Anda di halaman 1dari 15

Nama : Adhitya Ramadhan

NIM : 1970201369
Kelas : ILKOM 3D (PAGI)
Mata Kuliah : Dasar penulisan
Dosen pengampu : Korry Elyana, M.IKOM

Daftar pertanyaan sebelum menulis cerpen


 Tujuan Menulis : Sebagai tugas pada mata kuliah “Dasar-dasar Penulisan” yang
diberikan oleh ibu Korry El Yana, M.IKOM. Selaku dosen mata kuliah tersebut.

 Target Pembaca : Remaja, dewasa atau anak-anak

 Waktu Menulis : 2 Hari

 Cerita yang dibuat : menceritakan sebuah pengalamanku dari kecil hingga dewasa

 Yang membedakan dengan karya lainnya :

 Konflik yang ditawarkan :

 Pesan yang disampaikan :

 Manfaat yang dapat diambil :

Penokohan
 Adit = Pemeran utama
 Akram =
 Alvi =
 Dika =
 Dimas =
 Muthia =
 Pandu =
 Rehan =
 Riski =
 Rafi =
 Saila =
 Tedi =

“SAHABAT KECIL HINGGA DEWASA”


Penulis: Adhitya Ramadhan / @adhityaramadhann
Genre : Persahabatan

Kalau ngomongin soal GKC, pasti gak akan lepas dari cerita persahabatan yang udah nemenin
masa kecil kita. Entah temen sepermainan ataupun temen dari kecil. Ada beberapa di
antaranya masih terjalin hingga kita dewasa dan ada juga yang sibuk dengan urusan pribadinya
entah itu kuliah, kerja, atau sibuk untuk masa depan mereka. But whoever is, kita patut
berterima kasih karena berkat mereka pula lah masa kecil kita jadi lebih berwarna.

Sebelum aku mulai cerita, aku mau jelasin dulu nih ke kalian, mungkin banyak dari kalian yang
bingung dan belum tau apa itu “GKC.” GKC merupakan singkatan dari Goa Kids Ceria. Kenapa
dinamakan “Goa Kids Ceria?” “Goa” diambil dari nama jalanan di lingkungan kami, “Kids” dari
bahasa inggris yang memiliki arti “anak-anak” dan “Ceria” menggambarkan bahwa kami selalu
ceria. GKC ini terbentuk pada tahun 2005 dan dibuat oleh Dwi Widya Mutiara atau biasa
dipanggil Mba Dwi. GKC adalah tempat berkumpul, belajar, dan berbagi pengalaman bersama
teman-teman di lingkungan tempat kami mengukir cerita.

Perkenalkan namaku Adit. Nama lengkapku Adhitya Ramadhan, sejak dari lahir aku sudah hidup
di lingkungan ini. Aku mempunyai teman yang cukup banyak di sini. Masa kecilku dihabiskan
untuk bermain bersama teman-temanku. Banyak sekali permainan yang aku dan teman-
temanku mainkan saat itu, mulai dari Petak Umpet, Gasing, Petasan, Gobak Sodor, Sepak Bola,
Tajos, Monopoli, Uno, dll. Di sini aku akan perkenalkan beberapa temanku.
Dimulai dari Akram. Akram adalah seorang anak pintar, baik dan
cengeng. Aku sudah berteman lama dengannya dari kecil. Sejak kecil, Akram selalu ditegaskan
oleh orang tuanya untuk belajar. Bahkan, sebelum Akram main, dia harus mengerjakan soal-
soal yang dibuat oleh ayahnya. Setelah Akram selesai mengerjakan soal itu, baru dia
diperbolehkan main oleh kedua orang tuanya.

Selanjutnya adalah Alvi. Nama lengkapnya Karl Alviando, biasa


aku panggil Alvi. Alvi adalah seorang anak kelahiran dari Jerman, orang tua dari Alvi yaitu
ayahnya yang berasal dari Jerman dan ibunya berasal dari Indonesia. Aku sudah berteman lama
dengan dia, berawal dari dia datang ke Indonesia. Awalnya, aku dan teman-temanku bingung
saat berbicara dengannya karena pada saat itu dia belum begitu mengerti Bahasa Indonesia.
Sejak kecil, Alvi mempunyai sifat jail, pemalas dan psikopat terhadap hewan dimulai dari
membunuh cicak lewat petasan korek, membunuh kadal, dll. Tapi semua itu hanyalah sifat Alvi
saat masih kecil.
Selanjutnya ada Rehan. Ngomongin soal Rehan, dari kecil dia paling ditakuti oleh semua
temanku karena dulu dijuluki sebagai “Ketua Gang.” Rehan dari kecil paling sering main
bersama cewe-cewe dibanding cowo, kalau ada dari kita yang jail atau ada yang ngatain dia,
pasti kita langsung dimusuhin oleh semua anak-anak di lingkungan kita.

Selanjutnya ada Dika. Dika mempunyai sifat pendiam, baik dan jago olahraga. Aku sudah
berteman lama dengannya dari kecil. Sejak kecil, Dika selalu keluar kalau kita sedang bermain
bola, Dika sangat jago bermain bola. Setiap kali kita bertanding bermain bola lawan RW lain,
Dika selalu hadir dalam pertandingan itu dan berkat Dika kita selalu memenangkan pertadingan
bola pada saat itu.
Selanjutnya ada Pandu. Ngomongin soal Pandu, Pandu ga jauh berbeda dengan Dika. Bedanya
kalau Pandu mempunyai sifat yang lucu, sedangkan Dika pendiam. Pandu sangat jago bermain
bola. Setiap pertandingan bola, Pandu selalu hadir dalam pertandingan itu dan berkat Pandu
juga kita selalu memenangkan pertadingan bola pada saat itu.

Selanjutnya ada Riski. Ngomongin soal Riski, Riski datang ke lingkungan kami pada tahun 2013.
Bisa dibilang Riski pendatang baru di lingkungan kami. Tapi sampe sekarang pertemananku
dengan Riski masih terjalin hingga saat ini. Riski mempunyai sifat alim dan pakboi.

Selanjutnya ada Dimas. Nama lengkapnya Dimas Fadhilah, biasa


aku panggil Dimas. Berbeda dari temanku yang lain Dimas lahir pada tahun 2002. Bisa dibilang
Dimas lebih muda dari yang lain. Karena Dimas paling muda dari temanku yang lain, Dimas
mempunyai sifat cengeng dan percaya diri.
Selanjutnya ada Tedi. Ngomongin soal Tedi, Tedi juga pendatang baru di lingkungan kami.
Berbeda dengan Riski, Tedi datang ke lingkungan kami pada tahun 2010. Tedi juga lebih muda
dari temanku yang lain, Tedi lahir pada tahun 2003. Sampe sekarang pertemananku dengan
Tedi masih terjalin hingga saat ini. Tedi mempunyai sifat baik dan bisa diandalkan.

Selanjutnya ada Rafi. Rafi adalah anak orang kaya. Waktu kecil, Rafi selalu traktir kami jajanan.
Rafi juga mempunyai sifat pembohong. Umur Rafi tidak berbeda jauh dengan Tedi, dia juga
lahir pada tahun 2003. Bedanya, Rafi sejak lahir sudah ada di lingkungan kami.
Selanjutnya ada Muthia. Setelah aku ceritakan semua teman-teman cowoku, Muthia adalah
termasuk teman ceweku. Muthia mempunyai sifat baik, pintar dan penyayang kucing. Muthia
dengan keluargaku sudah sangat dekat dari dulu, ibaratnya kita seperti saudara. Waktu kecil
aku selalu main kerumahnya dan aku juga sangat dekat dengan adiknya Muthia yaitu Fathan.

Selanjutnya ada Saila. Saila juga termasuk teman ceweku bersama Muthia. Saila mempunyai
sifat baik, pintar dan juga pemalu. Saila dengan keluargaku juga sangat dekat dari dulu, bisa
dibilang kita seperti saudara, sama seperti keluargaku dengan Muthia. Saila juga teman baiknya
Muthia, aku sudah berteman lama dengan dia sejak kecil.
Mungkin segitu saja teman-teman yang aku kenalkan kepada kalian. Sebenarnya, masih banyak
temanku di lingkungan ini, cuma aku tidak begitu dekat dengannya. Dibawah ini adalah foto
kami saat masih kecil.

Dari sinilah persahabatan kami dimulai. Pada malam hari, aku dan teman-temanku udah janjian
besok pagi untuk sholat subuh di masjid setelah itu bersepeda, tak lupa juga untuk mengecek
kondisi sepeda kita masing-masing, keesokan harinya, aku bangun sekitar jam setengah 5 pagi
untuk sholat subuh di masjid. Setelah aku datang ke masjid, ternyata cuma aku saja yang
datang dan sholat subuh di masjid. setelah aku sholat, aku langsung samper dimas terlebih
dahulu, karena rumah Dimas dekat dengan masjid.

Adit : “Dimas, Dimas, Dimas, main yukk” *ucap aku dengan semangatnya

Dimas : “ayoo dit, tapi yang baru bangun masa cuma kita berdua?”

Adit : “gatau dim, mungkin pada belum bangun, gimana kalau kita samper yang lain?”

Dimas : “boleh juga tuh dit, ayo kita samper Muthia dulu”

Adit, Dimas : “Muthia, Muthia, main yukk”

Setelah 5 menit kemudian, barulah terdengar suara Muthia dari jendela yang baru bangun.

Muthia : “maaf yaa kesiangan, semalam aku sibuk urus kucingku yang baru saja lahiran”
Adit, Dimas : “iyaa gapapa mut”

Adit : “selanjutnya kita samper siapa lagi yaa?”

Dimas : “gimana kalau kita samper alvi? Kan rumahnya paling dekat dari sini”

Adit : “alvi lagi bangun jam segini, dia kan paling kebo kalau tidur”

Dimas : “yaa dicoba aja dulu siapa tau dia bangunkan, biar makin rame aja”

Waktu menunjukkan pukul 05.30 pagi. cuma baru Adit, Dimas, Muthia yang baru bangun, Alvi
disamper juga tidak bangun-bangun. Ga lama kemudian Pandu, Saila, Akram datang ke
lapangan.

Adit, Dimas, Muthia : “Nah itu mereka bertiga”

Adit : “kemana aja kalian, kita bertiga sudah bangun dari subuh, Alvi disamper dari tadi juga
tidak bangun-bangun”

Saila : “hehe iyaa tadi aku kesiangan”

Akram : “sama, aku juga tadi kesiangan, untung aja Pandu dan Saila samper aku tadi”

Pandu : “hehe iyaa dong, tadi aku samper Saila dulu baru Akram”

Dimas : “ohh iyaa gimana dengan Rafi? Udah disamper?”

Pandu : “tadi sudahku samper, cuma kata ibunya Rafi tadi dia tidak boleh ikut”

Adit : “ohh yaudah, langsung aja kita berangkat sepeda ke Palem!”

Akram, Dimas, Muthia, Saila, Pandu : “ayoo” *ucap teman-temanku dengan semangat

Setelah itu kami berenam berangkat sepeda ke Palem pada waktu itu. Ada Rafi yang tidak ikut
karena tidak dibolehkan orang tuanya, ada Alvi yang tidak ikut karena masih tidur, ada Dika
yang tidak ikut pada saat waktu itu, Dika sedang pergi kerumah sodaranya. Untuk dicerita ini
Tedi dan Riski belum ada di lingkungan kami.

Hari demi hari sudah mulai masuk dibulan Agustus, setiap acara Agustus di lingkungan kami
selalu ada malam puncak 17an, dari generasi ke generasi hingga sekarang. Akhirnya kamipun
latihan menari dan di ajarkan oleh “Mba Dwi.” Di sini kamipun merasa senang di ajarkan oleh
beliau. Ga cuma menari aja, kami juga sering di ajak nonton bioskop bersama, bermain
bersama, bersepeda bersama, liburan bersama, intinya seru banget deh. Moment ini yang tidak
bisa aku lupakan selama aku masih kecil. Dibawah ini adalah foto kami, saat mau tampil pada
malam puncak 17an waktu itu.
Dibawah ini adalah foto kami saat liburan bersama, buka puasa bersama, nonton bioskop
bersama, main bersama.

Setelah itu pada tahun 2010, datanglah Tedi ke lingkungan kami, pertama kali Tedi datang ke
lingkungan kami, cuma baru Rafi aja yang kenal Tedi. Akhirnya kamipun semua berkenalan
dengan Tedi, lucunya Tedi waktu kecil masih cadel dan pemalu pada saat itu. Setelah
berkenalan, Tedi jadi sering main bersama kita.

Pada sore hari, aku dan teman-temanku bermain gasing di depan rumah “Ka eno”, banyak yang
datang pada saat itu ada Adit, Rafi, Tedi, Dimas, Pandu, Akram, Alvi, Dika. Kemudian kamipun
bermain gasing di sini, sebelum bermain kami semua sepakat jika kita kalah bermain gasing,
gasing kita harus dihancurkan dengan batu dan akhirnya kami semua sepakat. Dan di sini gasing
Dimas kalah, mau tidak mau harus kita hancurkan gasingnya sesuai kesepakatan kita sebelum
bermain, gasingnya pun dihancurkan, semua teman-temanku pada ga tega sebenarnya, cuma
Alvi saja yang semangat menghancurkan gasing Dimas, dengan tertawa dan gembira akhirnya
gasing Dimaspun hancur dengan Alvi, disitu Dimas langsung nangis saat gansingnya hancur.
Dengan rasa kasiannya Tedi, Tedi akhirnya memberi gasingnya dia ke Dimas, cuma Dimas tetap
nangis saat itu. Dengan mereka lah aku menghabiskan waktu masa kecilku yang sangat indah
pada waktu itu. biasanya sepulang sekolah, aku dan teman-temanku langsung pergi bermain.
tak peduli dengan sinar matahari yang sangat panas. bahkan, ibuku menyuruhku untuk tidur
siang tetapi aku menolak dan tetap lanjut untuk pergi bermain.

Lanjut ke 2013, Pandu pun sudah tidak bermain bersama kita lagi, karena ada sedikit masalah
pada teman-teman kita, sebenarnya kita mau ajak main Pandu lagi, cuma Pandu sudah tidak
mau lagi. Setelah itu datanglah Riski ke lingkungan kita, pertama kali Riski datang, Riski sangat
alim sekali, sering banget ke masjid dan sholawatan dimasjid. Akhirnya semua teman-temanku
penasaran dengan siapa itu Riski. Kebetulan adenya sering main ke lapangan, disitulah kamipun
suruh adenya untuk ajak Riski keluar untuk berkenalan dengan kita. Pada malam hari itu
akhirnya kamipun semua berkenalan dengan Riski, awal kenalan dia masih malu-malu pada saat
itu. Setelah berkenalan, Riski jadi sering main bersama kita.

Setelah itu datanglah bulan Ramadhan, di lingkungan kami tiap bulan puasa selalu mengadakan
pesantren kilat bersama, seperti ngaji bersama, buka bersama dan menyantunin anak yatim,
piatu atau yang kurang mampu. Setelah selesai acara tersebut kami selalu bermain bersama
entah itu gobak sodor, petasan, uno, monopoli, dll. Intinya seru banget deh pada moment itu.

Ohh iyaa hampir lupa, ga cuma itu aja nih, moment paling seru juga ada di tahun 2013 dan 2014
kami juga jalan-jalan bersama tiap tahunnya, meskipun ga semuanya bisa hadir, tapi tetap seru
juga kok. Dibawah ini adalah foto kami saat liburan bersama 2013 di Pantai Anyer dan Taman
Nasional Ujung Kulon.
Setahun kemudian pada tahun 2014 kamipun jalan-jalan lagi ke tempat yang berbeda yaitu di
Buni Ropes Camp. Di tempat ini ada Outbond, Camping, dan juga kita Berenang bersama
disana. Dibawah ini adalah foto saat kami liburan disana.
Setelah liburan itu selesai, tahun ke tahun semua teman-temanku semakin dewasa, ada
beberapa di antaranya yang pindah dari lingkungan kami seperti Rehan, Akram, Riski, Dika dan
Tedi. Ada beberapa di antaranya masih terjalin hingga kita dewasa dan ada juga yang sibuk
dengan urusan pribadinya entah itu kuliah, kerja, atau sibuk untuk masa depan mereka.
Sekarang yang masih terjalin hingga aku dewasa hanya tersisa Dimas, Alvi, Riski, Tedi. Meskipun
Tedi dan Riski sudah pindah dari lingkungan kami, mereka berdua masih tetap main bersama
kita hingga sekarang, karena Tedi dan Riski pindah rumahnya tidak terlalu jauh dengan
lingkungan kita. Berbeda dengan Akram yang pindah ke Padang, dan temanku yang lainnya.
Hari demi hari, waktu demi waktu terus berjalan, Semua pasti berubah, mau tidak mau. Semua
pasti berpisah, ingin tidak ingin. Semua pasti berakhir. Sekarang kami pun semua sudah aktif
berkuliah, berkerja dan mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing. Kini, masa kecil kita tinggal
cerita dan kenangan saja.

Pesan Moral :

Anda mungkin juga menyukai