Karakter utama kita bernama Gani, ia adalah lelaki kelas 2 SMA
yang tidak pandai dalam pergaulan dia juga tidak terlalu tampan dan tidak terlalu pintar, Gani termasuk murid teladan untuk sekolah yang lumayan bermasalah. Di lingkungan sekolah Gani banyak siswa yang merokok, minum minuman beralkohol bahkan tawuran. Meski Gani tidak begitu pintar dan malas dia tidak pernah merokok ataupun minum minuman beralkohol, teman Gani disekolah bisa dihitung jari karna Gani memiliki prinsip “lebih baik sendiri daripada bersama orang yang salah” Sekarang Gani sedang patah hati.
Pacar Gani, Leana sekaligus teman sekelas Gani baru saja
memutuskan hubungan mereka dengan alasan ayahnya tidak menyetujui hubungan mereka. Padahal Gani sangat mencintai pacar pertamanya itu. Gani pernah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan membahagiakan Leana, bahkan saat Leana dikabarkan akan pindah ke Jogjakarta Gani sudah menghitung biaya kereta dan Hidup di Jogjakarta. Tapi takdir memang jahat, sehari setelah putus Leana balikan dengan mantannya, hal itu membuat Gani terluka cukup hebat, sepulang sekolah Gani menangis dikamarnya. Ibu Gani sempat khawatir karna jarang-jarang Gani menangis. “kamu kenapa Gani?” tanya ibu. “gapapa bu” jawab Gani sambil mengusap air matanya. “udah gapapa cerita aja sama ibu” kata ibu. “bener bu gapapa tadi aku nonton film sedih banget” kata Gani. “yaudah, nanti kalo kamu laper makan ya ibu lele goreng kesukaan kamu” kata ibu. “makasih ya bu” jawab Gani. Ibu tau ada sesuatu dibalik tangis Gani dan itu bukan film. Besoknya Gani menguatkan diri untuk pergi kesekolah meskipun wajahnya sangat lesu. Bara ,Teman sebangku Gani bertanya. “kenapa lu cuy? lemes banget” kata Bara. “gapapa bar” jawab Gani. Bara mempunya pacar bernama Anggi yang kebetulan berteman dengan Leana, Anggi sudah tau apa yang terjadi pada Gani, ia pun menceritakannya pada Bara. Saat istirahat Bara mentraktir Gani minuman kesukaan Gani. “nih” kata Bara sambil menyodorkan minuman. “kalo ada masalah cerita aja” kata Bara. “gapapa Bar makasih ya” kata Gani. “cewek emang gitu, suka hilang pas lagi sayang-sayangnya” kata Bara. “ntar juga lu ketemu sama cewek yang bener-bener sayang sama lu” lanjut Bara. “tapi gua sayang banget sama dia Bar” balas Gani. “iya gua ngerti, tapi lu nggak bisa terus-terusan begini” kata Bara. “udahlah pergi sana, lu gabakal ngerti” kata Gani. Bara meninggalkan Gani, ia tidak merasa kesal dengan perkataan Gani karna Bara tau apa yang dirasakan Gani ia hanya bisa berharap temannya bisa move on dari Leana. Sepulang sekolah Gani mendapat pesan dari teman SMP-nya dulu, katanya sabtu ini mereka akan ngumpul dirumah Andini. Gani pun menerima ajakan itu berharap acara itu bisa memperbaiki suasana hatinya. Besoknya Gani berangkat kerumah Andini dengan motor matik kesayangannya. Sesampainya dirumah Andini Gani melihat Reni diparkiran depan rumah andini, Reni adalah teman Gani semasa SMP. “eh Gani” kata Reni. “iya” balas Gani. “apa kabar?” tanya Reni. “nggak baik-baik banget sih hehe” kata Gani. Ditengah perbincangan mereka Andini datang memotong percakapan. “hey masuk dulu, baru ketemu udah pacaran aja” kata Andini. “