Anda di halaman 1dari 7

1.

E Utreht mengawali deskripsi hukum administrasi dengan mengetengahkan berbagai hal


yaitu : lapangan administrasi negara, hukum administrasi, ilmu pemerintahan dan publik
administration , hukum administrasi negara sebagai himpunan peraturan-peraturan
istimewa, hukum adminstrasi negara dan hukum tata negara, sumber-sumber hukum
adminstrasi negara. Dalam telaahan ini hanya di ketengahkan deskripsi tentang lapangan
adminstrasi negara. Tidak berarti bahwa bagian lain nya tidak penting.
 Pertanyaanya : Jelaskan bahwa makna administrasi dalam hukum administrasi
negara adalah tidak sama dengan administrasi dalam ilmu administrasi negara?
 Jawaban : Makna Administrasi dalam hukum administrasi negara adalah sebuah
peraturan-peraturan yang berhubungan Dengan administrasi Saja atau
administrator recht atau disebut Bestuur recht. Bestuur ini dapat diartikan sebagai
fungsi pemerintahaan atau penguasa yang tidak meliputi fungsi legislatif maupun
yudikatif ( Pemerintah dalam arti sempit). Sedangkan makna administrasi dalam ilmu
adminstrasi negara adalah suatu pengaturan kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah/ aparatur negara agar tujuan negara dapat tercapai secara efektif dan
efisien, selain itu pula makna dari administrsi dalam ilmu administrasi negara yaitu
suatu sistem yang dibuat sedemikian rupa untuk mengatur proses pengelolaan
organisasi masyarakat sehingga dapat berjalan dengan baik. Dalam bahasan ilmu
sosial yang ada pada administrasi negara, terdapat tiga elemen penting yaitu
lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif. Perbedaan lain yang mencolok terdapat
pada fokus pembahasannya maksudnya yaitu dalam hukum administrasi negara
lebih berfokus terhadap lapangan administrasi negara, hukum administrasi, ilmu
pemerintahan dan publik administration , hukum administrasi negara sebagai
himpunan peraturan-peraturan istimewa, hukum adminstrasi negara dan hukum
tata negara, sumber-sumber hukum adminstrasi negara. Sedangkan Dalam ilmu
administrasi Negara lebih berfokus terhadap kebijakan publik, administrasi
pembangunan, tujuan negara, dan etika yang mengatur penyelenggara negara.

2. Untuk menegakkan kewenangan, negara membutuhkan keberadaaan satu instrumen hukum


yang dapat memberikan ancaman atau pemaksaan agar perundanggan yang diterbitkan
dapat dilaksanakan.
 Pertanyaannya : Jelaskan jenis jenis sanksi hukum yang dapat dikenakan oleh
negara untuk menegakkan peraturan perundang-undangan ?
 Jawaban : Pelaksanaan peraturan perundang-undangan tidak akan efektif apabila
tidak disertai dengan penegakan hukum. Penegakan hukum terhadap suatu
peraturan perundang-undangan bisa bermacam-macam bentuknya, salah satunya
dituangkan dalam ketentuan sanksi, yang dapat berupa sanksi pidana, sanksi
perdata, atau sanksi administratif. Namun, penegakan hukum terhadap suatu
peraturan perundang-undangan tidak selalu harus diikuti dengan adanya ketentuan
sanksi dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan. Sanksi bisa saja
diatur dalam atau mengacu pada peraturan perundang-undangan lain atau tanpa
diatur pun kalau dalam suatu peraturan perundang-undangan ditentukan bahwa
kita harus memenuhi persyaratan tertentu untuk memperoleh sesuatu (hak) tetapi
syarat tersebut tidak dipenuhi, maka sanksinya adalah kita tidak akan memperoleh
sesuatu (hak) yang mestinya kita peroleh apabila syarat tersebut dipenuhi. Sebagai
contoh, apabila suatu peraturan perundang-undangan menentukan bahwa untuk
memperoleh izin mendirikan bangunan (IMB) harus dipenuhi persyaratan tertentu.
Apabila kita memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka kita akan memperoleh IMB tersebut. Akan tetapi apabila kita tidak
memenuhinya, maka sanksinya adalah kita tidak akan memperoleh IMB tersebut.
Tidak diperolehnya IMB tersebut merupakan sanksi karena kita tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Dengan tidak
diperolehnya IMB berarti kita tidak boleh mendirikan bangunan dan apabila
dilanggar akan ada sanksi yang dikenakan. Ketentuan sanksi ini, baik pidana,
perdata, maupun administratif merupakan suatu pilihan, artinya tidak harus ketiga-
tiganya diterapkan tetapi dapat dipilih mana yang paling efektif dan yang paling
tepat dikaitkan dengan lingkup substansi pengaturannya. Bahkan sangat mungkin
penegakan hukum dari suatu peraturan perundang-undangan sama sekali tidak
diperlukan adanya sanksi. Sanksi dalam peraturan perundang-undangan merupakan
suatu opsi, jika diperlukan, termasuk ketentuan pidana. Oleh karena itu, dalam
lampiran Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan ditentukan bahwa pencantuman ketentuan pidana dalam
peraturan perundang-undangan adalah jika diperlukan. Pencantuman sanksi juga
harus disesuaikan dengan substansi yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan tersebut. Dalam beberapa peraturan perundang-undangan dijumpai
pengenaan sanksi, terutama sanksi pidana terlihat sangat dipaksakan. Sanksi yang
tidak sesuai akan mengakibatkan peraturan perundang-undangan yang dibentuk
menjadi tidak efektif atau tidak ada daya/hasil gunanya. Hal ini sesuai dengan salah
satu asas yang harus dipenuhi dalam pembentukan peraturan perundang-undangan,
yaitu asas kedayagunaan dan kehasilgunaan. Artinya, setiap peraturan perundang-
undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Akibat lainnya,
dalam praktik sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan tersebut
karena tidak sesuai dengan lingkup substansinya menjadi sangat sulit untuk
diterapkan. Ada kalanya sanksi perdata atau sanksi administratif dalam penegakan
hukum suatu peraturan perundang-undangan merupakan pilihan yang lebih tepat
dan efektif dibandingkan dengan sanksi pidana. Apabila substansi peraturan
perundang-undangan merupakan lingkup hukum administrasi, maka tidak tepat
apabila dipaksakan untuk diterapkan sanksi pidana. Tidaklah tepat pendapat yang
menyatakan bahwa agar peraturan perundang-undangan dapat berlaku secara
efektif selalu disertai dengan sanksi pidana. Untuk substansi yang berkaitan dengan
masalah administratif, sanksi adminisratiflah yang paling efektif. Sanksi perdata
diterapkan apabila penegakan peraturan perundang-undangan tersebut
menimbulkan kerugian bagi orang yang terkena ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan tersebut. Pada prinsipnya, siapa pun yang menimbulkan
kerugian akan mengganti kerugian tersebut sesuai dengan kerugian yang
dideritanya. Kerugian yang timbul sebagai akibat pelaksanaan peraturan perundang-
undangan dapat diselesaikan baik melalui jalur pengadilan maupun non-pengadilan.
Sedangkan sanksi administratif dapat diterapkan baik melalui jalur pengadilan
maupun jalur non pengadilan, yakni oleh pejabat administrasi. Sanksi administratif
yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan kebanyakan terkait dengan
masalah perizinan dan dilaksanakan oleh pejabat (badan) administrasi yang
berwenang mengeluarkan perizinan tersebut. Sanksi administratif yang dijatuhkan
oleh pejabat administrasi sering dikaitkan dengan pelanggaran terhadap persyaratan
perizinan.

3. Pelanggaran terhadap ketentuan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdapat dalam
peraturan perundang-undangan dapat dikenakan sanksi.
 Pertanyaannya : Jelaskan jenis hukuman disiplin atau sanksi yang dapat dikenakan
kepada Pegawai Negeri Sipil !
 Jawaban : Untuk meningkatkan kinerja PNS, Pemerintah telah menetapkan
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang sudah dianggap sesuai dengan keadaan jaman
sekarang karena sering kali terjadi perubahan perubahan yang harus dilakukan
untuk menjadi lebih baik lagi. Bagi PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, seperti
malas masuk kerja, korupsi, beristri lebih satu dan sebagainya dapat dijatuhi
hukuman disiplin sesuai berat ringan pelanggarannya. Penjatuhan hukuman disiplin
tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Pasal 30, sebagai berikut :
1) PNS yang berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata melakukan beberapa
pelanggaran disiplin, terhadapnya hanya dapat dijatuhi satu jenis hukuman
disiplin yang terberat setelah mempertimbangkan pelanggaran yang
dilakukan.
2) PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin kemudian melakukan
pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, kepadanya dijatuhi hukuman
disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin terakhir yang pernah
dijatuhkan.
3) PNS tidak dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali atau lebih untuk satu
pelanggaran disiplin.
4) Dalam hal PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya akan
dijatuhi hukuman disiplin yang bukan menjadi kewenangannya, Pimpinan
atau kepala perwakilan mengusulkan penjatuhan hukuman disiplin kepada
Pejabat Pembina Kepegawaian instansi induknya disertai berita acara
pemeriksaan.

Tingkat dan jenis Hukuman Disiplin yang dapat dijatuhkan kepada PNS diatur dalam
pasal 7 PP 53 Tahun 2010, sebagai berikut : Tingkat Hukuman Disiplin, terdiri atas
a).Hukuman disiplin ringan, b). Hukuman disiplin sedang, c). Hukuman disiplin berat.

1. Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri dari:
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Jenis hukuman disiplin sedang sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) huruf b
terdiri dari :
a. Penundaan kenaikan gaji berkala sela 1(satu) tahun
b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1(satu) tahun
c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1(satu) tahun.
3. Jenis hukuman disiplin berat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri
dari:
a. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3(tiga) tahun
b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
c. pembebasan dari jabatan.
d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS
e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

Daftar Referensi :

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Pasal 7

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Pasal 30

Setiadi,Wicipto. 2009. Sanksi administratif sebagai salah satu instrumen penegakan hukum dalam
peraturan perundang-undangan. Jakarta : Jurnal Legislasi Indonesia. Diakses pada tanggal 9
April 2020 Melalui : https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/65220-ID-
penegakan-hukum-sanksi-administrasi-
terh.pdf&ved=2ahUKEwi05LKzwtvoAhXJc30KHc95DF8QFjADegQICBAB&usg=AOvVaw3LFQ4
Gc3MZjxs8dr12XCtz

Suardita,Ketut.2016. ilmu administrasi negara. Bali : Universitas Udayana. Diakses pada tanggal 8
April 2020 melalui :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/a326bf17bfccb75b1c4934a95e0c5
b87.pdf

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004

https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/johari-
upb/ilmu-administrasi-negara_552a8fe3f17e61941fd623ab?
amp_js_v=a3&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=15864405762858&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s

https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-administrasi-negara.html

Anda mungkin juga menyukai