera

Meskipun sebagian besar rotifera menghuni air tawar, beberapa genus juga
memiliki anggota yang terdapat di perairan asin. Secara umum, rotifera tidak
beragam atau melimpah di lingkungan laut, tetapi mereka hidup di perairan muara,
serta di interstisial, kolam pasang surut, dan habitat laut dekat pantai. Perairan asin
pedalaman, disebut athalassohaline, juga merupakan habitat bagi rotifera.

Hebatnya, beberapa rotifera ditemukan di antarmuka yang menjembatani


habitat air dan darat Selain itu, rotifera adalah anggota komunitas tanaman kantong
semar dan komunitas lubang pohon, fitotelmata,dan dapat ditemukan di wadah
yang menampung air, seperti tempat mandi burung, serta di cangkir dan ban bekas
yang disimpan di luar ruangan. Selanjutnya, rotifera sering melimpah di air
interstisial tanah dan sedimen (Pourriot, 1979) termasuk gambut (Błędzki dan
Ellison, 2002). Tergantung pada jenis tanah dan perkiraan tingkat kelembabannya,
kepadatannya berkisar dari sekitar 32.000 hingga lebih dari 2 juta per meter persegi.
Karena tingkat populasi yang tinggi dan metabolisme yang cepat, rotifera mungkin
memainkan peran penting dalam siklus hara di tanah.

2.1.3 Morfologi dan Anatomi Rotifera

Epidermis mengandung lapisan padat yaitu protein keratin yang disebut


lorika. Bentuk lorika dan penampakan spina (tulang punggung), serta ornamen yang
ada membedakan antar spesies. Di bawah epidermis terdapat susunan otot
melingkar dan membujur. Antara dinding tubuh dan organ dalam terdapat
pseudocoelom yang berisi cairan dan sel-sel ameboid bercabang-cabang yang

4
tersusun seperti jala sintial. Memiliki protonephridia (struktur berbentuk cangkir
yang ditemukan pada beberapa organisme, salah satunya rotifera dan termasuk sel
yang primitif), tetapi tidak ada sirkulasi khusus atau struktur pertukaran gas. Tubuh
Rotifera dibedakan menjadi 3 bagian yaitu kepala, batang,dan kaki.

Bagian kepala terdapat organ untuk berputar atau korona yang disebut cilia
anular dan memiliki nama asli rotatoria. Korona atau mahkota pada rotifer
merupakan organ tempat tumbuhnya benang-benang silia yang pergerakannya
terlihat seperti putaran roda. Aktifitas pergerakan silia ini menjadi asal mula
penamaan rotifer sebagai organisme rotatoria atau pembawa roda. Bagian depan
korona dapat ditarik masuk dan dapat memutar sesuai Gerakan air untuk mengambil
partikel makanan kecil (terutama alga dan detritus). Partikel makanan masuk ke
mulut dan menuju mastax untuk digiling. Mastax memuat elemen seperti rahang
yang disebut ‘trophi’. Organ sensori pada rotifer adalah mata serebral yang berisi
sel pigmen merah serta antenna yang terletak pada bagian anterior pada sisi dorsal
rotifer. Antena pada rotifer terdapat pada bagian lateral maupun pada bagian dorsal.
Antena pada bagian lateral seringkali sulit ditemukan, karena biasanya telah
terlebih dulu terkontraksi dan masuk kedalam lorika. Sedangkan antena pada bagian
dorsal dapat ditemukan pada daerah dekat dengan korona, yang ditandai dengan
adanya tonjolan dengan bagian ujungnya memiliki serabut sensor.

Bagian badan merupakan bagian utama dari tubuh rotifer yang berbentuk
bulat memanjang dan transparan (Linderman & Kleinow, 2000). Bagian ini
dilindungi oleh suatu sistem intugmen yang tersusun atas lapisan-lapisan, yang
disebut dengan lorika (Bander & Kleinow, 1988). Yu & Cui (1997), menjelaskan
bahwa lapisan intugmen ini terdiri atas lapisan tipis (47 nm) pada bagian internal
dan lapisan agak tebal (205 nm) pada bagian eksternal. Pada beberapa bagian
tertentu lapisan intugmen terdapat beberapa buah pori berdiameter sekitar 71 nm
yang berfungsi sebagai tempat ekskresi metabolisme rotifer. Intugmen ini, selain
memiliki fungsi sebagai rangka pembentuk tubuh rotifer, juga berfungsi sebagai
lapisan lunak yang membungkus organ dan cairan internal rotifer (Bander &
Kleinow, 1988; Mills, 2006).

5
Bagian Kaki berupa struktur yang dapat ditarik masuk dengan bentuk
melingkar tanpa ruas-ruas akhir pada 1 atau 4 jari. Pada spesies sessile dan
merangkak, mengandung kelenjar perekat untuk melampirkan hewan ke substratum
tersebut. Dalam spesies yang berenang bebas jumlah kaki secara keseluruhan
berkurang ukurannya, dan bahkan mungkin tidak ada.

2.1.4 Fisiologi Rotifera

2.1.4.1 Sistem Pencernaan

Rotifera memiliki system pencernaan yang lengkap yang diawali


dengan mulut dan diakhiri oleh anus. Rotifera mendapatkan makanan dengan
pergerakan siliata yang terdapat pada korona yang menyebabkan terjadinya
arus sehingga partikel makanan dapat diambil oleh benang siliata lalu
dimasukan ke dalam mulut. Setelah itu partikel makanan yang masuk ke
dalam rongga mulut rotifera akan diteruskan melalui pharynk kedalam
mastaks untuk dikunyah. Pada magian mastaks terdapat trofi yang berfungsi
sebagai penghancur makanan. Setelah dikunyah diteruskan melalui esofagus
menuju perut dan diteruskan pada usus untuk penyerapan sari-sari makanan
setelah partikel makanan terkumpul pada bagian perut. Hasil dari pencernaan

6
yang tidak dapat dicerna lagi akan dikeluarkan melalui kloaka dalam bentuk
kotoran menuju anus.

2.1.4.2 Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi pada rotifera yaitu dengan cara difusi pada seluruh
permukaan tubuh yang bersatu pada kloaka dengan membuang kelebihan air
pada tubuhnya. Pada rotifera terdapat sepasang protonephridium dengan
flame bulb. Protonephridia bersatu pada bladder atau kantung kemih yang
dialirkan pada ventral kloaka. Untuk mengosongkan isi bladder, bladder
dapat berkontraksi hingga 6 kali dalam 1 menit melalui kloaka, kloaka juga
berfungsi sebagai tempat hasil produksi dari pencernaan dan sistem
reproduksi.

2.1.4.3 Sistem Saraf

Jumlah saraf pada setiap spesies rotifera bervariasi dan system saraf
yang sederhana. Terdapat organ yang Bernama retrocerebral di dekat otak
yang terdiri dari dua kelenjar pada sisi kantung medial. Rotifera memiliki satu
atau dua sampai lima pasang mata yang sederhana serta hanya dengan sel
fotoreseptor tunggal. Rotifera juga memiliki silia korona yang sensitive
terhadap sentuhan serta terdapat lubang sensorik yang dibatasi oleh silia pada
unjung kepala.

2.1.4.4 Sistem Reproduksi

Rotifera bereproduksi secara seksual dan dapat memproduksi sel telur


yang berkembang tanpa dibuahi yang disebut parteogenesis. Umumnya
rotifera bereproduksi secara aseksual atau partogenesis. Rotifera betina terdiri
dari 2 tipe yaitu tipe amiktik dan miktik. Tipe betina amiktik secara mitosis
akan menghasilkan telur yang bersifat amiktik dimana telur ini akan
menghasilkan individu tanpa terjadinya fertilisasi (partogenesis). Sedangkan
tipe betina miktik akan menghasilkan telur yang bersifat miktik haploid
apabila terjadi fertilisasi akan membentuk zigot diploid atau telur dorman

7
yang kemudian akan menjadi individu baru. Apabila tidak terjadi fertilisasi
akan menjadi jantan yang bersifat haploid.
Reproduksi secara biseksual diawali dengan pergerakan secara acak
untuk mendapatkan betina kemudian melakukan gerakan melingkar di sekitar
individu betina. Lalu menempelkan kelaminnya untuk mentransfer sperma
pada bagian pseudokulum, setelah sperma dilepaskan kedunya berpisah.

2.1.5 Klasifikasi Rotifera

Kelas : Aschelmintes

Sub kelas : Rotaria

Ordo : Eurotaria

Family : Barchionidae

Sub family : Barchinoninae

Genus : Brachonicus

Spesies : Bracionus sp

Berdasarkan fase reproduksi nya, Rotifera dibagi menjadi 3 kelas yaitu:

1. Kelas Bdelloidea
- Jumlah spesies kurang dari 350
- Dapat hidup di daerah yang kering, mereka akan mengalami
anhydrobiosis, dimana mereka akan mengecilkan sel dan jaringan dalam
tubuhnya serta memasukan kepala dan ekor kedalam tubuhnya demi
mengurangi keluarnya air.
- Bereproduksi secara aseksual dengan parthenogentik dimana semua
spesies mereka adalah betina dan hanya menghasilkan 10-50 telur saja
- Menggunakan cilia yang terdapat pada corona untuk pergerakan dan
mengarahkan makanan ke dalam mulut.
2. Kelas Monogonata
- Jumlah spesies 1500, terbanyak disbanding kelas lain

8
- Hidup sebagai parasite pada bryophyte (alga hijau)
- Bereproduksi secara aseksual (parthenogenetik) dan seksual
- Ukuran betina lebih besar ketimbang jantan.
3. Kelas Seisonidea
- Kelas yang tergolong primitive
- Hidup di laut dan juga dii ingsang crustaceans
- Berproduksi secara aseksual hanya menghasilkan 10-50 telur saja.

2.1.6 Peranan Rotifera

Rotifera sering di gunakan sebagai pakan awal larva ikan laut, udang dan
kepiting. Rotifera dinilai memiliki keuntungan dibanding zooplankton lainnya.
TESHIMA et al. (1980) telah mencoba serangkaian penelitian untuk menggantikan
rotifer dengan pakan buatan atau plankton lainnya sebagai pakan awal larva ikan
laut, tetapi peran rotifer belum dapat digantikan dengan pakan lainnya

2.2 Gastroricha

2.2.1 Pengertian Gastrotricha

Gastrotricha berasal dari bahasa Yunani, yaitu terdiri dari kata gaster dan
thrix, dengan gaster yang memiliki arti perut sedangkan thrix memiliki arti rambut.
Maka, dapat diartikan gastrotricha adalah hewan yang memiliki rambut di
sekeliling bagian luar tubuhnya sehingga gastrotricha pun sering disebut hairyback.

Walaupun nama umum mereka mengandung makna bersilia di sekujur bagian


tubuh luarnya, rambut atau silia yang mereka miliki lebih banyak tumbuh di bagian
permukaan ventral atau bagian perut tubuhnya dibanding bagian belakang tubuh
mereka. Hal ini berguna untuk mengatur tubuh gastrotricha agar dapat berenang
dan bergerak cepat secara fleksibel di dalam permukaan lumpur. Gastrotricha
memakan sel bakteri, alga (ganggang) atau partikel lainnya yang biasanya ada pada
puing yang membusuk di antara tanaman air.

9
Gastrotricha memiliki ciri ciri seperti cacing pada “Aschelminthes” atau
“Pseudomonas”, yaitu memilki tubuh, usus, dan rongga urama tubuh walupun
hampir tidak terbentuk secara sempurna (Hyman 1951). Maka dari itu, sebelumnya
gastrotricha diklasifikasikan sebagai olongan dari filum aschelminthes kuno atau
nelmathelmintes. Namun sekarang gastrotricha dianggap sebagai sebuah filum
tersendiri dengan memiliki dua ordo, yaitu ordo Chaetonotidae dan ordo
Marcodasydae.

Jangka waktu hidup gastrotricha sangat lah singkat. Rentang hidup mereka
hanya dalam urutan hari hingga minggu saja. Gastrotricha adalah salah satu dari
beberapa metazoan terkecil, dengan memiliki ukuran tubuh mulai dari 60 μm
hingga 3,5 mm. Gastrotricha merupakan bagian meiofauna. Meiofauna adalah
organisme hewan yang ukurannya lebih besar dari mikrofauna dan lebih kecil dari
makrofauna.

Gastrotricha adalah salah satu spesies yang melimpah di meiofauna dengan


penemuan 860 spesies yang hidup, namun hal tersebun masih tidak semelimpah
jumlah spesies yang ditemukan meiofauna lainnya, sperti spesies pada rotifrera
yang mencapai lebih dari 2.000 spesies.

2.2.2 Habitat Gastrotricha

Gastrotricha mendiami ekosistem perairan dunia sebagai bagian dari


komunitas meiofaunal. Di habitat air tawar, gastrotrichs adalah anggota benthos dan
perifiton dan pada tingkat tertentu, juga dari plankton dan psammon. Di lingkungan
laut, sebagian besar dari mereka menghuni celah habitat berpasir dan biasanya
merupakan kelompok ketiga dalam kepadatan di antara taksa meiofaunal
interstisial, di belakang nematoda dan copepod harpacticoid. Namun, beberapa
penelitian telah menemukan mereka menjadi salah satu kelompok meiobenthos
melimpah (Gray 1971; Todaro et al. 1995).

Di beberapa habitat, diperkirakan ada 100.000 individu gastroricha per meter


persegi dan sejauh ini terdapat sekitar 860 spesies yang diketahui dan dihitung dari

10
kedua ordo yang dimiliki oleh gastrotricha, yaitu ordo Chaetonotida dan ordo
Marcodasyda. Suwignyo (2005), menjelaskan jenis dari ordo Chaetonotidae biasa
ditemukan di danau, kolam dan sungai, sedangkan jenis dari ordo Macrodasydae
terdapat di air laut dan payau. Gastrotricha juga dapat ditemukan dalam rongga
interstisial sediment atau merayap pada ganggang, tanaman air atau detritus.

2.2.3 Morfologi dan Anatomi Gastrotricha

Kebanyakan gastrotricha berukuran mikroskopis sekitar (60 μm hingga 3,5


mm), namun beberapa spesies gastrotricha mencapai 4 mm. Bentuk tubuh seperti
botol dengan bentuk kepala yang agak jelas. Tubuhnya ditutupi cilia,khusus nya
bagian mulut. Memiliki cilia sensorik, dan kutikula, yang pada sebagian besar
spesies dihiasi dengan duri atau sisik dari berbagai bentuk. Tidak memiliki warna.
nya rata. Pasterior nya bercabang dan pada beberapa jenis dilengkapi organ
penempel. Organ penempel berbentuk tabung yang dapat berjumlah banyak dan
terletak di dekat kepala, sepanjang sisi tubuh, atau pada ujung posterior. Tabung
penempel digunakan untuk menempel sementara pada subtrat (Subekti, 2016).
Mulut terletak di ujung anterior, berhubungan dengan pharynx, usus perut,
kemudian anus di ujung posterior.

Disamping itu biasanya gastrotricha mempunyai pseudocoel yang digunakan


untuk metode pemeliharaanya dan sekarang diketahui bahwa hewan ini memiliki
acoelomata.

Perut gastrotricha ditutupi rambut seperti cilia mereka gunakan untuk


meluncur disepanjang permukaan saat mereka memakan bakteri,ganggang dan
lainnya.

11
Schematic illustration of a typical chaetonotidan gastrotrich showing: (A) Tampilan punggung; (B)
Tampilan perut; (C) posterior end of a hermaphrodite, showing sexual organs; and (D) egg, after
deposition,( AT) adhesive tubes, (AN) anus, (BR) brain, (E ) egg,( F) furca, (G) gut,( M)mouth,
(PH)pharynx, (PN)protonephridium, (SC) sensory cilia, (SS)sperm sac, (X) X-organ. Modified
from Remane[82], Voigt[103], and Kisielewska

2.2.4 Fisiologi Gastrotricha

2.2.4.1 Sistem Pencernaan

Komponen utama dari sebagian besar makanan mereka adalah bakteri;


mereka juga mengkonsumsi ganggang, protozoa, detritus dan partikel
anorganik.

Gastrotricha umumnya memberi makan dengan menghasilkan arus


menggunakan tindakan pemompaan faring otot atau arus silia, yang menarik
partikel makanan ke dalam mulut,kemudian masuk ke pharynx,masuk ke usus
silinder yang dilapisi dengan sel kelenjar dan pencernaan dan kemudian
berakhir di anus.Beberapa spesies mungkin menggunakan indra kimia taktil
untuk membedakan antara jenis makanan.

2.2.4.2 Sistem Ekskresi

Sistem eksresi gastroricha terdiri dari sepasang protonefridia di bagian


tengah anterior, dan mengosongkannya melalui pori pori yang terletak
dibagian permukaan tubuh ventral. Gastroricha tidak memiliki sistem
respirasi atau sirkulasi. Biasanya pertukaran gas dilakukan dengan proses
difusi yang simple yang mana pada hakikatnya molekul hanya berpindah dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Protonefridia merupakan organ pengeluaran yang berbentuk


tubulus/pipa tertutup, tidak terhubung dengan rongga tubuh hewan, dan
ditemukan pada hewan yang lebih tinggi dari Coelentrata. Sel penyusun
bagian tubulus yang tertutup dilengkapi dengan silia. Apa bila jumlah silia
yang dimiliki hanya satu (tunggal), sel di sebut solenosit apa bila memiliki

12
beberapa silia di namakan sel api. Protonefridia bekerja menggunakan prinsip
tekanan negative. Pada saat silia yang terdapat dalam tubulus tertutup
bergetar bagian tersebut akan timbul tekanan negatif menyebabkan cairan
tersedot kedalam ujung tubulus yang buntu, dengan melintasi membran pada
ujung tubulus. Hal ini juga merupakan cara untuk menyaring cairan yang
melewati membran tubulus proses yang disebut ultrafiltrasi. Akhirnya dalam
saluran protonefridia akan berbentuk “urin” yang mempunyai konsentrasi
osmotik lebih rendah dari pada cairan tubuh

2.2.4.3 Sistem Saraf

Otak gastroricha terdiri dari sepasang ganglia didekat faring dan


sepasang tali saraf lateral yang memanjang ke bagian ujung tubuh posterior ,
indra utama pada gastroricha terletak pada bulu dan silia pada tubuhnya yang
berfungsi sebagai mekanoreseptor

Untuk bergerak gastroricha mengandalkan ventral silia,. Bagi spesies


yang memiliki tabung perekat mereka tentu akan menggunakannya sebagai
bentuk adaptasi, sehingga jika diliat akan bergerak seperti lintah. Sebagian
spesies pun ada yang diketahui bisa berenang. Meski sebagian besar dari
filum ini bersifat sesil, hidup melekat pada suatu substrat dengan bantuan
tabung perekat mereka.

2.2.4.4 Sistem Reproduksi

Secara umum gastrotrica merupakan organisme hemafrodit yang


artinya mereka memiliki sepasang testis dan ovum. Gastrotricha juga
merupakan hermafrodit primitive dengan frekuensi protandri atau organ
jantannya yang lebih dahulu berkembang. Sehingga beberapa spesies
gastrotricha mempunyai sepasang testis dan ovum yang menghilang atau
mereduksi dari testisnya, seperti pada Thaumastodermatidae yang hilang
testis kirinya, spesies Lepidodasyidae yang hanya memiliki satu ovarium
sehingga proses fertilisasi dilakukan melalui transfer sperma atau
spermatophores, dan pada perairan jernih, ordo Chaenotonidae yang

13
mengalami degenerasi pada alat reproduksi jantan, sehingga semua
individunya cenderung betina sehingga terkadang kadang bersifat
parthenogenesis dengan melalui fase hermaprodit (Stachowitsch, 1992).

Ketika menetaskan telur, Chetonotidae mulai mengembangkan telurnya


melalui parthenogenesis, sejenis kloning dengan telur yang tidak dibuahi
dapat berkembang menjadi embrio yang secara geneik sama dengan
induknya.

Telur yang dihasilkan oleh Chaetonotidae merupakan telur terbesar


yang terdapat dalam lingkup kelompok organisme meiofauna karena
ukurannya yang relatif besar hampir setara dengan ukuran bentuk tubuh
dewasa dari gastrotricha dan dapat mencakup 75% tubuh bagian bawah dalam
beberapa specimen. Terdapat dua jenis telur parthenogenesis pada
Chaetonotidae (1) Telur tachyblastic, merupakan telur yang pertama
berkembang dan menetas dengan cepat. (2) Telur opsiblastic, merupakan
telur terkhir yang terkadang tidak aktif dengan ukuran yang sedikit lebih besar
dan sangta tahan terhadap pembekuan dan pengeringan (Kånneby 2015).

Cr. Ecology and Classification of North American Freshwater Invertebrates

Masa hidup gastrotricha antara 8-12 hari dan bertelur dalam sehari
setelah mereka menetas, selama itu gastrotricha dapat menghasilkan telur
sampai 5 butir. Gastrotricha muda mempunyai bentuk seperti yang dewasa
dan bertelur pada umur 3 atau 4 hari, dan 1-3 hari kemudian menetas (Subekti
et al 2016).

14
2.2.5 Klasifikasi Gastrotricha

Kingdom : Animalia

Sub kingdom : Eumatozoa

Superphylum : Playtzoas

Secara garis besar Gastrotricha terbagi menjadi dua ordo

1. Ordo Macrodasyidae

Ordo ini memiliki ciri-ciri yaitu tabung perekat terletak di bagian


anterior, lateral dan posterior, hermafrodit, habitatnya di pantai laut dan air
payau, di pasir intertisial.Contoh spesies dari ordo ini adalah Macrodasyida,
Thaumastoderma dan Dactylopoda.

Klasifikasi ordo Macrodasyoidea menurut Astuti dan Winata (2015) :

Kingdom : Animalia

Sub Kingdom : Eumatozoa

Superphylum : Platizoas

Ordo : Macrodasyidae

2. Ordo Chaetonidae

Ordo ini memiliki ciri-ciri yaitu tabung perekat hanya terletak di ekor,
sebagian mempunyai kutikula yang tebal atau kail atau sisik, kebanyakan
spesies merupakan betina, partenogenetik, kebanyakan di air tawar seperti
di danau, kolam dan sungai. Contoh spesies dari ordo ini adalah Chaetonotus
africanus dan Chaetonotus sp.

Klasifikasi ordo Chaetonotidea menurut Astuti dan Winata (2015) :

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Eumatozoa

15
Superphylum : Platyzoas

Ordo : Chaetonotidae

2.2.6 Peranan Gastrotricha

Sebagai Organisme yang sangat kecil, gastroricha berperan penting dalam


rantai makanan dan kemungkinan sebagai bahan makanan bagi sebagian besar
benthic pemakan invertebrata yang berada di perairan. Predator alami gastroricha
yang diketahui yaitu turbellarians, helizoan, amuba sarcodina, cnidarian, dan
tanypodine midges.

Selain berperan dalam rantai makanan gastroricha juga berperan sebagai


decomposer, seperti halnya bakteriovores dan detrivor, gastroricha menyumbang
dari keindahan perairan pantai dengan membersihkan puing dan mencegah
kerusakan. Studi gastroricha mungkin digunakan untuk menambah pengetahuan
tentang evolusi dan hubungannya dengan organisme lain. Disisi lain karena
gastroricha dapat bertambah secara signifikan disuatu perairan, ini memungkinkan
mereka untuk mengendalikan populasi bakteri pada suatu perairan, tetapi in
diperlukan studi lebih lanjut lagi ( Brunson,1963;Brusca and Brusca,1990;Manylov
1999 & Strayer, et al.,2010).

16
KESIMPULAN

Aschelminthes atau Nemathelminthes merupakan filum yang pernah


digunakan pada kingdom Animalia. Rotifera dan Gastrotricha merupakan kelas
yang terdapat dalam Ascheminthes. Rotifera sering disebut “whell-animal” atau
hewan pembawa roda karena memiliki gerak yang mirip seperti roda. terdapat lebih
dari 2.200 spesies rotifera yang telah teridentifikasi, Sebagian besar rotifera hidup
di air tawar dan beberapa hidup di perairan asin. Tubuh Rotifera dibedakan menjadi
3 bagian yaitu kepala, badan,dan kaki. Di kepala terdapat korona, mastax dan organ
sensorik, di badan terdapat sistem intugmen untuk melindungi berbagai organ, dan
di kaki dipakai untuk alat gerak yang disesuaikan dengan kebutuhan spesies (sessile
atau berenang). Rotifera memiliki sistem pencernaan lengkap dari mulut hingga
anus, sistem ekskresi Rotifera dengan cara difusi pada seluruh permukaan tubuh,
sistem saraf Rotifera dinilai sederhana, Rotifera bereproduksi secara seksual dan
aseksual (secara parthogenesis). Berdasarkan sistem reproduksi, Rotifera dibagi 3,
yaitu Monogonata, Seisonidea, dan Bdelloidea. Rotifera sering di gunakan sebagai
pakan awal larva ikan laut, udang dan kepiting. Rotifera dinilai memiliki
keuntungan dibanding zooplankton lainnya.

Gastroricha adalah hewan yang memiliki rambut di sekeliling bagian luar


tubuhnya sehingga gastrotricha pun sering disebut hairyback. Rambut atau silia
yang mereka miliki lebih banyak tumbuh di bagian perut. Sejauh ini ditemukan
sebanyak 860 spesies yang hidup. Di klasifikasikan dengan 2 ordo, yaitu
Chaetonotidae dan Marcodasydae, Chaetonotidae biasa ditemukan di danau, kolam
dan sungai, sedangkan Macrodasydae terdapat di air laut dan payau. Bentuk tubuh
seperti botol dengan bentuk kepala yang agak jelas, Pasterior nya bercabang dan
pada beberapa jenis dilengkapi organ penempel, Perut gastrotricha ditutupi rambut
seperti cilia mereka gunakan untuk meluncur saat mereka makan. Gastroricha
memiliki sistem pencernaan dari mulut, pharynx, usus silinder, dan berakhir di
anus, Sistem ekskresi terdiri dari sepasang protonefridia dan mengosongkannya

17
melalui pori-pori, Gastroricha bereproduksi secara hermafrodit, Sistem saraf
Gastroricha terdiri atas Otak yaitu sepasang ganglia, tali saraf lateral yang
memanjang ke bagian ujung posterior, dan indra utama pada gastroricha terletak
pada bulu dan silia pada tubuhnya yang berfungsi sebagai mekanoreseptor.
Gastroricha berperan dalam rantai makanan sebagai bahan makanan bagi benthic
pemakan invertebrata, selain itu, Gastroricha juga berperan sebagai decomposer.

18
DAFTAR PUSTAKA

Balsamo, M., Jong, Y. d., d'Hondt, J.-L., Kisielewski, J., Todaro, M. A., Tongiorgi,
P., . . . Grilli, P. (2015). Fauna Europaea: Gastrotricha. Biodiversity Data
Journal 3: e5800, 5.
Brema, J. A. (2018, Juni 3). Filum Gastrotricha. Retrieved from Web Unair.ac.id:
http://julio-alexander-brema-fpk17.web.unair.ac.id/artikel_detail-222355-
Avertebrata%20air-FILUM%20GASTROTRICHA.html
Gaffar, S. (2020). Avertebrata Air. Tarakan: NOAA.
Gray, J. (1971). The effects of pollution on sand meiofauna communities. Thalass.
Jugosl., 7, 79–86.
Hochberg, R. (1999). Spatiotemporal size-class distribution of Turbanella mustela
(Gastrotricha: Macrodasyida) on a. Pacific Sci., 53, 50–60.
Kånneby, T. &. (2015). Phylum Gastrotricha. Thorp and Covich’s Freshwater
Invertebrates, 217.
Kriska, G. (2013). Hairybacks – Gastrotricha, Waterbears – Tardigrada. Freshwater
Invertebrates in Central Europe, 44.
Lumenta, C. (2017). Avertebrata Air. Avertevrata Air UNSRAT PRESS, 123-134.
Masnur, M., Arifin, A. N., & Agil, E. S. (2018). GEJALA SERANGAN HAMA
filum ASCHELMINTHES, MOLLUSCA dan CHORDATA pada
TANAMAN BUDIDAYA PERTANIAN. Pelindungan Tanaman, 8-9.
R.L. Wallace, H. S. (2014). Thorp and Covich's Freshwater Invertebrates (Fourth
Edition). Cambridge, Massuachusetts: Academic Press.
Redjeki, S. (1999). BUDIDAYA ROTIFERA (Brachionus plicatilis). Oseana,
Volume XXIV, Nomor 2,1999 : 27-43, 27.
Stachowitsch, M. (1992). The Invertebrates An Illustrated Glossary. New York
USA: Willey-Liss.
Strayer, D. L., Hummon, W. D., & Hochberg, r. (2001). Animals: Phylum
Gastrotricha. In J. H, & T. P. Covich, Ecology and Classification on North
American Freshwater Invertebrates (pp. 163-165). Cambridge;
Massachusetts: Academic Press.
Subekti, S. K. (2016). Buku Ajar Avertebrata Air Edisi Revisi 2. Surabaya: Global
Persada Press.

19
Suwignyo, S., & dkk. (2005). Avertebrata Air Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya.
Todaro, M. A.-C.-B.-D.-O. (2019). An Introduction to the Study of Gastrotricha,
with a Taxonomic Key to Families and Genera of the Group. Diversity,
11(7), 117.
Wright, J. (2014). "Gastrotricha" (On-line). Retrieved from Animal Diversity Web:
https://animaldiversity.org/accounts/Gastrotricha/
Wullur, S. (2017). Rotifer Dalam Perspektif Marikultur. Manado: LPPM UNSRAT
PRESS.

20
PEMBAGIAN MATERI

1. Pengertian, habitat, morfologi dan anatomi rotifera oleh Guntur Satrio


Wibisono (230110210090)
2. Fisiologi, klasifikasi, dan peranan rotifera oleh Friyona Dewi Fortuna
(230110210093)
3. Pengertian, habitat, dan fisiologi sistem reproduksi gastrotricha oleh Kayla
Zahira Saffanah (230110210092)
4. Morfologi dan anatomi, fisiologi sistem pencernaan, dan klasifikasi
gastrotricha oleh Ai Dewi Huzaimah (230110210121)
5. Fisiologi sistem ekskresi, sistem saraf, dan peranan gastrotricha oleh
Muhammad Thariq Aziz Fitriandes (230110210081)

21

Anda mungkin juga menyukai