Pada umumnya persediaan yang ada di perusahaan terdiri dari : (1) persediaan barang jadi, (2)
Persediaan dalam proses (barang setengah jadi), dan (3) persediaan bahan baku. Persediaan barang jadi,
merupakan barang yang diproduksi namun belum terjual sehingga per tanggal tertentu masih ada
digudang dan tercatat di neraca. Persediaan barang jadi sebenarnya merupakan masalah koordinasi
produksi dan penjualan, sehingga persediaan barang jadi dapat ditekan sekecil mungkin bahkan bisa
zero per akhir periode (31 Desember), hal ini dapat dimungkinkan manajer keuangan memberikan
peluang untuk menyediakan insentif melalui toleransi penjualan dengan sistim kredit, atau upaya lain
misalnya pemberian diskon sehingga barang laku terjual meskipun dijual dengan sistim kredit sehingga
akun dalam neraca berbentuk piutang bukan barang. Piutang untuk menjadi kas tinggal satu langkah
lagi. Persediaan barang dalam proses dipengaruhi lamanya proses produksi, yaitu waktu yang
dibutuhkan sejak bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi.
Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi,
ketepatan waktu pemasok (supplier) bahan baku dalam menyediakan bahan baku.
Alasan Persediaan (bahan baku) perlu Dikelola dengan Baik dan Benar
1. Jumlah (kuantitas) persediaan relative besar, sehingga ada potensi permasalahan yang besar
pula pada perediaan yang dikelola misalnya keterlambatan datangnya bahan baku, tingkat harga
yang sewaktu waktu bisa berubah, dan ketersediaan tempat (Gudang penyimpanan),
karakteristik bahan baku tersebut misalnya, penggolongan jenis barang yang relative banyak,
4. Pemesanan dan penyimpanan bahan baku perlu biaya yang berakibat pada biaya persediaan
Analisis Persediaan
Persoalan persediaan tidak terbatas pada jumlah yang ada dan rencana berikutnya untuk dikemanakan
persediaan tersebut, lebih lebih persediaan bahan baku karena perseolan bahan baku tidak hanya pada
pengadaan saja tapi persoalan penyimpanan dan kaitannya dengan proses produksi. Kekurangan
tersedianya bahan baku akan mengganggu proses produksi yang selanjutnya akan mengganggu tingkat
penjualan dan akhirnya tidak bisa terpenuhinya pelanggan atau konsumen. Keadaan tersebut menjadi
fatal karena berakibat kekecewaan pelanggan sehingga kepercayaan pelanggan menjadi turun (hilang).
Sebaliknya kelebihan ketersediaan bahan baku (dari yang seharusnya) akan berakibat besarnya biaya
penyimpanan sehingga biaya persediaan menjadi bertambah besar dari yang seharusnya dan akan
berujung pada bertambahnya harga pokok barang yang diproduksi sehingga bisa mengakibatkan harga
jual barang tidak bisa bersaing. Oleh karena itu persoalan persediaan (bahan baku) perlu perencanaan
yang teliti yaitu kuantitas dan kualitas barang, harga barang yang dibeli, sistim pembayaran, sistim
Tindakan pertama yang diperlukan dalam analisis biaya persediaan adalah identifikasi biaya biaya yang
besarnya proporsional terhadap besar kecilnya bahan baku yang dibeli (termasuk frequensi pembelian)
dan disimpan di Gudang. Biaya biaya yang relevan dan proporsional dengan pembelian persediaan
(bahan baku) antara lain biaya pemesanan, termasuk di dalamnya adalah biaya transport, biaya
bongkar-muat, biaya administrasi pembelian. Sedangkan yang termasuk biaya penyimpanan meliputi
biaya gudang (sewa), biaya asuransi, biaya modal, biaya kerusakan/keusangan barang, biaya keamanan,
biaya pemeliharaan. Semakin sering frekuensi pembelian barang (dalam rangka menekan jumlah
pembelian) sehingga persoalan penyimpanan digudang bisa ditekan termasuk biaya penyimpanan
namun konsekuensinya biaya pembelian (pemesanan) menjadi besar, sebaliknya bila pembelian atau
pemesanan frekuensinya diperkecil sehingga jumlah yang dipesan (dibeli) jumlahnya besar, maka akan
berakibat biaya penyimpanan menjadi besar karena barang disimpan menjadi besar. Oleh karena itu
disusun suatu model yang memadukan atau mengkombinasikan dua biaya (biaya simpan dan biaya
pesan) tersebut sehingga diperoleh besaran biaya persediaan yang paling ekonomis. Model tersebut
yang disebut sebagai Economic Order Quantity (EOQ) yaitu jumlah pembelian yang paling ekonomis
----------
/2RxS
EOQ = / ----------------
V PxI
Keterangan :
EOQ = Q = Jumlah atau Quantitas yang dibeli (pemebelian yang paling Ekonomis) sekali beli
I = Biaya simpan yang dihitung berdasar persentase dari nilai rata rata barang yang disimpan
Biaya persediaan atas pembelian pada tingkat EOQ :
----------------- +
==========
Contoh :
Diketahui : R = 3.600 unit ; biaya pesan per sekali pesan = Rp125.000,- ; Biaya Simpan 25% dan Harga per
unit Rp40.000,- Hitung EOQ dan Biaya persediaan total bilama cara pembelian dengan model EOQ.
Jawab : ------------------------
/ 2 (3.600)(125.000)
V (40.000)(0,25)
EOQ = 300 unit ( kebutuhan sebanyak 3600 unit dipenuhi dengan cara pembelian sekali beli
sebanyak 300 unit sehingga frequensi pembelian sebanyak 12 kali.
Biaya Persediaan pada tingkat EOQ :
Bila pembelian di luar (lebih kecil atau lebi besar) dari model EOQ maka biaya persediaan akan lebih
besar dari biaya dengan model EOQ (contoh di atas : Rp3.000.000,) :
Misalnya :
Investasi bagi perusahaan adalah aktivitas untuk mendapatkan return (imbal hasil), oleh karena setiap
dana yang ditanamkan dalam instrument investasi apapun memerlukan pemikiran yang cermat, yaitu
imbal hasil yang diharapkan dan besarnya resiko yang akan ditanggung oleh Investor. Investasi
merupakan kegiatan bisnis yang menyangkut jangka waktu yang akan datang (pendek, menengah, dan
Panjang). Jangka waktu yang akan datang tidak bisa dipastikan seratus persen karena ada probabailitas
tidak terjadinya hasil yang diharapkan. Resiko kegagalan dan resiko nilai waktu dari uang harus
Di dalam analisis tingkat kelayakan suatu investasi didasarkan pada arus kas bersih masuk (disebut :
Proceeds).
Umur ekonomis
TUGAS :
Tingkat interest = 10 %
1 100.000,-
2 200.000,-
3 200.000,-
4 200.000,-
5 300.000,-
6 400.000,-