Anda di halaman 1dari 17

AMFIBI II

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Taksonomi Vertebrata
Dosen Penganpu : Nurhidayah, M. Pd

Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas 4A

Adinda Erni Sukmawati 2211060002


Rahma Putri Ika Maulia 2211060112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG 2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. atas limpahan rahmat dan nikmat sehat-Nya
dan yang telah memberikan banyak kemudahan sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu dengan judul “Amfibi II”.

Sholawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi


Muhammad Saw. yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah
menuju alam ilmu pengetahuan. Dan mudah-mudahan kita termasuk umatnya
yang mendapat syafaatnya kelak di hari kiamat aamiin.

Penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Ibu


Nurhidayah,M. Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Taksonomi Vertebrata
serta semua pihak yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan
tugas makalah ini. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan rahmat dan
pertolongan-Nya atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis
dalam menyelesaikan tugas ini.

Dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun kesempurnaan penulisan makalah ini. Di akhir kata,
penulis berharap semoga makalah sederhana ini dapat dimengerti dan bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca pada umumnya, serta untuk almamater tercinta,
aamiin yaa robbbal „aalaamiin.

Bandar Lampung, 03 Maret 2024

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

2.1 Klasifikasi Amfibi ................................................................................................. 3

2.2 Taksonomi Amfibi ................................................................................................. 8

2.3 Peranan Amfibi ............................................................................................... `12

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 13

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 13

3.2 Saran ............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Amfibi atau amfibia (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan
bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di
daratan.Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata
yang mengalami metamorfosis lengkap.Telur biasanya diletakkan di dalam air
atau lingkungan lembap dan dibuahi secara eksternal.Berkulit halus, tipis, berbulu,
berpori. Kulit mengandung kelenjar lendir dan kelenjar racun.Amfibi adalah
hewan berdarah dingin. Tidak seperti hewan berdarah panas yang mengatur suhu
tubuh secara internal, amfibi mengatur suhu tubuh dari luar tubuh mereka.Jantung
terdiri dari 3 ruang, 2 atrium, 1 ventrikel. Respirasi dapat secara terpisah atau
dalam kombinasi paru-paru,kulit, dan insang.

Memiliki peredaran darah tertutup Kaki memiliki selaput.Anggota badan


memiliki ukuran bervariasi dengan anggota bagian depan lebih kecil dari anggota
bagian belakang. Contoh amfibia yang terdapat di Indonesia adalah bangsa sesilia
(Caecilia), serta bangsa kodok dan katak (Anura). Sesilia adalah semacam amfibia
tidak berkaki yang badannya serupa cacing besar atau belut. Satu lagi bangsa
amfibia, yang tidak terdapat secara alami di Indonesia, adalah
salamander.Binatang amfibi cenderung hidup di dekat air tawar di musim hangat.
Ada juga beberapa spesies yang tinggal di hutan-hutan, gurun dan arktik. Amfibi
dewasa menggunakan paru-paru dan mereka juga menghirup oksigen melalui kulit
mereka selama kulit mereka basah.

Amfibi bisa menutupi tubuh mereka dengan bersembunyi di antara


dedaunan atau sejenisnya yang berwarna hijau atau coklat dan dengan begitu
mereka aman dari burung dan reptil. Warna kulit mereka inilah yang menjadi
pertahanan utama mereka. Kemampuan lainnya adalah banyak amfibi lain yang
memiliki kulit berbisa yang berbahaya bagi predatornya. Ini adalah pertahanan

1
yang penting untuk melawan predator. Kulit juga digunakan untuk peringatan
dengan menunjukkan perubahan warna kulit yang dialami amfibi tersebut.
Mereka bisa menjadi berwarna terang seperti merah, hitam dan kuning.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan kami bahas
adalah sebagai berikut.
1. Apa saja klasifikasi Amfibi ?
2. Bagaimana taksonomi Amfibi ?
3. Apa peranan Amfibi dalam kehidupan sehari-hari ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari permasalahan diatas adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi Amfibi.
2. Untuk mengetahui bagaimana taksonomi Amfibi.
3. Untuk mengetahui apa peranan Amfibi dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Amfibi

Amfibi atau amfibia (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan


bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan.
Berdasarkan struktur tubuhnya, amphibi dibagi menjadi 3 kelas:

a. Caudata

Gambar 1. Sumber: IDN Times 2018

Caudata Ordo pertama dari klasifikasi amfibi yang akan di bahas


adalah Caudata. Contoh hewan amfibi yang merupakan anggota dari ordo ini
yaitu salamander dan kadal.Ada yang bernapas dengan paru-paru, dan yang
tidak punya paru-paru akan bernapas menggunakan insang, bahkan mereka
juga memanfaatkan kulitnya untuk melakukan pertukaran gas tersebut.Sama
seperti yang lainnya, kulit salamander juga mengeluarkan lendir yang
bertujuan untuk membantu mereka agar tetap lembab saat di daratan dan
menjaga keseimbangan garam saat berenang. 1 Salamander mirip kadal, tetapi
tidak bersisik. Ordo Caudata terdiri dari 9 famili sebagai berikut.
1. Famili Cryptobranchidae Ciri-ciri:
- hidup di air yang mengalir,

1
Cogger, Harold G. Encyclopedia of reptiles and amphibians. San Diego: Academic Press. (1988)
hal 54

3
- mengalami metamorfosis sempurna,memunyai 4 jari di kaki
depan dan 5 jari di kaki belakang, dan
- makanannya hewan invertebrata seperti jenis crus- tacea atau
binatang air yang kecil.
Contoh: Andrias japonicus (kadal raksasa).2

2. Famili Hynobiidae

Famili ini terdiri dari 9 genus yang sebagian besar hidup di


daerah Asia. Sebagian besar spesies dari genus Batrachuperus, genus
Hynobius, dan genus Salamandrella yang memunyai 4 jari di kaki
belakang, contohnya Salamandrella keyserlingi. Genus lainnya antara
lain genus Liuia, genus Onychodactylus, ge- nus Pachyhynobius,
genus Pachypalaminus, genus Ranodon dan genus Sinobius.

3. Famili Sirenidae

Ditemukan di Amerika bagian selatan dan hidup di


kolam atau rawa-rawa berlumpur yang banyak ditumbuhi
tumbuhan air. Contoh: Siren lacertian dan Pseudobranchus
striatus.

4. Famili Proteidae Contoh: Proteus anguinus dan Necturus


maculosus.

5. Famili Ambystomatidae Contoh: Ambystoma opacum

6. Famili Dicamptodontidae Terdiri dari genus Dicamptodon


dan genus Rhyacotriton.3

8. Famili Salamandridae

Terdiri dari 4 genus jenis salamander dan 10 ge- nus


jenis kadal air. Contoh jenis salamander adalah Chioglossa
lusitanica, genus Mertensiella, dan genus Salamandra

2
Enik Suyahni, Amfibi Amphibia, Jakarta Timur, Penerbit: BUMI AKSARA, (2023) Hal 67
3
Muhammad Iqbal, Taksonomi Vertebrata , Yogyakarta, Penerbit: Deepublish, (2020) Hal 16

4
(Salamandra alta, Salamandra lanzai, Salamandra salamandra).
Contoh jenis kadal air adalah Notophtalmus meredionalis.

9. Famili Plethodontidae

Famili ini merupakan kelompok terbesar dalam ordo


Caudata. Contoh:genus Hydromantoides dan genus
Speleomantes yang hidup di bebatuan di gua,genus
Bolitoglossa yang hidup di pepohonan,genus Aneides dan
genus Desmognathus yang suka memanjat pohon dan
bebatuan, dan genus Typhlomolg, genus Haideotriton, genus
Eurycea, dan genus Gyrinophilus yang hidup di air.4

b. Gymnophiona

Gambar 2. Sumber: Biology Learning

Gymnophiona (Caecilian) Ciri ordo ini adalah bentuknya


menyerupai cacing, tubuhnya berlendir, tinggal di dalam lubang, dan
memunyai mata yang sangat kecil. Ordo Gymnophiona terdiri dari 6
famili sebagai berikut.

1. Famili Rhinatrematidae Contoh: Epicrionops petersi.

2. Famili Ichthyophiidae Contoh: Ichthyopis glutinosus.5

3. Famili Caeciliidae Terdiri dari 23 genus dan 88 spesies. Banyak


ditemukan di daerah tropis Amerika tengah, Amerika selatan, Afrika
bagian equator, kepulauan Seychelles di Samudera India, dan India.

4
Rani Maharani, Biology Education, Semarang, Penerbit: Erlangga, (2019) Hal 90
5
Muhammad Zulfikar, Zoologi Vertebrata, Jakarta Pusat, Penerbit: Pentas Grafika, (2022) Hal 67

5
Contoh: Schistometopum thomens, Praslinia cooperi, ditemukan di
kepulauan Seychelles, dan Afrocaecilia taitana, ditemukan di Afrika
Timur.

4. Famili Scolecomorphiidae Ditemukan di sepanjang wilayah Afrika


Barat sampai Afrika Timur. Contoh: genus Scolecomorphus,
berkembang biak secara melahirkan dengan pembuahan internal.
genus Crotaphatrema, spesiesnya Crotaphatrema lamottei.

5. Famili Typhlonectidae Contoh: Typhlonectes natans.

6. Famili Uraeotyphlidae Merupakan pertengahan antara caecilia


primitif (famili Rhinatrematidae dan Caeciliidae) dan caecilia modern
(famili Caeciliidae, Scolecomorphiidae, dan Typhlonectidae). 6

c. Anura

Gambar 3. Sumber: E-Journal 2019

Anura terdiri dari katak dan kodok. Ordo Anura mudah dikenali dari
bentuk tubuhnya yang seperti berjongkok dan memiliki leher yang tidak jelas
tanpa ekor, dan mempunyai tungkai yang tidak sama panjang. Selain itu,
Anura memiliki mata yang besar dengan pupil mata horizontal atau vertikal. 7
Kaki depan ordo ini umumnya berjari empat sedangkan kaki belakang berjari
lima (Iskandar, 1998). Anura memiliki pita suara yang dapat menghasilkan

6
Wahyu Saputra, Evolusi Amfibi, Yogyakarta, Penerbit: Deepublish, (2021) Hal 87
7
Erick Gunawan, IPA Biologi Terpadu, Jawa Tengah, Penerbit: Erlangga, (2019) Hal 53

6
berbagai macam suara. Diantara Kelas Amfibi, Ordo Anura merupakan ordo
yang mempunyai anggota terbesar yakni 33 famili (di seluruh dunia).

1. Famili Leptodactylidae, Anggota famili ini berukuran kecil, tubuh


pendek dengan kulit halus, membran timpani yang jelas terlihat,
dan tungkai yang mampat. Famili ini tersebar di bagian selatan
bumi terutama di Mexico, Carribean, dan Amerika Selatan. Famili
ini terbagi menjadi 13 genus.
2. Famili Bombinatoridae, Famili ini memiliki tubuh gemuk dengan
moncong pendek dan mata besar. Kulitnya berbintil-bintil kasar
dengan warna tubuh bagian ventralnya sangat cerah. Terdapat dua
genus dalam famili ini dan di Indonesia hanya terdapat satu
spesies saja yakni Barbourula kalimantanensis. 8
3. Famili Megophryidae, Warna dan bentuk tubuh spesies dalam
famili ini membuat mereka sulit dikenali karena hampir sama
dengan habitat mereka. Katak-katak ini biasa hidup di antara
serasah dedaunan. Kaki-kakinya relatif pendek, kulit tidak
berbintil atau berbintil halus, kepala dan mata relatif besar, dan
mempunyai jari-jari yang ujungnya tidak membesar. Famili
Megophryidae terbagi menjadi 11 genus.
4. Famili Bufonidae, Famili ini merupakan famili yang umum
ditemui di manapun. Famili ini dicirikan dengan tubuhnya yang
relatif besar (panjang hingga mencapai 25 cm) dan gemuk,
tungkai pendek, dan kulit berbintil-bintil kasar. Bufonidae
mempunyai sepasang kelenjar parotoid di belakang kepala yang
mengandung racun alkaloid yang akan disekresi saat hewan ini
menjumpai ancaman atau saat stres. Terdapat 37 genus dan lebih
dari 500 spesies dalam famili ini, akan tetapi hanya 7 genus saja
yang dapat dijumpai di Indonesia yakni Bufo, Ansonia,
Leptophryne, Pedostibes, Pelophryne, Pseudobufo, dan
Duttaphrymus. 9

8
Muhammad Zulfikar, Zoologi Vertebrata, Jakarta Pusat, Penerbit: Pentas Grafika, (2022) Hal 43
9
Muhammad Iqbal, Taksonomi Vertebrata , Yogyakarta, Penerbit: Deepublish, (2020) Hal 47

7
5. Famili Myobatrachidae, Ukuran tubuh dari spesies-spesies dalam
famili ini bervariasi antara 1.5 hingga 12 cm. Tubuhnya sedikit
gemuk dengan tungkai (kaki) yang panjang. Spesies-spesies dalam
famili ini mempunyai karakteristik unik melakukan parental care
atau tidak membiarkan begitu saja telur yang telah
dikeluarkannya. Famili ini terbagi menjadi 21 genus, dan 5 genus
terdapat di Indonesia.
6. Famili Hylidae, Mempunyai ciri tubuh berukuran kecil, kulit
halus, tubuh sangat ramping dengan tungkai (kaki dan lengan)
yang sangat panjang dan ramping. Mata besar dan menghadap ke
depan. Warna kulit bagian dorsal dan ventral biasanya berbeda.
Famili ini terbagi menjadi 49 genus. Genus yang terdapat di
Indonesia adalah Litoria dan Nyctimystes. 10
7. Famili Rhacophoridae, Kulit berbintil halus, kaki belakang
panjang dan ramping. Tubuh ramping, ujung jari tangan melebar
dan pipih, mata relatif besar, moncong pendek, dan tidak
mempunyai lipatan dorsolateral. Spesies yang tergabung dalam
famili ini umumnya berhabitat arboreal (di pohon) karena itu
sering disebut juga suku katak pohon. Terdapat 9 genus dalam
famili ini, dan 5 diantaranya dapat ditemukan di Indonesia yakni:
Nyctixalus, Polypedates, Rhacophorus, Philautus, dan
Theloderma.
8. Famili Pipidae, Famili Pipidae mempunyai tubuh gemuk, kepala
pipih, ujung jari kaki tidak melebar tetapi berujung cakar cakar
hitam. Famili ini terbagi menjadi 5 genus dan di Indonesia dapat
ditemukan 2 genus yakni Xenopus dan Hymenochirus. 11

2.2 Taksonomi Amfibi

Taksonomi pada amfibi adalah sebagai berikut:

10
Wahyu Saputra, Evolusi Amfibi, Yogyakarta, Penerbit: Deepublish, (2021) Hal 107
11
Erick Gunawan, IPA Biologi Terpadu, Jawa Tengah, Penerbit: Erlangga, (2019) Hal 50

8
1. Kelas Caudata

Gambar Taksonomi

Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibia
Ordo: Urodela
Famili: Ambystomatidae
Genus: Ambystoma
Axolotl yang mengidap leukisme
Spesies: A. mexicanum
Sumber: Ukuwela, 2009

Domain: Eukariota
Kingdom: Hewan
Divisi: Chordata
Kelas: Amfibi
Famili: Ambystomatidae
Salamander Harimau
Marga: Ambystoma
Sumber: Bhavya, 2019
Jenis: A. tigrinum

Domain: Eukariota
Kingdom: Hewan
Divisi: Chordata
Kelas: Amfibi
Famili: Salamandridae
Salamander api Marga: Salamander
Sumber: Withrta, 2020 Jenis: S. Salamandra

9
2.Kelas Gymnophiona

Gambar Taksonomi

Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibia
Ordo: Gymnophiona
Famili: Ichthyphiidae
Genus: Ichthyophis
Spesies: Ichthyophis fitzinger
Ichthyophis fitzinger

Sumber: Evolusi Amphibi, 2021

Kingdom: Animalia
Phylum: Vertebrata
Class: Amphibia
Ordo: Gymnophiona
Family: Scolecomorphidae
Genus: Scolecomorphus
Spesies: Scolecomorphus vittahuz
Scolecomorphus

Sumber: Zoologi Vertebrata, 2020

10
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Sub filum: Vertebrata
Kelas: Amphibia
Ordo: Gymnophiona (Apoda)
Family: Ichthyophiidae
Genus: Ichthyophis
Ichthyophis glutinosa Spesies: Ichthyophis glutinosa

Sumber: Glarensa, 1998

3. Kelas Anura

Gambar Taksonomi

Domain:Eukaryota
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Amphibia
Ordo: Anura

Shqipericus Family: Ranidae


Genus: Pelophylax
Sumber: George, 1979
Species: P. shqipericus

Domain: Eukaryota
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Amphibia
Ordo: Anura

11
True frogs Subordo: Neobatrachia

Sumber: Rafinesque, 1814 Clade: Ranoidea


Family: Ranidae

Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Amphibia
Ordo: Anura
Famili: Ranidae
Katak Lembu
Genus: Lithobates
Sumber: Cafrina, 1995 Spesies: L. catesbeianus

2.3 Peranan Amfibi

Amfibi memiliki berbagai peranan penting bagi kehidupan manusia, yakni


peranan ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, amfibi memiliki peranan
penting dalam rantai makanan sebagai konsumen sekunder. Amfibi memakan
serangga sehingga dapat membantu keseimbangan ekosistem terutama dalam
pengendalian populasi serangga. Selain itu, amfibi juga dapat berfungsi sebagai bio-
indikator bagi kondisi lingkungan karena amfibi memiliki respon terhadap perubahan
lingkungan. Berkurangnya amfibi atau pertumbuhan mereka yang terganggu
merupakan pertanda lingkungan yang buruk. Faktor penyebab penurunan populasi
amfibi adalah penangkapan lebih, hilangnya hutan dan lahan basah, pencemaran,
penyakit, spesies introdusir dan kecatatan pada katak. Peranan Amfibi dari segi
ekonomis dapat ditinjau dari pemanfaatan Amfibi untuk kepentingan konsumsi.
Beberapa jenis amfibi dari Ordo Anura diketahui memiliki nilai ekonomis yang
tinggi seperti Fejervarya cancrivora, Fejervarya limnocharis, dan Limnonectes
macrodon.12

12
Kusrini (2003) Hal 80-81

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan struktur tubuhnya, amphibi dibagi menjadi 3 kelas, yaitu


kelas caudata (Contoh hewan amfibi pada kelas caudata yaitu salamander
dan kadal), kelas gymnophiona (Gymnophiona (Caecilian) Ciri ordo ini
adalah bentuknya menyerupai cacing, tubuhnya berlendir, tinggal di
dalam lubang, dan memunyai mata yang sangat kecil), dan kelas anura
(Anura terdiri dari katak dan kodok.)
2. Berdasarkan struktur tubuhnya, amphibi dibagi menjadi 3 kelas, yaitu
kelas caudata, kelas gymnophiona, dan kelas anura.
3. Amfibi memiliki berbagai peranan penting bagi kehidupan manusia,
yakni peranan ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, amfibi
memiliki peranan penting dalam rantai makanan sebagai konsumen
sekunder. Amfibi memakan serangga sehingga dapat membantu
keseimbangan ekosistem terutama dalam pengendalian populasi serangga.
Selain itu, amfibi juga dapat berfungsi sebagai bio-indikator bagi kondisi
lingkungan karena amfibi memiliki respon terhadap perubahan
lingkungan.

3.2 Saran

Dari makalah ini penulis menyarankan kepada penulis selanjutnya agar


memiliki lebih banyak rujukan materi, sehingga materi yang dijabarkan dalam
makalah lebih baik. Dan penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Erick. IPA Biologi Terpadu. Jawa Tengah: Erlangga, (2019)

Harold G, Cogger. Encyclopedia of reptiles and amphibians. San Diego: Academic


Press, (1988)

Iqbal Muhammad. Taksonomi Vertebrata. Jakarta Timur: Deepublish, (2020)

Maharani Rani. Biology Education. Semarang: Erlangga, (2019)

Saputra Wahyu. Evolusi Amfibi. Yogyakarta: Deepublish, (2021)

Suyahni Enik. Amfibi Amphibia. Jakarta Timur: BUMI AKSARA, (2023)

Zulfikar Muhammad. Zoologi Vertebrata. Jakarta Pusat: Pentas Grafika, (2022)

14

Anda mungkin juga menyukai