Anda di halaman 1dari 13

Nama : Kinanti Resti Fany

NIM : 1911112232

Kelas : A 2019 2

Kelompok :2

Learning Objective

1. Definisi puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat
yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 2010).
Sumber :
Azwar, S. (2010). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
2. Visi dan misi puskesmas
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Puskesmas tertera visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh
Puskesmas. Puskesmas melaksanakan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,
teknologi tepat guna dan keterpaduan dan kesinambungan.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Puskesmas dimuat juga tentang misi puskesmas. Dalam misi pembangunan
kesehatan yang harus diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya
visi pembangunan kesehatan nasional. Misi puskesmas adalah:
a. Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipasi dalam upaya
mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
b. Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
c. Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
d. Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan.
e. Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak
buruk bagi lingkungan.
f. Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas.
Sumber :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
3. Peran puskesmas
Peran puskesmas menurut Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat (2018), yaitu :
1) Satu-satunya unit pelayanan kesehatan yang output kegiatannya sekaligus berkaitan
dengan indikator-indikator program prioritas seperti tercantum dalam SPM, PISPK
dan SDGs;
2) Pelayanan kesehatan terdepan yang melakukan kebijakan paradigma sehat secara riil
di lapangan;
3) Instrumen pemerataan pelayanan kesehatan untuk seluruh penduduk;
4) Instrumen untuk mengurangi disparitas derajat kesehatan antara wilayah dan
instrumen untuk mewujudkan keadilan di bidang kesehatan; dan
5) Berperan besar mengurangi atau mencegah eskalasi biaya kesehatan, karena
pelayanan Puskesmas bersifat “intervensi hulu” dalam proses epidemiologi dan
patofisiologi gangguan kesehatan penduduk
Sumber :
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. (2018). Penguatan Pelayanan Kesehatan
Dasar di Puskesmas. Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas.
4. Tujuan puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat;
b. Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Sumber :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
5. Fungsi puskesmas
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Puskesmas
memiliki fungsi:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Dalam menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan
pelayanan kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan
terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
Sumber :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
6. Tingkatan puskesmas
Berdasarkan karakteristik wilayah kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a,
Puskesmas dikategorikan menjadi:
a. Puskesmas kawasan perkotaan;
Puskesmas kawasan perkotaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi
kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan
perkotaan sebagai berikut:
a) aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduknya pada sektor non
agraris, terutama industri, perdagangan, dan jasa;
b) memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km,
memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, atau hotel;
c) lebih dari 90% (sembilan puluh per seratus) rumah tangga memiliki listrik;
dan/atau
d) terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
b. Puskesmas kawasan perdesaan;
Puskesmas kawasan perdesaan merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi
kawasan yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan
perdesaan sebagai berikut:
a) aktivitas lebih dari 50% (lima puluh per seratus) penduduk pada sektor agraris
atau maritim;
b) memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan perkotaan
radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas
berupa hotel;
c) rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh per seratus); dan
d) terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
c. Puskesmas kawasan terpencil;
Puskesmas kawasan terpencil dan Puskesmas kawasan sangat terpencil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf c dan huruf d memenuhi kriteria sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
d. Puskesmas kawasan sangat terpencil.
Sumber :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
7. Sistem organisasi puskesmas
Setiap Puskesmas harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Organisasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas:
a. Kepala Puskesmas;
Kepala Puskesmas merupakan penanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan
kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya, pengelolaan
keuangan, dan pengelolaan bangunan, prasarana, dan peralatan.
b. Kepala tata usaha;
Kepala tata usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
administrasi perkantoran Puskesmas.
c. Penanggung jawab
Penanggung jawab membawahi pelayanan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Selain penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk
penanggung jawab lainnya berdasarkan kebutuhan Puskesmas dengan persetujuan
kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota.
Sumber :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
8. Wilayah kerja puskesmas
(1) Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
(2) Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu)
Puskesmas.
(3) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas.
(4) Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium klinik.
Sumber :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
9. Program-program puskesmas
a. Program wajib
Pertama adalah “18 program pokok” yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas.
Beberapa di antara program pokok tersebut adalah pelayanan dasar. Kedelapan belas
program pokok tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Program kesehatan ibu dan anak (KIA);
(2) Program keluarga berencana (KB);
(3) Program gizi;
(4) Program pengobatan;
(5) Program pemberantasan penyakit;
(6) Program kesehatan lingkungan;
(7) Program perawatan kesehatan masyarakat;
(8) Program usaha kesehatan sekolah (UKS);
(9) Program usia lanjut (Usila); (10)Program kesehatan kerja;
10) Program kesehatan gigi dan mulut;
11) Program kesehatan jiwa;
12) Program kesehatan mata;
13) Program penyuluhan kesehatan masyarakat;
14) Program penanganan gawat darurat;
15) Program kesehatan olahraga;
16) Program laboratorium sederhana; dan
17) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
Ke-18 pelayanan tersebut dikelompokkan menjadi tiga (3), yaitu (i) pelayanan
pengobatan; (ii) pelayanan kesehatan masyarakat; dan (iii) sistem informasi untuk
menunjang pelayanan.
b. Program pengembangan
1) Pelayanan kesehatan jiwa
2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
3) Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
4) Pelayanan kesehatan olahraga
5) Pelayanan kesehatan indra
6) Pelayanan kesehatan lansia
7) Pelayanan kesehatan kerja
8) Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan
Sumber :
Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. (2018). Penguatan Pelayanan Kesehatan
Dasar di Puskesmas. Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas.
10. Penghambat pelaksanaan program puskesmas
1) Sumber daya tenaga
2) Peralatan penunjang
3) Pelatihan perkesmas
4) Transportasi penunjang
5) Dana operasional penunjang
6) Standar SOP perkesmas di puskesmas
7) Dukungan administrasi
8) Ruangan khusus untuk kegiatan perkesmas
9) Keadaan ekonomi masyarakat
Sumber :
Achmad Yani Cimahi. (2018). Faktor-Faktor Pelaksanaan Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas) di Kabupaten Karawang. Available at:
http://repository2.stikesayani.ac.id/index.php/pinlitamas1/article/download/319/276/
11. Integrasi PERKESMAS di program puskesmas
a. Definisi PERKESMAS
Perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) adalah perpaduan antara keperawatan
dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyuluh dan terpadu,
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam
upaya kesehatannya masyarakat.
b. Program PERKESMAS
1) Penyuluhan kesehatan
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga teratur
6) Rekreasi
7) Imunisasi
8) Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan ki\unjungan
rumah
9) Pemberian vitamin A, Iodium
10) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
11) Perawatan orang sakit dirumah
12) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit
13) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
14) Perawatan buah dada
15) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
c. Tujuan PERKESMAS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan memampuan masyarakat secara meyeluruh
dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan
asuhan keperawatan
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di pandi dan di masyarakat
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan
asuhan keperawatan di rumah
f. Terlayaninnya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
puskesmas
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat yang optimal.
d. Ruang lingkup PERKESMAS
a) Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan:
1) Penyuluhan kesehatan
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
b) Preventif
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi
2) Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan ki\unjungan
rumah
3) Pemberian vitamin A, Iodium
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
c) Kuratif
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit dirumah
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau rumah sakit
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
4) Perawatan buah dada
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d) Rehabilitatif
Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompokkelompok
yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya
melalui kegiatan:
1) Latihan fisik pada penderita kusta, patah tulang dan lain sebagainya
2) Fisioterapi pada penderita strooke, batuk efektif pada penderita TBC dan
sebagainya
e) Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengemabalikan penderita ke masyarakat yang karena
penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita
tuna susila.
e. Sasaran program PERKESMAS
Individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau sakit atau yang
mempunyai masalah kesehatan karena ketidaktahuan, ketidakmauan serta
ketidakmampuan. Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan
pada keluarga rawan yaitu:
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan
2) Keluarga dengan resiko tinggi
3) Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
4) Pembinaan kelompok khusus
5) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
f. Kegiatan PERKESMAS
1) Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan kelompok khusus
melalui home care
2) Penyuluhan kesehatan
3) Konsultasi dan problem solving
4) Bimbingan
5) Melaksanakan rujukan
6) Penemuan kasus
7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
9) Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas
10) Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
11) Memberikan tauladan
12) Ikut serta dalam penelitian
g. Indikator PERKESMAS
a) Indikator kinerja klinik
Ada 4 indikator dalam menilai keberhasilan kinerja klinik Perkesmas yaitu:
1) Indikator input
Persentasi perawat koordinator (D3 Keperawatan), Persentasi perawat terlatih
keperawatan kesehatan komunitas dan Persentasi Penanggung jawab daerah
binaan/desa punya PHN kit, Persentasi Puskesmas memiliki pedoman/standar,
Tersedia dana operasional untuk pembinaan, Tersedia standar/pedoman/SOP
pelaksanaan kegiatan, Tersedia dukungan administrasi(buku register, family
folder, formulir laporan, dll).
2) Indikator proses
Persentasi keluarga rawan mempunyai family folder, Maping (peta) sasaran
Perkemas, Rencana kegiatan Perkesmas (POA), Bukti Pembagian tugas
perawat, Ada kegiatan koordinasi dengan petugas kesehatan lain, Catatan
keperawatan, Kegiatan Refleksi Diskusi Kasus, Hasil pemantauan dan
evaluasi.
3) Indikator output (Key Indicator)
Persentasi keluarga rawan dibina, Persentasi keluarga selesai dibina,
Persentasi penderita (prioritas SPM) dilakukan tindak lanjut keperawatan
(follow up care), Persentasi kelompok dibina, Persentasi daerah binaan di
suatu wilayah
4) Indikator hasil (Outcome) yang ingin dicapai
Adalah terbentuknya keluarga mandiri dalam memenuhi
kesehatannya/mengatasi masalah kesehatannya yang terdiri dari 4 tingkatan
keluarga mandiri (KM).
Sumber :
Mertajaya, Anggraini & MRL. (2019). Modul Perawat Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Universitas Kristen Indonesia.
12. Fasilitas penunjang di puskesmas
Jaringan pelayanan puskesmas terdiri atas puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan
praktik bidan desa. Jejaring puskesmas terdiri atas upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat, usaha kesehatan sekolah, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, tempat
praktik mandiri tenaga kesehatan, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
1) Puskesmas pembantu memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di suatu
lokasi dalam wilayah kerja puskesmas.
2) Puskesmas keliling memberikan pelayanan kesehatan yang sifatnya bergerak
(mobile), untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung
Puskesmas.
3) Praktik bidan desa merupakan praktik bidan yang memiliki Surat Izin Praktik Bidan
(SIPB) di Puskesmas, dan bertempat tinggal serta mendapatkan penugasan untuk
melaksanakan praktik kebidanan dari Pemerintah Daerah pada satu desa/kelurahan
dalam wilayah kerja Puskesmas yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sumber :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
13. Sistem rujukan di puskesmas
Sistem Rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan
tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun
horizontal. Rujukan meliputi rujukan upaya kesehatan masyarakat dan rujukan upaya
kesehatan perseorangan.
Sumber :
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
14. Peran perawat di puskesmas
Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu masyarakat dalam upaya
meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit melalui:
1) Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga, dan
kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi yaituproses kelompok,
pendidikan kesehatan serta kerjasama (partnership).
2) Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh masyarakat secara
komprehensif. Pada Perawatan Kesehatan Masyarakat harus mempertimbangkan
beberapa prinsip, yaitu:
a) Kemanfaatan Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas.
b) Kerjasama Kerjasaman dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
c) Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta
fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.
d) Keadilan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri.
e) Otonomi Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada.
Sumber :
Mertajaya, Anggraini & MRL. (2019). Modul Perawat Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Universitas Kristen Indonesia.
15. Program kerja UKM dan UKP
a. UKM
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan pengembangan. Yang dimaksud upaya kesehatan Masyarakat esensial
meliputi:
1) Pelayanan promosi kesehatan;
2) Pelayanan kesehatan lingkungan;
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4) Pelayanan gizi; dan
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
6) Surveilans dan sentinel SKDR
b. UKP
Sementara itu, upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama meliputi:
1) Rawat jalan;
2) Pelayanan gawat darurat;
3) Pelayanan satu hari (one day care);
4) Home care; dan/atau
5) Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Sumber :
Putri, Yuliyatni, dkk. (2017). Modul Pembekalan Manajemen dan Program Puskemas
Dasar-dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Bali: Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai