Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat mengembalikan alat
genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu sekitar 42 hari atau enam
minggu atau satu bulan tujuh hari.(Ilmui kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana, Manuaba, hal 195).
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6
minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:
1.Perubahan fisik
2.Involusi uterus dan pengeluaran lochia
3. Laktasi/pengeluaran ASI
4.Perubahan psiikis
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genital ini dalam
keseluruhannya disebit involusi.(Ilmu Kebidanan, Sarwono, hal.237).
Perawatan postpartum dimulai sejak  kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan-
kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi.(ilmu kebidanan, Sarwono, hal.238).
B.Tujuan
1.Tujuan Umum
Memberi asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan tepat dan benar sehingga tidak terjadi
komplikasi, yang dapat mengakibatkan kematian pada ibu.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan dan melakukan konsep dasar serta manajemen kebidanan pada ibu post
partum.
b. Mampu mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah dan melakukan analisa data, membuat
rencana management, mengimplementasi rencana dan mengevaluasi tindakan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Masa Nifas


Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali
seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6-40 hari. Lamanya masa nifas ini
yaitu ± 6 – 8 minggu.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi
minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang
normal.
B.Klasifikasi Masa Nifas
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan –
jalan.
2.Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8
minggu.
3.  Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah
baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.
C.  Tujuan Asuhan Nifas
Asuhan nifas bertujuan untuk :
1.  Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.
  2.   Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang sehat.
4. Memberikan pelayanan KB.
5. Mempercepat involusi alat kandung.
6.Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
7.Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan
8. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme.
D.  Perubahan–Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Nifas
1. Perubahan Fisiologi Masa Nifas Pada Sistem Reproduksi
Pada masa nifas ini akan terjadi perubahan fisiologi, yaitu :
a.     Alat genitalia
Alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil atau sering disebut involusi,selain itu juga perubahan-perubahan
penting lain,yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi karena laktogenik hormone dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjar mammae.
b.  Fundus Uteri
Setelah plasenta lahir, TFU setinggi pusat, beratnya mencapai 1000 gr, diameter 12,5
cm.Setelah 1 minggu, TFU ½ pstsymphisis, beratnya 500 gr, diameter 7,5 cm.
Setelah 14 hari TFU tidak teraba, beratnya 350 gr, 5 cm
6 minggu post partum, TFU Normal, beratnya 60 gr, diameter 2,5 cm.
c.Serviks
Segera setelah post partum bentuk servik agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan
oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik uteri tidak berkontraksi,
sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam
cincin.
D.Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang selama kehamilan dan
partus, setelah jalan lahir, berangsur-angsur ciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang
ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Tidak
jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan karena ligamenta,
fasia, jaringan alat penunjang genetalia menjadi menjadi agak kendor. Untuk memulihkan
kembali jaringan-jaringan penunjang alat genitalia tersebut, juga otot-otot dinding perut dan
dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu. Pada 2 hari post partum
sudah dapat diberikan fisioterapi. Keuntungan lain adalah dicegahnya pula statis darah yang
dapat mengakibatkan thrombosis masa nifas.
E.Tujuan Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1.  Kunjungan I
6- 8 jam setelah persalinan :
Tujuannya :
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2)  Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut
3)Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4) Pemberian ASI awal.
5)       Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
6)       Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2.       Kunjungan II
6          hari setelah persalinan :
Tujuannya: :
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2)  Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
3)  Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat
4)  Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
5)  Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
3.       Kunjungan III
2         minggu setelah persalinan
Tujuannya :
Sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4.       Kunjungan IV
6         minggu setelah persalinan
Tujuannya
1)       Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami
2)       Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998)
Tujuan kunjungan masa nifas antara lain yaitu :
a.    Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
b.    Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu
nifas dan bayinya
c.    Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
d.    Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun
bayinya

F.   Perawatan Masa Puerperium


Perawatan pueperium lebih aktif dengan dianjurkan untuk melakukan “ mobilisasi dini ”( early
mobilization). Perawatan mobilisasi mempunya keuntungan :
a.   Melancarkan pengeluaran lokia, mengurangi infeksi pueperium
b.   Memperlancar involusi alat kandungan
c.    Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan
d.    Menigkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran
sisa metabolisme.
G. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun
peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas antara lain:
1.   Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan
ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas
2.   Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3.   Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4.    Membuat kebijakan perencanaan program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan anak dan
mampu melakukan kegiatan administrasi
5.   Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
6  Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan
kebersihan yang aman
7.  Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8.    Memberikan asuhan kebidanan secara professional
BAB III

Penyuluhan Kesehatan Tentang Pasien Ibu Nifas

Pengaruh Status Gizi Ibu Pada Menyusui


Hubungan antara data antropometri sang busui – misalnya Body Mass Index (BMI)- dengan
volume atau energi yang dihasilkan dari ASI juga tidak dapat dibuktikan keterkaitannya hingga
saat ini. Studi studi ilmiah bahkan membuktikan bahwa dengan status gizi ibu yang marjinal,
kuantitas ASI yang dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan sang bayi.
Data antropometri sendiri, misalnya BMI,biasanya akan berpengaruh terhadap berat badan
bayi yang akan dilahirkan, namun tak ada kaitannya dengan produksi ASI. Karenanya busui
yang kurus, normal ataupun “overweight” sebenarnya tidak perlu mengkhawatirkan volume
produksi ASI yang dihasilkan. Dengan bekal keyakinan produksi ASI akan mencukupi kebutuhan
si kecil dan seringnya intensitas si kecil menyusu pada ibu, maka akan dijamin produksi ASI
akan sesuai dengan kebutuhan sang buah hati .

ASI dan PUTING SUSU


Untuk mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengkonsumsi sayuran hijau,
kacang – kacangan dan minum sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si bayi masih dalam kandungan.
Karena ini merupakan awal yang baik untuk mendapatkan ASI yang banyak, jangan lupa
perawatan dengan menggunakan Baby Oil dan massage di sekitar payudara selama hamil juga
dapat membantu puting yang mendelep.Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah
melahirkan, Ibu juga sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan makanan bergizi lainnya
agar produksi ASI semakin meningkat.
Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak ASI;
1.   Tentu saja makanan yang di konsumsi harus makanan yang bergizi,
2.   Minum susu madu
3.   Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari
4.    Sayur Hijau dapat membantu menghasilkan ASI (Misalnya; sayur daun katuk dan bayam, sayur
jantung pisang, sayur daun pepaya dll)
5.    Kacang-kacangan juga bagus untuk memproduksi ASI (misalnya : kacang hijau atau kacang
goreng / rebus bisa dijadikan camilan untuk ibu menyusui)
6.   Banyak makan buah-buahan yang mengandung aiR
7.   Jangan stress, sedih, marah atau perasaan-perasaan negatif lainnya
8.   Tambahkan vitamin bila diperlukan
Selama masa nifas dapat terjadi 4 masalah utama :

1. Perdarahan pasca persalinan


2. Infeksi masa nifas
3. Tromboemboli
4. Depresi pasca persalinan

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

1. Perdarahan pasca persalinan PRIMER


o Perdarahan > 500 ml yang terjadi dalam waktu 24 jam pasca persalinan
2. Perdarahan pasca persalinan SEKUNDER
o Perdarahan abnormal yang terjadi setelah 24 jam pasca persalinan sampai
berakhirnya masa nifas.

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN PRIMER :

Perdarahan pasca persalinan primer adalah perdarahan lebih dari 500 ml dalam waktu 24 jam
pertama pasca persalinan.

Etiologi :

1. Atonia uteri dan


2. Sisa plasenta ( 80%)
3. Laserasi jalan lahir (20% )
4. Gangguan faal pembekuan darah pasca solusio plasenta

Faktor resiko :

1. Partus lama
2. Overdistensi uterus ( hidramnion , kehamilan kembar, makrosomia )
3. Perdarahan antepartum
4. Pasca induksi oksitosin atau MgSO4
5. Korioamnionitis
6. Mioma uteri
7. Anaesthesia

Diagnosis :

Jumlah perdarahan pasca persalinan yang sesunguhnya sulit ditentukan oleh karena sering
bercampur dengan cairan amnion, tercecer, diserap bersama dengan kain dan lain sebagainya.

Perdarahan pervaginam yang profuse dapat terjadi sebelum plasenta lahir atau segera setelah
ekspulsi plasenta. Perdarahan dapat terjadi secara profus dalam waktu singkat atau sedikit sedikit
diselingi dengan kontraksi uterus.
PENATALAKSANAAN :

A. Perdarahan kala III ( plasenta belum lahir )

Masase fundus uterus untuk memicu kontraksi uterus disertai dengan tarikan talipusat terkendali.
Bila perdarahan terus terjadi meskipun uterus telah berkontraksi dengan baik, periksa
kemungkinan laserasi jalan lahir atau ruptura uteri

Bila plasenta belum dapat dilahirkan , lakukan plasenta manual

Bila setelah dilahirkan terlihat tidak lengkap maka harus dilakukan eksplorasi cavum uteri atau
kuretase

B. Perdarahan pasca persalinan primer ( true HPP )

1. Periksa apakah plasenta lengkap


2. Masase fundus uteri
3. Pasang infuse RL dan berikan uterotonik ( oksitosin , methergin atau misoprostol )
4. Bila perdarahan > 1 L pertimbangkan tranfusi
5. Periksa faktor pembekuan darah
6. Bila kontraksi uterus baik dan perdarahan terus terjadi , periksa kembali kemungkinan
adanya laserasi jalan lahir
7. Bila perdarahan terus berlangsung , lakukan kompresi bimanual
8. Bila perdarahan terus berlangsung , pertimbangkan ligasi arteri hipogastrika

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN SEKUNDER

Etiologi utama adalah :

1. Proses reepitelialisasi ‘plasental site’ yang buruk ( 80% )


2. Sisa konsepsi atau gumpalan darah

Bila dengan pemeriksaan ultrasonografi dapat diidentifikasi adanya masa intra uterin (sisa
konsepsi atau gumpalan darah ) maka harus dilakukan evakuasi uterus
Terapi awal :

1. Memasang cairan infuse dan


2. Memberikan uterotonika (methergin 0.5 mg intramuskular)
3. Antipiretika dan Antibiotika (bila ada tanda infeksi)
4. Kuretase hanya dilakukan bila ada sisa konsepsi

INFEKSI MASA NIFAS

FEBRIS PUERPERALIS adalah meningkatnya suhu tubuh diatas 380 C selama 24 jam yang
terjadi setelah hari pertama sampai hari ke 10 pasca persalinan atau abortus.

Infeksi dapat bersifat genital atau non – genital

Etiologi :

INFEKSI GENITAL

1. Patogen potensial yang berada dalam vagina secara normal :


1. Streptococcus anerobik
2. Basil gram negatif anerobik
3. Streptococcus hemolyticus (selain group A)
2. Bakteri yang berasal dari organ visera sekitar :
1. E Coli
2. Clostridium Welchii
3. Bakteri yang berasal dari organ yang jauh :
1. Stafilokok
2. Streptokus Hemolitikus Grup A
4. Mycoplasma hominis

INFEKSI NON – GENITAL :

1. Infeksi traktus urinarius : E Coli


2. Infeksi mamme : stafilikok

LOKASI dan PENYEBARAN INFEKSI

Sebagian besar infeksi nifas yang berasal dari traktus genitalis merupakan infeksi ascending dari
vagina atau servik dan mengadakan infeksi pada lokasi plasenta. Penyebaran selanjutnya dari
tempat ini dapat terus keatas mengenai tuba falopii – parametrium sehingga menyebabkan pelvio
peritonitis.
DIAGNOSIS

 Pemeriksaan payudara : mastitis


 Pemeriksaan urine : bakteriuria
 Palpasi abdomen : nyeri abdomen
 Inspeksi genitalia : infeksi luka jalan lahir
 Hapusan vagina : pemeriksaan bakteriologi

TERAPI :

 Rawat di RS
 Antibiotika spektrum luas yang tepat
 Metronidazole 3 x 500 mg selama 5 hari

DEPRESI PASCA PERSALINAN

8 – 12% wanita pasca persalinan akan menampakkan tanda – tanda depressi dalam 5 bulan
pertama pasca persalinan.

Resiko tinggi mengalami kejadian ini :

1. Ibu berusia < 16 tahun


2. Riwayat keluarga dengan depresi atau pernah menderita depresi
3. Depresi pada masa hamil
4. Masalah hubungan keluarga pada masa remaja
5. Tidak ada dukungan dari pasangan selama kehamilan , persalinan
6. Merawat bayi sendirian tanpa keluarga atau teman
7. Pengalaman negatif saat berhubungan dengan tenaga kesehatan selama kehamilan
8. Riwayat komplikasi kehamilan

PSIKOSIS PASCA PERSALINAN

1 – 3% wanita mengalami kejadian psikosis pasca persalinan dalam bentuk manik atau depresi
naun ada juga yang diselingi dengan episode skisofrenik

Gangguan ini dapat terjadi secara mendadak pada hari 5 – 15 pasca persalinan. Pada awalnya
pasien merasa bingung , cemas, tidak dapat tidur dan sedih. Delusi ( merasa bahwa anaknya
mengalami sesuatu yang berbahaya ) atau halusinasi terjadi dengan cepat.Pasien harus segera
memperoleh perawatan secara profesio
Pengertian KMS

Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang
dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

B. Manfaat KMS

Manfaat KMS-Balita adalah :

Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balitasecara lengkap,
meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.

Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.

Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan
dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :

Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan

Semua kolom isian diiisi dengan benar

Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat

Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita

Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan

Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan yang
sesuai.
Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang dan hasil
penimbangannya dicatat dalam KMS

KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau
fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.

C. Cara memantau pertumbuhan Balita

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di
KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil
penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan
anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan
selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 2000).

a). Balita naik berat badannya bila :

 Garis pertumbuhan-nya naik mengikuti salah satu pita warna ,atau


 Garis pertumbuhan-nya naik pindah ke pita warna diatasnya

Gambar a. Indikator KMS bila balita naik berat badannya

b). Balita tidak naik berat badannya bila :

Garis pertumbuhan-nya turun, atau

Garis pertumbuhan-nya mendatar, atau

Garis pertumbuhan-nya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya

Gambar b. Indikator KMS bila balita tidak naik berat badannya

c). Berat badan balita dibawah garis merah :

Artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus,
sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
Gambar c. Indikator KMS bila berat badan balita dibawah garis merah

d). Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak nail (3T), artinya balita mengalami
gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

e). Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

Gambar e. Indikator KMS bila berat badan balita naik setiap bulan

f) Balita sehat, jika : Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke
pita warna diatasnya.

D. Cara Pengisian KMS-Balita

Selain terdapat grafik pertumbuhan dan pesan-pesan penyuluhan, dalam KMS balita terdapat
juga kolom-kolom yang harus diisi yaitu tentang identitas anak, imunisasi, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi infeksi/infestasi cacing/ISPA/Anemia/TBC paru/penyakit lain, pemberian
ASI-eksklusif, MP-ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas.

Agar KMS -Balita dapat dipakai untuk melakukan tindak lanjut pelayanan kesehatan dan gizi
secara tepat, maka KMS harus diisi secara benar dengan mempertimbangkan beberapa
masalahyang sering timbul, yaitu :

1. Ketidak-akuratan pencatatan umur anak

2. Kesulitan memperoleh informasi tanggal/bulan lahir

3. Kesalahan menimbang

4. Kesalahan penempatan titik berat badan pada grafik

5. Kesulitan memahami arti pita warna pertumbuhan

6. Kesulitan menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak

7. Kesulitan melakukan tindakan yang efektif


 Pada penimbangan pertama

Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan
dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu, sesuai dengan Langkah pertama, Langkah
kedua, dan Langkah ketiga.

Langkah pertama : Mengisi nama anak dan nomor pendaftaran. Pada halaman muka
KMS, isilah nama anak dan nomor pendaftaran sesuai dengan nomor
registrasi yang ada di posyandu.

Langkah kedua : Mengisi kolom identitas yang tersedia pada halaman dalam KMS Balita

1. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar

2. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama kali.

3. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak, sama seperti halaman depan KMS

4. Kolom "Laki-laki" diisi tanda  apabila anak tersebut laki-laki dan demikian pula bila
perempuan.

5. Kolom "anak yang ke" diisi nomor urut kelahiran anak dalam keluarga (termasuk anak
yang meninggal).

6. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *)

7. Kolom "Berat Badan Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat
dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam
grafik KMS pada bulan "0".

8. Kolom "Nama ayah" dan "Nama Ibu" beserta pekerjaannya diisi nama dan pekerjaan ayah
dan ibu anak tersebut.

9. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap.


Langkah ketiga : Mengisi kolom bulan lahir.

Selanjutnya cantumkan bulan lahir anak pada kolom 0, kemudian isilah semua kolom bulan
secara berurutan

Misalnya : Bulan lahir anak Agustus 2000, maka cantumkan bulan Agustus 2000 di kolom
tersebut. Kemudian isi semua kolom bulan September 2000, Oktober 2000,
dan seterusnya.

Langkah keempat : Meletakkan Balita titik berat badan pada grafik KMS

Setelah anak ditimbang, letakkan titik berat badannya pada titik temu garis tegak (sesuai dengan
bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan).

Contoh : Rudi dalam penimbangan bulan Mei 2000 berat badannya 7,5 kg. Karena baru satu kali
ditimbang, maka hanya ada satu titik berat badan dan tidak bisa dibuat.

Langkah kelima : Mencatat keadaan kesehatan, makanan dan keadaan lainnya.

Catat juga semua kejadian yang dialami anak yang dapat mem-pengaruhi kesehatannya, pada
garis tegak (lihat contoh), sesuai bulan bersangkutan.

Langkah keenam : Mengisi kolom pemberian imunisasi.

Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan

Langkah ketujuh : Mengisi kolom pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi

Langkah kedelapan : Mengisi kolom Periode Pemberian ASI Ekslusif

2 dan 3 diisi E0, E1, E2 dan E3. Sedangkan kolom 4 diisi dengan tanda kurang (-), karena anak
sudah mulai diberi makan bubur tim lumat
Kolom ini digunakan oleh kader untuk mencatat tanggal pemberian kapsul vitamin A yang
diberikan kepada bayi 6-11 bulan (warna biru) dan anak 12-59 bulan (warna merah) pada setiap
bulan Februari dan Agustus.

1. Lakukan langkah keempat

Jika bulan lalu anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam
bentuk garis lurus. Jika jarak antara penimbangan bulan ini dan penimbangan sebelumnya lebih
dari satu bulan, maka titik berat badan bulan ini tidak dapat dihubungkan dengan titik berat
badan sebelumnya.

2. Lakukan langkah kelima

Catat juga semua kejadian yang dialami anak pada garis tegak sesuai bulan bersangkutan.

Apabila anak mendapat imunisasi, lakukan langkah keenam.

Apabila anak ditimbang pada bulan kapsul vitamin A (Februari atau Agustus), maka
jika anak diberi kapsul vitamin A, lakukan langkah ketujuh.

Apabila umur bayi masih dibawah 5 bulan, lakukan langkah kedelapan.

E. Tindakan berdasarakan catatan dalam KMS

Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan kesehatan anak dalam
KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan konseling atau dialog dengan ibu balita
tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan
anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan anak pada KMS-
Balita.

Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali secara mendalam


tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah grafik.

Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah:
Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang baik/meningkat
berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi seimbang.

Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun karena
sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang perlu digali dari
ibu.

Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik pertumbuhan
anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang keadaan kesehatan anaknya.

membuat garis pertumbuhannya (jika bulan lalu juga ditimbang). Dengan membandingkan berat
badan bulan ini dengan bulan lalu dapat diketahui hasil penimbangan saat ini garis pertumbuhan
naik, tIdak naik atau di bawah garis merah (BGM).

Setelah diketahui hasil penimbangan anak tersebut, dilakukan tindakan sebagai berikut:

1. Jika garis pertumbuhan naik, diberikan pujian serta nasehat agar meneruskan cara
pemberian makanan kepada anaknya, namun dianjurkan agar makan lebih banyak lagi
karena anak akan terus tumbuh dan diupayakan berat badannya bulan depan naik lagi..
2. Jika garis pertumbuhan tidak naik :

a. Timbangan tidak naik 1 kali (1T), tanyakan riwayat makanan dan penyakitnya, kemudian
berikan nasehat makanannya. Berikan motivasi agar bulan depan naik BB nya.

b. Timbangan tidak naik 2 kali (2T), tanyakan riwayat makanan dan penyakit kemudian berikan
nasehat makanannya. Apabila anak kelihatan sakit segera dikirim ke puskesmas/fasilitas
pelayanan kesehatan lain.

c. Timbangan tidak naik 3 kali (3T), anak dirujuk ke puskemas /fasilitas pelayanan kesehatan
lain.

3. Jika garis pertumbuhan di bawah garis merah (BGM), anak harus segera dirujuk ke
puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lain
a. jika tanda klinis (-), berikan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-Pemulihan).

b. Jika tanda klinis (+), lakukan 10 langkah Tata laksana Gizi Buruk dan obati jika ada penyakit
penyerta.

F. Nasehat makan bayi dan anak sesuai hasil penimbangan

Konseling tentang nasehat makanan bayi dan anak dibedakan menurut umur anak, yaitu 0- 4
bulan, 4 - 6 bulan, 6 -12 bulan, 12 - 24 bulan, 24 bulan ke atas.

BAYI UMUR 0 – 4 BULAN

1.Berat badan bayi naik

Berikan ASI sesuai keinginan bayi, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam.

Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.

2.Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu
yang dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.

Tanyakan kemungkinan hambatan pembe-rian ASI. Beri nasehat sesuai masalah ibu.

Berikan ASI kepada bayi setiap hari 3 – 5 kali lebih sering dari biasanya.

Tiap hari ibu perlu makan 1-2 piring makan-an sehat lebih banyak dibanding sebelum hamil
dan menyusui, serta minum 3 kali 2 gelas air putih disamping jumlah yang biasa diminumnya
sehari-hari.

Apabila ada jamu yang manjur untuk melan-carkan ASI, anjurkan ibu meminumnya.

3.Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.


Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya.
Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.

Kalau sudah, beri nasehat agar ibu tiap hari makan 2 piring lebih banyak dari biasanya.

Jika ada penyakit konsultasikan ke petugas kesehatan/puskesmas.

4.Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Rujuklah ke puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

5.Bayi dibawah garis merah (BGM)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah
Sakit.

BAYI UMUR 4 – 6 BULAN

1. Berat badan bayi naik

Beri pujian kepada ibu

Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang
maupun malam)

Beri Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan

Pemberian MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi.

MP-ASI adalah Makanan Pendamping ASI dan bukan Makanan Pengganti ASI, dan dapat
berupa:
 Bubur tim lumat ditambah hati ayam/ ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang-
hijau/ dan tambahkan sedikit santan/minyak

2. Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu
yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu

Konsultasikan dengan petugas kesehtan/puskesmas

Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari (pagi, siang
maupun malam).

Beri MP-ASI 3 kali sehari, tiap kali 1 piring sedang.

Pemberian ASI dan MP-ASI dilakukan secara bergantian sesuai dengan jadwal makan bayi.

3. Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya, dan beri nasehat sesuai masalahnya.
Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu, dengan memberikan kepada anak MP-ASI 3 x
sehari, tiap kali satu piring sedang.

Kalau sudah dilaksanakan, berikan MP-ASI 1 piring lebih banyak dari bulan lalu.

Jika anak sakit, segera rujuk ke puskesmas

4. Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan lebih
lanjut.
5. Bayi di bawah garis merah (BGM)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah
Sakit.

BAYI UMUR 6 – 12 BULAN

1.Berat badan bayi naik

Beri pujian kepada ibu.

Lanjutkan pemberian ASI sesuai keinginan anak.

Berikan nasi lunak ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/ daging/ wortel/bayam/kacang-


hijau/sedikit santan/minyak

Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari.

2.Berat badan bayi satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu
yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan dengan petugas
kesehatan.

Berikan ASI sesuai keinginan anak.

Berikan MP-ASI 5 kali sehari satu piring sedang.

Berikan 2 kali nasi dengan lauk-pauk yang dihaluskan

3.Berat badan bayi dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.


Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya.
Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.

Jika sudah dilaksanakan, disamping makanan sehari-hari, anak perlu diberi tambahan penganan
atau kudapan..

Jika masih sakit, konsultasikan dengan petugas kesehatan.

4.Berat badan bayi tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan lebih
lanjut.

5.Berat badan bayi dibawah garis merah (BGM)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah
Sakit.

ANAK UMUR 12 – 24 BULAN

1. Berat badan naik

Berikan ASI sesuai keinginan anak

Anak sudah bisa diberi makanan orang dewasa

Berikan makanan dewasa tersebut 3 x sehari

Berikan juga makanan selingan 2 x sehari di antara waktu makan seperti bubur kacang hijau,
pisang, biskuit, nagasari dsb.
2.Berat badan anak satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu
yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas kesehatan.

Berikan ASI sesuai keinginan anak.

Berikan makanan orang dewasa 5 kali sehari.

3.Berat badan anak dua bulan berturut0turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya.
Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.

Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, perbaiki nafsu makan anak
dengan jalan mengganti-ganti hidangannya.

Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas

4.Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan lebih
lanjut

5.Berat badan anak dibawah garis merah

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah
Sakit.
ANAK UMUR 24 BULAN KEATAS

1. Berat badan anak naik ]

Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari

Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang hijau,
biskuit.

Pemberian makanan selingan dilakukan antara waktu makan makanan pokok.

2. Berat badan anal satu bulan tidak naik (1T)

Tanyakan apakah anak sedang sakit, atau baru sembuh dari sakit, atau telah terjadi sesuatu
yang dapat mengakibatkan pertumbuh-annya terganggu. Konsultasikan ke petugas kesehatan.

Berikan makanan setengah bagian dari jumlah yang dimakan ayahnya

3. Berat badan anak dua bulan berturut-turut tidak naik (2T)

Tanyakan apakah semua nasehat bulan lalu sudah dilaksanakan.

Kalau belum, tanyakan apa yang menjadi hambatannya. Beri nasehat sesuai masalahnya.
Ulangi nasehat yang diberikan bulan lalu.

Jika sudah dilaksanakan, tambah-kan porsi/frekuensi makan, usahakan sekali dalam sehari
anak makan bersama anak-anak lainnya.

Jika sakit, periksakan ke petugas kesehatan/puskesmas.

4.Berat badan anak tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.


Tulis Surat Pengantar rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit untuk pemeriksaan kesehatan lebih
lanjut.

5.Berat badan anak di bawah garis merah (BGM)

Jelaskan kepada ibunya, mengenai arti grafik berat badan anaknya.

Tulis Surat Pengantar bagi ibu untuk memeriksakan kesehatan anaknya ke Puskesmas/Rumah

G. Nasehat perkembangan anak

1. Gambar-gambar anak di atas grafik pertumbuhan menunjukkan sebagian kemampuan


perkembangan yang harus dicapai semua anak pada rentang umur yang ada (misalnya "pada
umur 3-6 bulan anak dapat mengangkat kepala dengan tegak, pada posisi telungkup).

2. Yang harus dianjurkan oleh petugas kesehatan kepada ibu balita ialah sebagai berikut:

a.Umum:

Ibu yang baik adalah ibu yang:

Merasa percaya diri sebagai ibu

Peka dan selalu menanggapi perilaku anak dalam kata-kata dan perasaan

Menyediakan alat mainan sesuai umur dan menyempatkan diri bermain dengan anaknya

Memperkenalkan lingkungan hidup (orang dan barang) kepada anaknya.

C.Khusus
Bila umur anak yang sesuai kemampuan (seperti gambar) pada KMS, ibu harus diberi tahu
agar melatih anaknya melakukan kemampuan tersebut.

Bila umurnya sudah lewat (misalnya pada umur 6 bulan belum dapat mengangkat kepala) ibu
harus membawa anaknya ke Puskesmas.

KESIMPULAN

Kartu menuju sehat (KMS), sangat diperluakan dan tidak hanya bermanfaat bagi balita,
tetapi juga bagi ibu-ibu, staf kesehata. Dengan KMS kita dapat memantau pertumbuhan balita
dengan baik., bagaimana cara memantau pertumbuhan balita, bagaimana cara mengisi KMS
balita dengan benar, bagaimana melakukan tindakan segera berdasarkan catatan KMS balita dan
bagaimana cara memberikan nasehat dan pesan-pesan tentang makanan balita sesuai dengan
hasil penimbangan. Makalah ini juga disebutkan pengertian naik (N) yang berarti anak sehat dan
tidak naik (T1, T2, T3) yang berarti anak tidak sehat dan perlu mendapat intervensi langsung dari
kader dan petugas. Selain itu juga jika anak berada di bawah garis merah (BGM) yang perlu
mendapat tindak lanjut dengan segera. Hal itu juga dapat terlihat dan digambarkan di dalam alur
tindakan berdasarkan hasil penimbangan.

B.         Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan
pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu post
partum agar keadaan ibu dan janin terselamatkan.

DAFTAR PUSTAKA
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonata. Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo,Jakarta
Ambarwati, 2008.
Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Mochtar, 1990. Obstetri Fisiologi (kin Obstetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.
Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP.

Anda mungkin juga menyukai