Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MENGENAI CLADOCERA, COPEPODA, DAN OSTRACODA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Planktonologi

Disusun oleh:

Perikanan B / Kelompok 8

Nisrina Haibah 230110160082

Ersyad Prayoga L 230110160096

Diana Safitri 230110160101

Rio Chandra Gunawan 230110160119

Martha Herelda Sirait 230110160122

Meri Alex Sandra 230110160125

Yolanda Stephanie Purba 230110160138

PROGRAM STUDI PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2016/2017
KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Perairan. Dengan
makalah yang berjudul “Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda “.

Selama kami menyelesaikan makalah ini, kami banyak mendapatkan


pengetahuan yang baru mengenai Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi siapapun
yang membacanya. Kami menyadari makalah yang kami buat tentu tidak luput
dari kekurangan. Untuk itu kami meminta maaf bila terdapat kekurangan, dan
oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik maupun saran yang dapat membangun
diri kami untuk lebih baik dalam pembuatan makalah kedepannya.

Semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua. Amin.

Jatinangor, April 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………........ ii

DAFTAR ISI …………………………………………............... iii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1


1.2 Identifikasi masalah .................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................. 2
II PEMBAHASAN
2.1 Pembahasan Cladocera ............................................................. 4
2.2 Pembahasan Copepoda ............................................................ 12
2.3 Pembahasan Ostracoda ............................................................ 18

III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen pada tahun
1887, berasal dari bahasa Yunani yang artinya mengembara. Plankton adalah
organisme renik yang melayang-layang dalam air atau mempunyai kemampuan
renang yang sangat lemah, pergerakannya selalu dipengaruhi oleh gerakan masa
air.
Plankton dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu fitoplankton yang terdiri
dari tumbuhan renik bebas bergerak dan mampu berfotosintesis sedangkan
zooplankton ialah hewan yang bersifat planktonik.
Zooplankton atau plankton hewani merupakan suatu organisme yang
berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas
yang hidupnya sebagai hewan. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan
hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada
beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil
jika dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus itu sendiri (Hutabarat dan Evans
1986). Zooplankton merupakan salah satu tiang penopang kehidupan dalam
bioekosistem laut karena plankton tersebut menduduki tingkat dasar dari rantai
makanan perairan (Rumengan dalam Ruga et. al 2014). Sebagian besar
zooplankton merupakan herbivora, yaitu pemakan produsen (fitoplankton) dan
sebagai makanan bagi ikan. Kondisinya menjadikan zooplankton sebagai agen
transfer energi dan indikator keberadaan fitoplankton yang sekaligus merupakan
indikator kesuburan. Meskipun demikian, tidak semua jenis dari zooplankton
tersebut dapat memakan fitoplankton sehingga tidak semua jenis zooplankton
dapat dijadikan sebagai indikator perairan.
Zooplankton merupakan konsumen pertama yang memanfaatkan produksi
primer yang dihasilkan fitoplankton. Peranan zooplankton sebagai mata rantai

1
antara produsen primer dengan karnivora besar dan kecil dapat mempengaruhi
kompleksitas rantai makanan dalam ekosistem perairan. Kehadiran zooplankton
dalam suatu perairan merupakan pengontrol bagi produksi primer fitoplankton.
Perubahan lingkungan dan ketersediaan makanan pada suatu perairan akan
mempengaruhi kelimpahan zooplankton. Zooplankton seperti halnya organisme
lain hanya dapat hidup dan berkembang dengan baik pada kondisi perairan yang
sesuai seperti perairan laut, sungai dan waduk. Apabila kondisi lingkungan
sesuai dengan kebutuhan zooplankton maka akan terjadi proses pemangsaan
fitoplankton oleh zooplankton. Jika kondisi lingkungan dan ketersediaan
fitoplankton tidak sesuai dengan kebutuhan zooplankton maka zooplankton
tidak dapat bertahan hidup dan akan mencari kondisi lingkungan yang sesuai
(Toha dalam Ruga et. al 2014).

1.2 Identifikasi Masalah


 Dimana habitat dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
 Bagaimana klasifikasi dari Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
 Apa ciri umum Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
 Apa ciri khusus Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda?
 Bagaimana metode reproduksi dari Cladocera, Copepoda, dan
Ostracoda?
 Apa saja peranan Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda baik dalam
perairan maupun non perairan?

1.3 Tujuan dan Manfaat


 Untuk mengetahui bagaimana dan seperti apa fitoplankton khususnya
Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda.
 Untuk mengetahui struktur atau bagian-bagian pada Cladocera,
Copepoda, dan Ostracoda.

2
 Dapat mengetahui peranan Cladocera, Copepoda, dan Ostracoda di
perairan dan nonperairan serta dapat memanfaatkannya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PEMBAHASAN CLADOCERA


A. Klasifikasi, Habitat dan Ciri

Cladocera merupakan ordo dari sub filum crustacea yang termasuk zooplankton,
yang memiliki bentuk kulit luar (carapace) sebagai sebuah tutup yang berkelopak 2
menutup bagian tubuh saja tidak sampai bagian kepala, memiliki 4-6 pasang lengan
renang, antena besar dan bercabang 2 yang digunakan sebagai alat untuk bergerak,
cara berenang cladocera tersendat-sendat, terdapat sebuah mata majemuk pada
kepala, berkembangbiak secara partenogenesis, dan kebanyakan cladocera berukuran
0,5-1 mm (Hutabarat. dkk. dalam Hamdani, 2013). Cladocera memiliki 4 sub ordo,
yaitu Anomopoda, Onychopoda, Ctenopoda dan Haplopoda

Berikut merupakan famili dari subordo Cladocera:


Suborder Anomopoda Suborder onychopoda
Daphniidae Polyphemidae
Moinidae Cercopagidae
Bosminidae Podonidae
Macrothricidae
Chydoridae
Suborder Ctenopoda Suborder Haplopoda
Sididae Leptodoridae
Holopedidae

4
Berikut ini adalah beberapa contoh dari spesies ordo Cladocera :

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Ordo : Cladocera
Suborder : Anomopoda
Famili : Daphniidae
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia sp.
Gambar 1. Daphnia sp.
Ciri-ciri :
 Berukuran antara 0,2 dan 5 mm.
 Pembagian segmen tubuh Daphnia
hampir tidak terlihat. Kepala menyatu,
dengan bentuk membungkuk ke arah
tubuh bagian bawah terlihat dengan
jelas melalui lekukan yang jelas.
 Pada beberapa spesies sebagian besar
anggota tubuh tertutup oleh carapace,
dengan enam pasang kaki semu yang
berada pada rongga perut.
 Bagian tubuh yang paling terlihat
adalah mata, antenna dan sepasang seta.
 Pada beberapa jenis Daphnia, bagian
carapacenya tembus cahaya dan tampak
dengan jelas melalui mikroskop bagian
dalam tubuhnya.
Habitat : danau, kolam (air tawar).
Peranan :

5
 Daphnia sering digunakan sebagai
pakan hidup untuk kultur larva ikan
 Daphnia sering digunakan secara luas
untuk uji toksisitas baik secara akut
maupun kronis bagi bahan-bahan kimia
yang digunakan untuk pertanian dan
industri yang terbuang ke ekosistim
perairan.
 Sebagai pembersih lingkungan
tercemar.
 Sebagai bahan baku penghasil kitin.
Klasifikasi :
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Ordo : Cladocera
Suborder : Anomopoda
Famili : Moinidae
Genus : Moina
Species : Moina micrura

 Bertubuh bulat dengan diameter 0,9-


Ciri-ciri :

Gambar 2. Moina micrura 1,8 mm.


 Bentuk tubuh pipih menyamping yang
berdinding tebal.
 Terdapat kantung di punggung
belakangnya yang berfungsi untuk
menyimpan telur.
 Bagian perut memanjang dan terdapat
10 bulu getar (silia)

6
Habitat : danau, rawa, selokan
Peranan :
 Genus ini biasa disebut sebagai kutu
air yang cukup baik digunakan untuk
pemcu pertumbuhan benih ikan karena
mengandung 66% protein dan 8%
lemak.
 Selain itu, kutu air juga banyak
mengandung pigmen astaxanthin yang
bersifat mencemerlangkan dan
memekatkan warna ikan hias

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Ordo : Cladocera
Suborder : Anomopoda
Family : Macrothricidae
Genus : Macrothrix
Spesies : Macrothrix sp.
Ciri-ciri :
 Bentuk tubuh pipih menyamping.
 Bentuk kepala lebar dengan batas yang
Gambar 3. Macrothrix sp. kurang jelas dengan badan.
 Terdapat kantung di punggungnya
yang berfungsi untuk menyimpan telur.
 Memiliki duri panjang yang
membentang dari bagian bawah

7
tubuhnya.
 Antenula (antena pertama) yang terdiri
dari 1 segmen berbentuk cerutu yang
berfungsi sebagai alat penciuman.
Antena kedua besar, sepasang, masing-
masing terdiri atas sebuah pangkal ruas
yang kuat dan bercabang dua menjadi
sebuah ramus dorsal dengan 4 segmen
dan sebuah ramus ventral dengan 3
segmen, dengan formula setae pada
masing-masing ramus berurutan adalah
0-0-1-3 dan 1-1-3.
 Terdapat mata majemuk dan ocellus
pada kepala, serta memiliki sepasang
setae natatoriae pada perbatasan antara
postabdomen dan bagian abdominal
Habitat : sungai,waduk (air tawar).
Peranan : Macrothrix sp. biasanya
berperan sebagai pakan alami untuk ikan.
Klasifikasi :
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Ordo : Cladocera
Suborder : Anomopoda
Family : Chydoridae
Genus : Graptoleberis
Spesies : Graptoleberis testudinaria
Ciri-ciri :
 Rostrum luas dan berbentuk setengah

8
lingkaran.
 Secara umum dengan dua gigi
menonjol di sudut inferoposteal,
spesimen dengan satu gigi telah
diamati.
 Postabdominal cakar dengan satu
tulang basal menit.
 Karapas dan kepala dengan retikulasi
mencolok.
Gambar 4. Graptoleberis testudinaria
Habitat : Biasanya ditemukan di zona
pasang surut di tepi air pada jarak rata-rata
dari permukaan laut 3 meter (8 kaki).
Graptoleberis testudinaria ditemukan
berhubungan terutama.

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Fillum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Branchiopoda
Sub Kelas :Phyllopoda
Ordo : Cladocera
Suborder : Ctenopoda
Famili : Sididae
Genus : Diaphanosoma
Species : Diaphanosoma sp.
Ciri-ciri :
 Bentuk tubuh dari Diaphanosoma sp.
adalah oval atau bulat memanjang,
transparan dan badan tertutup karapaks.
Gambar 5. Diaphanosoma sp.

9
 Mempunyai sepasang mata (mata
majemuk) yang selalu berputar dan
sangat sensitif terhadap sinar.
 Tubuh Diaphanosoma terbagi menjadi 3
bagian yaitu kepala (cephalin), dada
(thorax) dan abdomen. Kepala dan dada
bergabung membentuk chepalothorax
 Perkembangbiakan secara dioecious
sepanjang tahun dan bereproduksi
secara partenogenesis dalam lingkungan
yang baik yaitu telur dierami di dalam
kantung pengeraman dan anak yang
dihasilkan selalu betina.
 Diaphanosoma sp. memiliki kaki datar
yang berguna menimbulkan arus air,
untuk membawa oksigen dan partikel
makanan lainnya
Habitat : di air tawar, payau maupun di air
laut. Diaphanosoma sp.tumbuh baik di
perairan yang banyak fitoplankton sebagai
pakan alaminya

B. Metode Reproduksi Cladocera


Menurut Arumwulan (2007), Ordo Cladocera ini melakukan reproduksi secara
partenogenesis yaitu tanpa melalui proses perkawinan antara induk betina dan jantan.
Suwignyo dkk, (2005) menyatakan bahwa ordo Cladocera ini melakukan
perkembangbiakan secara dioecious sepanjang tahun dan bereproduksi secara

10
partenogenesis dalam lingkungan yang baik yaitu telur dierami di dalam kantung
pengeraman dan anak yang dihasilkan selalu betina.

11
2.2 PEMBAHASAN COPEPODA
A. Klasifikasi dan Habitat

Copepoda (Kope = Yunani untuk "dayung", Podos = Yunani untuk "kaki").


Oleh karena itu Copepod = berdayung kaki, yang mengacu pada sepasang kaki.
Copepoda merupakan kelompok entomostraca dengan jumlah spesies terbesar, yaitu
sekitar 8.405 spesies, sebagian besar hidup bebas dan sekitar 25% nya sebagai
ektoparasit. Kebanyakan copepoda terdapat di laut dan sebagian lagi di air tawar, baik
sebagai plankton maupun fauna interstisial. Umumnya berukuran kurang dari 2 mm.
Copepoda merupakan zooplankton yang tubuhnya dapat dibedakan menjadi kepala,
dada dan perut. Semua copepoda selalu mempunyai sebuah mata nauplius median (di
tengah) yang terdiri atas 3 buah ocelli yaitu 2 lateral dan sebuah median. Copepoda
tidak memiliki mulut tetapi memiliki alat isap. Copepoda dibagi menjadi 10 ordo,
yaitu: Calanoid, Harpacticoid, Cyclopoid, Gelylloida, Misophrioida, Monstrilloida,
Platycopioida, Poecilostomatoida, Siphonostoida, dan Argulidae. Ordo
Harpacticoida, Cyclopoida dan Calanoida bersifat zooplankton, sementara yang
lainnya bersifat ektoparasit.

1. Ordo Harpacticoida
Harpacticoida adalah ordo dari kelas copepoda dan anggotanya adalah
copepoda bentik yang ditemukan di seluruh dunia dalam lingkungan laut dan di
air tawar (Filum Ameiridae, Parastenocarididae dan Canthocamptidae). Beberapa
dari mereka adalah plankton atau tinggal dalam hubungan dengan organisme lain.
Morfologi Ordo Harpacticoid:
 Antenna pertama pendek
 Tubuh langsing
 Artikulasi antara ruas dengan kaki keempat dan kelima tidak jelas
 Copepoda yang sangat kecil, dengan antenna yang pendek
 Abdomen tidak dapat dibedakan dengan toraks.

12
 Panjangnya tidak lebih dari 1 mm, sebagian besar spesies berukuran lebih
kecil
 Sendi utama dalam tubuh terletak di antara segmen tubuh keempat dan
kelima.
2. Ordo Cyclopoida
Cyclopoida merupakan orde crustasea kecil dari subclass Copepoda. Anggota
Cyclopoida umumnya kecil, dan hewan planktonik yang hidup baik di laut dan di
habitat air tawar.
Ciri-ciri ordo cyclopoida sebagai berikut:
 Mampu bergerak cepat
 Perkembangan larva mereka metamorf
 Embrionya dibawa dalam kantung pasangan atau tunggal yang melekat pada
perut somite pertama.
 Memiliki antena pertama lebih pendek dari panjang kepala dan dada.

3. Ordo Calanoida

Calanoida adalah ordo copepoda,. Ordo ini termasuk 43 famili dengan sekitar
2000 spesies baik copepoda laut maupun air tawar. Copepoda Calanoid penting
dalam rantai makanan.

13
Berikut ini beberapa contoh dari spesies dari sub kelas copepoda :

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Maxillopoda
Sub class : Copepoda
Ordo : Harpacticoida
Family : Canthocamptidae
Genus : Canthocamptus
Spesies : Canthocamptus sp.
Ciri-ciri :
 Mempunyai
Gambar 6. Canthocamptus sp.
antena yang sangat
pendek yang terdiri sembilan
segmen.
 Antena kedua membagi dalam dua
cabang menjadi dua cabang pendek
 Tubuhnya seakan bentuk silinder dan
tidak dapat dibedakan antara bagian
anterior dan posterior.
 Abdomennya relatif luas dan datar ,
Laki-laki adalah 0,5 mm, betina 0,6
mm.
Habitat : Air tawar.

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Maxillopoda
Sub class : Copepoda
Orde : Harpacticoida
Family : Canthocamptidae

14
Genus : Attheyella
Spesies : Attheyella sp.
Ciri-ciri :
 Memiliki mata majemuk
 Tubuhnya agak membulat transparan
sehingga bagian dalam tubuhnya
terlihat.
Gambar 7. Attheyella sp. Habitat : Air tawar dan perairan
terrestrial

Klasifikasi :
Phylum : Arthropoda
Class : Maxillopoda
Sub class : Copepoda
Orde : Cyclopoida
Gambar 8. Cyclops sp. Family : Cyclopidae
Genus : Cyclops
Spesies : Cyclops sp.
Ciri-ciri :
Cyclops individu panjangnya dapat
berkisar dari ½ -5 mm dan jelas dibagi
menjadi dua bagian. Bagian depan luas
oval terdiri dari kepala dan pertama lima
segmen toraks. Bagian belakang jauh
lebih ramping dan terdiri dari segmen
toraks keenam dan empat segmen
pleonic tak berkaki. Dua ekor pelengkap
memproyeksikan dari belakang.
Cyclops memiliki 5 pasang kaki.
Panjang pertama antena, 2 jumlahnya,

15
digunakan oleh laki-laki untuk
mencengkeram betina saat kawin.
Setelah itu, betina membawa telur dalam
dua kantung kecil di tubuhnya. Larva,
atau nauplii, bebas-berenang.
Habitat : air tawar ataupun payau
Peranan : Cyclops merupakan bagian
penting dari sistem ekologi di mana
mereka adalah mangsa alami benih ikan
besar, ikan kecil, dan organisme air
lainnya seperti hydras.

Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Maxillopoda
Order : Cyclopoida
Family : Oithonidae
Genus : Oithona
Spesies : Oithona sp.
Gambar 9. Oithona sp.
Ciri-ciri :
 Oithona sp merupakan copepoda
yang mendiami hampir di seluruh
perairan Indonesia, karenanya
Oithona sangat mudah diisolasi dan
dikoleksi.
 Tubuh Oithona tersusun atas dua
bagian besar yaitu metasoma dan
urosoma. Bagian metasoma
merupakan bagian anterior yang

16
terdiri dari kepala, dada dan anggota
badan. Pada bagian ini terletak
bagian-bagian penting tubuh seperti
antenna, bagian mulut dan kaki
renang. Bagian urosoma merupakan
bagian posterior tubuh yang terdiri
dari segmen genital, segmen
abdominal dan cabang ekor.
Habitat : air tawar dan air laut
Peranan : Oithona sp. memiliki
kandungan protein yang tinggi, juga
memiliki kandungan kalsium yang
tinggi. Toledo et al. (1999) melaporkan
kandungan EPA (Eicosapentaenoic
Acid) (asam lemak esensial) pada
copepod sebesar 9,25 % area sehingga
copepod ini baik untuk pakan ikan, salah
satunya yaitu ikan kerapu.

B. Metode Reproduksi Copepoda

Reproduksi dan perkembangan Copepoda umumnya adalah dioecious. Betina


mempunyai sebuah atau sepasang ovarium dan sepasang seminal receptacle. Copepod
jantan yang hidup bebas biasanya mempunyai sebuah testes dan membentuk
spermatofora. Pada waktu kopulasi, copepoda jantan mengaitkan antenna pertama
atau kaki renang keempat atau kelima yang berbentuk capit kepada betina, dan
melekatkan spermatofora pada betina pada pembuahan seminal receptacle.

17
2.3 PEMBAHASAN OSTRACODA
A. Klasifikasi dan Habitat

Ostracoda merupakan ordo dari anggota sub fillum crustacean. Hewan ini
memiliki ukuran tubuh yang kecil (0,3-30 mm) umumnya berbentuk bulat lonjong,
ruas tubuh tak terlihat dan memiliki antenna panjang yang berfungsi untuk alat gerak
dan berenang. Ostracoda hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar hidup
sebagai bentos yang melekat di dasar perairan. Terdapat 70.000 spesies (hanya
13.000 yang masih hidup) yang sudah diidentifikasi. Ostracoda memiliki karapaks
yang menutupi bagian tubuh dan kepala. Ostrcoda dibagi menjadi 5 ordo yaitu:
Cladocopida, Platycopida, Myodocopida, Palaeocopida, dan Podocopida.

1. Ordo Myodocopa (Myopocopida)


Memiliki ciri-ciri pada bagian anterior cangkang berlekuk, antena kedua biramus
dan pangkal antena besar. Mydocopa ini semua hidup di laut. Contoh genus:
Cypridina dan Conchoesia.
Berikut merupakan contoh spesies dari Ordo Myodocopa:
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Ostracoda
Ordo : Myodocopa
Genus : Conchoecia
Spesies : Conchoecia macrocheira

Gambar 10. Conchoecia macrocheira


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Ostracoda

18
Ordo : Myodocopa
Genus : Cypridina
Spesies : Cypridina hilgendorfii

Gambar 11. Cypridina hilgendorfii

2. Ordo Podocopa (Podocopida)

Memiliki ciri-ciri antena uniramus, mempunyai 2 pasang apendik badan. Habitat


Podocopa di laut dan air tawar. Contoh genus yang hidup di air tawar adalah Cypris
dan Cypricercus di air tawar dan Cythereis di laut.
Berikut merupakan contoh spesies dari Ordo Podocopa:
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Maxillopoda
Ordo : Podocopa
Genus : Cypris
Spesies : Cypris bernacle
Ciri-ciri: Memiliki ciri - ciri antena

Gambar 12. Cypris bernacle uniramus, mempunyai 2 pasang apendik


badan
Habitat: di air tawar, cenderung untuk
tinggal di perairan dangkal dan pasang
surut, biasanya dalam pengaturan erosi.
Mereka pengumpan sessile suspensi
(nonmotile), dan memiliki dua tahap

19
larva nektonik (renang aktif).
Peranan: merupakan pakan alami setelah
nauplius, tetesan minyak yang terlihat di
dalamnya digunakan untuk nutrisi.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Ostracoda
Ordo : Podocopa
Genus : Cypricercus
Gambar 13. Cypricercus sp. Spesies : Cypricercus sp.
Ciri-ciri: Memiliki ciri – ciri yang sam
dengan cyprus yaitu mempunyai antena
uniramus, mempunyai 2 pasang apendik
badan
Habitat: di air tawar dan air laut
Peranan: Dapat menghasilkan cahaya
hayati, misalnya Cypridina

3. Ordo Cladocopa (Cladocopida)

Karapas tidak berlekuk; antena pertama dan kedua sebagai alat renang; antena kedua

biramus; merupakan spesies laut; contohnya yaitu Polycope.

Berikut merupakan contoh spesies dari Ordo Cladocopa:


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Ostracoda

20
Ordo : Cladocopa
Famili : Polycopidae
Genus : Polycope
Spesies : Polycope afanasjevi

Ciri-ciri: memiliki karapas berkeping


dua yang menyatu di bagian dorsal dan
menutupi badan serta kepala. Karapas
ada yang keras karena mengandung zat
kapur dan setiap kali molting akan
Gambar 14. Polycope afanasjevi
diganti dengan yang baru, ukuran dan
bentuk kecil sekitar 0,2 – 30 mm
Habitat: di air laut

4. Ordo Platycopa (Platycopida)

Antena pertama dan kedua besar tetapi bukan alat renang; antena kedua pipih,

biramus; spesies laut, semua termasuk satu-satunya genus Cytherella.

Berikut merupakan contoh spesies dari Ordo Platicopa:

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Crustacea
Kelas : Ostracoda
Ordo : Platycopa
Famili : Cytherellidae
Genus : Cytherella
Spesies : Cytherella abyssorum

21
Ciri-ciri: ukuran dan bentuk Tubuh
ostracoda berukuran kecil sekitar 0,2 – 30
mm, berbentuk bulat atau lonjong,
memiliki karapas berkeping dua yang
menyatu di bagian dorsal dan menutupi
badan serta kepala.

Gambar 15. Cytherella abyssorum Habitat: di air laut

5. Ordo Palaeocopida

Spesies fosil, Dorsal margin panjang dan lurus, Permukaan halus atau
kurung, Lobus, sulci, struktur ventral dan adventral sangat umum, bagian yang
bertekstur Lembut tidak diketahui.

B. Metode Reproduksi Ostracoda

Reproduksi ostracoda yaitu seksual dan aseksual dengan cara partenogenesis.


Beberapa spesies umumnya hanya terdiri atas betina yang menghasilkan lebih banyak
betina lagi dari telur yang tidak dibuahi, atau disebut partenogenesis. Spesies
menghasilkan dua jenis telur yang berkembang dengan cara partenogenesis, satu jenis
membentuk betina dan jenis lainnya berkembang menjadi jantan yang berdegenerasi
yang bahkan tidak dapat mencari makanannya sendiri. Jantan hidup cukup lama
untuk menghasilkan sperma yang membuahi telur dan membentuk zigot resisten yang
dapat hidup jika kolam mengering. Ketika kondisi menjadi baik lagi, zigot tersebut
mengakhiri masa dormansinya dan berkembang menjadi suatu generasi betina baru.

22
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Cladocera :

Cladocera merupakan subkelas dari subfilum crustacea yang termasuk zooplankton.


Ordo cladocera dinamakan juga kutu air. Cladocera memiliki bentuk kulit luar
(carapace) sebagai sebuah tutup yang berkelopak 2 menutup bagian tubuh saja tidak
sampai bagian kepala, memiliki 4-6 pasang lengan renang, antena besar dan
bercabang 2 yang digunakan sebagai alat untuk bergerak. Cladocera bereproduksi
dengan cara parthenogenesis. Cladocera dapat berperan penting sebagai pakan larva
ikan seperti, Daphnia sp. dan Moina micrura.

Copepoda :

Copepoda (Kope = Yunani untuk "dayung", Podos = Yunani untuk "kaki"). Oleh
karena itu Copepod = berdayung kaki, yang mengacu pada sepasang kaki. Copepoda
planktonik umumnya bersifat filter feeder dan memakan fitoplankton. Terbagi tiga
ordo yang merupakan plankton, yaitu Ordo Cyclopoida; contoh spesiesnya Oithona
sp. Ordo Harpacticoida; contoh spesiesnya Macrosetella gracilis dan Ordo
Calanoida; contoh spesiesnya Cyclops sp.. Copepod hidup bebas berperan penting
dalam rantai makanan sebagai penghubung antara bakteri, ganggang dan protozoa
disatu pihak dengan predator (termasuk ikan) di pihak lain. Dapat membantu
mengontrol kualitas air dengan memakan makanan yang tidak terpakai yang akhirnya
dapat menyebabkan overload bakteri dalam kolam ikan.

Ostracoda :

Ostracoda adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk
dalam filum Arthropoda, subfilum Crustacea. Alat geraknya berupa antenna.

23
Ostracoda hidup sebagai zooplankton, tetapi sebagian besar hidup sebagai bentos
yang melekat didasar perairan. Anggota Ostracoda yang sudah dikenal kurang lebih
200 jenis, misalnya Barnacle cypris yang merupakan pakan alami setelah nauplius,
tetesan minyak yang terlihat di dalamnya digunakan untuk nutrisi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Alam ikan. 2014. Kandungan Gizi Kutu Air sebagai Pakan Alami (tersedia:
http://www.alamikan.com/) diakses pada tanggal 13 Mei 2017.

Aliah, R. S. et al. 2010. Pemanfataan Copepoda Oithona sp Sebagai Pakan Hidup


Larva Ikan Kerapu. Jakarta: Pusat Teknologi Produksi Pertanian –BPPT

Bachtiar, Y. dan Tim Lentera. 2009. Menghasilkan Pakan Alami untuk Ikan Hias.
Jakarta: PT AgroMedia

Hamdani. 2013. Studi Percobaan Pembiakan Zooplankton Jenis Cladocera


(Macrothrix sp) Secara Eksitu. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis 18 (2): 1-7

Sachlan, M. 1982. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas


Diponegoro : Semarang.

Susilowarno, R. G. et al. 2007. Biologi SMA/MA Kls X. Jakarta: PT Grasindo

Rahmah, A. et al. 2015. Big Book Biologi SMA Kelas 1, 2, & 3. Jakarta: Cmedia.

Redaksi Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budi Daya Gurami. Jakarta: PT


AgroMedia

Van Guilder, M. 2010. Zooplankton of the Great Lakes (tersedia:


http://people.cst.cmich.edu/) diakses pada tanggal 13 Mei 2017.

25

Anda mungkin juga menyukai