Anda di halaman 1dari 179

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………. i


INFORMASI UMUM BPR ……………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ……….………………………………..…………………….………………… 1


BAB II PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN DIREKSI ……………….. 3
A.
JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA DAN INDEPENDENSI ANGGOTA DEWAN
DIREKSI ……………...………………………………………...............................
3
B. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB ANGGOTA DEWAN DIREKSI .................. 3
C. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN DIREKSI ……... 4

BAB III PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS …………. 6
A. JUMLAH, KOMPOSISI, KRITERIA DAN INDEPENDENSI ANGGOTA
DEWAN KOMISARIS
……………………………………………………………………………….. 6
B. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB ANGGOTA DEWAN KOMISARIS …….... 6
C. REKOMENDASI DEWAN KOMISARIS ………………………….................... 7

BAB IV PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN ……………………………………………. 8


BAB V PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN …….. 9
A. FUNGSI KEPATUHAN BANK …………………………………………………….. 8
B. FUNGSI AUDIT INTERN …………………………………………….................... 9
C. FUNGSI AUDIT EKSTERN ………………………………………………………... 10

BAB VI PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK PENGENDALIAN INTERN ……….. 11


BAB VII BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT ………………………………………………. 12
BAB VIII RENCANA STRATEGIS BANK ……………………………………………………………… 13

BAB IX TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN ……………………… 13


BAB X KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI ……………. 14
A. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS ………………….... 14
B. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI …………………………………... 14

BAB XI HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN


KOMISARIS DAN DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA,
DIREKSI LAINNYA DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI BANK ……….. 14

BAB XII PAKET KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN
KOMISARIS DAN DIREKSI ……………………………………………………………....... 15
BAB XIII RASIO GAJI TERTINGGI TERENDAH ……………………………………………………… 15
BAB XIV JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL ……………………………………………………. 16
BAB XV PERMASALAHAN HUKUM ………………………………………………………………….. 16
BAB XVI PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK ……….. 17

BAB XVII PENUTUP ………………………………………………………………………………………. 18

LAMPIRAN - LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 - KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT PELAKSANAAN GCG


LAMPIRAN LAINNYA
i
INFORMASI UMUM BANK

Nama BPR : PT. BPR ARTHA BUDAYA


Alamat Kantor : Br. Sembung Meranggi, Desa Sembung Gede, Kec
Kerambitan Tabanan
No. Telepon / Fax : 0361 8943944
Website : www.bprarthabudaya.com
Email : bpr_arthabudaya@yahoo.com
Jumlah Karyawan : 24 Orang
Periode Laporan GCG : 31-Dec-17
Modal Inti Bank : Modal inti kurang dari Rp50.000.000.000 dengan
total aset paling sedikit Rp10.000.000.000 (B)
Pemegang Saham :
Nama Nominal Saham Persentase PSP

I Nyoman Semada 1,080,000,000 30% Tidak

Pande Gede Cakra Hariyasa,


756,000,000 21% Tidak
SE

Pande Gede Wimpiarta, SE 864,000,000 24% Ya

Gusti Ayu Nengah Adriasih 540,000,000 15% Tidak

Ni Putu Niriasih 360,000,000 10% Tidak

Total 3,600,000,000 100%

Dewan Komisaris :
Memiliki Sertifikasi yang
Nama Berlaku Masa Jabatan Pendidikan

Ir. I Made Windrayasa Ya 8/9/2015 8/9/2020 S1

I Putu Dona Aryatna, SE Ya 2/25/2016 2/25/2021 S1

Dewan Direksi :
Memiliki Sertifikasi yang
Nama Masa Jabatan Pendidikan
Berlaku
Dewan Komisaris : Ya 8/9/2015 8/9/2020 S1

I Gusti Komang Pujana, SE Ya 2/25/2016 2/25/2021 S1


ii
PT. BPR. ARTHABUDAYA
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOOD CORPORATE
GOVERNANCE)

31 DESEMBER 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan dan perkembangan industri perbankan yang semakin kompleks telah mengakibatkan peningkatan
eksposur risiko bank sehingga untuk saat ini dan masa – masa yang akan datang diperlukan peningkatan kinerja
bank dan praktek penyelenggaraan bisnis perbankan yang sehat dan beretika melalui komitmen dan mekanisme
yang mampu menjaga kepentingan semua pihak, baik yang memberi kepercayaan maupun pihak yang menerima
kepercayaan dan menjalankannya. Adanya komitmen bersama dari struktur bank dan diformulasikan oleh
manajemen yang mencakup visi, misi, tujuan dan sasaran jangka panjang, strategi serta ukuran penilaian
kinerjanya diharapkan dapat tercipta pengelolaan bank yang konsisten, mengarah kepada pencapaian tujuannya
melalui proses penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sesuai ketentuan yang
berlaku.

Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
5/SEOJK.03/2016 perihal Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, maka pelaksanaan Good
Corporate Governance pada BPR harus senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar. Pertama,
transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan pengambilan keputusan. Kedua,
akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ BPR sehingga
pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan
BPR dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan BPR yang sehat.
Keempat, independensi (independency) yaitu pengelolaan BPR secara profesional tanpa adanya
pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut di atas, BPR telah berpedoman pada ketentuan
yang berlaku.

Sebagai bentuk perwujudan pelaksanaan peraturan diatas, maka kami membuat Laporan Pelaksanaan Good
Corporate Governance, yang berupa Laporan Self Assessment (penilaian sendiri) atas Pelaksanaan Tata Kelola,
dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada para Stakeholder dan sebagai salah satu bentuk penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

Laporan Self Assessment Good Corporate Governance ini terbagi atas 11 (sebelas) Faktor Penilaian
Penerapan Tata Kelola, yaitu
1. Pelaksanaan tugas: dan tanggung jawab Direksi;
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;
4. Penanganan benturan kepentingan;
5. Penerapan fungsi kepatuhan;
6. Penerapan fungsi audit intern;
7. Penerapan fungsi audit ekstern;
8. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern;
9. Batas maksimum pemberian kredit;
10. Rencana bisnis BPR; dan
11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
Per masing - masing Faktor dari 11 Faktor Penilaian diatas, difokuskan lagi berdasarkan 3 (tiga) Indikator
penilaian penting, yakni :
1. Struktur (governance structure)
Kecukupan struktur dan infrastruktur Tata Kelola (governance structure) BPR agar penerapan Tata
Kelola mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan stakeholders BPR. Termasuk dalam struktur
Tata Kelola BPR adalah Direksi, Dewan Komisaris, Komite, dan satuan kerja/unit kerja/pegawai
terkait pada BPR. Adapun yang termasuk infrastruktur Tata Kelola BPR antara lain adalah kebijakan
dan prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur
organisasi;

Halaman 1
2. Proses (governance process)

Efektivitas proses penerapan Tata Kelola (governance process) BPR sesuai dengan kecukupan struktur
dan infrastruktur Tata Kelola yang dipersyaratkan untuk masing-masing BPR; dan

3. Hasil (governance outcome)

Hasil penerapan Tata Kelola (governance outcome) BPR.

Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) senantiasa diciptakan dan dikembangkan oleh manajemen
secara memadai yang mengarah pada pengendalian dan peningkatan nilai (value) perusahaan dalam rangka
mempertahankan eksistensi Bank, antara lain pengaturan hubungan – hubungan antara Pemegang Saham,
Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Pegawai yang tercermin dari karakteristik pelakunya dalam memproses
informasi untuk mengukur kinerjanya, termasuk terjadinya check and balance dan keseimbangan dalam berbagai
dimensi yang sejalan dengan kebijakan kepegawaian yang rasional. Guna mengetahui kondisi pencapaian tata
kelola perusahaan yang baik, maka Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama di dalam perusahaan,
telah secara terbuka menyampaikan hal – hal yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya sebagaimana
ketentuan dari OJK.
Halaman 2

BAB II
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN DIREKSI

A. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Anggota Dewan Direksi


1. Jumlah Dewan Direksi
Anggota Dewan Direksi berjumlah : 2 orang

2. Komposisi Dewan Direksi


Anggota Dewan Direksi terdiri dari :
- Direktur Utama : Nama
- Direktur : Pande Gede Wimpiarta, SE

3. Kriteria Dewan Direksi


- Seluruh anggota Direksi telah memenuhi persyaratan Umum, persyaratan Khusus dan
- persyaratan
Jumlah kesehatan
Anggota Direksifisik serta
terdiri dariketentuan – ketentuan
seorang Direktur Utamalainnya
dan 1 yang
(satu)berlaku sebagaimana
orang Direktur yang
- Akta Pendirian
membawahkan
Direksi Bank
fungsi
Bank tidak persetujuan
kepatuhan
pernah OJK
dengan
dinyatakan keputusan
masaatau
pailit RUPS
jabatan maupun
selama
dinyatakan keputusan
lamanya
bersalah Komisaris,
5 menyebabkan
(lima) tahun. suatu
- perseroanDireksi
Seluruh dinyatakan
Bankpailit.
memiliki kompetensi dan integritas sesuai penilaian Otoritas Jasa
Keuangan, serta telah lulus Fit & Proper Test dan pengangkatannya telah mendapat
persetujuan
No. RUPS
Namadan Otoritas Jasa Keuangan,
Jabatan sebagai berikut :
Persetujuan OJK / RUPS
1. Nama Direktur Utama Persetujuan OJK No.
11/KR.0812/2016, berdasarkan akta
RUPS No. 15 tanggal 24 Pebruari 2016
Notaris Danik Murdaningrum, SH.,M.Kn

2. Pande Gede Wimpiarta, Direktur Persetujuan OJK No.


SE 11/KR.0812/2016, berdasarkan akta
RUPS No. 15 tanggal 24 Pebruari 2016
Notaris Danik Murdaningrum, SH.,M.Kn

4. Independensi Dewan Direksi


- Direktsi Bank berasal dari pihak independen terhadap sesama anggota Direksi, antara anggota
Direksi dan anggota Komisaris tidak terdapat hubungan keluarga sampai derajat kedua, baik
menurut garis lurus maupun kesamping.

- Anggota Direksi tidak ada yang merangkap jabatan, baik sebagai Komisaris, anggota Direksi
atau Pejabat Eksekutif pada lembaga perbankan atau perusahaan dan atau lembaga keuangan
lain.

- Anggota Direksi Bank tidak menjadi pengurus Partai Politik.

B. Tugas dan Tanggungjawab Anggota Dewan Direksi


1. Direksi memiliki pedoman dan tata tertib, Tugas, Wewenang dan tanggung jawab sebagai mana telah
dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi PT. BPR ARTHABUDAYA No. 001/Kep.AB/2017 tertanggal
No. Jabatan Tugas Pokok
1 Direktur Utama
Membantu Dewan Komisaris memimpin koordinasi dalam
operasional, pemasaran, demi meningkatkan kinerja (produktifitas)
serta sesuai dengan visi dan misi Bank.

2 Direktur yang
Mencegah direksi untuk tidak menetapkan kebijakan dan/atau
membawahkan fungsi
keputusan yang menyimpang dari peraturan OJK dan peraturan
Kepatuhan
perundang-undangan lainnya. Serta mebuat laporan pokok-pokok
kepatuhan kepada OJK, Direktur Utama dan tembusan kepada
Komisaris.

Halaman 3
2. Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
3. Direksi telah menyediakan waktu yang cukup untuk mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Akte Pendirian/Anggaran Dasar Bank dan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.

4. Direksi telah berkomitmen untuk mengembangkan melaksanakan prinsip – prinsip Good Corporate
Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh jenjang organisasi sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
5. Direksi melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan kepada stakeholders.
Kondisi non keuangan dimaksud antara lain kepengurusan, kepemilikan, perkembangan usaha Bank ,
strategi dan manajemen serta laporan manajemen lainnya.
6. Direksi telah memastikan ketersediaan dan kecukupan pelaporan internal.
7. Direksi telah memantau serta mengambil langkah – langkah yang diperlukan agar Tingkat Kesehatan
Bank tetap terjaga dengan baik.

8. Direksi telah menetapkan jenis produk penghimpunan dana masyarakat sesuai dengan ketentuan /
peraturan perundang – undangan yang berlaku.
9. Direksi bertanggung jawab atas penggunaan data pribadi Nasabah serta penyelesaian pengaduan yang
diajukan Nasabah dan atau Perwakilan Nasabah.
10. Dalam pemberian kredit dan restrukturisasi, Direksi telah mendasarkan pada peraturan perundang –
undangan yang berlaku dan analisa kelayakan kredit, mengadministrasikan, mendokumentasikan
berkas kredit secara aman dan tertib, melakukan pembinaan Nasabah serta kebijakan tentang
pengawasan kredit dengan menerbitkan pedoman yaitu SK Direksi No. 004/Kep.AB/2017, tentang
Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank (PKPB)

11. Direksi memonitor kekayaan Surat Berharga Bank, mengatur besarnya nilai Surat Berharga
disesuaikan dengan kemampuan likuiditas Bank, sehingga operasional Bank tidak terganggu serta
memperhitungkan risiko hukum, risiko likuiditas dan risiko pasar.

C. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan Direksi Selama Tahun 2017


1. Direksi selalu mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui
2. Rapat
DireksiUmum Pemegang
secara berkalaSaham, dan juga Dalam
mengungkapkan rapat Dewan
kebijakan Komisaris
strategis Bank kepada pegawai di bidang
3. kepegawaian, baik secara
Rapat antar anggota langsung
Direksi kepada
dilakukan karyawan
secara maupun
berkala sesuai secara tidak
kebutuhan, langsungyang
sedangkan melalui masing‐
menyangkut
rutinitas operasional Bank dilaksanakan koordinasi setiap hari kerja, baik koordinasi dengan anggota
Rapat Koordinasi Direksi Tahun 2017

No. Tanggal Peserta Rapat Materi Rapat


1 2/7/2017 Dihadiri Direksi dan Kepala Pembahasan hasil Exit meeting OJK sesuai LHPU
Divisi SPI pemeriksaan posisi 31 Desember 2016

2 4/20/2017 Dihadiri Direksi dan Kepala Pembahasan hasil kinerja Bank dalam Triwulan I tahun
Divisi / SPI 2017

3 6/14/2017 Dihadiri Direksi dan Kepala Strategi kerja untuk pencapaian target Triwulan II tahun
Divisi / SPI 2017
4 7/21/2017 Dihadiri Direksi dan Kepala Evaluasi kinerja Semester I, dan strategi pencapaian
Divisi / SPI Rencana kerja 6 bulan ke Depan.

5 11/6/2017 Dihadiri Direksi dan Kepala Perubahan pejabat eksekutif Bank, evaluasi
Divisi / SPI kinerja divisi, serta penyampaian hasil edukasi dan
literasi dengan bergabung dalam festival
Kerambitan yang dilaksanakan bulan Oktober
2017

4. Dalam rangka terselenggaranya pengelolaan Bank yang lebih baik dan untuk mengembangkan serta
meningkatkan kompetensi Direksi serta Pegawai Bank, maka sepanjang tahun 2017 Direksi dan
Pegawai mengikuti seminar, workshop dan program pelatihan lainnya yaitu :

Halaman 4

Seminar, Workshop dan Program Pelatihan Direksi selama Tahun 2017

Lembaga dan Lokasi


No. Tanggal Jenis / Nama Pelatihan/workshop
Pelaksanaannya
1 4/18/2017 FKLJK - Kantor Bank Seminar Financial Technologi
Indonesia
2 26-27 /04/ OJK - The Trans Resort Bali, Jl Capacity Building BPR
2017 Sunset Road, kerobokan kuta
utara
3 6/22/2017 OJK-Kantor OJK KR 8 Bali Sosialisasi POJK 19/pojk.03/2017 tentang penetapan
Nusra status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR/BPRS

4 5/13/2017 Perbarindo Bali Barat Pelatihan Fit & Proper Direktur Kepatuhan

5 7/28/2017 Info Bank Seminar dan Penerimaan Award Bank


6 8/22/2017 Bank Andara - Kalimantan Study Banding ke Kalimantan Timur (Kutai)
Timur
7 16/11/20178 Perbarindo Pusat - Seminar ke Seminar Perbarindo ke Malang Jawa Timur
Malang

Seminar, Workshop dan Program Pelatihan Karyawan selama Tahun 2017


No Tanggal Lembaga dan Lokasi Peserta Jenis / Nama Pelatihan
Pelaksanaannya
1 3/21/2017 OJK-Kantor OJK KR 8 Bali 2 orang Pelatihan analis kredit dan sharing Session
Nusra, Jl Diponegoro 134 Dps karyawan Pengelolaan kredit BPR se-Bali

2 1/18/2017 OJK-Kantor OJK KR 8 Bali 1 petugas Pelatihan SLIK


Nusra, Jl Diponegoro 134 Dps SLIK
3 4/20/2017 Perbarindo - Hotel Neo SPI dan Pelatihan GCG / Laporan Tata Kelola
Denpasar P.E
4 5/16/2017 Perbarindo Bali - Hotel Neo PE Pelatihan APU-PPT
Denpasar APU

5 8/10/2017 Perbarindo Bali CSO Pelatihan Motivasi

5. Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, Direksi telah membentuk :
Satuan Pengawas Internal (SPI)./ Audit Internal
6. Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SPI, auditor eksternal, dan hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan melalui Laporan hasil tindak lanjut maupun komitmen (exit
meeting).
7. Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau jasa profesional sebagai konsultan kecuali
jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :

- Proyek berkarakteristik khusus;


- Berdasarkan kontrak yang jelas, paling sedikit meliputi lingkup kerja, tanggung jawab dan
masa kerja serta biaya yang terlibat;
8. Direksi memberikan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan
Komisaris.
9. Direksi memiliki pedoman dan tata tertib kerja (Code of Conduct) yang bersifat mengikat bagi setiap
anggota Direksi, yang mencakup:
- Benturan Kepentingan / Conflicts of Interest
- Corporate Opportunities
- Kerahasiaan / Confidentiality
- Fair Dealing
- Ketaatan pada peraturan‐peraturan yang berlaku / Compliance with Laws, Rules, and
Regulations
- Encouraging the Reporting of Any Illegal or Unethical Behavior
- Prosedur Kepatuhan / Compliance Procedures
- Waktu Kerja / Working Time
- Pengaturan rapat Direksi / Code of Meeting of BOD

Halaman 5

BAB III
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

A. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Anggota Dewan Komisaris


1. Jumlah Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris berjumlah : 2 orang

2. Komposisi Dewan Komisaris


Anggota Dewan Komisaris terdiri dari :
- Komisaris Utama : Nama
- Komisaris : Ir. I Made Windrayasa
3. Kriteria Dewan Komisaris
- Seluruh anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama berdomisili di Indonesia.
- Jumlah Komisaris sebanyak 2 (dua) orang, telah memenuhi ketentuan jumlah minimal dan
- tidak
Dewan melampaui
Komisarisjumlah
Bank anggota
memilikiDireksi.
kompetensi dan integritas sesuai penilaian Otoritas Jasa
Keuangan, serta telah lulus Fit & Proper Test dan pengangkatannya telah mendapat

No. Nama Jabatan Persetujuan OJK / RUPS


1. Nama Komisaris Utama Persetujuan OJK No. 11/KR.0812/2016,
berdasarkan akta RUPS No. 15 tanggal 24
Pebruari 2016 Notaris Danik Murdaningrum,
SH.,M.Kn

2. Ir. I Made Windrayasa Komisaris Persetujuan OJK No. 11/KR.0812/2016,


berdasarkan akta RUPS No. 15 tanggal 24
Pebruari 2016 Notaris Danik Murdaningrum,
SH.,M.Kn

4. Independensi Dewan Komisaris


- Semua Komisaris tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi.
- Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga dan
/ atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.
- Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan
yang memadai.
- Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Bank
selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

B. Tugas dan Tanggungjawab Anggota Dewan Komisaris


1. Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib menjalankan pekerjaan Dewan Komisaris yang
senantiasa menyesuaikan dengan perkembangan dan ketentuan yang berlaku dan pedoman yang
terbaru tertuang dalam SK Dewan Komisaris Nomor : 01/AB.Kep.Dekom/2017

2. Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
secara berkala maupun sewaktu –waktu, serta memberikan nasihat kepada Direksi secara langsung
dalam Rapat Dewan Komisaris.

3. Dewan Komisaris telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip – prinsip GCG dalam setiap
kegiatan Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
4. Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.

5. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali
dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan
perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

Haman 6
6. Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari Satuan Pengawas Internal (SPI) Bank, auditor eksternal, serta hasil pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan.

7. Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara optimal.
8. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara Independen, dan tidak
memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau
mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

9. Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.

C. Rekomendasi Dewan Komisaris Selama Tahun 2017


1. Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi dan/atau nasihat kepada Direksi, dalam
2. melaksanakan tugas danselama
Rapat Dewan Komisaris tanggung jawabnya
tahun sesuai dengan porsinya
2017 diselenggarakan dan ketentuan
secara berkala sebanyakGood Corporate
4 (empat) kali
3. dan dihadiri
Rapat secara fisik oleholeh
yang diselenggarakan anggota Dewan
Dewan Komisaris.
Komisaris tahun 2017
Rapat Anggota Dewan Komisaris

No. Tanggal Peserta Rapat Materi Rapat


1 1/19/2017 Rapat dihadiri oleh Dewan Pembahasan evaluasi Pencapaian Rencana Kerja
Komisaris dan Direksi 2016, Rencana penyusunan Rencana Kerja 2017

2 4/12/2017 Rapat dihadiri oleh semua Evaluasi Terhadap Pencapaian Kinerja Direksi dan
Dewan Komisaris dan juga Jajarannya Dalam Triwulan I, arahan dan
Direksi pembahasan mengenai kenaikan NPL

3 7/13/2017 Rapat dihadiri oleh semua Pembahasan mengenai menempati gedung Baru,
Dewan Komisaris dan juga struktur organisasi, dan penilaian terhadap
Direksi pegawai sehingga BPR dapat berjalan sesuai
dengan peraturan yang berlaku
4 11/23/2017 Rapat dihadiri Seluruh Pengawasan secara menyeluruh Pencapaian hasil
Dewan Komisaris dan Triwulan III, serta pemenuhan modal Dasar dan
Direksi modal Disetor

4. Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat, dengan tetap memperhatikan tujuan serta rencana kerja yang telah digariskan
dan direncanakan oleh direksi beserta jajarannya.

5. Hasil rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam risalah rapat Komisaris PT. BPR. Arthabudaya

6. Hasil rapat Dewan Komisaris telah dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan pihak
yang terkait.

7. Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan rekomendasi dan / atau nasihat yang dapat
diimplementasikan oleh RUPS dan / atau Direksi.

Halaman 7

BAB IV
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

Benturan Kepentingan (Conflict of Interest), adalah situasi dimana terdapat konflik kepentingan insan
perusahaan memanfaatkan
Dalam hal kedudukan
terjadi benturan dan wewenang
kepentingan, yang dimilikinya
anggota Komisaris, Direksi (baik denganEksekutif
dan Pejabat sengaja maupun tidak
Bank dilarang
mengambil
Dalam tindakan
hal Bankyang dapat merugikan
mempunyai Bank
kepentingan ataubertentangan
yang mengurangi dengan
keuntungan Bank dan
kepentingan wajib mengungkapkan
pribadi seorang anggota
Direksi,
Dalammaka Bank
tahun 2017akan
tidakdiwakili
terdapatoleh anggota
benturan Direksi lainnya
kepentingan dan dalamatau
yang merugikan hal mengurangi
Bank mempunyai kepentingan
keuntungan Bank.

Tabel Benturan Kepentingan

Nama dan Jabatan Pihak Nama dan Jabatan


Jenis Nilai Transaksi
No yang Memiliki Benturan Pengambil Keterangan*)
Transaksi (jutaan Rupiah)
Kepentingan Keputusan
- - - - - -
Halaman 8
BAB V
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN

A. Fungsi Kepatuhan Bank


Fungsi kepatuhan didefinisikan sebagai suatu fungsi independen yang melakukan analisis,
pemantauan, identifikasi,
Dalam penerapan penilaian,
Fungsi pemberian
Kepatuhan, advice
Bank telah (saran)Direktur
memiliki dan pelaporan risiko
Kepatuhan kepatuhan
yang (Compliance
khusus membawahi
bidang Fungsi Kepatuhan dan PE Kepatuhan telah menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dengan
memperhati- kan prinsip kehati-hatian, memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak
menyimpang dari ketentuan serta memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian
dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan. Dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, dibantu oleh beberapa staf yang mempunyai peran dan tugas yaitu :

1. Mencegah pengambilan kebijakan dan atau keputusan yang mengandung unsur pelanggaran /
penyimpangan terhadap ketentuan prinsip kehati – hatian.
2. Menguji rencana / rancangan kebijakan atau keputusan untuk memastikan apakah terdapat unsur
penyimpangan / pelanggaran terhadap ketentuan prinsip kehati – hatian.

3. Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku
termasuk mencegah Direksi dan atau Komisaris Bank agar tidak menempuh kebijakan atau
menempatkan keputusan yang menyimpang dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan maupun
peraturan lainnya, sehingga terhindar dari potensi risiko kepatuhan yang diperkirakan akan terjadi.

B. Fungsi Audit Intern


Dalam penerapan Fungsi Audit Intern, Direksi telah menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan
cakupannya dan selalu berupaya untuk menindaklanjuti temuan audit intern Bank sesuai dengan
kebijakan dan arahan Dewan Komisaris. Laporan pelaksanaan hasil audit intern Bank juga disampaikan
secara berkala kepada Direksi dan Komisaris. Pelaksanaan fungsi audit intern ini juga diwujudkan secara
konkret dengan telah dibentuknya SPI (Satuan Pengawas Internal) dengan Sumber Daya Manusia yang
sesuai dengan kebutuhan Bank dan dapat bekerja secara independen terhadap Satuan Kerja Operasional
sehingga dapat melaksanakan seluruh tugas-tugasnya yang meliputi Pemeriksaan, Pelaporan, dan
Pemantauan perkembangan tindaklanjut perbaikan yang dilakukan auditee.

Dalam kegiatannya, SPI selaku Auditor Internal harus memegang teguh 4 Prinsip Kode Etik Auditor,
yakni : Integritas, Objektivitas, Kerahasiaan dan Kompetensi. Ruang lingkup Kerja Pengawasan SPI secara
umum adalah sebagai berikut :

1. Penilaian mengenai kelayakan dan kecukupan pengendalian dibidang keuangan, kredit dan kegiatan
BPR lainnya serta peningkatan efektifitas pengendalaian dengan biaya yang layak.

2. Pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua kebijakan, rencana dan prosedur BPR telah benar-
benar ditaati.
3. Pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua harta milik BPR telah dipertanggungjawabkan dan
dijaga dari semua kerugian.
4. Pemeriksaan bahwa data informasi yang disajikan kepada menajemen BPR dapat
dipertanggungjawabkan dan dipercaya.

5. Penilaian mengenai kualitas pelaksanaan tugas tiap unit kerja dalam melaksanakan tanggung
jawabnya.
6. Memberikan rekomendasi mengenai perbaikan di bidang operasional, kredit dan bidang lainnya.

Semua pekerjaan yang dilakukan SPI telah didukung oleh Pedoman Kerja (SOP) yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, Kertas Kerja Pemeriksaan, Rencana Kerja dan Rangkuman atas Hasil Temuan
Kriteria Pejabat SPI
Sertifikasi / Laporan Pengangkatan ke
No. Nama Jabatan Masa Kerja
Tahun OJK / Tanggal
Sudah / 1 Agustus 2017,
1 I Made Sudiana SPI Belum 1 Tahun dan surat OJK No. S-
283/KR.0811/2017
Halaman 9
Berdasarkan hasil Audit Intern yang dilaksanakan pada tahun 2017 dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat temuan yang secara signifikan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank. Temuan yang ada
hanya bersifat administratif dan sebagian besar temuan hasil audit intern telah ditindaklanjuti.

C. Fungsi Audit Ekstern


Untuk Penerapan Audit Ekstern, Bank telah menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
(KAP) Drs. I Wayan Sunasdyana yang telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Penugasan audit kepada
Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) telah memenuhi aspek-aspek yang telah dipersyaratkan
dan telah memperoleh persetujuan RUPS tanggal 27 September 2017 serta telah mempertimbangkan
Rekomendasi dari Dewan Komisaris. Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk telah
menyampaikan hasil audit dan management letter kepada bank dengan cukup tepat waktu dan mampu
bekerja secara independen, memenuhi standard profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta
ruang lingkup audit yang ditetapkan. Menurut pendapat Auditor Independen, Laporan Keuangan Bank
telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Bank per tanggal 31
Desember 2017 dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut
telah sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia.

Berikut daftar Kantor Akuntan Publik (KAP) yang digunakan oleh Bank selama 4 (empat) tahun
terakhir :
Daftar Penggunaan Jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) 4 Tahun Terakhir

Tahun
No. Nama KAP Alamat Hasil Pemeriksaan
Buku
Jl. Pura Demak I, Gang I B, No. 8 Wajar Dengan
1 KAP Drs Wayan Sunasdyana 2014
Pemecutan Kelod Denpasar Pengecualian

Jl. Pura Demak I, Gang I B, No. 8 Wajar Dengan


2 KAP Drs Wayan Sunasdyana 2015
Pemecutan Kelod Denpasar Pengecualian

KAP Johan Malonda Mustika Jl. Muding Indah No9. I/5 Wajar Tanpa
3 2016
dan Rekan Denpasar Pengecualian

Jl. Pura Demak I, Gang I B, No. 8 Wajar Dengan


2 KAP Drs Wayan Sunasdyana 2017
Pemecutan Kelod Denpasar Pengecualian

Halaman 10

BAB VI
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERMASUK PENGENDALIAN INTERN
Dalam upaya meningkatkan Tata Kelola Perusahaan yang baik dan Manajemen Risiko pada industri
perbankan, Bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif. Selama tahun 2017, Dewan Komisaris telah
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya melalui pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi
manajemen risiko, antara lain dalam bentuk:

1. Melakukan evaluasi tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko melalui
pembahasan pelaksanaan manajemen risiko.
2. Melakukan evaluasi atas profil risiko Bank secara triwulanan dan memberikan rekomendasi atas hal‐hal
yang berkaitan dengan perbaikan kinerja penerapan kebijakan manajemen risiko.

Bank telah memiliki Pedoman Umum Manajemen Risiko yang telah dievaluasi dan disetujui oleh Dewan
Komisaris. Bank juga telah memiliki kebijakan dan prosedur dalam penetapan limit risiko yang secara periodik
dikaji oleh Direksi dan dievaluasi oleh Dewan Komisaris. Bank telah melakukan proses manajemen risiko mulai
dari identifikasi risiko sampai dengan pemantauan dan pelaporan Profil Risiko kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Untuk menunjang proses manajemen risiko yang handal, Bank telah berupaya untuk menjaga kualitas Sumber
Daya Manusia dengan cara memberikan pelatihan baik intern maupun yang diselenggarakan oleh pihak
eksternal.
Bank akan terus secara berkala memastikan bahwa kebijakan, prosedur, penetapan limit dan sistem
pengendalian internal telah dilaksanakan dengan baik. Serta melakukan identifikasi, pengukuran dan
pemantauan terhadap posisi / eksposur risiko secara keseluruhan per jenis risiko pada tahun 2017.

Risiko yang harus dikelola dalam penerapan Manajemen Risiko BPR, berdasarkan POJK No. 13-2015 Tentang
Penerapan Manajemen Risiko BPR, meliputi 6 (enam) aspek risiko sebagai berikut :

A. Risiko Kredit
1. Komposisi Portfolio Aset dan Tingkat Konsentrasi
2. Kualitas Penyediaan Dana dan Kecukupan Pencadangan
3. Strategi Penyediaan Dana dan Timbulnya Penyediaan Dana
4. Faktor Eksternal

B. Risiko Operasional
1. Karakteristik dan Kompleksitas Bisnis
2. Sumber Daya Manusia
3. Teknologi Informasi dan Infrastruktur Pendukung
4. Fraud
5. Kejadian Eksternal
C. Risiko Kepatuhan
1. Jenis dan Signifikansi Pelanggaran yang Dilakukan
2. Frekuensi Pelanggaran yang Dilakukan atau Track Record Kepatuhan Bank
3. Pelanggaran terhadap Ketentuan atas Transaksi Keuangan Tertentu
D. Risiko Likuiditas
1. Komposisi Aset, Kewajiban dan Transaksi Rekening Administratif
2. Konsentrasi Aset dan Kewajiban
3. Kerentanan pada Kebutuhan Pendanaan
4. Akses pada Sumber‐sumber Pendanaan

E. Risiko Reputasi
1. Pengaruh Reputasi Pemilik dari Pemilik Bank dan Perusahaan Terkait
2. Pelanggaran Etika Bisnis
3. Kompleksitas Produk dan Kerjasama Bisnis
4. Frekuensi, Materialitas dan Eksposur Pemberitaan Negatif Bank
5. Frekuensi dan Materialitas Keluhan Nasabah Bank

F. Risiko Stratejik
1. Kesesuaian Strategi dengan Kondisi LIngkungan Bisnis Bank
2. Strategi Berisiko Tinggi dan Strategi Berisiko Rendah
3. Posisi Bisnis Bank
4. Pencapaian Rencana Bisnis Bank
Halaman 11

BAB VII
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT

Bank telah memiliki pedoman tertulis mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit serta SK-SK terkait
penyediaan Dana. Bank juga telah memiliki Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank (PKPB), Standar Operasional
Prosedur (SOP) Perkreditan yang mengacu pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, serta memperhatikan prinsip
kehati-hatian.
Bank selalu melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap kebijakan, sistem dan prosedur dimaksud agar
disesuaikan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Bank dalam pelaksanaan penyediaan
dana kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar, juga berpedoman pada ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank (BMPK) dan telah memperhatikan prinsip kehati-
hatian maupun perundang undangan yang berlaku.Terdapat proses yang memadai untuk memastikan
penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip
kehati-hatian. Penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan penyediaan Dana Besar secara cukup independen
diputuskan oleh Manajemen.

Penerapan penyediaan dana oleh Bank kepada pihak terkait dan atau penyediaan dana besar telah memenuhi
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang Batas Maksimum PemberianKredit (BMPK) dan memperhatikan
Tabel Penyediaan Dana Yang Melebihi BMPK

Nama Hubungan Pada Saat Pemberian Realisasi Penyediaan


Likuid / n Keterang
No Peminjam / Keterkaitan an Dana Kualitas
an
Bank dengan BPR Tanggal Bagian Dana/Bak
Dana/Ba
A. Individu Peminjam Yang i Debet

1 - - - - - - - -
2 - - - - - - - -
3 - - - - - - - -
B. Penempatan Dana Pada BPR Lain

I JUMLAH PENYEDIAAN DANA NETO -

II JUMLAH PENYEDIAAN DANA YANG MELAMPAUI BMPK -

JUMLAH PENYEDIAAN DANA BAKI DEBET NETO YANG


-
DIPERHITUNGKAN DALAM PERHITUNGAN BMPK (I-II)

PELANGGARAN BMPK
NOMINAL PELANGGARAN BMPK -
=0%

Penyediaan dana kepada pihak terkait merupakan salah satu indikator yang menjadi perhatian khusus guna
mencegah terjadinya pelanggaran BMPK. Pemberian kredit kepada debitur yang memiliki hubungan keluarga
dengan pengurus bank tercatat sebesar Rp.48.513.950-. Dimana modal KPMM adalah sebesar Rp. 4.248.149.008
dengan BMPK Pihak Terkait (10%) sebesar Rp. 424.814.900,-
Sehingga, selama periode tahun 2017, tidak terdapat pelampauan maupun pelanggaran BMPK di Bank.

Halaman 12
BAB VIII
RENCANA STRATEGIS BANK

Rencana Bisnis (Business Plan)


Bank telah memiliki Rencana Strategis dalam bentuk Rencana Bisnis (Business Plan) yang telah disusun
secara periodik yang sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana Bisnis Bank telah disusun secara realistis,
komprehensif, terukur (achieable), serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan cukup responsif
terhadap perubahan internal dan eksternal. Direksi juga selalu mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank
kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke jenjang organisasi pada Bank dan berupaya untuk
melaksanakan Rencana Bisnis Bank secara efektif. Dalam menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis
Bank, Bank selalu Berpedoman pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Penyusunan Rencana Bisnis Bank
periode 2018 yang disusun pada tahun akhir tahun 2017 juga telah memperhatikan Faktor Risiko dengan
mempertimbangkan Kebijakan Risiko dalam melaksanakan Rencana Bisnis Bank. Dalam hal ini Komisaris
selalu melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank. Dalam melaksanakan Rencana
Bisnis Bank, Manajemen telah melakukan upaya yang berkesinambungan untuk meningkatkan
produktifitas, mengembangkan portofolio serta fitur-fitur produk guna meningkatkan layanan yang
memprioritaskan kebutuhan nasabah. Selain hal tersebut, dijalin kerjasama dengan Pihak lain untuk
mengembangkan produk perbankan yang pada akhirnya diharapkan mencapai target yang sudah
direncanakan.

BAB IX
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

Dalam penerapan transparansi kondisi Keuangan Bank, Manajemen Bank telah membuat Laporan Keuangan
Publikasi Triwulan, Laporan Keuangan Bulanan dan selengkapnya terdapat pada Laporan Tahunan yang antara
lain mengungkap hasil penghimpunan dan penggunaan dana serta hasil operasional. Disamping itu manajemen
Bank juga melaporkan kondisi Non Keuangan kepada Stakeholders.

Transparansi kondisi keuangan dan penggunaan data pribadi nasabah yang lazim disediakan oleh nasabah
kepada Bank dalam bertransaksi mengacu dan tunduk pada ketentuan dan peraturan perbankan yang berlaku,
dengan memperhatikan dan menerapkan prinsip kehati-hatian melalui prinsip mengenal nasabah maupun
pengelolaan risiko operasional, risiko hukum dan risiko reputasi sesuai peraturan dan pedoman yang telah
dimiliki Bank.

Transparansi informasi produk bank yang meliputi karakteristik, manfaat, risiko dan biaya yang melekat pada
produk dan jasa yang ditawarkan Bank disampaikan secara memadai kepada nasabah, baik lisan dan atau
tertulis dengan cara-cara yang etis dan tidak menyesatkan.

Dalam rangka mendukung pelayanan nasabah dan berkembangnya operasional perbankan, maka untuk
memfasilitasi timbulnya ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan adanya potensi kerugian financial
yang diduga karena kesalahan atau kelalaian Bank, telah dimiliki unit kerja yang menangani penyelesaian
pengaduan nasabah yang merupakan salah satu bentuk peningkatan perlindungan nasabah guna menjamin
hak-hak nasabah dalam berhubungan dengan Bank, dan apabila terjadi sengketa dapat diselesaikan melalui
lembaga mediasi perbankan.

Halaman 13
BAB X
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
A. Kepemilikan Saham anggota Dewan Komisaris

Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak mempunyai saham yang melebihi 5% atau lebih, baik pada
bank bersangkutan maupun pada bank dan/atau perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di
luar negeri.

B. Kepemilikan Saham anggota Direksi


Dalam memenuhi ketentuan transparansi terhadap kepemilikan saham anggota Direksi yang mencapai
5% (lima perseratus) atau lebih pada Bank yang bersangkutan maupun pada Bank dan perusahaan lain (di
dalam dan di luar negeri), Bank telah mengungkapkan secara transparan mengenai 1 (satu) orang anggota
Direksi yang memiliki Saham mencapai 5% dari modal disetor pada Bank sendiri sesuai dengan ketentuan
Good Corporate Governance sebagaimana disajikan pada Tabel berikut :

Jumlah Saham yang dimiliki


No Nama Jabatan Lembaga Perusahaa
Bank
Bank Lain Keuangan n
tersebut
Bukan Bank lainnya
Komisaris
1 Ir. I Made Windrayasa - - - -
Utama

2 I Putu Dona Aryatna,S.E Komisaris - - - -

Direktur
3 Pande Gede Wimpiarta,SE 24% - - -
Utama

4 I Gusti Komang Pujana,SE Direktur - - - -

Meskipun terdapat 1 (satu) anggota Direksi yang memiliki Saham mencapai 5% (lima perseratus) dari
modal disetor Direksi dimaksud hanya bertindak sebagai Pemegang Saham dan tidak mengakibatkan yang
bersangkutan mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Direksi Bank.
(Rangkap Jabatan).

BAB XI

HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI DENGAN
ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAINNYA, DIREKSI LAINNYA DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM PENGENDALI
BANK

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Bank terhadap Daftar Pihak Terkait Bank (termasuk didalamnya adalah
Pemegang Saham Pengendali) posisi Desember tahun 2017 dapat dipastikan bahwa seluruh anggota Dewan
Komisaris dan Direksi tidak saling memiliki hubungan keuangan dengan sesama anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.

Seluruh Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya,
Direksi lainnya.

Halaman 14
BAB XII
PAKET KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Paket kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2016 adalah sebagai
berikut :

Jumlah Diterima Dalam Satu Tahun


Jenis Remunerasi
No Komisaris Direksi
dan Fasilitas lain
Orang Rupiah Orang Rupiah

Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan


1 rutin, tantiem dan fasilitas lainnya 2 Rp164,400,000 2 Rp412,800,000
dalam bentuk non-natura)

Fasilitas lain dalam bentuk natura


2 (perumahan, transportasi, asuransi
kesehatan dan sebagainya) yang :
a. dapat dimiliki 2 Rp0 2 Rp0
b. tidak dapat dimiliki 2 Rp0 2 Rp0
Total Rp164,400,000 Rp412,800,000

Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) yang tidak
dapat dimiliki, berupa kendaraan & handphone.

Pengelompokan Dalam Kisaran Tingkat Penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi yang Menerima Paket
Remunerasi dalam Satu Tahun

Jumlah
No Jumlah Remunerasi per Orang dalam Satu Tahun *)
Komisaris Direksi
1. Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) ke bawah 2 2
*) yang diterima secara tunai

Tabel Paket/kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain serta Pengelompokkan dalam kisaran Tingkat
Penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima Paket Remunerasi dalam satu tahun diatas disajikan
oleh Bank dalam nilai sebagaimana yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memenuhi salah satu
aspek transparansi yang harus diungkap kepada publik dalam rangka melaksanakan ketentuan Good Corporate
Governance.

BAB XIII
RASIO GAJI TERTINGGI TERENDAH

Untuk memenuhi salah satu aspek Transparansi dalam melaksanakan Good Corporate Governance sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, berikut ini akan diungkapkan mengenai rasio Gaji tertinggi dan terendah, dalam

No Parameter perbandingan Rasio


1 Rasio Gaji pegawai yang tertinggi dan terendah 2.5 : 1
2 Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan terendah 1.25 : 1
3 Rasio Gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah 1.26 : 1
4 Rasio Gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi 3.18 : 1

Gaji yang diperbandingkan dalam Rasio Gaji di atas adalah imbalan yang diterima oleh anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan Pegawai per bulan, dengan ketentuan bahwa Pegawai yang dimaksud adalah Pegawai
Tetap Bank sampai batas Pelaksana.
Halaman 15

BAB XIV
JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL

Internal fraud adalah penyimpangan / kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak
tetap (honorer dan outsorcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi
kondisi keuangan Bank secara signifikan. Yang dimaksud dengan mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara
signifikan adalah apabila dampak penyimpangannya lebih dari Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Tabel Penyimpangan Internal

Internal Fraud Jumlah Kasus Yang Dilakukan Oleh

Direksi Dewan Komisaris Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap


Dalam 1 Tahun Tahun Tahun Tahun
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Sebelumn Sebelum Sebelumny
Sebelumnya Laporan Laporan Laporan Laporan
ya nya a
Total Fraud - - - - - - - -
Telah
- - - -
Diselesaikan
Dalam proses
penyelesaian di - - - - - - - -
internal BPR

Belum diupayakan
penyelesaiannya
- - - - - - - -

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Bank dan telah dituangkan dalam Tabel diatas dapat
diketahui bahwa selama periode Laporan tahun 2017 jumlah penyimpangan internal (internal fraud) yang terjadi
pada Bank adalah nihil atau dapat diartikan bahwa penyimpangan / kecurangan yang dilakukan oleh pengurus,
pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional
Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan tidak pernah terjadi dalam periode tahun
2017. Prestasi ini dapat diraih karena Bank selalu berusaha untuk memberikan kesejahteraan yang cukup
kepada seluruh tingkatan karyawan dan selalu menjaga kualitasnya melalui pelatihan, baik secara intern
maupun yang diselenggarakan oleh pihak eksternal. Disamping hal tersebut, Kebijakan, Sistem dan Prosedur
serta penetapan limit sampai dengan Sistem Pengendalian Intern diupayakan untuk selalu dievaluasi secara
periodik untuk menghindari timbulnya potensi fraud.

BAB XV
PERMASALAHAN HUKUM
Permasalahan hukum adalah permasalahan hukum perdata dan pidana yang dihadapi Bank. Selama tahun
2017, tidak ada permasalah hukum yang dihadapi oleh Bank.

Tabel Permasalahan Hukum

Jumlah
Permasalahan Hukum
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan Perdata Pidana
hukum yang tetap) - -
Dalam proses penyelesaian - -
Total - -

Halaman 16
BAB XVI
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK

Sebagai wujud kepedulian Bank terhadap lingkungan sekitar dan dalam rangka menjalankan program
Corporate
BerikutSocial
Daftar Responsibility (CSR),Dana
Kegiatan Pemberian padauntuk
periode 2017 Sosial
Kegatan Bank dan
melakukan
Kegiatan aktivitas pemberian
Politik selama Tahundana
2017 untuk
:

Tabel Kegatan Sosial dan Kegiatan Politik selama Tahun 2016

Dana Yang Penerima


No. Tanggal Aktivitas / Kegiatan Peserta
Dikeluarkan Dana / Lokasi
Panti Asuhan
1 9/27/2017 Bakti Sosial ke Panti Asuhan Salam, Tbn Rp5,000,000 Seluruh Karyawan
Salam

Sumbangan untuk Adat Sembung Meranggi Adat Sembung Adat datang ke


2 04/10/2017 Rp865,000
selama 1 tahun Meranggi kantor

Kabag.
3 Sumbangan STT Kesiut, dan Sembung Gede Rp400,000 STT Operasional &
Bisnis

Kabag.
3 Sumbangan Peduli Gunung Agung Rp600,000 Pengungsi Operasional &
Bisnis
Halaman 17
BAB XVII
PENUTUP

Demikian Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR. ARTHABUDAYA untuk periode penilaian
per 31 DESEMBER 2017 disusun sesuai dengan Pedoman yang tertuang didalam Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 8 /SEOJK.03/2016 perihal Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini telah mengungkapkan Aspek Tranparansi Pelaksanaan Good
Corporate Governance dan menjelaskan Kesimpulan umum hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate
Governance sesuai dengan kondisi sebenarnya pada Bank.

Sehingga dengan diterbitkannya Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang lebih jelas kepada Stakeholder sebagai bentuk pelaksanaan prinsip Good Corporate
Governance.

Tabanan, 26 April 2018

PT. BPR. ARTHABUDAYA

I Gusti Komang Pujana,S.E Luh Putu Pande Sudaniati,S.H


Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan PE. Kepatuhan

Disetujui

Pande Gede Wimpiarta,S.E Ir. I Made Windrayasa


Direktur Utama Komisaris Utama

Halaman 18
PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

Profil BPR
Penjelasan
Penjelasan Umum
Umum Nama BPR* PT. BPR. ARTHABUD
Alamat BPR *
Banjar Sembung Mer
Posisi Laporan *
Desember, 2017
Tata
Tata Cara
Cara Pengisian
Pengisian Modal Inti BPR *
Rp4,232,839,795
Total Aset BPR* Rp39,852,602,088
Bobot Faktor BPR B
Faktor
Faktor Penilaian
Penilaian
*) wajib diisi oleh BPR

Pengisian Faktor Tata Kelola BPR Mulai


Mulai

Pengisian Indikator SEMPURNA


Terisi 106
Belum terisi 0

Sebelum Penerapan Manajemen Risiko


Nilai Komposit 2.52
Predikat Komposit Err:520
Lihat Kertas Kerja
Cetak Laporan
Cetak Hasil Penilaian
OLA BPR

T. BPR. ARTHABUDAYA
Banjar Sembung Meranggi, Desa Sembung Gede, Kec. Kerambitan, Kab. Tabanan
Desember, 2017
Rp4,232,839,795
Rp39,852,602,088

Mulai
Mulai

Setelah Penerapan Manajemen Risiko


Nilai Komposit 2.27
Predikat Komposit Err:520
Lihat Kertas Kerja
Cetak Laporan
Cetak Hasil Penilaian
Penjelasan Umum Pedoman Penilaian Sendiri (Self Assessment)

1. Pedoman penilaian terbagi atas penilaian terhadap struktur, proses dan hasil Ta
Penerapan Tata Kelola yaitu:
a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
b. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
c. kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;
d. penanganan benturan kepentingan;
e. penerapan fungsi kepatuhan;
f. penerapan fungsi audit intern;
g. penerapan fungsi audit ekstern;
h. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;
i. batas maksimum pemberian kredit;
j. rencana strategis BPR; dan
k. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
2. Penilaian terhadap penerapan Tata Kelola bagi BPR dilakukan untuk mengukur:
a. kecukupan struktur dan infrastruktur Tata Kelola (governance structure) BPR
dengan harapan stakeholders BPR. Termasuk dalam struktur Tata Kelola
kerja/unit kerja/pegawai terkait pada BPR. Adapun yang termasuk infrast
prosedur, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-m

b. efektivitas proses penerapan tata kelola (governance process) BPR sesuai denga
kelola yang dipersyaratkan untuk masing-masing BPR; dan
c. hasil penerapan tata kelola (governance outcome) BPR.
3. Hasil penilaian penerapan tata kelola mencakup aspek kualitatif dan aspek kuanti
a. kecukupan transparansi laporan;
b. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
c.
peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan dan peny
penyimpangan/penyalahgunaan/fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran keten
Home
Self Assessment) Penerapan Tata Kelola

ur, proses dan hasil Tata Kelola BPR yang mencakup 11 (sebelas) Faktor Penilaian

alian intern;

an untuk mengukur:
ernance structure) BPR agar penerapan Tata Kelola mendapatkan hasil yang sesuai
struktur Tata Kelola BPR adalah Direksi, Dewan Komisaris,Komite, dan satuan
yang termasuk infrastruktur Tata Kelola BPR antara lain adalah kebijakan dan
ok dan fungsi masing-masing struktur organisasi;

cess) BPR sesuai dengan kecukupan struktur dan infrastruktur tata


dan

itatif dan aspek kuantitatif, antara lain:

tentuan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR seperti


MPK, pelanggaran ketentuan terkait laporan BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Tata Cara Pengisian Pedoman Penilaian Sendiri

1. Setiap BPR melakukan pengisian Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola yan
dan pada masing-masing faktor dibagi berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata
Kelola.

2. Penilaian penerapan Tata Kelola dilakukan dengan menggunakan Skala Penerapan


penilaian setiap kriteria/indikator adalah sebesar 1 sampai dengan 5 dengan kentent

a. Nilai 5 untuk tanda centang (√) pada kolom TB (Tidak Baik) apabila kriteria/indik
b. Nilai 4 untuk tanda centang (√) pada kolom KB (Kurang Baik) apabila kriteria/ind
c. Nilai 3 untuk tanda centang (√) pada kolom CB (Cukup Baik) apabila kriteria/ind
d. Nilai 2 untuk tanda centang (√) pada kolom B (Baik) apabila kriteria/indikator se
e. Nilai 1 untuk tanda centang (√) pada kolom SB (Sangat Baik) apabila kriteria/ind

3. Setelah melakukan pengisian dengan menggunakan nilai sebagaimana dimaksud pa


dirata-ratakan berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerap
masing faktor.

4. Hasil rata-rata nilai sebagaimana dimaksud pada angka 3 dikalikan dengan 50% untu
proses penerapan Tata Kelola; dan 10% untuk bobot hasil penerapan Tata Kelola.

5. Hasil perkalian sebagaimana dimaksud pada angka 4 dijumlahkan untuk mendapatk

6. Nilai masing-masing faktor sebagaimana dimaksud pada angka 5 dikalikan dengan bo

Tabel 1. Bobot Faktor Penerapan Tata Kelola


Bobot A Bobot B Bobot C
No Faktor
(%) (%) (%)
Pelaksanaan tugas dan
1 20.00 20.00 20.00
tanggung jawab Direksi
Pelaksanaan tugas dan
2 tanggung jawab Dewan 15.00 15.00 15.00
Komisaris
Kelengkapan dan pelaksanaan
3 tugas atau fungsi Komite 0.00 0.00 0.00
Penanganan benturan
4 10.00 10.00 10.00
kepentingan
Penerapan fungsi kepatuhan
5 10.00 10.00 10.00
BPR
6 Penerapan fungsi audit intern 10.00 10.00 10.00
Penerapan fungsi audit ekstern
7 0.00 2.50 2.50

Penerapan manajemen risiko


8 termasuk sistem pengendalian 10.00 10.00 10.00
intern*)
Batas maksimum pemberian
9 7.50 7.50 7.50
kredit
10 Rencana bisnis BPR 7.50 7.50 7.50
Transparansi kondisi keuangan
11 dan non keuangan, serta 10.00 7.50 7.50
pelaporan internal

*) diperhitungkan sesuai pentahapan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang m


Dengan demikian, total penyebut sebelum pentahapan penerapan manajemen risiko a

Keterangan:
Bobot A: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp
kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh mily

Bobot B: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp


paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh mi

Bobot C: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit R


Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rup

Bobot D: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp8

7. Nilai masing-masing faktor setelah dikalikan dengan bobot sebagaimana dimaksud pa


Komposit.

8. Setelah diperoleh Nilai Komposit sebagaimana dimaksud pada angka 7, BPR menetap

Tabel 2. Predikat Komposit


Predikat
Nilai Komposit
Komposit
Sangat
1.0 £ Nilai Komposit < 1.8
Baik

1.8 £ Nilai komposit < 2.6 Baik


Cukup
2.6 £ Nilai Komposit < 3.4
Baik
Kurang
3.4 £ Nilai Komposit < 4.2
Baik

4.2 £ Nilai Komposit < 5 Tidak Baik

9. Apabila terdapat salah satu faktor yang seluruh kriteria/indikatornya mendapatk


Peringkat Komposit tertinggi yang dapat dicapai BPR adalah Cukup Baik sebagaimana
10. Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan atau pemeriksaan pengawas terdapat
berpotensi memiliki dampak pada kondisi dan/atau kelangsungan usaha BPR, pe
Kelola BPR.
11. Kolom keterangan diisi dengan alasan, dasar penerapan, atau keterangan lainnya.
12. Untuk faktor 8, penilaian manajemen risiko ini baru dilakukan setelah ketentuan
sebagaimana Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen ris
13. Bagi BPR dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah
Publik, tetap melakukan penilaian untuk faktor 7 dan dikenakan bobot faktor 7 sebes
7,5% (tujuh koma lima persen) mengacu pada Bobot B pada angka 6 di atas.
14. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh m
pemantau risiko, tidak melakukan penilaian terhadap faktor 3 sehingga penilaian pen

15. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) ya
faktor 2 nomor 5 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).
16. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) ya
kaji ulang kepada OJK, pertanyaan untuk faktor 6 nomor 7 dan 12 diberikan Skala P
i

Penerapan Tata Kelola yang terdiri dari 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola
ktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata

gunakan Skala Penerapan, dimana rentang skor yang digunakan sebagai Skala Penerapan
i dengan 5 dengan kententuan sebagai berikut:

Baik) apabila kriteria/indikator sepenuhnya tidak diterapkan/dipenuhi.


ng Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar belum diterapkan/dipenuhi.
p Baik) apabila kriteria/indikator sebagian telah diterapkan/dipenuhi.
pabila kriteria/indikator sebagian besar telah diterapkan/dipenuhi.
at Baik) apabila kriteria/indikator telah sepenuhnya diterapkan/dipenuhi.

sebagaimana dimaksud pada angka 2, nilai pada setiap kriteria/indikator dijumlahkan dan
Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola pada masing-

dikalikan dengan 50% untuk bobot struktur dan infrastruktur Tata Kelola; 40% untuk bobot
penerapan Tata Kelola.

mlahkan untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.

ngka 5 dikalikan dengan bobot faktor sesuai Tabel 1.

ola
Bobot D
(%)

20.00

12.50

2.50
10.00

10.00

10.00

2.50

10.00

7.50

7.50

7.50

ud dalam ketentuan yang mengatur mengenai manajemen risiko BPR.


nerapan manajemen risiko adalah 90.

modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset
0.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset
00.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari
0 (delapan puluh milyar rupiah).

modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).

t sebagaimana dimaksud pada angka 6 dijumlahkan seluruhnya sehingga mendapatkan Nilai

ada angka 7, BPR menetapkan Peringkat Komposit, sebagaimana Tabel 2.


a/indikatornya mendapatkan nilai Tidak Baik (5) sebagaimana dimaksud pada angka 2,
h Cukup Baik sebagaimana dimaksud pada angka 8.
ksaan pengawas terdapat faktor yang dinilai sangat mempengaruhi Tata Kelola BPR dan
angsungan usaha BPR, pengawas dapat melakukan penyesuaian Peringkat Komposit Tata

tau keterangan lainnya.


akukan setelah ketentuan manajemen risiko diberlakukan secara efektif sesuai pentahapan
penerapan manajemen risiko bagi BPR.
0,00 (sepuluh milyar rupiah) namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor Akuntan
enakan bobot faktor 7 sebesar 2,5% (dua koma lima persen) sehingga bobot faktor 11 menjadi
da angka 6 di atas.
000,00 (delapan puluh milyar rupiah) namun membentuk komite audit dan/atau komite
or 3 sehingga penilaian penerapan Tata Kelola mengacu pada Bobot C pada angka 6 di atas.

0,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib memiliki Komisaris Independen, pertanyaan untuk

0,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib melakukan kaji ulang dan menyampaikan laporan
7 dan 12 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).
Home
11 Faktor Tata Kelola BPR
Faktor 1
Faktor 2
Faktor 3
Faktor 4
Faktor 5
Faktor 6
Faktor 7
Faktor 8
Faktor 9
Faktor 10
Faktor 11
11 Faktor Tata Kelola BPR
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
Penanganan Benturan Kepentingan
Penerapan Fungsi Kepatuhan
Penerapan Fungsi Audit Intern
Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
Batas Maksimum Pemberian Kredit
Rencana Strategis BPR
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
Home
Tabulasi Pengisian Indikator pada 11 Faktor Tata Kelola BPR

Faktor Indikator Terisi


1 19
2 18
3 5
4 3
5 13
6 13
7 5
8 12
9 5
10 6
11 7
Total 106
11 Faktor Tata Kelola BPR

Indikator Belum Terisi


0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No
I.

1.

2.

3.

4.

10
11

12

13

14

15

16

17

18

19
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
Kriteria / Indikator
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak
sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak
sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten
yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga
lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan).
Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi
karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas
meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu
pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak
independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui
RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum
berakhir masa jabatannya.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan
kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk
sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
hasil pengawasan otoritas lain.

Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada
Dewan Komisaris.

Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan
yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.
Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang
dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima
keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan


pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya
yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam
pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan


tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-
hatian.

Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling
sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui
RUPS.

Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di


bidang kepegawaian.
Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik,
termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta
dibagikan kepada seluruh Direksi.

Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh
pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR,
penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi
stakeholders.

Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi
BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai
ketentuan.
ND
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik

Telah terpenuhi sesuai dengan


ketentuan jumlah direksi 2 orang dan
2 salah satu anggota direksi bertindak 3 CB Cukup Baik
sebagai Direktur yang membawahkan
fungsi Kepatuhan

Seratus persen direksi berada pada


2 kabupaten yang sama dengan lokasi 4 KB Kurang Baik
kantor Pusat BPR

Anggota Direksi Tidak ada yang


2 5 TB Tidak Baik
merangkap jabatan
100% anggota direksi tidak memiliki
2 hubungan keluarga dengan sesama
direksi atau sesama dewan komisaris
Direksi tidak menggunakan penasehat
dan/atau penyedia jasa profesional
sebagai konsultan

Seluruh anggota Direksi dan Dewan


2 Komisaris telah lulus kompetensi dan
telah dituangkan dalam akta RUPS.

Direksi melaksanakan tugas secara


1 independen berdasarkan SK Direksi
No. 001/Kep.AB/2017

Direksi belum menindak lanjuti


temuan audit al. Tentang Imbalan
4
kerja, Penyempurnaan PP dan batas
pensiun Karyawan

Direksi telah membuat Analisa data


setiap akhir bulan, Sehingga dapat
2
disajikan kepada dewan komisaris
setiap waktu

Pengambilan keputusan Direksi yang


2 bersifat strategis sudah dilakukan
secara musyawarah dan mufakat
Direksi sampai saat ini belum pernah
menggunakan BPR untuk memenuhi
kepentingan Keluarga atau
2
kepentingan pribadi dengan
merugikan Bank selain Remunerasi
yang telah disetujui RUPS.

Direksi telah mengikutsertakan


pegawai yang berkompeten di
4 bidangnya dalam hal pelatihan
maupun workshop, tetapi belum
semuanya
Direksi dalam mengimplementasikan
tugas-tugasnya selalu memperhatikan
3 prinsip kehati-hatian, namun masih
perlu diperbaiki mengingat NPL
mengalami peningkatan
Telah ada ketentuan yang berupa SK
mengenai pedoman dan tata tertib
2
kerja anggota Direksi. SK Direksi
Nomor : 001/Kep.AB/2017

Direksi melakukan rapat dengan


Pemegang saham setiap 3 bulan
3
sekali gunatelah
Direksi menyampaikan laporan
mengomunikasi
kinerja Direksi dan Jajarannya.
kebijakan strategis tentang
3 kepegawaian kepada seluruh pegawai,
tetapi hanya secara lisan. Perlu
diberikan secara tertulis
Hasil rapat direksi telah
didokumentasikan dalam bentuk
3 notulen rapat Direksi, namun tidak
dibagikan kepada seluruh anggota
direksi

Direksi dan seluruh pegawai BPR


telah memiliki pengetahuan yang
cukup guna meningkatkan kinerja
4
Bank terbukti peningkatan aset bank
terus bertumbuh dengan baik, namun
NPL masih mengalami peningkatan

Direksi membuat laporan Tata Kelola


kepada OJK, namun belum
menyampaikan kepada Asosiasi BPR,
4 Majalah Ekonomi dan Keuangan,
namun untuk tahun 2017 akan
disampaikan akhir bulan April 2018
sesuai ketentuan yang berlaku
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No
II.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.
10

11

12

13

14

15

16

17

18
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
Kriteria / Indikator
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit
3 (tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2
(dua) orang.

Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan.

Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat
melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS
yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum
berakhirnya masa jabatan.

Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor
Pusat BPR.

BPR memiliki Komisaris Independen:


a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah
Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit
satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) diberikan
skala penerapan Baik (nilai 2)

Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu
kerja, dan rapat.

Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2
(dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS
dan/atau Bank Umum.

Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai
dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.

Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi
dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau
nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, memantau dan


mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali
dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan
perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit
ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya
antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.

Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan
berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah
mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika
terdapat perbedaan pendapat.

Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga,
dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil
dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.

Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak
lanjut Direksi.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik
dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta
dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.
ND
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik

Jumlah anggota Dewan Komisaris 2


2 orang, sudah sesuai kententuan 3 CB Cukup Baik
yang berlaku

Jumlah anggota Dewan komisaris


2
tidak melebihi anggota Direksi

Telah lulus uji Kompetensi, dan


2 4 KB Kurang Baik
telah dituangkan dalam Akta RUPS.

Seluruh Anggota Dewan Komisaris


2 bertempat tinggal satu kabupaten 5 TB Tidak Baik
dengan Kantor Pusat BPR

Sudah ada sesuai dengan SK


2 Dewan Komisaris Nomor :
01/AB.Kep.Dekom/2017
Dewan Komisaris Tidak Ada
2 Rangkap jabatan pada BPR maupun
Bank Umum lain

Semua anggota Dewan Komisaris


tidak ada hubungan keluarga baik
2
dengan anggota Direksi maupun
Anggota Dewan Komisaris

Seluruh Dewan Komisaris tidak ada


2 yang memiliki hubungan keluarga
dengan pengurus lainnya
Dewan Komisaris telah
melaksanakan pengawasan secara
3
lisan seperti nasehat tentang
pemenuhan ketentuan BPR

Telah dilakukan dengan


memberikan arahan kebijakan
3
strategis, sesuai Notulen Rapat
Dewan Komisaris

Dewan Komisaris tidak Terlibat


2 dalam keputusan kegiatan
Operasional Bank

Telah dilakukan pengawasan


namun perlu dilakukan tindak
4
lanjut atas temuan audit intern
maupun ekstern

Telah dilakukan rapat dewan


2 Komisaris 3 bulan sekali, sesuai
dengan Notulen Rapat Dekom

Keputusan rapat dewan komisaris


yang bersifat strategis telah
2
dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat

Anggota Dewan Komisaris tidak


memanfaat BPR untuk kepentingan
2
Pribadi Selain Renunerasi yang
telah disetujui RUPS

Dewan Komisaris telah melakukan


pemantauan tentang pokok-pokok
3
laporan Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan

Hasil rapat Dewan Komisaris telah


2
didomentasikan dengan baik
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR D
No

III.

1.

2.

3.

4.

5.

Catatan :
Pada faktor ini, BPR dengan bobot faktor A, B, dan C memberikan skala penerapan 0 untuk setiap kriteria/ind
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR D
Kriteria / Indikator
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal
inti > Rp 80 miliar)
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai
ketentuan.
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern.
Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.

Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif
antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko
kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.

Catatan :
Pada faktor ini, BPR dengan bobot faktor A, B, dan C memberikan skala penerapan 0 untuk setiap kriteria/indikato
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR)
1 SB Sangat Baik

2 B Baik

0 3 CB Cukup Baik
Bank telah memiliki Audit Internal
4 KB Kurang Baik
0 Telah dilakukan Evaluasi penerapan fungsi a 5 TB Tidak Baik

0
Belum sepenuhnya dilakukan

0
Telah sesuai dengan Pedoman Kerja

0
Audit Intern sudah melaporkan hasil audit, untuk dapat ditindaklanjuti oleh Direksi

setiap kriteria/indikator.
Selesai

oleh Direksi
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No

IV.

1.

2.

3.
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
Kriteria / Indikator

Penanganan Benturan Kepentingan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)


BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk administrasi, dokumentasi dan
pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau
tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan
dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.
D
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR)
1 SB Sangat Baik

2 B Baik

4 3 CB Cukup Baik
Akan segera disusun mengenai keb
4 KB Kurang Baik

3 5 TB Tidak Baik

Telah dilakukan, sampai saat ini bel

3
Belum pernah terjadi benturan kepentingan yang merugikan BPR. Dan apabila terjadi Bank akan me
Selesai

. Dan apabila terjadi Bank akan mendokumentasikan hal tersebut dengan baik
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No
V.

1.

2.

3.

9
10

11

12

13
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
Kriteria / Indikator
Penerapan Fungsi Kepatuhan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit
untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan perbankan.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja kepatuhan yang
independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan menyusun
dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.

BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan
kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan.
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya.

Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong
terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan
terkini.

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR
terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk
melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR
yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan memastikan
bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan
BPR telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan.
Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi kepatuhan melakukan
reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem
maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan.
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada
Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah
Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan Komisaris.

Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada
Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan Direksi yang menyimpang
dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
ND
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik

3 3 CB Cukup Baik

Tahun 2017, Anggota Direksi yang memb

3 4 KB Kurang Baik
Memahami / masih dalam proses mempelajari

3 5 TB Tidak Baik

Telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang mena

3
Masih dilakukan pembenahan

3
Masih dikaji dan dibuatkan pedoman

Telah dilakukan, namun ada beberapa yang perlu disempurnakan, dan dilakukan tepat waktu

5
Belum disosialisasikan, dan akan dilakukan tahun 2018

Telah dilakukan

Telah dilakukan tetapi masih diperlukan pengkajian dan penyempurnaan lebih lanjut
3

Telah dilakukan namun masih perlu pengkinian dan penyempurnaan

2 Masih ada pedoman dan ketentuan yang harus disempurnakan

Laporan pelaksanaan pokok-pokok kepatuhan telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewa

Akan disampaikan apabila ada Indikasi penyimpangan yang dilakukan oleh Direksi dan pengurus lain
Selesai

ilakukan tepat waktu

n lebih lanjut
a Direktur Utama dan Dewan Komisaris

eh Direksi dan pengurus lainnya.


WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No
VI.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

10

11
12

13
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
Kriteria / Indikator
Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit
intern.

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan
tugas bagi auditor intern sesuai peraturan perundang-undangan dan telah disetujui oleh
Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
independen terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan
penyaluran dana).

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan
fungsi audit intern.
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah
disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan
dapat mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan
SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.

*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): diberikan
skala penerapan Baik (nilai 2)

Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen
yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil
audit, dan tindak lanjut hasil audit.

BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan
berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit intern.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern dan laporan
khusus (apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): diberikan
skala penerapan Baik (nilai 2)

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas
Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
ND
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
(Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik

2 3 CB Cukup Baik

Bank telah memiliki PE yang bertugas sebagai

3 4 KB Kurang Baik

Telah memiliki pedoman kerja berupa job d

3 5 TB Tidak Baik
Pejabat eksekutif yang melaksanakan fungsi audi

2
Laporan hasil audit telah disampaikan kepada Direktur Utama, Triwulanan dan tahunan, serta poko

3
Belum memiliki program dimaksud, dan masih dikaji sesuai dengan keperluan Bank.

2
Sudah menerapkan fungsi audit dengan baik dan bersifat independen

3
Telah dilakukan fungsi audit sesuai prosedur, namun masih perlu dilakukan penyempurnaan

3
Perlu diberikan lebih lanjut dan lebih detail mengenai audit Internal

Telah dibuat laporan Audit, dan disampaikan kepada Direktur utama dan Komisaris, serta tembusan

2
Bank telah menyampaikan pokok-pokok hasil audit intern kepada OJK, dan akan menyampaikan lap
2

Pengangkatan Pejabat Eksekutif yang menjalankan fungsi audit telah disampaikan kepada OJK dab t
Selesai

iwulanan dan tahunan, serta pokok-pokok hasil audit, dan rencana kerja audit

n keperluan Bank.

dilakukan penyempurnaan

ma dan Komisaris, serta tembusan disampaikan kepada Direktur yang Membawahkan fungsi kepatuhan, tetapi masih perlu disempurn

a OJK, dan akan menyampaikan laporan khusus apabila ada penyimpangan.


lah disampaikan kepada OJK dab telah mendapat persetujuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
pi masih perlu disempurnakan
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A (laporan keuangan diaudit), B, C, DAN D
No
VII.

1.

2.

3.

Bagi BPR dengan bobot faktor A namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, tetap
penilaian untuk seluruh kriteria/indikator pada faktor ini.
Bagi BPR dengan bobot faktor A yang laporan keuangannya tidak diaudit mengisi skala penerapan dengan nila
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A (laporan keuangan diaudit), B, C, DAN D
Kriteria / Indikator
Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset > Rp 10 miliar)
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-
aspek legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan
komunikasi antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan
Dewan Komisaris.

BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


Hasil audit dan Management Letter telah menggambarkan permasalahan BPR dan disampaikan
secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk.
Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Bagi BPR dengan bobot faktor A namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, tetap melak
penilaian untuk seluruh kriteria/indikator pada faktor ini.
Bagi BPR dengan bobot faktor A yang laporan keuangannya tidak diaudit mengisi skala penerapan dengan nilai 0
dit), B, C, DAN D
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik

Telah sesuai
2 dengan ketentuan yang
3 berlaku
CB Cukup Baik

4 KB Kurang Baik

Sudah
2 dilakukan, berdasar RUPS
5 TB Tidak Baik

aporkan hasil
2 audit KAP dan Manajemen Letter kepada OJK

KAP
2 telah melaporkan tepat waktu

2 Sudah sesuai
tan Publik, tetap melakukan

apan dengan nilai 0


Selesai

pada OJK
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
DIISI SETELAH MANAJEMEN RISIKO BERLAKU SECARA EFEKTIF
BPR MODAL INTI > 50M: MULAI DIISI UNTUK PERIODE LAPORAN PROFIL RISIKO SEMESTER 2 TAH
BPR MODAL INTI < 50M: MULAI DIISI UNTUK PERIODE LAPORAN PROFIL RISIKO SEMESTER 2 TAH
No
VIII.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

11

12

Catatan :
Pengisian pada faktor ini, dilakukan setelah BPR menerapkan manajemen risiko secara penuh sebagaimana di
POJK No.13/POJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko BPR.
Sebelum BPR menerapkan manajemen risiko secara penuh, BPR memberikan skala penerapan 0 untuk setiap
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
DIISI SETELAH MANAJEMEN RISIKO BERLAKU SECARA EFEKTIF
BPR MODAL INTI > 50M: MULAI DIISI UNTUK PERIODE LAPORAN PROFIL RISIKO SEMESTER 2 TAHUN 20
BPR MODAL INTI < 50M: MULAI DIISI UNTUK PERIODE LAPORAN PROFIL RISIKO SEMESTER 2 TAHUN 20
Kriteria / Indikator
Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap penerapan
fungsi Manajemen Risiko.

BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit
Risiko.
BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat
pada produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan.
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Direksi:
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi.

Dewan Komisaris:
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap
seluruh faktor Risiko yang bersifat material.
BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.

BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu sistem informasi manajemen yang mampu
menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.

Direksi telah melakukan pengembangan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang
organisasi dan peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi
mengenai manajemen risiko.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain (jika ada) yang dilaporkan kepada
Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Catatan :
Pengisian pada faktor ini, dilakukan setelah BPR menerapkan manajemen risiko secara penuh sebagaimana diatur d
POJK No.13/POJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko BPR.
Sebelum BPR menerapkan manajemen risiko secara penuh, BPR memberikan skala penerapan 0 untuk setiap kriteri
D
TIF
EMESTER 2 TAHUN 2020
EMESTER 2 TAHUN 2021
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik

0 3 CB Cukup Baik

0 4 KB Kurang Baik

0 5 TB Tidak Baik

0
sebagaimana diatur dalam

n 0 untuk setiap kriteria/indikator


Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No
IX.

1.

2.

3.

4.

5
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
Kriteria / Indikator
Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai terkait dengan BMPK
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut
monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari pedoman
kebijakan perkreditan BPR.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.
Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit besar telah
memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-
hatian maupun peraturan perundang-undangan.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit yang
melanggar dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala kepada Otoritas Jasa
Keuangan secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
ND
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik

3 3 CB Cukup Baik

BPR sudah memiliki kebijakan tentan


4 KB Kurang Baik

2 5 TB Tidak Baik
BPR telah mengevaluasi tentang BMPK, de

2
Telah memenuhi ketentuan OJK tentang BMPK, dan tidak pernah terjadi pelampauan BMPK sesuai k

2
Sudah disampaikan tepat waktu dan sesuai ketentuang OJK Setiap bulan, bersamaan dengan lapora

2
BMPK tidak melanggar/melampaui ketentuan OJK
Selesai

di pelampauan BMPK sesuai ketentuan.

n, bersamaan dengan laporan Bulanan BPR


WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No
X.

1.

2.

3.

4.

5.

6.
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
Kriteria / Indikator
Rencana Bisnis BPR
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai
dengan visi dan misi BPR.
Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis jangka panjang dan rencana bisnis
tahunan termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat
permodalan dan infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya manusia, teknologi
informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR;
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.

Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR.


C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
ND
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik

2 3 CB Cukup Baik
RBB BPR Telah disusun seseuai ketentuan

2 4 KB Kurang Baik
Telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi

2 5 TB Tidak Baik
RBB telah didukung sepenuhnya oleh pemegang

RBB telah disusun dan tetap mempertimbangkan faktor eksternal dan internal, perbankan yang seh
3 Sudah dilakukan pengawasan, namun masih secara lisan.

2
Sudah dibuat Rencana Bisnis dan telah disampaikan kepada OJK tepat waktu.
Selesai

ernal, perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian, penerapan manajemen risiko sesuai prosedur
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No
XI.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
Kriteria / Indikator
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya manusia yang kompeten
untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulanan dengan materi paling sedikit
memuat laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang
saham sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat informasi umum, laporan
keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh
aspek transparansi dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan
data nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.

BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur
dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu)
anggota Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta disampaikan secara lengkap dan
tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.

Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan, dan laporan pengaduan dan
tindak lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat
waktu.
ND
Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
(Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
2 B Baik

2 3 CB Cukup Baik
Laporan yang wajib disampaikan telah m
4 KB Kurang Baik

2 5 TB Tidak Baik
Laporan Publikasi telah disampaikan setiap

Sudah dibuat sesuai dengan ketentuan OJK

2
Sudah dilaksanakan

2
Laporan sudah sesuai dengan yang diatur oleh ketentuan OJK

Laporan tahunan sudah disampaikan lengkap dan tepat waktu

2
Laporan Penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan nasabah telah dilakukan tepat waktu
Selesai

abah telah dilakukan tepat waktu sesuai dengan ketentuan secara online melalui SIPEDULI
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment)
Penerapan Tata Kelola BPR

Profil BPR
Nama BPR PT. BPR. ARTHABUDAYA

Alamat BPR Banjar Sembung Meranggi, Desa Sembung Gede, Kec. Kerambitan,

Posisi Laporan Desember, 2017

Modal Inti BPR Rp4,232,839,795

Total Aset BPR Rp39,852,602,088

Bobot Faktor BPR B


Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M: Telah terpenuhi sesuai dengan ketentuan
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, jumlah direksi 2 orang dan salah satu
dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai anggota direksi bertindak sebagai Direktur
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. yang membawahkan fungsi Kepatuhan

v
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang,
dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di Seratus persen direksi berada pada
kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten kabupaten yang sama dengan lokasi
yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kantor Pusat BPR
kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan v
langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi
lokasi Kantor Pusat BPR.

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Anggota Direksi Tidak ada yang merangkap
Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain jabatan
(partai politik atau organisasi kemasyarakatan). v

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan 100% anggota direksi tidak memiliki
keluarga atau semenda sampai dengan derajat hubungan keluarga dengan sesama direksi
kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau v atau sesama dewan komisaris
anggota Dewan Komisaris.
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan Direksi tidak menggunakan penasehat
dan/atau penyedia jasa profesional sebagai dan/atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu konsultan
untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi
karakteristik proyeknya membutuhkan adanya
konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas
meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk
yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta v
biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa
profesional adalah pihak independen yang memiliki
kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus
dimaksud.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan Seluruh anggota Direksi dan Dewan
dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS Komisaris telah lulus kompetensi dan telah
termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah v dituangkan dalam akta RUPS.
ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa
jabatannya.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 12 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 12
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 6
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Direksi melaksanakan tugas secara
secara independen dan tidak memberikan kuasa independen berdasarkan SK Direksi No.
umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas v 001/Kep.AB/2017
dan wewenang tanpa batas.

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan Direksi belum menindak lanjuti temuan
rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk audit al. Tentang Imbalan kerja,
sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil v Penyempurnaan PP dan batas pensiun
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil Karyawan
pengawasan otoritas lain.

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang Direksi telah membuat Analisa data setiap
lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada akhir bulan, Sehingga dapat disajikan
Dewan Komisaris. v kepada dewan komisaris setiap waktu

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat Pengambilan keputusan Direksi yang
strategis dilakukan berdasarkan musyawarah bersifat strategis sudah dilakukan secara
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah dan mufakat
musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang v
berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion
jika terdapat perbedaan pendapat.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan Direksi sampai saat ini belum pernah
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat menggunakan BPR untuk memenuhi
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta kepentingan Keluarga atau kepentingan
tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan v pribadi dengan merugikan Bank selain
pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas Remunerasi yang telah disetujui RUPS.
lainnya yang ditetapkan RUPS.

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran Direksi telah mengikutsertakan pegawai


secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan yang berkompeten di bidangnya dalam hal
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan pelatihan maupun workshop, tetapi belum
terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang semuanya
mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang v
organisasi antara lain dengan peningkatan
keikutsertaan pegawai BPR dalam
pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan
kualitas individu.

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan Direksi dalam mengimplementasikan


kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas-tugasnya selalu memperhatikan
tugas dan tanggung jawabnya, antara lain v prinsip kehati-hatian, namun masih perlu
pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip diperbaiki mengingat NPL mengalami
kehati-hatian. peningkatan
14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan Telah ada ketentuan yang berupa SK
tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mengenai pedoman dan tata tertib kerja
mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan v anggota Direksi. SK Direksi Nomor :
peraturan rapat. 001/Kep.AB/2017
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
1 8 3 8 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 20
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.5
pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan Direksi melakukan rapat dengan Pemegang
tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. saham setiap 3 bulan sekali guna
v menyampaikan laporan kinerja Direksi dan
Jajarannya.
16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh Direksi telah mengomunikasi kebijakan
pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang strategis tentang kepegawaian kepada
kepegawaian. v seluruh pegawai, tetapi hanya secara lisan.
Perlu diberikan secara tertulis

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat Hasil rapat direksi telah didokumentasikan
dan didokumentasikan dengan baik, termasuk dalam bentuk notulen rapat Direksi,
pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang v namun tidak dibagikan kepada seluruh
terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada anggota direksi
seluruh Direksi.

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan Direksi dan seluruh pegawai BPR telah
kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai memiliki pengetahuan yang cukup guna
dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara meningkatkan kinerja Bank terbukti
lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian v peningkatan aset bank terus bertumbuh
permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian dengan baik, namun NPL masih
hasil sesuai ekspektasi stakeholders. mengalami peningkatan

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Direksi membuat laporan Tata Kelola
Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di kepada OJK, namun belum menyampaikan
Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah kepada Asosiasi BPR, Majalah Ekonomi
ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan. v dan Keuangan, namun untuk tahun 2017
akan disampaikan akhir bulan April 2018
sesuai ketentuan yang berlaku

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 9 8 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 17
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
3.40
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.34
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.34
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot
0.52
Faktor 1
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
2
Komisaris
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan Komisaris 2 orang,
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 sudah sesuai kententuan yang berlaku
(tiga) orang.
v
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2
(dua) orang.
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui Jumlah anggota Dewan komisaris tidak
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v melebihi anggota Direksi

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Telah lulus uji Kompetensi, dan telah
Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat dituangkan dalam Akta RUPS.
melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa
jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang v
menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota
Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya
masa jabatan.

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris Seluruh Anggota Dewan Komisaris
bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di bertempat tinggal satu kabupaten dengan
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan v Kantor Pusat BPR
langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

5) BPR memiliki Komisaris Independen: -


a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit v
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota
Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib Sudah ada sesuai dengan SK Dewan
kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, v Komisaris Nomor :
dan rapat. 01/AB.Kep.Dekom/2017
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris Tidak Ada Rangkap
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) jabatan pada BPR maupun Bank Umum
BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau v lain
pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank
Umum.
8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki Semua anggota Dewan Komisaris tidak ada
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan hubungan keluarga baik dengan anggota
derajat kedua dengan sesama anggota Dewan v Direksi maupun Anggota Dewan Komisaris
Komisaris atau Direksi.

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang Seluruh Dewan Komisaris tidak ada yang
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, memiliki hubungan keluarga dengan
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga pengurus lainnya
dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi
dan/atau pemegang saham pengendali atau v
hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 18 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 18
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 9
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
2
Komisaris
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan Dewan Komisaris telah melaksanakan
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan secara lisan seperti nasehat
serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara tentang pemenuhan ketentuan BPR
lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis v
terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk
prinsip kehati-hatian.

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Telah dilakukan dengan memberikan
Komisaris mengarahkan, memantau dan arahan kebijakan strategis, sesuai Notulen
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. v Rapat Dewan Komisaris

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan Dewan Komisaris tidak Terlibat dalam
keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam keputusan kegiatan Operasional Bank
hal penyediaan dana kepada pihak terkait
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal v
lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan
dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi Telah dilakukan pengawasan namun perlu
menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, dilakukan tindak lanjut atas temuan audit
hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, intern maupun ekstern
dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara v
lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan
dokumen hasil tindak lanjut temuan.

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup Telah dilakukan rapat dewan Komisaris 3
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bulan sekali, sesuai dengan Notulen Rapat
secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Dekom
Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan v
yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris.

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris Keputusan rapat dewan komisaris yang
yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan bersifat strategis telah dilakukan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam berdasarkan musyawarah mufakat
hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai v
ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan
dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR Anggota Dewan Komisaris tidak
untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau memanfaat BPR untuk kepentingan
pihak lain yang merugikan atau mengurangi Pribadi Selain Renunerasi yang telah
keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau v disetujui RUPS
menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain
remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan
RUPS.

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan Dewan Komisaris telah melakukan
terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung pemantauan tentang pokok-pokok laporan
jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi v Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi. kepatuhan

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala 0 8 9 4 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 21
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.63
pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.05
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam Hasil rapat Dewan Komisaris telah
risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik didomentasikan dengan baik
dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi
jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan v
kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.25
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot
0.38
Faktor 2
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Komite bagi BPR yang memiliki modal inti paling
3
sedikit Rp80.000.000.000 (delapan puluh milyar
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Bank telah memiliki Audit Internal
Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai
ketentuan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap Telah dilakukan Evaluasi penerapan fungsi
penerapan fungsi audit intern. audit Intern
3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi Belum sepenuhnya dilakukan
terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.
4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang Telah sesuai dengan Pedoman Kerja
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif
antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata
tertib kerja.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan Audit Intern sudah melaporkan hasil audit,
audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada untuk dapat ditindaklanjuti oleh Direksi
Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada
Direksi BPR.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 0.00
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot
0.00
Faktor 3
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
4 Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur Akan segera disusun mengenai kebijakan
penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang dimaksud di tahun 2018, apabila terjadi
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR benturan kepentingan akan
termasuk administrasi, dokumentasi dan v didokumentasikan dengan baik
pengungkapan benturan kepentingan dimaksud
dalam Risalah Rapat.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 4 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
4.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
2.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Telah dilakukan, sampai saat ini belum
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat pernah terjadi benturan kepentingan yang
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat sampai merugikan Bank
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau v
tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki
benturan kepentingan tersebut.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
3.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.20
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR Belum pernah terjadi benturan
atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan kepentingan yang merugikan BPR. Dan
dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi v apabila terjadi Bank akan
dengan baik. mendokumentasikan hal tersebut dengan
baik
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
3
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.30
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 3.50
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot
0.39
Faktor 4
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Tahun 2017, Anggota Direksi yang
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): membawahkan fungsi kepatuhan tidak
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi menangani penyaluran dana, hanya
kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit memberikan opini, sebagai upaya
untuk: meminimalisasi risiko.
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional
penghimpunan dan penyaluran dana; dan v
c. mampu bekerja secara independen.

BPR dengan modal inti kurang dari


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi Memahami / masih dalam proses


kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa mempelajari lebih lanjut
v
Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain
yang berkaitan dengan perbankan.
3) BPR dengan modal inti paling sedikit Telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): menangani fungsi kepatuhan yang
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan independen terhadap fungsi operasional.
membentuk satuan kerja kepatuhan yang
independen terhadap satuan kerja atau fungsi
operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): v
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau
fungsi operasional.

4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang Masih dilakukan pembenahan
menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau
mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur v
kepatuhan.
5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, Masih dikaji dan dibuatkan pedoman
wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani v
fungsi kepatuhan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 15 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 15
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
3
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.30
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi Telah dilakukan, namun ada beberapa
kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang yang perlu disempurnakan, dan dilakukan
diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi tepat waktu
seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan v
peraturan perundang-undangan lain termasuk
penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya.

7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi Belum disosialisasikan, dan akan


kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong dilakukan tahun 2018
terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain v
melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.

8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi Telah dilakukan


kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR
terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR
kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk
melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat v
kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang
menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.

9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang Telah dilakukan tetapi masih diperlukan
menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa pengkajian dan penyempurnaan lebih
seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, lanjut
serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah v
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.

10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang Telah dilakukan namun masih perlu
menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu pengkinian dan penyempurnaan
dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem v
maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai
dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 9 0 5
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 16
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
3.2
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.28
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran Masih ada pedoman dan ketentuan yang
v
terhadap ketentuan. harus disempurnakan
12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi Laporan pelaksanaan pokok-pokok
kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan kepatuhan telah disampaikan kepada
tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris
Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang v
membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur
Utama, laporan disampaikan kepada Dewan
Komisaris.

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Akan disampaikan apabila ada Indikasi
Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada penyimpangan yang dilakukan oleh Direksi
Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan dan pengurus lainnya.
atau keputusan Direksi yang menyimpang dari
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau v
peraturan perundang-undangan lain, sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 6 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 8
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.67
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.27
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 3.05
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot
0.34
Faktor 5
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Bank telah memiliki PE yang bertugas
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): sebagai audit internal
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).

BPR dengan modal inti kurang dari


v
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.

2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung Telah memiliki pedoman kerja berupa job
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern desk, namun masih perlu untuk
telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja disempurnakan
serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan
tugas bagi auditor intern sesuai peraturan v
perundang-undangan dan telah disetujui oleh
Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung Pejabat eksekutif yang melaksanakan
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern fungsi audit intern telah melaksanakan
independen terhadap satuan kerja operasional tugasnya secara independen terhadap
(satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan v satuan kerja operasional, dan tidak ikut
penyaluran dana). serta dalam penghimpunan dan
penyaluran dana
4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung Laporan hasil audit telah disampaikan
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Direktur Utama, Triwulanan dan
v
bertanggung jawab langsung kepada Direktur tahunan, serta pokok-pokok hasil audit,
Utama. dan rencana kerja audit
5) BPR memiliki program rekrutmen dan Belum memiliki program dimaksud, dan
pengembangan sumber daya manusia yang v masih dikaji sesuai dengan keperluan
melaksanakan fungsi audit intern. Bank.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 9 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 13
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.60
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.30
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan Sudah menerapkan fungsi audit dengan
ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun baik dan bersifat independen
oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan
yang secara langsung diperkirakan dapat v
mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.

7) BPR dengan modal inti paling sedikit -


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan
kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
tahun atas kepatuhan terhadap standar v
pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan
SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.

8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) Telah dilakukan fungsi audit sesuai
dilaksanakan secara memadai dan independen yang prosedur, namun masih perlu dilakukan
mencakup persiapan audit, penyusunan program v penyempurnaan
audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan
tindak lanjut hasil audit.

9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan Perlu diberikan lebih lanjut dan lebih detail
sumber daya manusia secara berkala dan mengenai audit Internal
berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit v
intern.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 6 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 10
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.5
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung Telah dibuat laporan Audit, dan
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern disampaikan kepada Direktur utama dan
telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit Komisaris, serta tembusan disampaikan
intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris v kepada Direktur yang Membawahkan
dengan tembusan kepada anggota Direksi yang fungsi kepatuhan, tetapi masih perlu
membawahkan fungsi Kepatuhan. disempurnakan
11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan Bank telah menyampaikan pokok-pokok
pokok-pokok hasil audit intern dan laporan khusus hasil audit intern kepada OJK, dan akan
(apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa v menyampaikan laporan khusus apabila
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. ada penyimpangan.

12) BPR dengan modal inti paling sedikit -


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh
pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan v
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

13) BPR dengan modal inti paling sedikit Pengangkatan Pejabat Eksekutif yang
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): menjalankan fungsi audit telah
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau disampaikan kepada OJK dab telah
pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa mendapat persetujuan sesuai dengan
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. ketentuan yang berlaku

BPR dengan modal inti kurang dari v


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 6 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 9
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.25
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.23
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.53
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot
0.28
Faktor 6
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
7 Penerapan Fungsi Audit Ektern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Telah sesuai dengan ketentuan yang
Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek berlaku
legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit,
standar profesional akuntan publik, dan komunikasi v
antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP
dimaksud.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, Sudah dilakukan, berdasar RUPS
BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta v
memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan
Dewan Komisaris.
3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Bank melaporkan hasil audit KAP dan
Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan. v Manajemen Letter kepada OJK

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.80
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4) Hasil audit dan Management Letter telah KAP telah melaporkan tepat waktu
menggambarkan permasalahan BPR dan
v
disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh
KAP yang ditunjuk.
5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan Sudah sesuai
ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.00
Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot
0.06
Faktor 7
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
8
Pengendalian Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit -
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko
dan satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti paling sedikit


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen
Risiko

BPR dengan modal inti kurang dari


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif
yang bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi
Manajemen Risiko.

2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur -


Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko.

3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis -


mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada
produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0.00
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
8
Pengendalian Intern
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Direksi: -
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan
Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi.

5) Dewan Komisaris: -
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan
Manajemen Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan
Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, -


pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap
seluruh faktor Risiko yang bersifat material.
7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang -
menyeluruh.
8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh -
risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu -
sistem informasi manajemen yang mampu
menyediakan data dan informasi yang lengkap,
akurat, kini, dan utuh.
10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya -
manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi
dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi
mengenai manajemen risiko.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0.00
pertanyaan (S): 7
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko -
lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru -


yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 0.00
Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot
0.00
Faktor 8
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
9 Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur BPR sudah memiliki kebijakan tentang
tertulis yang memadai terkait dengan BMPK BMPK sesuai dengan SK Dewan Direksi
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, Nomor : 016/Kep.AB/2017
debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut v
monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai
bagian atau bagian terpisah dari pedoman kebijakan
perkreditan BPR.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
3.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.50
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan BPR telah mengevaluasi tentang BMPK,
kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar dengan menghitung KPMM setiap bulan
disesuaikan dengan peraturan perundang- v
undangan.
3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak Telah memenuhi ketentuan OJK tentang
terkait dan/atau pemberian kredit besar telah BMPK, dan tidak pernah terjadi
memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan pelampauan BMPK sesuai ketentuan.
tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati- v
hatian maupun peraturan perundang-undangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.80
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak Sudah disampaikan tepat waktu dan
terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar sesuai ketentuang OJK Setiap bulan,
dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan bersamaan dengan laporan Bulanan BPR
secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan v
secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.

5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK BMPK tidak melanggar/melampaui


v
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. ketentuan OJK
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.50
Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot
0.21
Faktor 9
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
10 Rencana Bisnis BPR
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan RBB BPR Telah disusun seseuai ketentuan
disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi v serta visi dan misi BPR
dan misi BPR.
2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana Telah disusun dan disesuaikan dengan
strategis jangka panjang dan rencana bisnis kondisi saat ini dan perencanaan
tahunan termasuk rencana penyelesaian kedepannya.
permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan v
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh RBB telah didukung sepenuhnya oleh
pemegang saham dalam rangka memperkuat pemegang saham, baik dalam memperkuat
permodalan dan infrastruktur yang memadai antara permodalan, dan infrastruktur, dan juga
lain sumber daya manusia, teknologi informasi, v kebijakan yang akan dilakukan oleh
jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur. Direksi

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 6 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 6
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Rencana bisnis BPR disusun dengan RBB telah disusun dan tetap
mempertimbangkan paling sedikit: mempertimbangkan faktor eksternal dan
a. faktor eksternal dan internal yang dapat internal, perbankan yang sehat dan prinsip
mempengaruhi kelangsungan usaha BPR; v kehati-hatian, penerapan manajemen
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati- risiko sesuai prosedur
hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.

5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan Sudah dilakukan pengawasan, namun


v
terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR. masih secara lisan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 5
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.5
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis Sudah dibuat Rencana Bisnis dan telah
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai disampaikan kepada OJK tepat waktu.
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.20
Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot
0.18
Faktor 10
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan,
11
serta pelaporan internal
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non Laporan yang wajib disampaikan telah
keuangan yang didukung oleh sistem informasi memadai dan SDM telah terpenuhi sesuai
manajemen yang memadai sesuai ketentuan ketentuan yang berlaku
termasuk sumber daya manusia yang kompeten v
untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat,
kini, dan utuh.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap Laporan Publikasi telah disampaikan
triwulanan dengan materi paling sedikit memuat setiap Triwulan yang telah memuat
laporan keuangan, informasi lainnya, susunan v laporan keuangan, informasi lainnya,
pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai pengurus dan pemegang saham Bank
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi Sudah dibuat sesuai dengan ketentuan
paling sedikit memuat informasi umum, laporan OJK
keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan
keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh aspek v
transparansi dan informasi, serta seluruh aspek
pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.

4) BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai Sudah dilaksanakan


produk, layanan dan/atau penggunaan data
nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan v
dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata Laporan sudah sesuai dengan yang diatur
cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam v oleh ketentuan OJK
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 8 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 8
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.80
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi Laporan tahunan sudah disampaikan
ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota lengkap dan tepat waktu
Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas
serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu v
kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.

7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian Laporan Penanganan pengaduan dan


pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak penyelesaian pengaduan nasabah telah
lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan v dilakukan tepat waktu sesuai dengan
disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu. ketentuan secara online melalui SIPEDULI

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.00
Total Penilaian Faktor 11 Dikalikan dengan bobot
0.17
Faktor 11
Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit

Total Penilaian Faktor 0.52 0.38 - 0.39 0.34 0.28 0.06 - 0.21 0.18 0.17 2.52

Predikat Komposit Err:520

Kesimpulan

Berisikan kesimpulan akhir per faktor penilaian penerapan Tata Kelola yang mencakup
kelemahan dan kelebihan masing-masing faktor
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment)
Penerapan Tata Kelola BPR

Profil BPR
Nama BPR PT. BPR. ARTHABUDAYA

Alamat BPR Banjar Sembung Meranggi, Desa Sembung Gede, Kec. Kerambitan,

Posisi Laporan Desember, 2017

Modal Inti BPR Rp4,232,839,795

Total Aset BPR Rp39,852,602,088

Bobot BPR B
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M: Telah terpenuhi sesuai dengan ketentuan jumlah
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan direksi 2 orang dan salah satu anggota direksi
salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur bertindak sebagai Direktur yang membawahkan
yang membawahkan fungsi kepatuhan. fungsi Kepatuhan
v
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan
salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur
yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di Seratus persen direksi berada pada kabupaten yang
kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang sama dengan lokasi kantor Pusat BPR
berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten
di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan v
kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Anggota Direksi Tidak ada yang merangkap jabatan
Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai v
politik atau organisasi kemasyarakatan).

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan 100% anggota direksi tidak memiliki hubungan
keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua keluarga dengan sesama direksi atau sesama dewan
dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan v komisaris
Komisaris.

5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan Direksi tidak menggunakan penasehat dan/atau
dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan penyedia jasa profesional sebagai konsultan
kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang
bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya
membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh
kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung
jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu
pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau v
penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang
memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus
dimaksud.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris telah
Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk lulus kompetensi dan telah dituangkan dalam akta
perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS.
v
RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 12 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 12


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 6 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 1.00
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Direksi melaksanakan tugas secara independen berdasarkan SK Direksi No. 001/Kep
secara independen dan tidak memberikan kuasa umum
yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan v
wewenang tanpa batas.

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi Direksi belum menindak lanjuti temuan audit al. Tentang Imbalan kerja, Penyempur
dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor
intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas
v
Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, Direksi telah membuat Analisa data setiap akhir bulan, Sehingga dapat disajikan kep
akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. v

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat Pengambilan keputusan Direksi yang bersifat strategis sudah dilakukan secara musy
strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat,
suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah
mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan v
mencantumkan dissenting opinion jika terdapat
perbedaan pendapat.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan Direksi sampai saat ini belum pernah menggunakan BPR untuk memenuhi kepentin
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak
mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari v
BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara Direksi telah mengikutsertakan pegawai yang berkompeten di bidangnya dalam hal p
berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan
tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait
bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan
atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan
keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan v
dalam rangka pengembangan kualitas individu.

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan Direksi dalam mengimplementasikan tugas-tugasnya selalu memperhatikan prinsip k
kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas v
ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata Telah ada ketentuan yang berupa SK mengenai pedoman dan tata tertib kerja anggot
tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit
mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan v
rapat.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 1 8 3 8 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 20


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 8 2.5

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 1.00
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya Direksi melakukan rapat dengan Pemegang saham setiap 3 bulan sekali guna menya
kepada pemegang saham melalui RUPS. v

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai Direksi telah mengomunikasi kebijakan strategis tentang kepegawaian kepada seluru
mengenai kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian. v

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan Hasil rapat direksi telah didokumentasikan dalam bentuk notulen rapat Direksi, nam
didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan
secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat
v
Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan Direksi dan seluruh pegawai BPR telah memiliki pengetahuan yang cukup guna men
kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam
pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan
peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan v
yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai
ekspektasi stakeholders.

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola Direksi membuat laporan Tata Kelola kepada OJK, namun belum menyampaikan kep
pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia,
dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan v
keuangan sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 9 8 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 17


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5 3.4

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.34

Penjumlahan S + P + H 2.34
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor 1
0.47
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah Jumlah anggota Dewan Komisaris 2 orang, sudah sesuai ke
anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.

v
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua)
orang.

2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui Jumlah anggota Dewan komisaris tidak melebihi anggota
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v Direksi
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Telah lulus uji Kompetensi, dan telah dituangkan dalam
Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui Akta RUPS.
RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan
anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan
perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris v
dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris Seluruh Anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal satu
bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kabupaten dengan Kantor Pusat BPR
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan v
langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

5) BPR memiliki Komisaris Independen: -


a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah
anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan v
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh
milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan
Komisaris merupakan Komisaris Independen.

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja Sudah ada sesuai dengan SK Dewan Komisaris Nomor : 01/AB.Kep.Dekom/2017
termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat. v

7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris Tidak Ada Rangkap jabatan pada BPR maupun Bank Umum lain
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR
atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat v
eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki Semua anggota Dewan Komisaris tidak ada hubungan
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat keluarga baik dengan anggota Direksi maupun Anggota
kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau v Dewan Komisaris
Direksi.

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki Seluruh Dewan Komisaris tidak ada yang memiliki
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham hubungan keluarga dengan pengurus lainnya
dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang saham
pengendali atau hubungan lain yang dapat v
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 18 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 18


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 9 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 1.00
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan secara
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta lisan seperti nasehat tentang pemenuhan ketentuan BPR
memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain
pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait v
dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip
kehati-hatian.

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris Telah dilakukan dengan memberikan arahan kebijakan
mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan v strategis, sesuai Notulen Rapat Dewan Komisaris
kebijakan strategis BPR.

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan Dewan Komisaris tidak Terlibat dalam keputusan kegiatan
keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal Operasional Bank
penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana
diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum
pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan v
dalam peraturan perundangan dalam rangka
melaksanakan fungsi pengawasan.

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi Telah dilakukan pengawasan namun perlu dilakukan
menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil tindak lanjut atas temuan audit intern maupun ekstern
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau hasil
pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta v
Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak
lanjut temuan.

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk Telah dilakukan rapat dewan Komisaris 3 bulan sekali, sesuai dengan Notulen Rapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri v
oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang Keputusan rapat dewan komisaris yang bersifat strategis
bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat
musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal
tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai v
ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan
dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaat BPR untuk
untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain kepentingan Pribadi Selain Renunerasi yang telah disetujui
yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta RUPS
tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi v
dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan Dewan Komisaris telah melakukan pemantauan tentang pokok-pokok laporan Direkt
terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan v
yang memerlukan tindak lanjut Direksi.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 8 9 4 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 21
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 8 2.63

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 1.05

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah Hasil rapat Dewan Komisaris telah didomentasikan dengan
rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, baik
termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat
v
perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh
anggota Dewan Komisaris.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.20

Penjumlahan S + P + H 2.25
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor 2
0.34
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite 1 2 3 4 5
3 bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000
A. (delapan puluh
Struktur dan Infrastruktur Tata milyar
Kelola rupiah)
(S)
1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Bank telah memiliki Audit Internal
Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 0.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 0.00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan Telah dilakukan Evaluasi penerapan fungsi audit Intern
fungsi audit intern.
3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap Belum sepenuhnya dilakukan
penerapan fungsi manajemen risiko.
4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang Telah sesuai dengan Pedoman Kerja
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara lain
telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3 0.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 0.00

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit Audit Intern sudah melaporkan hasil audit, untuk dapat
intern dan fungsi manajemen risiko kepada Dewan ditindaklanjuti oleh Direksi
Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 0.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.00

Penjumlahan S + P + H 0.00
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor 3
0.00
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
4 Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur Akan segera disusun mengenai kebijakan dimaksud di tahun 2018, apabila terjadi b
penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk
administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan v
kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 4 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 4.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 2.00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Telah dilakukan, sampai saat ini belum pernah terjadi
Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak benturan kepentingan yang sampai merugikan Bank
mengambil tindakan yang dapat merugikan atau
mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi v
transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 3.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 1.20

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau Belum pernah terjadi benturan kepentingan yang merugikan BPR. Dan apabila terjad
mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap
keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 0.30

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 3.50

Penjumlahan S + P + H 3.50
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot Faktor 4
0.35
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Tahun 2017, Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): kepatuhan tidak menangani penyaluran dana, hanya
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memberikan opini, sebagai upaya meminimalisasi risiko.
memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional
penghimpunan dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.
v

BPR dengan modal inti kurang dari


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
tidak menangani penyaluran dana.

2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan Memahami / masih dalam proses mempelajari lebih lanjut
memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan v
dengan perbankan.

3) BPR dengan modal inti paling sedikit Telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): kepatuhan yang independen terhadap fungsi operasional.
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen
terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.

BPR dengan modal inti kurang dari v


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau fungsi
operasional.

4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang Masih dilakukan pembenahan
menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau
mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur v
kepatuhan.

5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, Masih dikaji dan dibuatkan pedoman
wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi v
kepatuhan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 15 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 15


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5 3.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 1.50
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan Telah dilakukan, namun ada beberapa yang perlu disempurnakan, dan dilakukan te
menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-
undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada v
Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.

7) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan Belum disosialisasikan, dan akan dilakukan tahun 2018
melakukan upaya untuk mendorong terciptanya budaya
kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi dan v
pelatihan ketentuan terkini.

8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan Telah dilakukan


memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap seluruh
komitmen yang dibuat oleh BPR kepada Otoritas Jasa
Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan
apabila terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi
v
BPR yang menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang Telah dilakukan tetapi masih diperlukan pengkajian dan penyempurnaan lebih lanju
menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa seluruh
kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta
kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
perundang-undangan.

10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang Telah dilakukan namun masih perlu pengkinian dan penyempurnaan
menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu dan/atau
merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang
dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas v
Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 2 9 0 5
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 16
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5 3.20

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 1.28

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap Masih ada pedoman dan ketentuan yang harus
ketentuan. v disempurnakan
12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan Laporan pelaksanaan pokok-pokok kepatuhan telah disampaikan kepada Direktur U
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab secara berkala kepada Direktur Utama dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota
Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan adalah v
Direktur Utama, laporan disampaikan kepada Dewan
Komisaris.

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan Akan disampaikan apabila ada Indikasi penyimpangan
menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa yang dilakukan oleh Direksi dan pengurus lainnya.
Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan
Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan lain, v
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 8


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3 2.67

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.27

Penjumlahan S + P + H 3.05
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot Faktor 5
0.30
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Bank telah memiliki PE yang bertugas sebagai audit interna
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).

BPR dengan modal inti kurang dari v


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.

2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab Telah memiliki pedoman kerja berupa job desk, namun
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah memiliki masih perlu untuk disempurnakan
dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan
prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern
sesuai peraturan perundang-undangan dan telah v
disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab Pejabat eksekutif yang melaksanakan fungsi audit intern telah melaksanakan tugasn
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern independen
terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait v
dengan penghimpunan dan penyaluran dana).

4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab Laporan hasil audit telah disampaikan kepada Direktur
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern bertanggung v Utama, Triwulanan dan tahunan, serta pokok-pokok hasil
jawab langsung kepada Direktur Utama. audit, dan rencana kerja audit

5) BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan Belum memiliki program dimaksud, dan masih dikaji sesuai dengan keperluan Bank
sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit v
intern.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 9 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 13


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 5 2.60

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 1.30

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan Sudah menerapkan fungsi audit dengan baik dan bersifat
ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun oleh independen
BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara
v
langsung diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan
BPR dan masyarakat.

7) BPR dengan modal inti paling sedikit -


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji
ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun atas
kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit v
intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan yang
mungkin dilakukan.

8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) Telah dilakukan fungsi audit sesuai prosedur, namun masih perlu dilakukan penyem
dilaksanakan secara memadai dan independen yang
mencakup persiapan audit, penyusunan program audit,
v
pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak
lanjut hasil audit.

9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan Perlu diberikan lebih lanjut dan lebih detail mengenai audit
sumber daya manusia secara berkala dan berkelanjutan Internal
terkait dengan penerapan fungsi audit intern. v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 10


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 4 2.50

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 1.00
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab Telah dibuat laporan Audit, dan disampaikan kepada
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah Direktur utama dan Komisaris, serta tembusan
menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada disampaikan kepada Direktur yang Membawahkan fungsi
Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan v kepatuhan, tetapi masih perlu disempurnakan
kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi
Kepatuhan.

11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan Bank telah menyampaikan pokok-pokok hasil audit intern kepada OJK, dan akan m
pokok-pokok hasil audit intern dan laporan khusus
(apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa v
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

12) BPR dengan modal inti paling sedikit -


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak
v
ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.

13) BPR dengan modal inti paling sedikit Pengangkatan Pejabat Eksekutif yang menjalankan fungsi
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): audit telah disampaikan kepada OJK dab telah mendapat
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau persetujuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

BPR dengan modal inti kurang dari


v
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas
Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 9


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 4 2.25

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.23

Penjumlahan S + P + H 2.53
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot Faktor 6
0.25
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
7 Penerapan Fungsi Audit Ektern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek legalitas
perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional
akuntan publik, dan komunikasi antara Otoritas Jasa v
Keuangan dengan KAP dimaksud.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 1.00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR Sudah dilakukan, berdasar RUPS
menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan
v
RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris.

3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management Bank melaporkan hasil audit KAP dan Manajemen Letter kepada OJK
Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan. v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 0.80

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


4) Hasil audit dan Management Letter telah menggambarkan KAP telah melaporkan tepat waktu
permasalahan BPR dan disampaikan secara tepat waktu
kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk. v

5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang Sudah sesuai
lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan v
Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.20

Penjumlahan S + P + H 2.00
Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot Faktor 7
0.05
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
8
Pengendalian Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit -
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan
satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti paling sedikit


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh
milyar rupiah):
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti kurang dari


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi
Manajemen Risiko.

2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur -


Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko.

3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis -


mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada produk
dan aktivitas baru sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3 0.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 0.00
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
8
Pengendalian Intern
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Direksi : -
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan
Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi.

5) Dewan Komisaris : -
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen
Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi
yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan
persetujuan Dewan Komisaris.

6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, -


pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap seluruh
faktor Risiko yang bersifat material.

7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang -


menyeluruh.
8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko -
yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.

9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu sistem -


informasi manajemen yang mampu menyediakan data
dan informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh.

10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya -


manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi dan
peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui
pelatihan dan/atau sosialisasi mengenai manajemen
risiko.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 7 0.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 0.00

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain -
(jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang -


dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2 0.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.00

Penjumlahan S + P + H 0.00
Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot Faktor 8
0.00
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
9 Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur BPR sudah memiliki kebijakan tentang BMPK sesuai
tertulis yang memadai terkait dengan BMPK termasuk dengan SK Dewan Direksi Nomor : 016/Kep.AB/2017
pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup,
dan/atau debitur besar, berikut monitoring dan v
penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian
terpisah dari pedoman kebijakan perkreditan BPR.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 3.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 1.50

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan BPR telah mengevaluasi tentang BMPK, dengan
kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar disesuaikan menghitung KPMM setiap bulan
v
dengan peraturan perundang-undangan.

3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait Telah memenuhi ketentuan OJK tentang BMPK, dan tidak pernah terjadi pelampauan
dan/atau pemberian kredit besar telah memenuhi
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan
v
memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun peraturan
perundang-undangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 0.80

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait Sudah disampaikan tepat waktu dan sesuai ketentuang
dan/atau pemberian kredit yang melanggar dan/atau OJK Setiap bulan, bersamaan dengan laporan Bulanan
melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala BPR
kepada Otoritas Jasa Keuangan secara benar dan tepat v
waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai BMPK tidak melanggar/melampaui ketentuan OJK
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.20

Penjumlahan S + P + H 2.50
Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot Faktor 9
0.19
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
10 Rencana Bisnis BPR
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan RBB BPR Telah disusun seseuai ketentuan serta visi dan
disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi dan v misi BPR
misi BPR.

2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis Telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi saat ini dan perencanaan kedepanny
jangka panjang dan rencana bisnis tahunan termasuk
rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan
v
dengan cakupan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.

3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang RBB telah didukung sepenuhnya oleh pemegang saham,
saham dalam rangka memperkuat permodalan dan baik dalam memperkuat permodalan, dan infrastruktur,
infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya dan juga kebijakan yang akan dilakukan oleh Direksi
v
manusia, teknologi informasi, jaringan kantor, kebijakan,
dan prosedur.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 6 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 6


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 3 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 1.00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


4) Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan RBB telah disusun dan tetap mempertimbangkan faktor eksternal dan internal, perb
paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi
kelangsungan usaha BPR;
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian; v
dan
c. penerapan manajemen risiko.

5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap Sudah dilakukan pengawasan, namun masih secara lisan.
pelaksanaan rencana bisnis BPR. v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 5


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2 2.50

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 1.00

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis Sudah dibuat Rencana Bisnis dan telah disampaikan kepada OJK tepat waktu.
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.20

Penjumlahan S + P + H 2.20
Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot Faktor
10 0.17
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, serta
11
pelaporan internal
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non Laporan yang wajib disampaikan telah memadai dan SDM
keuangan yang didukung oleh sistem informasi telah terpenuhi sesuai ketentuan yang berlaku
manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk
sumber daya manusia yang kompeten untuk v
menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan
utuh.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 1 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 50% 1.00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap Laporan Publikasi telah disampaikan setiap Triwulan yang
triwulanan dengan materi paling sedikit memuat laporan telah memuat laporan keuangan, informasi lainnya,
keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan pengurus dan pemegang saham Bank
v
komposisi pemegang saham sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.

3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling Sudah dibuat sesuai dengan ketentuan OJK
sedikit memuat informasi umum, laporan keuangan, opini
dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR
(apabila ada), seluruh aspek transparansi dan informasi,
serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan v
Otoritas Jasa Keuangan.

4) BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai Sudah dilaksanakan


produk, layanan dan/atau penggunaan data nasabah BPR
dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara
v
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, Laporan sudah sesuai dengan yang diatur oleh ketentuan
jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan v OJK
Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 8 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 8


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 4 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 40% 0.80

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi Laporan tahunan sudah disampaikan lengkap dan tepat
ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota Direksi waktu
dengan mencantumkan nama secara jelas serta
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian Laporan Penanganan pengaduan dan penyelesaian
pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak lanjut pengaduan nasabah telah dilakukan tepat waktu sesuai
pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan v dengan ketentuan secara online melalui SIPEDULI
sesuai ketentuan secara tepat waktu.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
(S): 2 2.00

Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata


Kelola (S): 10% 0.20

Penjumlahan S + P + H 2.00
Total Penilaian Faktor 11 Dikalikan dengan bobot Faktor
11 0.15
enden berdasarkan SK Direksi No. 001/Kep.AB/2017

udit al. Tentang Imbalan kerja, Penyempurnaan PP dan batas pensiun Karyawan

p akhir bulan, Sehingga dapat disajikan kepada dewan komisaris setiap waktu

ifat strategis sudah dilakukan secara musyawarah dan mufakat

nggunakan BPR untuk memenuhi kepentingan Keluarga atau kepentingan pribadi dengan merugikan Bank selain Remunerasi yang telah disetujui RUPS.

ang berkompeten di bidangnya dalam hal pelatihan maupun workshop, tetapi belum semuanya

s-tugasnya selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian, namun masih perlu diperbaiki mengingat NPL mengalami peningkatan

genai pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi. SK Direksi Nomor : 001/Kep.AB/2017
ng saham setiap 3 bulan sekali guna menyampaikan laporan kinerja Direksi dan Jajarannya.

rategis tentang kepegawaian kepada seluruh pegawai, tetapi hanya secara lisan. Perlu diberikan secara tertulis

n dalam bentuk notulen rapat Direksi, namun tidak dibagikan kepada seluruh anggota direksi

emiliki pengetahuan yang cukup guna meningkatkan kinerja Bank terbukti peningkatan aset bank terus bertumbuh dengan baik, namun NPL masih mengalami peningkatan

ada OJK, namun belum menyampaikan kepada Asosiasi BPR, Majalah Ekonomi dan Keuangan, namun untuk tahun 2017 akan disampaikan akhir bulan April 2018 sesuai ketentuan yang berlaku
saris Nomor : 01/AB.Kep.Dekom/2017

tan pada BPR maupun Bank Umum lain


bulan sekali, sesuai dengan Notulen Rapat Dekom

tauan tentang pokok-pokok laporan Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan


dimaksud di tahun 2018, apabila terjadi benturan kepentingan akan didokumentasikan dengan baik

an yang merugikan BPR. Dan apabila terjadi Bank akan mendokumentasikan hal tersebut dengan baik
ng perlu disempurnakan, dan dilakukan tepat waktu

pengkajian dan penyempurnaan lebih lanjut

kinian dan penyempurnaan

uhan telah disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris


gsi audit intern telah melaksanakan tugasnya secara independen terhadap satuan kerja operasional, dan tidak ikut serta dalam penghimpunan dan penyaluran dana

masih dikaji sesuai dengan keperluan Bank.

dur, namun masih perlu dilakukan penyempurnaan


hasil audit intern kepada OJK, dan akan menyampaikan laporan khusus apabila ada penyimpangan.
najemen Letter kepada OJK
BMPK, dan tidak pernah terjadi pelampauan BMPK sesuai ketentuan.
ndisi saat ini dan perencanaan kedepannya.

angkan faktor eksternal dan internal, perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian, penerapan manajemen risiko sesuai prosedur

sampaikan kepada OJK tepat waktu.


8 sesuai ketentuan yang berlaku
Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit

Total Penilaian Faktor 0.47 0.34 - 0.35 0.30 0.25 0.05 - 0.19 0.17 0.15 2.27

Predikat Komposit Err:520

Kesimpulan

Berisikan kesimpulan akhir per faktor penilaian penerapan Tata Kelola yang mencakup
kelemahan dan kelebihan masing-masing faktor
Bobot BPR B
Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Sebelum Penerapan Manajemen Risiko
Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)
Jumlah Pertanyaan Jumlah Nilai SPO Nilai akhir
Faktor Tata Kelola Nilai Structure (S) Jumlah Bobot Nilai Process (P) Jumlah Bobot Nilai Outcome (H) Jumlah Bobot
per Faktor Faktor
S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%

Faktor 1 6 8 5 0 6 0 0 0 6 0 1 4 1 2 0 8 0 0 0 3 2 0 5 0 0 22%
Nilai Awal 0 12 0 0 0 12 0 1 8 3 8 0 20 0 0 0 9 8 0 17 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.50 1.00 3.40 0.34 2.34 0.52

Faktor 2 9 8 1 0 9 0 0 0 9 0 0 4 3 1 0 8 0 0 1 0 0 0 1 0 0 16.67%
Nilai Awal 0 18 0 0 0 18 0 0 8 9 4 0 21 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.63 1.05 2.00 0.20 2.25 0.38

Faktor 3 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Faktor 4 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 11.11%
Nilai Awal 0 0 0 4 0 4 0 0 0 3 0 0 3 0 0 0 3 0 0 3 0 0 0
Rata-rata 4.00 2.00 3.00 1.20 3.00 0.30 3.50 0.39

Faktor 5 5 5 3 0 0 5 0 0 5 0 0 1 3 0 1 5 0 0 1 2 0 0 3 0 0 11.11%
Nilai Awal 0 0 15 0 0 15 0 0 2 9 0 5 16 0 0 2 6 0 0 8 0 0 0
Rata-rata 3.00 1.50 3.20 1.28 2.67 0.27 3.05 0.34

Faktor 6 5 4 4 0 2 3 0 0 5 0 0 2 2 0 0 4 0 0 3 1 0 0 4 0 0 11.11%
Nilai Awal 0 4 9 0 0 13 0 0 4 6 0 0 10 0 0 6 3 0 0 9 0 0 0
Rata-rata 2.60 1.30 2.50 1.00 2.25 0.23 2.53 0.28

Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2.78%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 4 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.00 0.80 2.00 0.20 2.00 0.06

Faktor 8 3 7 2 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Faktor 9 1 2 2 0 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 8.33%
Nilai Awal 0 0 3 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 3.00 1.50 2.00 0.80 2.00 0.20 2.50 0.21

Faktor 10 3 2 1 0 3 0 0 0 3 0 0 1 1 0 0 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8.33%
Nilai Awal 0 6 0 0 0 6 0 0 2 3 0 0 5 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.50 1.00 2.00 0.20 2.20 0.18

Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 0 4 0 0 0 4 0 0 2 0 0 0 2 0 0 8.33%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 8 0 0 0 8 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.00 0.80 2.00 0.20 2.00 0.17
Nilai Komposit 2.52
Predikat Komposit Err:520
Home
Bobot BPR B
Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Setelah Penerapan Manajemen Risiko
Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)
Jumlah Pertanyaan Jumlah Nilai SPO Nilai akhir
Faktor Tata Kelola Nilai Structure (S) Jumlah Bobot Nilai Process (P) Jumlah Bobot Nilai Outcome (H) Jumlah Bobot
per Faktor Faktor
S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%

Faktor 1 6 8 5 0 6 0 0 0 6 0 1 4 1 2 0 8 0 0 0 3 2 0 5 0 0 20%
Nilai Awal 0 12 0 0 0 12 0 1 8 3 8 0 20 0 0 0 9 8 0 17 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.50 1.00 3.40 0.34 2.34 0.47

Faktor 2 9 8 1 0 9 0 0 0 9 0 0 4 3 1 0 8 0 0 1 0 0 0 1 0 0 15.00%
Nilai Awal 0 18 0 0 0 18 0 0 8 9 4 0 21 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.63 1.05 2.00 0.20 2.25 0.34

Faktor 3 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Faktor 4 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 10.00%
Nilai Awal 0 0 0 4 0 4 0 0 0 3 0 0 3 0 0 0 3 0 0 3 0 0 0
Rata-rata 4.00 2.00 3.00 1.20 3.00 0.30 3.50 0.35

Faktor 5 5 5 3 0 0 5 0 0 5 0 0 1 3 0 1 5 0 0 1 2 0 0 3 0 0 10.00%
Nilai Awal 0 0 15 0 0 15 0 0 2 9 0 5 16 0 0 2 6 0 0 8 0 0 0
Rata-rata 3.00 1.50 3.20 1.28 2.67 0.27 3.05 0.30

Faktor 6 5 4 4 0 2 3 0 0 5 0 0 2 2 0 0 4 0 0 3 1 0 0 4 0 0 10.00%
Nilai Awal 0 4 9 0 0 13 0 0 4 6 0 0 10 0 0 6 3 0 0 9 0 0 0
Rata-rata 2.60 1.30 2.50 1.00 2.25 0.23 2.53 0.25

Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2.50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 4 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.00 0.80 2.00 0.20 2.00 0.05

Faktor 8 3 7 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Faktor 9 1 2 2 0 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 7.50%
Nilai Awal 0 0 3 0 0 3 0 0 4 0 0 0 4 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 3.00 1.50 2.00 0.80 2.00 0.20 2.50 0.19

Faktor 10 3 2 1 0 3 0 0 0 3 0 0 1 1 0 0 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7.50%
Nilai Awal 0 6 0 0 0 6 0 0 2 3 0 0 5 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.50 1.00 2.00 0.20 2.20 0.17

Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 0 4 0 0 0 4 0 0 2 0 0 0 2 0 0 7.50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 8 0 0 0 8 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.00 0.80 2.00 0.20 2.00 0.15
Nilai Komposit 2.27
Predikat Komposit Err:520
Home
Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit


Total Penilaian Faktor 0.52 0.38 - 0.39 0.34 0.28 0.06 - 0.21 0.18 0.17 2.52
Predikat Komposit Baik

Kesimpulan

No. Faktor Kelemahan Kelebihan

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Masih ada beberapa temuan dari Audit Persyaratan-persyaratan
Direksi Internal dan audit Eksternal serta OJK dari OJK berkaitan dengan
yang belum ditindak lanjuti, seperti keanggotaan Direksi telah
tentang peraturan perusahaan mengenai dipenuhi. Pelaksanaan
kepegawaian tugas dan tanggung jawab
Direksi telah memenuhi
prinsip-prinsip GCG, dan
telah berjalan efektif,

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Telah dilakukan pengawasan namun Komposisi dan kompeten-si
Dewan Komisaris belum dibuat hasil pengawasan dan Anggota Dewan Komisaris
tindak lanjut secara tertulis telah sesuai dengan
Ketentuan yang
dipersyaratkan oleh OJK

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Bank belum memiliki Komite Audit, Bank telah dapat
atau fungsi Komite sehingga tugas audit dilakukan oleh melakukan audit Internal
PE Audit Internal dan membuat laporan

4. Penanganan benturan kepentingan Bank belum memiliki kebijakan, Sampai saat ini komite
sistem benturan kepentingan dalam belum pernah terjadi
komite benturan kepentingan

5. Penerapan fungsi kepatuhan BPR Tahun 2017 Bank telah melakukan Telah ditunjuk PE yang
pembenahan namun masih perlu di menangani fungsi
sempurnakan kepatuhan, yang mem-
bantu tugas direktur
kepatuhan

6. Penerapan fungsi audit intern Bank belum memiliki program Sudah menunjuk PE
rekrutmen dan Pengembangan Audit Intern dan laporan
sumber daya manusia yang sudah dibuat dan
melaksanakan fungsi audit intern, disampaikan setiap
kepada Direksi dan
OJK, serta Komisaris.

7. Penerapan fungsi audit ekstern Penerapan fungsi audit


ekstern sudah sesuai
dengan ketentuan OJK

8. Penerapan manajemen risiko termasuk Belum diterapkan Risiko Perusahaan telah


sistem pengendalian intern*) diminimalisir dengan
melaksanakan prinsip
kehati-hatian
9. Batas maksimum pemberian kredit Belum menerapkan monitoring Tahun 2017 belum
secara tertulis mengenai BMPK dan pernah terjadi
tidak disajikan setiap bulan, namun pelampauan BMPK baik
sudah dapat menghitung dengan pinjaman kepada pihak
melihat modal Bank terkait, tidak terkait, dan
kelompok.

10. Rencana bisnis BPR Pengawasan RBB oleh Dewan Bank telah membuat
Komisaris belum dibuat secara RBB sesuai dengan
tertulis, dibahas pada saat rapat kondisi saat ini dan yang
akan datang

11. Transparansi kondisi keuangan dan non Teknologi Informasi (TI)


keuangan, serta pelaporan internal selalu dikembangkan
secara terus menerus,
termasuk sistem
informasi manajemen
sehingga mampu
menyediakan data dan
informasi dengan tepat
waktu, akurat, lengkap
dan sangat handal serta
efektif untuk
pengambilan keputusan
manajemen.

Anda mungkin juga menyukai