Anda di halaman 1dari 20

Miracle

Di suatu sma ada lelaki yang sebenarnya pintar tapi pemalas, malas
berkegiatan, malas berteman apalagi pacaran. Dia adalah Furi orang
yang bahkan tidak kamu sadari saat dia memotong kumisnya sampai
kumisnya tumbuh lagi.

Suatu hari bu Bella, wali kelas Furi memanggil Furi ke ruang kantor
karna tugas untuk menulis pengalaman selama libur semester tidak
dikerjakan oleh Furi dengan alasan Furi tidak kemana-mana saat libur
semester.

“tugas yang ibu kasih kenapa ngga kamu kerjain?” kata bu Bella.

“tugas yang mana bu” jawab Furi dengan wajah panik.

“gausah pura-pura ngga tau”.

“oh.. tugas itu bu, iya soalnya saya selama liburan ngga kemana-mana”
kata Furi

“ibu ngga peduli, sekarang ikut ibu”.

“kemana bu?”.

“udah ikut aja”.

Bu Bella yang mengetahui potensi yang dimiliki Furi dan sifat pemalas
Furi menarik nafas dalam-dalam dan meminta Furi mengikutinya.
Sampailah di suatu ruangan yang sangat terpencil dari sekolah, ternyata
ruangan itu adalah ruang klub sastra.

Bu Bella belum bilang apa-apa tapi Furi sudah tau tujuan bu Bella
membawanya kesini.

“bu plis banget ini mah saya ngga mau ikut eskul-eskulan bu” kata Furi.

“jangan ngebantah atau ijazah kamu ibu tahan” kata bu Bella.

Sungguh ancaman kotor yang murahan.

Mengikuti kegiatan klub mungkin hal terakhir yang dipikirkan Furi di


dalam otak pemalasnya. Didalam kelas itu ada seorang gadis yang
terkenal sangat pintar disekolah itu, namanya Kienzy, tetapi siswa paling
pintar pun memiliki masalahnya sendiri.

Karna setiap harinya hanya diisi dengan belajar kienzypun tidak


memiliki teman, bahkan ia dijauhi oleh teman sekelasnya karna
dianggap sombong tidak mau berteman dengan orang yang
kecerdasannya tidak sebanding dengan dia.

“Kienzy” panggil bu Bella.

“iya bu” jawab Kienzy.

“mulai hari ini cowok busuk ini bakal ikut eskul sastra”.

“dia bu” jawab Kienzy sambil menunjuk Furi.

Kienzy menatap Furi dengan wajah jijik.

“ngga deh bu saya cari orang lain aja” kata Kienzy.

“udahlah klub sastra ini udah mau dibubarin kalo kamu ngga dapet
anggota hari ini” kata bu Bella.

“udah bu jangan dipaksa dianya juga ngga mau tuh” kata Furi.

“diem!” jawab bu Bella sambil menjitak Furi.

“meskipun busuk begini dia sebenernya pinter lho” kata bu Bella.

“darimananya bu?” tanya kienzy.

“udah nurut aja dia tanggung jawab ibu”.

“yaudah deh, tapi nanti kalo ada yang gabung ke klub ini dia langsung
keluar ya bu”.

Bu Bella tidak menjawab dan malah tersenyum.

“yaudah ibu tinggal dulu ya”.

Bu Bella pun pergi meninggalkan dua remaja itu.

Furi menarik bangku dan duduk jauh dari gadis itu, kienzy tidak
menganggap keberadaan Furi, ia hanya fokus membaca buku. Sampai
sore saat bel pulang sekolah berbunyi Kienzy langsung pergi tanpa
berkata apapun pada Furi.
“sunggung wanita yang merepotkan” kata Furi dalam hati.

Keesokan harinya saat hendak pulang, bu Bella memergoki Furi yang


ingin langsung pulang tanpa ke ruang eskul sastra.

“ehem- mau kemana?” kata bu Bella.

“eh ibu.. mau pulang bu kucing saya si Mici belum dikasi makan
hehe”jawab Furi.

“gausah banyak alesan, kamu kan punya adek suruh aja dia yang kasih
makan”balas bu Bella

“udah sono ke ruang klub” lanjut bu Bella.

“iye-iye” jawab Furi dengan nada tidak semangat.

Setibanya di ruang klub Furi melihat Kienzy yang sedang membaca buku
sama seperti kemarin Furi pun duduk tanpa menyapa Kienzy karna tau
bakal dicuekin.

Tiba-tiba kienzy berdiri hendak mengambil buku baru untuk dibaca, tapi
buku itu terlalu tinggi meski begitu ia tetap berusaha mengambilnya.

Furi yang melihat itu berinisiatif membantunya.

“minggir biar gua ambilin” kata Furi.

Kienzy pun menyingkir membiarkan Furi mengambilkan buku itu


untuknya.

“nih, lain kali ngomong aja kali, kalo lu kejatohan trus luka kan gua juga
yang repot”kata Furi

“m-makasih” kata Kienzy dengan wajah imut yang tersipu malu.

“apa-apaan wajah imut itu” kata Furi dalam hati dengan wajah
memerah.

Karna merasa terbantu Kienzy menawarkan teh manis sebagain ucapan


terima kasih.

“m-mau teh?” kata Kienzy.

“boleh” jawab Furi.


“gulanya jangan banyak-banyak ya” lanjut Furi dengan nada malu-malu.

Jam menunjukkan pukul 16:30, Furi pergi ke kamar kecil, saat itu
handphone Furi mendapat pesan dari adiknya yang bertuliskan “abang
dimana sih! Pulangnya jangan lama-lama kaki abang kan belom sembuh
banget” Kienzy tidak sengaja melihat pesan itu, tapi itu membuatnya
penasaran.

Saat waktunya pulang sekolah Furi mengajak untuk pulang bersama.

“mau pulang bareng ngga?” Ajak Furi.

Kienzy mengangguk tanda menerima ajakan itu. Dijalan mereka


bertemu ketua osis, kebetulan ketua osis kenalan Kienzy karna orang tua
mereka berteman dekat.

“lho kienzy” kata si ketua osis.

“kak rama, kak rama nggak pulang?” kata kienzy.

“nggak masih ada kerjaan osis” jawab rama.

“ini siapa?” tanya rama.

“saya Furi temen klubnya Kienzy” jawab Furi.

“ohh temen klub, kenalin saya rama salam kenal ya, udah dulu ya lagi
buru-buru nih” kata rama.

“siapa itu?” tanya Furi.

“kamu nggak tau? Dia kan ketua osis sekolah sini, pas upacara
pembukaan juga dia pidato,” jawab kienzy.

“ya gimana pas hari pertama sekolah gua ketabrak mobil” kata Furi.

Dugaan kienzy makin kuat, dari pesan adik Furi dia sudah menduganya
bahwa Furi adalah orang yang menyelamatkan dirinya. saat hari
pertama sekolah dijalan kienzy menyebrang dengan terburu-buru
sehingga ia tidak melihat mobil dijalan, saat itu juga ia didorong seorang
laki-laki seumuran dia, kienzy mengalami luka ringan sementara laki-
laki itu pingsan dan sepertinya kakinya cidera lumayan parah.
Tidak sempat berterima kasih bahkan tidak melihat wajah
penyelamatnya itu, laki-laki itu segera dibawa dengan tandu kedalam
ambulan. Sekarang kienzy tau bahwa laki-laki itu adalah Furi.

“k-kok bisa ketabrak?” tanya kienzy dengan terbata-bata.

“panjang lah ceritanya lu juga nggak bakal percaya kalo gua ceritain”
jawab Furi.

Mereka berdua pun berjalan pulang. Sesampainya dirumah kienzy


mengecek pasien rumah sakit pada hari pertama sekolah sungguh skill
stalking yang luar biasa, dan benar saja nama Furi ada disalah satu nama
pasien itu, kienzy jadi merasa tidak enak karna sudah berprilaku tidak
baik pada Furi.

Keesokannya bu Bella mampir ke ruang klub sastra, untuk memberi tahu


bahwa minggu depan ada pentas seni.

“halo semuanya” kata Bella.

“sore bu” kata kienzy.

“ngapain sih ibu kesini bikin gerah aja” kata Furi.

“mulai berani kamu sama ibu ya” jawab bu Bella sambil menjitak Furi.

“ibu kesini mau ngasih tau minggu depan ada pentas seni, jadi kalian
bisa muter otak jualan sekalian promosi klub biar ada yang gabung” kata
bu Bella.

“nggak bu makasih kita nggak nerima orang bar-“

“oke bu nanti kita buka stand khusus klub sastra” jawab kienzy
memotong perkataan Furi.

“okedeh ibu tinggal dulu ya, nanti ibu bilangin ke panitia kosonging satu
stand buat klub sastra” kata bu Bella.

“oke bu makasih” kata kienzy.

Furi tampak sangat frustasi karna tau seminggu kedepan dia pasti akan
direpotkan oleh acara ini.

“kenapa sih?” kata Furi.


“kenapa apaan?” tanya kienzy.

“ngapain lu mau bikin stand buat klub?” kata Furi.

“suka-suka lah aku kan ketua klub wleee” jawab Kienzy.

Mendengar itu Furi hanya bisa teriak didalam hati dan menerima
kenyataan dia adalah anggota dan kienzy adalah ketua klub.

“yaudah kita mau jual apa buat pensi nanti?” tanya Furi.

“itu” jawab kienzy sambil menunjuk ke kardus diatas lemari buku.

“apaan itu?” tanya Furi.

“udah ambil aja” jawab kienzy.

Furi pun mengambil kardus itu, ketika dibuka isinya ternyata novel.

“novel apaan ini?” tanya Furi.

“ini novel buatan kakak kelas klub sastra yang sudah lulus” jawab kienzy.

“yakin mau jual ini?” kata Furi.

“emang kamu ada ide yang lebih bagus? Apa kamu mau bikin novel
baru?” jawab kienzy.

“nggak deh” kata Furi.

“Sekarang baca dulu novelnya nanti aku ubah sedikit, abis itu kamu yang
cetak ya” kata kienzy.

“siap bu ketua” jawab Furi karna tugas dia sangatlah mudah.

Mereka pun membaca novel itu. Kienzy ketiduran saat membaca novel
itu, Furi tidak mau mebangunkannya karna takut dikira berniat buruk.
Akhirnya ia membiarkan kienzy tidur.

Pada jam 6 sore kienzy terbangun.

“hah jam berapa ini?” kata kienzy panik.

“jam 6” jawab Furi.

“kok nggak bangunin?!” tanya kienzy


Furi hanya bisa menatap dengan wajah pasrah.

“yaudah ayo pulang” ajak Furi.

“d-duluan aja” jawab kienzy malu.

“udah bareng aja, udah jam segini bahaya kalo cewek pulang sendirian”.
Kata Furi

Kienzy pun mengiyakan ajakan Furi.

“y-yaudah deh” kata Kienzy dengan wajah malu-malu.

“hentikan wajah imut itu..” kata Furi dalam hati.

Mereka berdua pulang bersama.

Keesokan harinya kienzy memberi salinan novel yang akan di cetak Furi.

“hahh 200 biji?! nggak salah ini?” kata Furi .

“udah cetak aja, pasti laku kok” kata kienzy.

“ngomong emang gampang banget ya” balas Furi.

“mau ngelawan sama ketua? Mau aku aduin bu Bella?” kata Kienzy.

“gaseru banget mainya ngadu” kata Furi dengan wajah kesal.

“biarin aja wlee” balas Kienzy.

Furi yang tadinya kesal menjadi tersipu karna keimutan wajah Kienzy
yang menyebalkan.

Sepulang sekolah Furi mencetak novel yang diberikan Kienzy ditempat


langganannya, uang jajan seminggu Furi habis untuk mencetak novel
itu.

Besoknya bu Bella mampir ke ruang klub sastra untuk melihat sudah


sejauh mana proses untuk stand klub sastra.

“halo semuanya” kata bu Bella.

“selamat sore bu” balas Kienzy.

“Cuma berdua doang gausah pake semuanya kali” kata Furi.


“berisik!” kata bu Bella.

“jadi sudah sejauh mana proses untuk stand kalian?” tanya bu Bella.

“kami menjual novel bu, novelnya sudah jadi tinggal tunggu dicetak”
jawab Kienzy.

“wahh novel apa tuh ibu mau baca dong” kata bu Bella.

“beli lah mana ada yang gratis” jawab Furi.

“ibu ngga ngajak kamu ngomong!” kata bu Bella sambil mencubit Furi.

“novelnya belum jadi bu masih proses dicetak nanti kalau sudah jadi
saya kabarin” kata Kienzy.

Saat bu Bella berbicara dengan Kienzy, Furi keluar dari ruangan.

“mau kemana?” tanya Kienzy.

“beli minum” jawab Furi.

Furi pun berjalan mencari vending machine, saat di depan vending


machine Furi lupa bahwa uangnya sudah habis untuk mencetak novel.

Datanglah bu Bella mentraktir minuman untuk Furi.

“minggir biar ibu beliin” kata bu Bella.

“kamu mau beli apa” lanjut bu Bella bertanya.

“kopi aja” jawab Furi.

Mereka berdua duduk dibangku taman sekolah.

“jadi maksud ibu masukin saya ke klub sastra apa?” tanya Furi.

“biar kamu kenal sama cewek yang kamu selamatkan lah” jawab bu
Bella.

“buat apa sih, aku juga nggak mau nuntut apa-apa kok” kata Furi.

“lagian aneh banget orang yang nabrak aku malah nyatuin orang yang
aku selametin” lanjut Furi.

“hehe iya maafin ibu, waktu itu ibu lagi buru-buru jadi nggak sengaja
nabrak kamu” kata bu Bella.
“dia itu orang yang baik, semenjak kejadian itu dia jadi tertutup sama
orang-orang, kamu mungkin orang yang paling deket sama dia disekolah
ini, ibu minta tolong sama kamu biar dia bisa terbuka lagi sama orang
lain, kalo dia ketemu sama orang yang nyelametin dia mungkin dia bisa
terbuka lagi sama orang lain” kata bu Bella.

“ngerepotin banget sih” kata Furi.

“hahh masa muda emang enak banget ya polos banget masalah cinta”
kata bu Bella.

“mungkin ibu nggak bakalan nikah kali ya, selera cowok jaman sekarang
tinggi banget sih hahaha” lanjut bu Bella.

“nggak kok, selera mereka kerendahan” kata Furi.

“kalau saja aku lahir 10 tahun lebih awal dan 10 tahun lebih dulu
bertemu dengan bu Bella mungkin aku sudah jatuh hati padanya” kata
Furi dalam hati.

Bu Bella tersipu malu.

“udah dulu ya saya mau balik ke ruang sastra” kata Furi.

“tunggu” kata bu Bella.

“nih beliin minuman buat Kienzy” kata bu bella sambil menyodorkan


uang.

Furi pun membeli minuman dan kembali ke ruang klub.

Di ruang klub Furi memberi minuman sekalian mengajak Kienzy pulang.

“nih” kata Furi sambil menyodorkan minuman.

“m-makasih” kata Kienzy.

“udah selesai belom bacanya? Udah sore nih ayo pulang” ajak Furi.

“iya aku beres-beres dulu” jawab Kienzy.

“aku tunggu didepan ya?” kata Furi.

“jangan!” kata Kienzy dengan wajah imutnya.


Furi yang terpaku pada keimutan Kienzy menunggunya didalam
ruangan.

Dijalan Furi mendapat telfon dari pencetak novel, mereka bilang


novelnya baru selesai dicetak 3 hari lagi padahal pentas seni dimulai 2
hari lagi.

“hah! Kok 3 hari lagi kan perjanjian lusa udah selesai” kata Furi dengan
nada marah.

“iya bos mesinnya lagi rusak, nanti diusahain lusa selesai deh tapi mepet
banget waktunya” kata si pencetak buku.

“gua gamau tau pokoknya lusa udah harus selesai!” kata Furi sambil
mematikan handphonenya.

Furi melihat ke Kienzy, Kienzy ketakutan karna Furi sedang marah.

“maaf ya hehe” kata Furi sambil tersenyum.

Kienzy yang tadinya ketakutan langsung tersenyum lagi setelah Furi


tersenyum.

Besoknya diruang klub sastra bu Bella mampir lagi untuk menanyakan


persiapan mereka besok sekaligus memberi tahu letak stand klub sastra.

“haloo gimana persiapan buat besok udah oke semua kan?” tanya bu
Bella.

“kabar buruk bu novelnya belom selesai dicetak” kata Kienzy.

“hah?!” kata bu Bella sambil menatap tajam ke Furi.

“bukan salah saya bu mesin cetaknya rusak katanya, besok bisa selesai
tapi mepet waktunya” kata Furi yang sudah siap dicubit bu Bella.

“haduh kok bisa sih, yaudah besok stand kalian di stand p-21 ya” kata bu
Bella.

“udah dulu ya ibu ada urusan” kata bu Bella pamit.

“tumben aku nggak dicubit bu Bella” kata Furi.

Kienzy tertawa kecil karna mendengar Furi bilang “aku” padahal


biasanya “gua”.
“kenapa ketawa?” tanya Furi.

“n-nggak apa-apa” jawab Kienzy.

Tiba-tiba Furi mendapat telpon dari si pencetak novel.

“ya halo, gimana jadinya?” tanya Furi.

“bos, besok udah bisa diambil nih novelnya jam 10” kata si pencetak
buku.

“hah! Jam 10 gabisa lebih cepet lagi apa?!” kata Furi dengan nada
marah.

Saat sedang berbicara dengan si pencetak buku, Furi melihat Kienzy


yang ketakutan karna mendengar Furi marah-marah.

Saat itu juga Furi langsung menurunkan nada bicaranya sambil


tersenyum tipis ke Kienzy.

“m-maaf bos nggak bisa” kata si pencetak buku.

“yaudah besok jam 10 aku ambil bukunya ya?” kata Furi.

“siap bos” jawab si pencetak buku.

Sekali lagi Kienzy tertawa mendengar Furi bilang “aku”.

“besok kita agak telat buka standnya bukunya belum selesai dicetak”
kata Furi.

Kienzy yang masih ditengah tawanya berusaha menjawab Furi.

“i-iya ng-nggak apa-apa” jawab Kienzy yang masih menahan tawa.

“kenapa sih dari tadi ketawa mulu emg ada lucu apa?” tanya Furi.

Kienzy yang sudah tenang kembali dengan watak ketua klubnya.

“nggak, nggak apa-apa sekarang beres-beres buat besok” kata Kienzy.

“siap bu ketua” jawab Furi dengan nada malas.

Furi mengankat barang-barang yang akan digunakan untuk stand besok,


saat kembali ke ruang klub ia melihat Kienzy yang kesulitan mengankat
meja
“sini biar aku bantu” kata Furi.

“nggak usah aku bisa sendiri” kata Kienzy.

“iya-iya kita angkat berdua” kata Furi.

“m-makasih” kata Kienzy dengan wajah imutnya seperti biasa.

Saat menaruh meja di stand mereka Furi istirahat di bangku taman.

Tiba-tiba Kienzy datang membawakan minuman untuk Furi.

“nih” kata Kienzy sambil menawarkan minuman dengan wajah tersipu


malu.

“m-makasih” kata Furi dengan wajah tersipu malu juga.

“kamu kenapa nggak mau minta tolong sih?” tanya Furi.

“hah? Ehh” kata Kienzy kebingungan.

“soalnya ibuku bilang aku nggak pernah bisa mandiri, selalu bergantung
sama orang lain” jawab Kienzy.

“alasan konyol” kata Furi

“semua orang pasti bergantung pada sesuatu, tidak ada satupun manusia
didunia ini yang bisa hidup sendirian” lanjut Furi.

“t-tapi”.

Belum sempat kienzy menyelesaikan kalimatnya Furi langsung


memotongnya.

“udah gausah dipikirin kalo lagi butuh bantuan bilang aja sama aku”
kata Furi.

Kienzy tidak tertawa ia malah terlihat kagum pada sifat asli Furi, ia
makin yakin bahwa Furilah yang sudah menyelamatkannya.

“udah ayo pulang” ajak Furi.

Kienzy hanya mengangguk sambil tersenyum.


Keesokan harinya, hari pentas seni pun dimulai jam menunjuk pukul
10:00, Kienzy masih menunggu Furi. bu Bella yang melihat itu langsung
menghampiri Kienzy dan bertanya.

“ loh Furi belum datang?” tanya bu Bella.

“belum bu” jawab Kienzy.

“duh gimana sih dia, nanti ibu jitak deh” kata bu Bella.

“yaudah ibu punten dulu ya, sebentar lagi band favorit ibu selena on 7
manggung hehe” lanjut bu Bella.

“iya bu makasih” kata Kienzy.

Setelah bu Bella pergi Kienzy melihat mobil pick up yang membawa


kardus berhenti didepan gerbang sekolah.

Ternyata itu adalah Furi dengan si pencetak buku.

“Kienzy!” panggil Furi.

Kienzy pun menghampiri Furi sambil mengankat kardus berisi novel itu.

“makasih ya bang” kata Furi.

“sama-sama bos” jawab sipencetak buku.

“lama banget sih!” kata Kienzy dengan wajah cemberut.

“iya maaf tadi aku ketiduran” kata Furi.

“hah! Ketiduran” kata Kienzy.

“iya maaf” kata Furi sambil memohon maaf.

“yasudah kamu ambil perlengkapan di ruang klub” kata Kienzy.

“siap!” kata Furi sambil memberi hormat.


Akhirnya mereka mulai menjual buku mereka, tapi belum satupun laku.
Furi pun ke kamar kecil disana ia melihat laki-laki yang ternyata teman
sekelasnya sedang dibully, sebenarnya Furi tidak mau ikut campur karna
dia bahkan tidak tau nama anak itu, yah dia tidak tau semua nama teman
sekelasnya sih yang dia tau hanya anak itu sekelas dengannya.

Akhirnya Furi memaksakan dirinya untuk melakukan hal merepotkan


itu.

“sekarang aku percaya teori bahwa manusia dulunya adalah monyet”


kata Furi pada para preman itu.

“hah! Siapa lu?” kata salah satu preman itu.

“simpanse adalah hewan yang seringkali melakukan perundungan pada


simpanse lain” kata Furi.

“lu ngatain gua simpanse?” kata preman itu sambil menarik baju Furi.

“sekarang aku makin yakin, karna monyet chapucin juga hewan yang
mudah marah” kata Furi.

Preman-preman itu sudah mati kutu, salah satu dari mereka mengajak
teman mereka yang menarik baju Furi untuk pergi.

“udah bos kita cabut aja” kata salah satu preman itu.

“sekarang kalian lebih terhilat manusiawi” kata Furi.


Furi pun bicara pada anak itu.

“lu gapapa?” tanya Furi.

“i-iya gapapa” kata anak itu.

“m-makasih ya Furi” kata anak itu.

“i-iya sama-sama ehh” Furi tidak tau nama anak itu.

“beni, nama aku beni” kata anak itu.

“oh iya beni, iya sama-sama beni” kata Furi.

“sudah ya aku mau ke kamar kecil dulu” kata Furi.

Furi dan Beni pun berpisah. Saat Furi kembali ke stand klub sastra tidak
disangka banyak sekali pembeli buku yang mengatri.

“Furi ngapain bengong sini bantuin” kata Kienzy.

“i-iya” kata Furi sambil bergegas.

Akhirnya pelanggan mereka pun habis Furi pun bertanya.

“kok bisa jadi rame gitu yang beli?” tanya Furi.

“nggak tau juga” jawab Kienzy.


“ada yang promosiin stand kita di instagram osis gatau siapa” lajut
Kienzy.

“itu aku” kata beni yang berbicara dari belakang mereka.

“beni ini anggota osis, tadi beni udah ceritain semuanya” kata kak Rama
si ketua osis yang datang bersama Beni.

“ceritain apa?” tanya Kienzy.

“jadi tadi Furi nyelametin aku dari preman di deket kamar kecil” kata
Beni.

“terus Beni cerita sama aku dan minta izin buat promosiin stand kalian di
instagram osis” kata Rama.

“udah dulu ya kita masih ada kerjaan di osis” kata Rama.

“oh iya aku beli satu dong novelnya” kata Beni.

Kienzy memberikan bukunya dan menerima uang Beni.

“udah ya aku pergi dulu dahh” kata Beni.

Acara pentas seni pun selesai semua stand sudah dirapihkan, Furi dan
Kienzy kembali ke ruang klub.

“ini bukunya sisa dua masing-masing kita beli satu ya” kata Furi.
“iya” kata Kienzy.

“m-makasih ya” kata Kienzy.

“biasa aja kali ini kan emang udah tugas anggota” kata Furi.

“bukan itu” kata Kienzy.

“makasih udah nyelametin aku dari mobil waktu hari pertama sekolah”
kata Kienzy.

Suana menjadi canggung, tidak ada yang berbicara selama 30 detik.

“oh jadi kamu udah tau” kata Furi.

“iya makasih ya, maaf juga baru bisa bilang makasih sekarang nanti aku
ganti biaya pengobatannya kok” kata Kienzy.

“nggak usah biayanya udah ditanggung sama yang nabrak kok” kata Furi.

“t-tapi-“ kata Kienzy.

“aku ketabrak mobil karna kesalahan aku sendiri, kalo aku nggak
nyelametin kamu juga pasti aku baik-baik aja” kata Furi memotong
kalimat Kienzy.

“kamu udah banyak bantuin aku, sekarang kalo kamu mau keluar dari
klub sastra boleh kok nanti aku yang ngomong ke bu Bella” kata Kienzy.
“aku bisa aja keluar dari klub sastra dari kemarin-kemarin, sekarang aku
masih disini karna keinginan aku sendiri, aku ingin terlibat dengan
hidupmu” kata Furi.

Kienzy sudah tau arah dari pembicaraan ini tapi hatinya masih belum
siap.

“aku tidak punya harta jadi yang bisa kuberikan padamu adalah waktu,
perasaan dan masa depan, akan kuberikan kau semuanya kalau kau tidak
mau, maka buanglah. Aku akan mengatakannya dengan jelas, izinkan
aku terlibat dalam hidupmu” kata Furi.

“maukah kamu menjadi pacarku?” lanjut Furi.

Furi belum pernah berbicara serius sepanjang ini, Kienzy diam


mematung selama 15 detik.

Akhirnya Kienzy mengangguk tanda menerima cinta Furi. setelah itu


mereka berdua tersipu malu dan pipi mereka menjadi merah.

“uhhh aku beli minum dulu” kata Furi.

Saat keluar ternyata ada bu Bella yang mendengar pembicaraan mereka


berdua.

“orang yang menyelamatkan berpacaran dengan orang yang


diselamatkan, keren juga” kata bu Bella.

“emangnya ini salah siapa?” kata Furi.


“makasih ya bu” kata Furi sambil tersenyum.

Bu Bella malah tersipu malu.

Setelah membeli minuman Furi kembali ke ruang klub dan mengajak


Kienzy pulang, dijalan pulang Furi mengajak Kienzy untuk pergi
berkencan.

“b-besok kamu ada acara nggak?” tanya Furi.

“nggak ada” jawab Kienzy.

“gimana kalo besok kita nonton?” ajak Furi.

“b-boleh” jawab Kienzy.

“Jam 9 di depan mall ya?” kata Furi.

Besoknya Furi datang lebih awal, Kienzy datang pukul 9:30.

“maaf ya aku terlambat” kata Kienzy.

“duh lama banget sih” kata Furi.

“harusnya kamu bilang baru sampe juga kan?” kata Kienzy dengan wajah
cemberut.

“iya-iya aku juga baru sampe” kata Furi.


“gitu dong hehe” kata Kienzy.

Mereka berdua pun melanjutkan kehidupan cinta mereka, dua orang


yang bahkan tadinya tidak memiliki teman sekarang memiliki pacar,
bahkan seorang Furi yang tidak percaya akan cinta malah terjebak
didalamnya. Pasangan memang tidak ada yang tau dimana, kapan dan
siapa.

Bertemu denganmu adalah takdir, berteman denganmu adalah


pilihanku, tapi jatuh cinta padamu itu diluar kemampuanku. Kira-kira
seperti itulah perasaan hati Furi saat ini.

Ketika orang yang kusuka menyukaiku, kurasa itulah keajaiban

Anda mungkin juga menyukai