Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330162821

DETEKSI AREA PLAT MOBIL MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI CITRA

Conference Paper · December 2018

CITATION READS
1 897

4 authors, including:

Mutmainnah Muchtar Jayanti Yusmah Sari


Sembilanbelas November University Sembilanbelas November University
9 PUBLICATIONS   8 CITATIONS    27 PUBLICATIONS   53 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Face Recognition View project

DATA CLASSIFICATION View project

All content following this page was uploaded by Jayanti Yusmah Sari on 05 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

DETEKSI AREA PLAT MOBIL MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI CITRA

Dwi Aulia Priandini1, Jumadil Nangi, S.Kom, M.T 2, Mutmainnah Muchtar, S.T, M.Kom3, Jayanti Yusmah
Sari, S.T, M.Kom 4
1
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Jl. HEA Mokodompit, Anduonohu, Kendari –Sulawesi Tenggara
Email : dwiaulia234@gmail.com

ABSTRAK
Setiap kendaraan memiliki identitas berupa nomor kendaraan atau plat yang resmi dari kepolisian. Sistem
pengenal/pengidentifikasi mobil otomatis atau Automatic Licence Plate Recognation (ALPR) telah menjadi salah satu
hal yang penting. ALPR dapat diimplementasikan pada berbagai kebutuhan seperti sistem perparkiran, pengawasan
jalan tol, pengawasan lalu lintas dan sebagainya. Sistem ini memiliki peranan penting dalam keberhasilan identifikasi
karakter/nomor plat kendaraan. Namun, penelitian-penelitian sebelumnya kebanyakan hanya membuat deteksi pada
plat kendaraan pribadi atau yang berwarna hitam. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis akan membuat sistem
deteksi area plat yang tidak hanya pada plat kendaraan pribadi (hitam), melainkan pada plat kendaraan umum
(kuning) dan juga kendaraan milik pemerintah (merah) menggunakan operasi morfologi citra. Hasil dari penelitian
ini dari 30 citra uji didapatkan bahwa operasi morfologi citra dapat diterapkan dalam deteksi area plat mobil dengan
hasil yang baik.
Kata Kunci : deteksi plat,operasi morfologi

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan wajib dilengkapi dengan Surat Tanda Kendaraan Bermotor
dan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor. Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) tersebut harus memuat kode
wilayah, nomor registerasi dan masa berlaku[1]. Tanda Nomor Kendaraan Bermotor ini sering disebut dengan Nomor
Polisi (Nopol) atau Plat Nomor. Sistem pengenal/pengidentifikasi mobil otomatis atau Automatic Licence Plate
Recognation (ALPR) telah menjadi salah satu hal yang penting. ALPR dapat diimplementasikan pada berbagai
kebutuhan seperti sistem perparkiran, pengawasan jalan tol, pengawasan lalu lintas dan sebagainya.
Sistem parkir sudah menjadi alat yang tidak asing bagi orang-orang kota saat ini bahkan mulai merambat ke ranah
kecamatan dan desa. Sistem parkir sering kita temukan ketika kita masuk ke area perparkiran rumah sakit, bandara,
stasiun kereta api, pelabuhan, mall, hotel dan lahan publik area lainnya. Namun sistem perparkiran di Indonesia masih
banyak yang menggunakan cara manual yaitu dengan mencatat nomor kendaraan yang masuk ke lahan parkir.
Dalam jurnal yang berjudul Multinational vehicle license plate detection in complex backgrounds dijelaskan
bahwa dalam pendeteksian plat kendaraan menggunakan Heuristic Energy Map (HEM) dari informasi tepi vertical
ROI dengan tingkat akurasi 90,4%[2]. Dalam jurnal lain yang berjudul Indonesian License Plate Detection under
Various Lighting Conditions using Mathematical Morphology Method dijelaskan bahwa untuk mendeteksi posisi plat
menggunakan operasi morfologi citra yaitu erosi, opening dan dilasi dengan tingkat akurasi sebesar 90,9%[3]. Namun,
pada penelitian-penelitian tersebut terdapat kekurangan yaitu pada jurnal pertama plat yang dideteksi merupakan plat
luar negeri yang tentunya akan berbeda jika diterapkan di Indonesia karena dilihat dari faktor warnanya yang berbeda.
Sedangkan pada jurnal kedua, deteksi plat nomor kendaraan hanya pada kendaraan pribadi atau yang berwarna hitam
saja. Seperti diketahui, di Indonesia terdapat berbagai jenis plat tetapi pada umumnya di ada 3 jenis plat yaitu plat
kendaraan pribadi (hitam), kendaraan angkutan umum (kuning) dan kendaraan milik pemerintah (merah).
Jadi, pada penelitian ini penulis akan mendeteksi area plat mobil tidak hanya kendaraan pribadi atau yang berwarna
hitam saja melainkan untuk mendeteksi plat kendaraan umum (kuning) dan juga kendaraan milik pemerintah (merah).
Berdasarkan jurnal sebelumnya, bahwa operasi morfologi citra merupakan metode yang baik untuk penerapan deteksi
area plat mobil. Oleh karena itu, penulis akan menggunakan metode tersebut dalam penelitian kali ini.

SNT2BKL-ST-36 294
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

1.2. Tinjauan Pustaka

a. Tanda Nomor Kendaraan


Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (disingkat TNKB) atau sering disebut plat nomor atau nomor
polisi (disingkat nopol) adalah plat aluminium tanda kendaraan bermotor di Indonesia yang telah didaftarkan
pada Kantor Bersama Samsat. Tanda Nomor Kendaraan Bermotor berbentuk plat aluminium dengan cetakan tulisan
dua baris.

• Baris pertama menunjukkan: kode wilayah (huruf), nomor polisi (angka), dan kode/seri akhir wilayah (huruf)
• Baris kedua menunjukkan bulan dan tahun masa berlaku, masing-masing dua digit (misalnya 01.20 berarti
berlaku hingga Januari 2020)
Warna TNKB (tanda nomor kendaraan bermotor) ditetapkan sebagai berikut:

• Kendaraan bermotor perseorangan dan sewa: warna dasar hitam dengan tulisan berwarna putih.
• Kendaraan bermotor umum: warna dasar kuning dengan tulisan berwarna hitam.
• Kendaraan bermotor milik pemerintah: warna dasar merah dengan tulisan berwarna putih.
• Kendaraan bermotor sementara: warna dasar putih dengan tulisan berwarna merah.
• Kendaraan bermotor korps diplomatik negara asing: warna dasar putih/merah dengan tulisan berwarna hitam.
• Kendaraan bermotor staf operasional korps diplomatik negara asing: warna dasar hitam dengan tulisan
berwarna putih serta terdiri dari lima angka dan kode angka negara yang dicetak lebih kecil dengan format sub-
bagian.
• Kendaraan bermotor di kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone) yang mendapatkan fasilitas pembebasan
bea masuk (berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan, kendaraan bermotor ini tidak boleh
dioperasionalkan/dimutasikan ke wilayah Indonesia lainnya): warna dasar hijau dengan tulisan hitam.
• Kendaraan tidak bermotor di Surabaya: warna dasar biru dengan tulisan putih.[1]

Berikut contoh plat yang akan digunakan dalam sistem :

(1) (2)

(3)

Gambar 1. (1) Plat Nomor Kendaraan Milik Pribadi, (2) Plat Nomor Kendaraan Umum, (3) Plat Nomor
Kendaraan Milik Pemerintah

SNT2BKL-ST-36 295
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

b. Morfologi

Morfologi merupakan teknik pengolahan citra berdasarkan bentuk segmen citra yang bertujuan untuk mengubah
bentuk objek pada citra asli. Proses tersebut dapat dilakukan pada citra grayscale maupun citra biner. Inti operasi
morfologi melibatkan dua larik piksel. Larik pertama berupa citra yang akan dikenai operasi morfologi, sedangkan
larik kedua dinamakan sebagai kernel atau structuring element (elemen penstruktur) (Shih, 2009). Jenis-jenis operasi
morfologi di antaranya adalah dilasi, erosi, closing, dan opening. Secara berurutan, persamaan yang digunakan untuk
masing-masing operasi yaitu:

Gambar 2. Persamaan yang Digunakan untuk Dilasi (1), Erosi (2), Closing (3) dan Opening (4) (Sumber :
Https://Pemrogramanmatlab.Com/Pengolahan-Citra-Digital/Operasi-Morfologi-Citra/)

• Dilasi adalah teknik untuk memperbesar segmen objek (citra biner) dengan menambah lapisan disekeliling
objek. Atau dengan menjadi titik latar (0) yang bertetangga dengan titik objek (1) menjadi titik objek (1).[4]

Gambar 3. Operasi Morfologi – Dilasi (sumber : https://devtrik.com/opencv/operasi-morfologi-pada-


pengolahan-citra/)

• Erosi atau pengikisan adalah kebalikan dari dilasi yaitu teknik yang bertujuan untuk memperkecil atau
mengikis tepi objek. Atau dengan menjadi titik objek (1) yang bertetangga dengan titik
latar (0) menjadi titik latar (0) .[4]

SNT2BKL-ST-36 296
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

Gambar 4. Operasi Morfologi – Erosi (sumber https://devtrik.com/opencv/operasi-morfologi-pada-pengolahan-


citra/)

• Opening adalah proses erosi yang diikuti dengan dilasi.Dimulai dengan melakukan erosi pada citra kemudian
hasil tersebut kembali dilakukan erosi. Opening biasanya digunakan untuk menghilangkan objek-objek kecil
dan kurus serta dapat membuat tepi citra lebih smooth (untuk citra berukuran besar).[4]

Gambar 5. Operasi Morfologi – Opening (sumber : https://devtrik.com/opencv/operasi-morfologi-pada-


pengolahan-citra/)

1.3. Metodologi Penelitian

Sistem pendeteksi area plat mobil ini dibangun dengan dengan program aplikasi Matlab R2013a dengan
menggunakan operasi morfologi citra. Pada penelitian ini, citra sampel yang menjadi input akan melalui beberapa
proses yaitu tahap grayscaling, deteksi tepi, erosi, opening dan dilasi serta pencarian titik putih yang nantinya akan
dikenali sebagai plat. Adapun gambaran umum sistemnya seperti terlihat pada gambar berikut

SNT2BKL-ST-36 297
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

Start

Input Citra

Grayscale

Deteksi Tepi

Erosi &
Opening

Dilasi

Cropping

End

Gambar 6. Gambaran Umum Sistem

a. Akuisisi Citra
Pada tahap ini, dataset yang didapatkan merupakan hasil pengumpulan citra dengan waktu pengambilan dan jarak
serta tinggi yang telah ditentukan.

b. Grayscaling
Pada tahap ini, setelah dilakukan penginputan citra selanjutnya akan diolah dengan mengkonversi citra RGB ke
citra berskala keabuan (grayscale) dengan menggunakan fungsi rgb2gray.
Hasil dari proses tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Konversi Citra Dari RGB Menjadi Grayscale

SNT2BKL-ST-36 298
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

c. Deteksi Tepi
Pada proses ini, citra hasil grayscale dilakukan proses pendeteksian tepi yang bertujuan untuk meningkatkan
penampakan garis batas atau daerah pada suatu citra. Proses deteksi tepi yang digunakan yaitu metode global
thresholding. Hasil dari proses tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 8. Hasil Deteksi Tepi

d. Erosi dan Opening


Erosi atau pengikisan adalah kebalikan dari dilasi yaitu teknik yang bertujuan untuk memperkecil atau mengikis
tepi objek. Atau dengan menjadi titik objek (1) yang bertetangga dengan titik latar (0) menjadi titik latar (0).
Opening adalah proses erosi yang diikuti dengan dilasi.Dimulai dengan melakukan erosi pada citra kemudian hasil
tersebut kembali dilakukan erosi. Opening biasanya digunakan untuk menghilangkan objek-objek kecil dan kurus
serta dapat membuat tepi citra lebih smooth (untuk citra berukuran besar).

Hasil dari proses tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 9. Citra Hasil Erosi dan Opening

e. Dilasi (Dilation)
Dilasi adalah teknik untuk memperbesar segmen objek (citra biner) dengan menambah lapisan disekeliling
objek. Atau dengan menjadi titik latar (0) yang bertetangga dengan titik objek (1) menjadi titik objek (1).
Hasil dari proses tersebut adalah sebagai berikut :

SNT2BKL-ST-36 299
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

Gambar 10. Hasil Proses Dilasi


f. Cropping
Cropping akan dilakukan melalui pencarian titik putih. Pencarian titik putih tersebut melalui pencarian secara
vertikal dan horizontal. Ukuran vertical dan horizontal yang telah diset akan dijadikan sebagai acuan pendeteksian
area plat. Jika ukuran titik putih sesuai dengan ukuran yang telah diset, maka titik putih tersebut akan dideteksi sebagai
plat. Setelah didapatkan hasil deteksi, sistem akan melakukan cropping otomatis dengan mengembalikan ke citra asli.

2. PEMBAHASAN
Pada sistem ini, citra yang diambil berjumlah 30, dimana 10 untuk plat nomor kendaraan pribadi (hitam), 10 untuk
plat nomor kendaraan umum (kuning) dan 10 untuk plat kendaraan milik pemerintah (10). Citra diambil dengan
menggunakan kamera smartphone dengan jarak dari plat ke kamera sejauh 100 cm dan tinggi kamera 90 cm. Waktu
pengambilan citra yaitu antara siang hari sampai dengan sore hari. Hasil deteksi plat dapat dilihat pada tabel di bawah
ini

Tabel 1. Hasil Deteksi Plat Nomor Kendaraan

Hasil Deteksi
No. Jenis Plat Jumlah Data Uji Akurasi (%)
Benar Salah
1. Plat kendaraan pribadi 10 plat 10 0 100%
(hitam)
2. Plat kendaraan milik 10 plat 7 3 70%
pemerintah (merah)
3. Plat kendaraan umum 10 plat 8 2 80%
(kuning)
Rata-rata akurasi 83,33%

Berikut contoh hasil deteksi area plat

(Berhasil)

(Berhasil)

SNT2BKL-ST-36 300
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

(Berhasil)

(Tidak berhasil)

(Berhasil)

(Tidak berhasil)

Seperti data yang terlihat pada tabel 1, bahwa dari 10 data uji plat nomor kendaraan pribadi atau yang berwarna
hitam menunjukkan hasil yang sempurna yaitu dari ke-10 data tersebut berhasil dideteksi. Sedangkan pada plat nomor
kendaraan milik pemerintah atau yang berwarna merah bahwa dari 10 data uji menunjukkan hasil sebanyak 7 plat
berhasil dideteksi sedangkan 3 plat lainnya tidak berhasil dideteksi. Kemudian pada plat nomor kendaraan umum atau
yang berwarna kuning menunjukkan hasil bahwa dari 10 data uji menunjukkan hasil sebanyak 8 plat berhasil dideteksi
sedangkan 2 plat lainnya tidak berhasil dideteksi.
3. KESIMPULAN
Penelitian ini telah melakukan pendeteksian area plat kendaraan pribadi, milik pemerintah dan juga kendaraan
umum menggunakan operasi morfologi yang meliputi proses dilasi, erosi dan opening.
Jadi, untuk jenis nomor kendaraan pribadi atau yang berwarna hitam dengan data uji sebanyak 10 plat mencapai
akurasi sebanyak 100%. Sedangkan pada nomor kendaraan umum atau yang berwarna kuning dengan data uji
sebanyak 10 plat menunjukkan tingkat akurasi sebesar 80%. Dan terakhir pada nomor kendaraan milik pemerintah
dengan data uji sebanyak 10 plat menunjukkan tingkat akurasi sebesar 70%. Jadi, tingkat rata-rata akurasi untuk semua
plat yaitu sebesar 83,33%. Hal ini menunjukkan bahwa operasi morfologi citra dapat diterapkan dalam deteksi area
plat mobil dengan hasil yang baik.
Diharapkan kedepannya sistem ini dapat menjadi solusi untuk pendeteksian posisi/area plat kendaraan dengan
lebih meningkatkan tingkat akurasinya serta dapat dikembangkan lebih lanjut pada sistem pengenalan karakter nomor
kendaraan/plat.

SNT2BKL-ST-36 301
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI TERAPAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL (SNT2BKL)
ISSBN : 978-602-71928-1-2

PUSTAKA
https://ilmupengetahuanumum.com/kode-plat-nomor-tanda-nomor-kendaraan-bermotor-di-indonesia/

Asif, M. R., Chun, Q., Hussain, S., Fareed, M. S., & Khan, S. 2017. Multinational vehicle license plate detection in
complex backgrounds. J. Vis. Commun. Image R. (doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.jvcir. 2017.03.020,
diakses pada 1 Oktober 2018).
Muchtar, M. (2018). Indonesian License Plate Detection under Various Lighting Conditions using Mathematical
Morphology Method. Manuscript submitted for publication.
https://devtrik.com/opencv/operasi-morfologi-pada-pengolahan-citra/
https://pemrogramanmatlab.com/pengolahan-citra-digital/operasi-morfologi-citra/
Arini,. Fahrianto, F., Andra, A. & Muharram, T.A. 2015. Pendeteksian Posisi Plat Nomor Mobil Menggunakan
Metode Morfologi Dengan Operasi Dilasi, Filling Holes Dan Opening. Jurnal Teknik Informatika, Vol. 8,
No 1, (digilib.mercubuana.ac.id, diakses pada 1 Oktober 2018) .

SNT2BKL-ST-36 302
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai