Anda di halaman 1dari 4

Suara alarm HP berbunyi, seorang cewek sedang bersembunyi dibalik selimut, padahal pagi itu semua

orang sudah bersiap untuk memulai aktivitas, sedangkan dia lebih memilih berpura-pura sakit dan tidak
beranjak dari tempat tidur.

Di samping meja belajarnya ada sebuah kalender yang terpajang di tembok dengan lingkaran merah di
setiap hari Kamis. Warna merah yang kalau orang lain melihatnya akan mengira hari libur ada dua kali
dalam seminggu. Dia tidak menghiraukan gedoran pintu dan teriakan familiar dari luar kamarnya, dia
tetap menutup kepalanya rapat dengan bantal.

Pintu kamarnya dibuka dengan paksa. Seorang wanita paruh baya masuk sembari mendelik marah, dia
mendekati gadis yang masih berkubang dalam selimut dan menarik selimut gadis tersebut.

"Fira sayangku, sampai kapan kamu akan seperti ini terus? Ini sudah hampir jam 7 pagi. Ayo cepat pergi
ke sekolah! Teriaknya memenuhi kamar. Gadis yang bernama Fira merengut dan menatap mamanya
dengan kesal.

" Ada apa sih ma?" Masih pagi kok teriak-teriak, ganggu tidur Fira aja deh"

Mamanya mendengus, dia berjalan mengitari tempat tidur Fira dan membuka gorden kamarnya
sehingga membuat sinar matahari menjalar masuk dan menerangi kamar putrinya yang hampir seperti
tempat persembunyian para vampir.

"Apa maksudmu? Ini sudah hampir jam 7 pagi tapi kamu belum siap-siap juga?" Tanya mamanya dengan
nada datar.

Dia mengambil baju seragam Fira dari dalam lemari dan melemparkan ke tempat tidur Fira yang sedang
cemberut.

"Mama hari ini aku nggak usah ke sekolah yah? Perutku tiba-tiba saja sakit. Pasti gara-gara kebanyakan
makan durian kemarin" Bujuk Fira. Mungkin dihari lain mamanya akan percaya, tapi dia malah
mendengus dan tersenyum.

"Sakit perut atau karena hari ini adalah hari Kamis? Nggak boleh! Kamu harus pergi ke sekolah hari ini"
Tolak ibunya.

"Apa? Mama tolong! Hari ini aku nggak bisa keluar rumah, nyawa anakmu sedang dalam bahaya.
Kumohon wahai ibundaku tersayang... Jangan mengirimku ke sekolah hari ini." Ucap haru Fira sembari
menarik kaki mamanya. Orang yang melihat pasti akan mengira mereka lagi syuting drama Korea"

"Fira sadar hei! Itu cuma sugestimu. Hari Kamis itu sama dengan hari yang lain. Kesabaran mama sudah
habis melihat tingkah kamu. Apa kamu tahu wali kelas kamu menelpon mama kemarin? Dia mengeluh
soal kebiasaan membolos kamu setiap hari Kamis. Dia bilang kamu sudah nggak berprestasi, suka
membolos lagi. Nggak ada tuh yang bisa dibanggakan. Kalau kamu seperti ini terus kamu nggak akan bisa
naik kelas tahun ini." Omel mamanya menyentakkan tangan Fira. Darah tingginya kambuh melihat
tingkah putri satu-satunya ini.
Meilhat mamanya yang terlihat serius dalam perkataannya, Fira tidak punya pilihan lain. Dia berdiri dan
berlutut di depan mamanya dengan muka serius juga.

"Ibundaku yang paling cantik seantero medan, jikalau ibunda masih memaksa ananda untuk pergi ke
sekolah, anakmu putri satu-satunya akan memilih untuk menjadi Biksu. Apakah ibunda tersayang mau
melihat putramu seperti itu?" Ancam Fira meneteskan air mata buaya.

Ibunya tertegun, diam lama lalu berjalan menghampiri. Hati Fira menari kegirangan, dia yakin kali ini hati
mamanya pasti akan luluh tapi sedetik kemudian senyum Fira memudae karena ibunya melempar baju
seragam ke pangkuannya dan berkata "Baiklah, jadilah Biksu dan pergilah ke sekolah." Jawab mamanya
merestui membuat Fira tidak bisa berkata-kata.

Sementara itu di SMA GARUDA, kelas 11 IPA-2 pukul 8 pagi, kelas sudah mulai dipenuhi para siswa.
Mereka terlihat sibuk sendiri. Ada yang membentuk kelompok bercanda di pojok kelas, beberapa
terlihat sedang fokus mengerjakan pekerjaan rumah dan ada yang masih mengantuk dan melanjutkan
tidur dengan tangan diatas meja. Namun diantara semua kegaduhan yang terjadi kelompok siswilah
yang paling heboh, mereka dengan suara melengking mereka.

"Eh kalian semua sudah nonton True beauty? Yatuhan, demi apa! Cha Eun-Woo ganteng banget" Kata
salah satu cewek. Dia meloncat kegirangan sedangkan temannya yang lain mengangguk mengiyakan.

"Dasar fanatik" Nimbruk siswi lain.

Mereka menghabiskan dua bungkus kuaci dan membuat kulit kuaci berhamburan di lantai.

"Beruntung banget si Moon Ga-Young tiap hari lihat cogan terus, aku jadi iri. Coba aja ada cogan di kelas
kira, aku pasti semangat sekolah tiap hari." Sahut siswi satu lagi.

"Apaan sih maksudnya? Di kelas kita juga ada cowok ganteng" Celetuk cewek berambut ikal, dia
mengangguk ke pojok kelas.

..........

Sedangkan diluar, di bawah sinar matahari pagimemasuki kelas, cowok itu terlihat berkilauan.

Luthfi atau biasa dipanggil Upi bersenandung sembari mendengarkan musik menggunakan earphone.
Suaranya serak-serak basah berusaha menyanyikan sebait lagu barat yang lagi hits.

"You're way too beautiful girl... That's why it'll never work.. You'll have me suicidal, suicidal... When you
say it's over... " Senandungnya.

Sampai bait itu doang, sehingga Upi harus berusaha keras untuk menghapal bait berikutnya. Mungkin
karena saking menghayati nyanyian lagu barat yang dia sendiri tidak artinya apa, dia malah tersedak
keras waktu mengambil nada tinggi dan membuat urat lehernya tertarik kencang. Cewek-cewek yang
pada mulanya melihatnya penuh kekaguman sekarang jadi ilfeel dan memalingkan wajah.
"Cuma satu kelemahannya, Upi sama sekali nggak punya karisma." Timpal cewek berambut ikal itu dan
disambut anggukan setuju dari yang lainnya.

Diwaktu Upi memijat lehernya yang sakit, teman baiknya datang menarik bangku sambil merengut.
Elfira Atika muncul dengan penampilan yang kacau. Baju seragamnya terlihat tidak rapi. Dia terlihat
sangat menderita apalagi waktu menenteng tasnya dengan lesu. Upi pasti mengira yang datang ke kelas
adalah orang gila kalau fira tidak menyapanya.

"Oh my god, what happen to you my friend?" Kaget Luthfi pakai bahasa Inggris, padahal dia perlu
seminggu lebih untuk menghafalkannya. Fira menelengkup lesu diatas meja.

"Jangan tanya pi, aku nggak mau cerita" Sahut fira.

Rasanya fira ingin membawa semua rasa malunya kedalam kamarnya hari ini. Dia mengalami kesialan
beruntung dalam perjalanan menuju sekolah. Mamanya benar-benar kejam, dia mengusirnya keluar
sehingga dia tidak punya pilihan selain pergi ke sekolah.

Fira bingung kenapa dia masih kena soal padahal dia sudah baca doa, rabur kembang dan melakukan
ritual pengusir siap yang dia cari di internet tapi tetap saja tuan siap kayaknya lagi jatuh cinta banget
sama dia. Apa perlu dia jabarkan kesialannya hari ini?

Baru saja memulai hari, dia sudah salah naik angkot yang membawanya ketempat yang sama sekali tidak
dia kenal. Tempat menyeramkan dengan para preman sebagai penghuninya. Di waktu Fira berusaha
melarikan diri dari preman, dia malah bertemu anjing liar di tengah jalan. Hidupnya bisa diibaratkan
sebuah pribahasa lepas dari harimau, masuk ke dalam mulut buaya'. Anjing kurang ajar itu membuat
Fira berlari kencang dan terpaksa mengungsi kesalahan satu pohon mangga yang banyak serangga. Dia
baru berhasil mengusir anjing itu dengan mengorbankan tasnya. Dan waktu melihat gerbang SMA
GARUDA, Fira berharap bisa bernafas lega. Namun ternyata tidak, mobil tiba-tiba melintas di depannya
dan menciprati seragamnya dengan air kubangan. Fira hanya bisa teroaky melihat mobil itu melaju
pergi.

"Hmmm... Baiklah! Aku tahu, Kamis kan? Hari ini adalah hari sial kamu kan? Sahut Upi nyengir.

Fira memasang muka kesal. Temannya ini sama sekali tidak menunjukkan empati dan selalu saja tertawa
kalau Fira cerita tentang hari sialnya.

"Nggak asik banget kamu pi! Jangan ngetawain aku! Aku udah cukup capek dengan pagi ini. Kamu tahu
mama aku beneran nggak berperasaan. Waktu aku bilang aku mau jadi biksu kalo nyuruh aku ke
sekolah, dia malah setuju. Huaaahhhh... Mamaku sangat langka." Cerita Fira tidak percaya.

"Semua mama di dunia emang kayak gitu, eh tapi nggak semua sih. Mama aku nggak pernah pernah tuh
nyuruh aku jadi biksu. Dia malah nyuruh aku jadi aktor terkenal." Sahut Luthfi gagal menghibur hati Fira.

"Fira bukannya hari ini kamu ada piket kebersihan? Kenapa kamu datang terlambat." Seorang cowok
tiba-tiba muncul di depan mereka.
Asyraf Vedrino atau yang sering di panggil Araf, ketua kelas 11 IPA-2. Cowok yang tegas dengan suara
keras, dia selalu terpilih menjadi ketua kelas dan juga Ketua Osis. Karakter yang berbanding terbalik
dengan Fira yang introvert, culun dan berkacamata.

"Apa kamu lupa? hari ini giliran kamu piket kebesihan!" Kata Araf sambil menyodorkan sapu.

Fira tidak berani menatap matanya. Araf adalah cowok yang dia suka hampir dua tahun lamanya dan lagi
pula dia memang malu untuk melihatnya terutama karena penampilannya sama sekali tidak enak
dipandang pagi itu.

"Iya maaf Raf. Aku lupa. Nanti pulang sekolah aku bersihin kelas ya?" Jawab Fira yang lebih memilih
menatap Upi dibandingkan Araf.

"Ini udah ketiga kalinya tau nggak sih? Aku terpaksa ngelaporin kamu sama wali kelas karena kamu
selalu terlambat setiap hari Kamis." Ngomel Araf, namun dia tiba-tiba memandang serius kearah wajah
Fira. "Muka kamu kenapa? Ada darah di... " Tangan Araf menjulur ingin menyentuh pipinya tapi Fira
menghindar.

"Aku baik-baik aja! Cuma luka kecil. Aku habis jatuh dari pohon tadi." Jawab Fira gugup.

Berulang kali dia berbicara pada Upi yang melongo. Araf sebenarnya khawatir ingin mengusulkan dia ke
UKS, tapi melihat Fira yang tidak balas menatapnya membuat Araf mengurungkan niatnya.

"Kamu seharusnya lebih hati-hati. Ya sudah kalau begitu, aku balik ke bangku dulu." Pamit Araf
melambaikan tangan dan Fira membalas melambai tapi lagi-lagi kearah Upi. Selepas Araf pergi, Fira
dapat menarik nafas lega, sedangkan Upi cuma geleng-geleng kepala melihatnya.

"Aku baik-baik aja?" Kenapa nggak bilang kalau kamu habis kena sial? Jadi Araf nggak ngelaporin kamu
ke wali kelas." Usul Upi, tapi Fira tidak menanggapi perkataannya, matanya masih menatap Araf dari
kejauhan. "Astaga! Mata kamu woi! Ketara banget lagi ngeliatin tuh cowok. Jangan-jangan kamu masih
suka ya sama si Araf? Oh my god! Sudah 2 tahun! Apa kamu nggak ada niatan buat mengungkapkan
perasaan? Tanya Upi heran.

Anda mungkin juga menyukai