Di suatu sma ada lelaki yang sebenarnya pintar tapi pemalas, malas
berkegiatan, malas berteman apalagi pacaran. Dia adalah Furi orang
yang bahkan tidak kamu sadari saat dia memotong kumisnya sampai
kumisnya tumbuh lagi.
Suatu hari bu Bella, wali kelas Furi memanggil Furi ke ruang kantor
karna tugas untuk menulis pengalaman selama libur semester tidak
dikerjakan oleh Furi dengan alasan Furi tidak kemana-mana saat libur
semester.
“tugas yang ibu kasih kenapa ngga kamu kerjain?” kata bu Bella.
“oh.. tugas itu bu, iya soalnya saya selama liburan ngga kemana-mana”
kata Furi
“kemana bu?”.
Bu Bella yang mengetahui potensi yang dimiliki Furi dan sifat pemalas
Furi menarik nafas dalam-dalam dan meminta Furi mengikutinya.
Sampailah di suatu ruangan yang sangat terpencil dari sekolah, ternyata
ruangan itu adalah ruang klub sastra.
Bu Bella belum bilang apa-apa tapi Furi sudah tau tujuan bu Bella
membawanya kesini.
“bu plis banget ini mah saya ngga mau ikut eskul-eskulan bu” kata Furi.
“mulai hari ini cowok busuk ini bakal ikut eskul sastra”.
“udahlah klub sastra ini udah mau dibubarin kalo kamu ngga dapet
anggota hari ini” kata bu Bella.
“udah bu jangan dipaksa dianya juga ngga mau tuh” kata Furi.
“yaudah deh, tapi nanti kalo ada yang gabung ke klub ini dia langsung
keluar ya bu”.
Furi menarik bangku dan duduk jauh dari gadis itu, kienzy tidak
menganggap keberadaan Furi, ia hanya fokus membaca buku. Sampai
sore saat bel pulang sekolah berbunyi Kienzy langsung pergi tanpa
berkata apapun pada Furi.
“sunggung wanita yang merepotkan” kata Furi dalam hati.
“eh ibu.. mau pulang bu kucing saya si Mici belum dikasi makan
hehe”jawab Furi.
“gausah banyak alesan, kamu kan punya adek suruh aja dia yang kasih
makan”balas bu Bella
Setibanya di ruang klub Furi melihat Kienzy yang sedang membaca buku
sama seperti kemarin Furi pun duduk tanpa menyapa Kienzy karna tau
bakal dicuekin.
Tiba-tiba kienzy berdiri hendak mengambil buku baru untuk dibaca, tapi
buku itu terlalu tinggi meski begitu ia tetap berusaha mengambilnya.
“nih, lain kali ngomong aja kali, kalo lu kejatohan trus luka kan gua juga
yang repot”kata Furi
“apa-apaan wajah imut itu” kata Furi dalam hati dengan wajah
memerah.
Jam menunjukkan pukul 16:30, Furi pergi ke kamar kecil, saat itu
handphone Furi mendapat pesan dari adiknya yang bertuliskan “abang
dimana sih! Pulangnya jangan lama-lama kaki abang kan belom sembuh
banget” Kienzy tidak sengaja melihat pesan itu, tapi itu membuatnya
penasaran.
“ohh temen klub, kenalin saya rama salam kenal ya, udah dulu ya lagi
buru-buru nih” kata rama.
“kamu nggak tau? Dia kan ketua osis sekolah sini, pas upacara
pembukaan juga dia pidato,” jawab kienzy.
“ya gimana pas hari pertama sekolah gua ketabrak mobil” kata Furi.
Dugaan kienzy makin kuat, dari pesan adik Furi dia sudah menduganya
bahwa Furi adalah orang yang menyelamatkan dirinya. saat hari
pertama sekolah dijalan kienzy menyebrang dengan terburu-buru
sehingga ia tidak melihat mobil dijalan, saat itu juga ia didorong seorang
laki-laki seumuran dia, kienzy mengalami luka ringan sementara laki-
laki itu pingsan dan sepertinya kakinya cidera lumayan parah.
Tidak sempat berterima kasih bahkan tidak melihat wajah
penyelamatnya itu, laki-laki itu segera dibawa dengan tandu kedalam
ambulan. Sekarang kienzy tau bahwa laki-laki itu adalah Furi.
“panjang lah ceritanya lu juga nggak bakal percaya kalo gua ceritain”
jawab Furi.
“mulai berani kamu sama ibu ya” jawab bu Bella sambil menjitak Furi.
“ibu kesini mau ngasih tau minggu depan ada pentas seni, jadi kalian
bisa muter otak jualan sekalian promosi klub biar ada yang gabung” kata
bu Bella.
“oke bu nanti kita buka stand khusus klub sastra” jawab kienzy
memotong perkataan Furi.
“okedeh ibu tinggal dulu ya, nanti ibu bilangin ke panitia kosonging satu
stand buat klub sastra” kata bu Bella.
Furi tampak sangat frustasi karna tau seminggu kedepan dia pasti akan
direpotkan oleh acara ini.
Mendengar itu Furi hanya bisa teriak didalam hati dan menerima
kenyataan dia adalah anggota dan kienzy adalah ketua klub.
“yaudah kita mau jual apa buat pensi nanti?” tanya Furi.
Furi pun mengambil kardus itu, ketika dibuka isinya ternyata novel.
“ini novel buatan kakak kelas klub sastra yang sudah lulus” jawab kienzy.
“emang kamu ada ide yang lebih bagus? Apa kamu mau bikin novel
baru?” jawab kienzy.
“Sekarang baca dulu novelnya nanti aku ubah sedikit, abis itu kamu yang
cetak ya” kata kienzy.
Mereka pun membaca novel itu. Kienzy ketiduran saat membaca novel
itu, Furi tidak mau mebangunkannya karna takut dikira berniat buruk.
Akhirnya ia membiarkan kienzy tidur.
“udah bareng aja, udah jam segini bahaya kalo cewek pulang sendirian”.
Kata Furi
Keesokan harinya kienzy memberi salinan novel yang akan di cetak Furi.
“mau ngelawan sama ketua? Mau aku aduin bu Bella?” kata Kienzy.
Furi yang tadinya kesal menjadi tersipu karna keimutan wajah Kienzy
yang menyebalkan.
“jadi sudah sejauh mana proses untuk stand kalian?” tanya bu Bella.
“kami menjual novel bu, novelnya sudah jadi tinggal tunggu dicetak”
jawab Kienzy.
“wahh novel apa tuh ibu mau baca dong” kata bu Bella.
“ibu ngga ngajak kamu ngomong!” kata bu Bella sambil mencubit Furi.
“novelnya belum jadi bu masih proses dicetak nanti kalau sudah jadi
saya kabarin” kata Kienzy.
“jadi maksud ibu masukin saya ke klub sastra apa?” tanya Furi.
“biar kamu kenal sama cewek yang kamu selamatkan lah” jawab bu
Bella.
“buat apa sih, aku juga nggak mau nuntut apa-apa kok” kata Furi.
“lagian aneh banget orang yang nabrak aku malah nyatuin orang yang
aku selametin” lanjut Furi.
“hehe iya maafin ibu, waktu itu ibu lagi buru-buru jadi nggak sengaja
nabrak kamu” kata bu Bella.
“dia itu orang yang baik, semenjak kejadian itu dia jadi tertutup sama
orang-orang, kamu mungkin orang yang paling deket sama dia disekolah
ini, ibu minta tolong sama kamu biar dia bisa terbuka lagi sama orang
lain, kalo dia ketemu sama orang yang nyelametin dia mungkin dia bisa
terbuka lagi sama orang lain” kata bu Bella.
“hahh masa muda emang enak banget ya polos banget masalah cinta”
kata bu Bella.
“mungkin ibu nggak bakalan nikah kali ya, selera cowok jaman sekarang
tinggi banget sih hahaha” lanjut bu Bella.
“kalau saja aku lahir 10 tahun lebih awal dan 10 tahun lebih dulu
bertemu dengan bu Bella mungkin aku sudah jatuh hati padanya” kata
Furi dalam hati.
“udah selesai belom bacanya? Udah sore nih ayo pulang” ajak Furi.
“hah! Kok 3 hari lagi kan perjanjian lusa udah selesai” kata Furi dengan
nada marah.
“iya bos mesinnya lagi rusak, nanti diusahain lusa selesai deh tapi mepet
banget waktunya” kata si pencetak buku.
“gua gamau tau pokoknya lusa udah harus selesai!” kata Furi sambil
mematikan handphonenya.
“haloo gimana persiapan buat besok udah oke semua kan?” tanya bu
Bella.
“bukan salah saya bu mesin cetaknya rusak katanya, besok bisa selesai
tapi mepet waktunya” kata Furi yang sudah siap dicubit bu Bella.
“haduh kok bisa sih, yaudah besok stand kalian di stand p-21 ya” kata bu
Bella.
“bos, besok udah bisa diambil nih novelnya jam 10” kata si pencetak
buku.
“hah! Jam 10 gabisa lebih cepet lagi apa?!” kata Furi dengan nada
marah.
“besok kita agak telat buka standnya bukunya belum selesai dicetak”
kata Furi.
“kenapa sih dari tadi ketawa mulu emg ada lucu apa?” tanya Furi.
“soalnya ibuku bilang aku nggak pernah bisa mandiri, selalu bergantung
sama orang lain” jawab Kienzy.
“semua orang pasti bergantung pada sesuatu, tidak ada satupun manusia
didunia ini yang bisa hidup sendirian” lanjut Furi.
“t-tapi”.
“udah gausah dipikirin kalo lagi butuh bantuan bilang aja sama aku”
kata Furi.
Kienzy tidak tertawa ia malah terlihat kagum pada sifat asli Furi, ia
makin yakin bahwa Furilah yang sudah menyelamatkannya.
“duh gimana sih dia, nanti ibu jitak deh” kata bu Bella.
“yaudah ibu punten dulu ya, sebentar lagi band favorit ibu selena on 7
manggung hehe” lanjut bu Bella.
Kienzy pun menghampiri Furi sambil mengankat kardus berisi novel itu.
“lu ngatain gua simpanse?” kata preman itu sambil menarik baju Furi.
“sekarang aku makin yakin, karna monyet chapucin juga hewan yang
mudah marah” kata Furi.
Preman-preman itu sudah mati kutu, salah satu dari mereka mengajak
teman mereka yang menarik baju Furi untuk pergi.
“udah bos kita cabut aja” kata salah satu preman itu.
Furi dan Beni pun berpisah. Saat Furi kembali ke stand klub sastra tidak
disangka banyak sekali pembeli buku yang mengatri.
“beni ini anggota osis, tadi beni udah ceritain semuanya” kata kak Rama
si ketua osis yang datang bersama Beni.
“jadi tadi Furi nyelametin aku dari preman di deket kamar kecil” kata
Beni.
“terus Beni cerita sama aku dan minta izin buat promosiin stand kalian di
instagram osis” kata Rama.
Acara pentas seni pun selesai semua stand sudah dirapihkan, Furi dan
Kienzy kembali ke ruang klub.
“ini bukunya sisa dua masing-masing kita beli satu ya” kata Furi.
“iya” kata Kienzy.
“biasa aja kali ini kan emang udah tugas anggota” kata Furi.
“makasih udah nyelametin aku dari mobil waktu hari pertama sekolah”
kata Kienzy.
“iya makasih ya, maaf juga baru bisa bilang makasih sekarang nanti aku
ganti biaya pengobatannya kok” kata Kienzy.
“nggak usah biayanya udah ditanggung sama yang nabrak kok” kata Furi.
“aku ketabrak mobil karna kesalahan aku sendiri, kalo aku nggak
nyelametin kamu juga pasti aku baik-baik aja” kata Furi memotong
kalimat Kienzy.
“kamu udah banyak bantuin aku, sekarang kalo kamu mau keluar dari
klub sastra boleh kok nanti aku yang ngomong ke bu Bella” kata Kienzy.
“aku bisa aja keluar dari klub sastra dari kemarin-kemarin, sekarang aku
masih disini karna keinginan aku sendiri, aku ingin terlibat dengan
hidupmu” kata Furi.
Kienzy sudah tau arah dari pembicaraan ini tapi hatinya masih belum
siap.
“aku tidak punya harta jadi yang bisa kuberikan padamu adalah waktu,
perasaan dan masa depan, akan kuberikan kau semuanya kalau kau tidak
mau, maka buanglah. Aku akan mengatakannya dengan jelas, izinkan
aku terlibat dalam hidupmu” kata Furi.
“harusnya kamu bilang baru sampe juga kan?” kata Kienzy dengan wajah
cemberut.