Anda di halaman 1dari 10

A.

Pengertian Kewirakoperasian Fungsi Kewirakoperasian


1. Pengertian Kewirakoperasian
Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara
kooperatif,dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil resiko
dan berpegang teguh pada prinsip kriteria identitas kop,dalam mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama.
Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan :
 Kewirausahaan kop mrpkan sikap mental positif dalam berusaha secara
kooperatif,ini berarti wirakop harus mempunyai keinginan untuk memajukan
organisasi kop.Usaha itu harus dilakukan secara kooperatif dalam arti setiap
kegiatan usaha kop harus mementingkan kebutuhan anggotanya.
 Tugas utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif,artinya berusaha
mencari,menemukan dan memanfaatkan dan memanfaatkan peluang yang ada
demi kepentingan bersama(Drucker,1988,h.30)
 Wirakop harus mempunyai keberanian mengambil resiko.Karena dunia penuh
dengan ketidakpastian,sehingga hal-hal yang diharapkan kadang-kadang tidak
sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.Tentu saja pengambilan resiko
ini dilakukan dengan perhitungan-perhitungan yang cermat.
 Kegiatan wirakop harus berpegang teguh pada prinsip kriteria identitas kop,yaitu
anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.Kepentingan anggota
harus diutamakan agar anggota mau berpartisipasi aktif terhadap koperasi.
 Tujuan utama setiap wirakop adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota kop dan
meningkatkan kesejahteraan bersama.Tugas seorang wirakop sebenarnya cukup
berat karena banyak pihak yang berkepentingan dilingkungan kop,seperti
anggota,perusahaan kop,karyawan dan masyarakat.
2. Fungsi Kewirakoperasian
Dipandang dari fungsi atau kegiatan seorang wirakop,jenis kewirakoperasian dibeda
kan menjadi 3:
a) Kewirakoperasian Rutin
Diarahkan pada kegiatan rutin usaha koperasi,seperti produksi, pemasaran,
keuangan dan administrasi.Tugas wirakop hanyalah meluruskan/mengendalikan
sesuatu agar berjalan sesuai dgn program yg telah ditetapkan.Kewirakoperasian
rutin mempunyai karakteristik sbb:
1) berhubungan dengan evaluasi dan koreksi ,misal ada misalokasi
sumberdaya.Tindakan ini disebut pemecahan masalah
2) Wirakop mempunyai informasi yang banyak tentangsumber daya,tujuan dan
resiko yang dihadapi.
3) Rendahnya tingkat ketidakpastian memungkinkan wirakop mampu
memaksimalkan tujuan.
b) Kewirakoperasian Arbitrage
Dimaksudkan sbg keputusan yang diambil dari duakondisi yang berbeda dan
keputusan itu memberikan peluang yang menguntungkan. Tugas wirakop adalah
mencari peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda.
Kewirakoperasian Arbitrage mempunyai karakteristik sbb:
1) mempunyai informasi yang banyak tentang perbedaan harga barang-barang
tertentu bila ia membeli saat ini dan dijual pada waktu yg akan datang.
2) inti dari kewirakoperasian ini terdiri dari penemuan dan pelaksanaan peluang
yang menguntungkann yang sampai saat ini belum dikenali dan direalisasikan.
c) Kewirakoperasian Inovatif
Inovatif berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru.
Wirakop yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengankondisi yang
ada. Ia selalu berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang
diperoleh. Ia sangat diperlukan terutama pada kondisi di mana perusahaan
(termasuk koperasi) mengalami stagnasi. Ia juga diperlukan oleh perusahaan atau
koperasi yang menghadapi masalah ketidakpastian yangserius dalam lingkungan
yang dinamis.
Kewirakoperasian inovatif biasanya tidak menimbulakan masalah,
artinyameskipun keuntungan yang diperoleh oleh innovator akan dikikis oleh para
peniru, namun pengurangan keuntungan ini akan menyebabkan
innovatormemperkenalkan inovasi versi terbaru atau peluan gbaru, jadi
kegiataninovatif akan menghasilkan dorongan tertentu bagi kegiatan inovatif
baru.

B. Tipe-tipe kewirakoperasian
1. Kewirakoperasian Anggota
Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakop bila ia mampumenemukan
dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhankoperasi. Tetapi
kemungkinan ia sangat lemah mengingat kebanyakankemampuan anggota dalam
inovasi masih sangat rendah, keterbatasan hak bertindak karena setiap tindakan harus
memperhatikan anggota lainnya danmotivasi yang rendah. Anggota kopersi di
Indonesia umumnya mempunyaitingkat pendidikan yang rendah sehingga tingkat
kemampuan dalammenemukan sesuatu yang baru sangat terbatas.Disamping itu,
kendatipun anggota mempunyai kemampuan yang tinggitetapi motivasi untuk
berprestasi di bidang koperasi akan menjadi sangatrendah sebab manfaat dari hasil
inovasi anggota yang dinikmati hanyasebagian kecil oleh anggota yang bersangkutan
dan sebagian besar dinikmatioeh anggota lainnya, anggota potensial atau bahkan para
pesaing koperasi.Dalam kondisi seperti ini, anggota yang rasional akan
memanfaatkan peluangtersebut untuk kepentingan diri sendiri dengan jalan bekerja di
luar koperasi
2. Kewirakoperasian Manajer
Pada koperasi yang mengangkat manajer sebagai pelaksana dan penanggung jawab
kegiatan operasional, koperasi tentu sangat mengharapkan perubahan yang
memberikan keuntungan. Tetapi kendala yang dihadapi olehmanajer adalah
keterbatasan-kebebasan untuk bertindak. Keterbatasan inikarena manajer disamping
dibebani peningkatan pertumbuhan usaha koperasitetap juga dibebani peningkatan
pelayanan terhadap anggotanya. Kedua haltersebut kadang terjadi kontradiksi. Bila
manajer menginginkanmeningkatkan pertumbuhan koperasi, maka ia harus
berorientasi ke pasareksternal (melayani kebutuhan non anggota) dan ini berarti
mengurangi nilai pelayanan terhadap anggotanya. Sebaliknya bila manajer
menginginkan peningkatan pelayanan terhadap anggota (misal dengan memberikan
harga pelayanan yan glebih rendah dibanding dengan harga pasar), maka ia tidakakan
dapat meningkatkan pertumbuhan koperasi. Dalam kondisi seperti ini,kendatipun
manajer mempunyai kemampuan dan motivasi yang tinggi untukmengembangkan
organisasi koperasi, tetap saja ia menghadapi hambatanyang besar yang harus
dilewatinya.
3. Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah pihaknya secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan
gerakan koperasi. Setiap kegiatannya memang diharapkanuntuk memacu
perkembangan koperasi. Tetapi untuk melaksanakannya, iaterbelenggu oleh aturan-
aturan yang telah ditetapkan dan setiap turut campur, birokat tersebut dalam
organisasi koperasi belum tentu sesuai dengankeinginan anggota koperasi. Dengan
demikian, kendatipun mempunyaikemampuan dan kemauan yang tinggi dalam
mengembangkan koperasi, tetapsaja kewirakoperasiannya terbatas.
4. Kewirakoperasian katalis
Katalis disini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap pengembangan
koperasi kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsungdengan organisasi
koperasi. Para katalis ini jelas mempunyai kemampuanyang tinggi dan motivasi yang
tinggi kendatipun insentif yang diterimanya

C. Mentaati sendi-sendi dasar koperasi


Menurut sejarah koperasi, sendi-sendi dasar koperasi mulanya dirumuskan oleh kaum
buruh di inggris yang mendirikan koperasi Rochdale. Yang kemudian dikenal dengan “
sendi- sendi dasar rochdale”.
Sendi-sendi dasar koperasi di Indonesia juga dilandaskan pada kondisi nyata yang
bersifat umum terjadi di Indonesia, yaitu : azas kekeluargaan dan gotong royong.
Menurut UU No.12 Tahun 1967,sendi – sendi dasar koperasi adalah:
 Sifat keanggotaannya suka rela dan terbuka untuk setiap warga Negara Indonesia
 rapat angota meruapakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan dalam
pencerminan koperasi
 Pembagian SHU di atur menurut jasa masing-masing anggota
 adanya pembatasan bunga atas modal
 Pengembangan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
anggotanya
 Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka
 Swadaya,swakarta dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada
diri sendiri.
D. Tipe-Tipe Pengawasan Koperasi

Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk membuat semua


kegiatan koperasisesuai dengan rencana. Proses pengawasan dapat dilakukan
dengan melalui beberapa tahap,yaitu menetapkan standar, membandingkan kegiatan
yang dilaksanakan dengan standar yang sudah ditetapkan, mengukur
p e n y i m p a n g a n - p e n y i m p a n g a n y a n g t e r j a d i , k e m u d i a n mengambil tindakan
koreksi apabila diperlukan. Setiap koperasi mengadakan pengawasan dengan tujuan
agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.Ada beberapa
alasan yang dapat diberikan mengapa hampir setiap koperasi menghendaki adanya
proses pengawasan yang baik. Alasan-alasan tersebut antara lain:

 Para pemimpin koperasi dapat lebih cepat mengantisipasi perubahan lingkungan

 Koperasi yang besar akan lebih mudah dikendalikan,

 Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota organisasi dapat dikurangi.

Berdasarkan w aktu melakukan pengawasan, dikenal ada tiga tipe


pengawasan yaitu, feedforward control, concurrent control, dan feedback control.

a. Pengawasan pendahuluan (feedforward control) P e n g a w a s a n ini juga


sering d i s e b u t steering controls,dirancang untuk mengantisipasi
masalah - masalah atau penyimpangan-penyimpagan dari standar atau tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan
tertentudiselesaikan. Bersifat lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi
masalah-masalahd a n m e n g a m b i l t i n d a k a n y a n g d i p e r l u k a n s e b e l u m
s u a t u m a s a l a h t e r j a d i . Pengawasan ini akan lebih efektif bila para pemimpin
koperasi mampu mendapatkaninformas akurat dan tepat pada waktunya
tentang perubahan-perubahan dalam lingkungan atau tentang perkembangan
terhadap tujuan yang diinginkan
b. Pengawasan kegiatan atau “concurrent control”Pengawasan ini sering disebut
pula sebagai Pengawasan “Ya-Tidak”, Screeningcontrol atau “berhenti-terus”,
dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Tipe inimerupakan proses di mana
aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu,atau syarat tertentu harus
dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan,atau menjadi semacam
peralatan “double-check”yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu
kegiatan.

c. Pengawasan umpan balik (Feedback control)Pengawasan umpan balik, juga


dikenal sebagai past-action controls,mengukurhasil-hasil dari suatu kegiatan
yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangandari rencana atau standar
ditentukan, dan penemuan-penemua diterapkan untuk kegiatan-kegiatan
serupa dimasa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran
dilakukan setelah kegiatan terjadi.

E. Metode Pengawasan koperasi

Secara garis besar pengawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode
pengawasan kualitatif dan metode pengawasan kuantitatif. Pengawasan kualitatif
dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance organisasi secara keseluruhan, sikap
serta performance karyawan. Metode pengawasan kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan data, biasanya digunakan untuk mengawasi kuantitas maupun kualitas
produk. Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengadakan pengawasan
kuantitatif, antara lain: dengan menggunakan anggaran, mengadakan auditing, analisis
break even, analisis rasio dan sebagainya.

F. Manajemen Koperasi

Manajemen koperasi tidak didasarkan pada pemaksaan wewenang, melainkan


melalui keterlibatan dan partisipasi. Para manajer professional koperasi menggunakan
metode yang sama seperti manajemen pada umumnya. Hanya saja nilai-nilai dan tujuan
yang harus diperjuangkan metode itulah yang membuat manajemen koperasi unik dan
berbeda dari manajemen lainnya. Fungsi utamanya adalah mengupayakan kepemimpinan
koperasi bagi anggota dan pengurus terpilih di dalam pengembangan kebijakan dan
strategi yang akan memberdayakan koperasi dalam mewujudkan cita-cita atau tujuannya.

Dengan menyatukan manajemen Koperasi sebagai bagian dari koperasi dan


sebagai representasi prinsip-prinsip penting koperasi itu sendiri, kita dapat
mengembangkan manajemen dan demokrasi di dalam koperasi sebagaimana
dinyatakan Peter Davis, sebagai berikut: “pengembangan prinsip-prinsip manajemen
koperasi, akan membuat perusahaan koperasi harus dikelola secara professional dan
kooperatif sedemikian rupa sehingga keterlibatan anggota dan demokrasi, akan tetap
menjadi kunci keberhasilan dalam praktek koperasi.
Proses Manajemen di Koperasi, yaitu :
1. Perencanaan (Planning)
Proses yang paling penting adalah fungsi perencanaan, yang merupakan fungsi
paling utama yang harus dijalankan oleh pihak manajemen koperasi. Pengurus dan
manajer di koperasi harus menyusun perencanaan penggunaan sumber daya manusia,
modal, sarana fisik, dan informasi yang dimiliki koperasi untuk mencapai tujuan
koperasi yang telah disepakati oleh para anggotanya. Perencanaan menyangkut masa
depan. Bagaimana dengan kemampuan, masalah, dan potensi yang dimiliki koperasi
saat ini diarahkan untuk mencapai target-target koperasi kearah yang lebih baik.

Karenanya sebelum menyusun perencanaan pengurus dan manejer koperasi harus


melakukan identifikasi dan evaluasi terlebih dahulu apa target atau sasaran apa saja
yang sudah tercapai, kebutuhan pelayanan apa yang diinginkan oleh anggota dan
belum dipenuhi oleh koperasi, bagaimana kemampuan permodalan koperasi,
termasuk juga situasi persaingan usaha di lingkungan koperasi juga harus
diperhitungkan.

Adapun langkah-langkah proses perencanaan yang dapat dilakukan oleh pengurus


dan manajer koperasi, diantaranya:

 Pengurus bersama manajer menyusun rencana strategis dan taktis baik untuk
jangka panjang maupun jangka pendek.
 Pengurus meminta manajer menyusun garis besar program operasional,
selanjutnya dibahas bersama dengan pengurus dan pengawas.

 Manajer juga membuat anggaran untuk mencapai hasil yang dikehendaki,


tanpa mengabaikan struktur keuangan yang ada.

 Berdasarkan rencana yang ada, dibuatlah kebijakan sebagai pedoman seluruh


pelaksanaan.

 Secara bersama menetapkan kebijakan personalia, karyawan usaha keuangan


dan anggota guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 Pengurus membuat rencana penerimaan dan belanja koperasi (RAPBK).


Rencana yang telah disusun dan RAPBK disampaikan dalam rapat anggota
untuk dibahas dan mendapatkan pengesahan

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian (organizing) merupakan Perancangan dan pemeliharaan sistem


peran, atau Proses pengaturan dan pengalokasian kerja, wewenang dan sumber daya
di kalangan anggota organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien. Faktor Penting dalam Proses Pengorganisasian di Koperasi

a) Pembagian tugas (division of work) 

b) Departementasi  

c) Rentan manajemen/kendali (span of control), yang terdiri dari:

 kompetensi dari pengurus, pengawas dan pengelola,  

 kompetensi dari bawahan (staff),

 derajat variasi pekerjaan,

 teknologi yang digunakan dalam organisasi 


 Pendelegasian wewengan (delegation of authority)

3. Actuating dan Leadership

Actuating dan leadership merupakan suatu proses menggerakkan dan menjalankan


organisasi agar orang-orang yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab dapat
bekerja menjalankan tugas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

4. Pemgawasan (controlling)

Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah
dilaksanakan, menilainya dan mengoreksinya dengan maksud agar pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.”

Jenis – Jenis Pengawasan:

 Pengawasan preventif : pengawasan yang bersifat pencegahan yang


dilaksanakan melalui suatu sistem pembinaan SDM pada semua eselon dalam
organisasi dan menentukan prosedur, pembagian tugas dan wewenang,
termasuk di dalamnya perencanaan dan pelaporan 

 Pengawasan korektif : pengawasan untuk memperbaiki bias, penyimpangan


atau kebocoran dari rencana, standar dan prosedur yang sudah ada ditentukan
dalam suatu organisasi

Struktur Organisasi Dalam Koperasi :

Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai macam masalah yang harus
diselesaikan. Masalah yang paling sulit adalah masalah yang timbul dari dalam dirinya
sendiri, yaitu berupa keterbatasan. Keterbatasan dalam hal pengetahuan paling sering
terjadi, sebab seorang pengurus harus diangkat oleh, dan dari anggota, sehingga belum
tentu dia merupakan orang yang profesional di bidang perusahaan. Dengan
kemampuannya yang terbatas, serta tingkat pendidikan yang terbatas pula, pengurus perlu
mengangkat karyawan yang bertugas membantunya dalam mengelola koperasi agar
pekerjaan koperasi dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan masuknya berbagai pihak yang ikut membantu pengurus mengelola usaha
koperasi, semakin kompleks pula struktur organisasi koperasi tersebut. Pemilihan bentuk
struktur organisasi koperasi harus disesuaikan dengan macam usaha, volume usaha,
maupun luas pasar dari produk yang dihasilkan. Pada prinsipnya semua bentuk organisasi
baik, walaupun masing-masing mempunyai kelemahan.

Referensi

https://text-id.123dok.com/document/6qm6w307y-pengertian-kewirakoperasian-fungsi-
kewirakoperasian.html

https://pdfcoffee.com/pengertian-dan-fungsi-kewirakoperasian-4-pdf-free.html

https://dokumen.tips/documents/tipe-tipe-kewirakoperasian.html

https://text-id.123dok.com/document/eqopm2x7z-tipe-kewirakoperasian-tugas-wirakop-prasyarat-
keberhasilan-wirausaha-koperasi.html

http://penabulucooperative.org/sendi-sendi-dasar-koperasi/#:~:text=Sendi%20%E2%80%93%20sendi
%20Dasar%20Koperasi,-Koperasi%20merupakan%20organisasi&text=Terbuka%20berarti%20bahwa
%20koperasi%20sebagai,kekuasaan%20tertinggi%20dalam%20organisasi%20koperasi.

https://zdocs.com.br/doc/sap-10docxdoc-q1820lvoym1

https://kukm.gunungkidulkab.go.id/berita-614/sendisendi-dasar-koperasi.html

https://www.weare.id/manajemen-koperasi/

Anda mungkin juga menyukai